Askep Luka Ringan
Askep Luka Ringan
STUDY KASUS
Oleh:
PUTRI DESTIANA
NIM:14401201303
Penguji I
Penguji II
Penguji III
Mengetahui,
KA Prody DIII Keperawatan
Idayati,S.Kep. ,M.Kes
NBM :831884
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat
menylesaikan laporan studi kasus ini sesuai waktu yang telah di tentukan . laporan
studi kasus ini berjudul :”Asuhan Keperawatan pada Ny.E dengan Gangguan Sistem
Umum Daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tanggal 19-21 Mei 2016”.
Penulisan Laporan studi kasus ini di anjurkan sebagai salah satu tugas akhir dalam
Lmapung. Selama penulisan dan penyusunan laporan studi kasus ini penulis banyak
mendapat bantuan baik moril maupun bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan study kasus ini masih
banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Semoga study kasus ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya serta profesi keperawatan
khususnya
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................3
C. Ruang Lingkup...............................................................................................4
D. Metode Penulisan...........................................................................................4
E. Sistematika Laporan.......................................................................................4
A. Pengkjaian......................................................................................................37
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................58
D. Implementasi..................................................................................................66
E. Evaluasi..........................................................................................................66
BAB IV PEMBHASAN
A. Pengkajian......................................................................................................76
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................77
D. Evaluasi..........................................................................................................82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................84
B. Saran..............................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang di sertai
atau tanpa pendarahan interstitial dalam substansi otak tanpa di ikuti terputusnya
yang memiliki akibat yang komplek karena kepala merupakan pusat kehidupan
(SAMSAT) polda metro jaya (2006) pada tahun 2002 tercatat 1220 kejadian
kecelakaan lalu lintas =1,89 per 100.000 penduduk dan tahun 2006 tercatat 4.407
kecelakaan, sedangkan menurut catatan direktorat lalu lintas pada metro jaya pada
mengakibatkan 13 orang meninggal dunia karena dengan case fatality rate 11,7%
utama kematian pada pasien berusia dibawah 45 dan hampir 50 % nya merupakan
cidera kepala traumatic. Kematian akibat trauma kepala sebanyak 11% dari 448
diindonesia angka kejadian trauma kepala pada tahun 2004 dan 2005 sebanyak
1426 kasus. Berdasarkan data bulan januari 2010 sampai dengan agustus 2011 di
(Brunhosbastos, 2011).
Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung
pasien dengan kasus cedera kepala ringan rawat inap di ruang Bougenvil selama 5
bulan terakhir, periode Januari-Mei 2016, didapatkan bahwa pasien dengan cedera
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa angka kejadian cidera kepala meningkat
pada Tn. D dengan masalah utama gangguan system persyarafan: Cedera Kepala
Ringan (CKR) di ruang Bougenvil RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung tanggal 16-17 Mei 2016 sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Lampung.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan laporan studi kasus ini adalah penulis mampu
menggambarkan :
kepala ringan
b. Pengkajian status kesehatan pada klien dengan cidera kepala ringan secara
komprehensif
c. Analisa data hasil pengkajian pada pasien dengan cidera kepala ringan
kepala ringan
Ruang lingkup dari penulisan laporan studi kasus ini adalah membahas tentang
asuhan keparawatan dengan cidera kepala ringan pada Ny.E yang dilaksanakan
pada tanggal 19-21 mei 2016 di Ruang Bougenvil Rumah Sakit Dr.Hi.Abdoel
D. Metode Penulisan
pada Ny.E dangan gangguan system Persyarafan: cidera kepala ringan adalah
dengan melakukan metode deskriptif yang berbentuk laporan kasus, adapun teknik
kepustakaan
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Ruang Lingkup
D. Manfaat Penulisan
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
D. Implementasai dan
Evaluasi BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
D. Implementasi
E. Evaluasi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TORITIS
1. Definisi
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang
Cedera kepala (terbuka & tertutup) terdiri dari fraktur tengkorak cranio
deselerasi otak). Trauma sekunder akibat trauma syaraf (mil akson) yang
utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat
b. Terjatuh
c. Kecelakaan industry
d. Kecelakaan olahraga
a. Trauma tajam
b. Trauma tumpul
duanya.
3. Patofisiologi
relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah. Kedua kekuatan ini
mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba – tiba
tanpa kontak langsung seperti yang terjadi bila posisi badan berubah
secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa dikombinasi dengan pengubahan
robekan pada substansi alba dan batang orak Cedera primer yang terjadi
pada waktu benturan pada waktu benturan, mungkin karena memar pada
isi intra kronial dan akhirnya peningkatan tekanan intra kranial (TIK).
massa lesi, pergeseran otak atau hernia. Cedera otak menyebar dikaitkan
dengan kerusakan yang menyebar secara luas dan terjadi dalam 4 bentuk
yaitu : cedera akson menyebar hemoragi kecil multiple pada seluruh otak.
Jenis cedera ini menyebabkan koma bukan karena kompresi pada batang
otak tetapi karena cedera menyebar pada hemisfer serebral, batang otak
atau dua – duanya, situasi yang terjadi pada hampir 50 % pasien yang
1) Kekuatan benturan
isi dalam tengkorak yang keras bergerak dan otak akan membentur
3) Lokasi benturan
mesensefalon.
4) Rotasi
GCS 13-15
GCS 9-12
GCS 3-8
Secara umum tanda dan gejala pada cidera kepala meliputi ada atau tidak
1. Fraktur tengkorak
terjadi adalah:
2. Kesadaran
6. Komplikasi
b. Kejang
c. Pneumonia
d. Perdarahan gastrointestinal
e. Disritmia jantung
f. Syndrome of inappropriate secretion of antidiuretic hormone (SIADH)
g. Hidrosepalus
7. Diagnostic
a. CT Scan / X ray
c. Angiografi Serebral
patologis
meningkatkan TIK
h. Elektrolit Serum
komposisi, tekanan)
8. Penatalaksanaan
meliputi :
a. Penatalaksanaan Medis
umum.
5) Pemberian antibiotic.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Pemantauan TIK
2) Pemantauan TTV
4) Pemantauan TT
1. Pengkajian
Menurut Doengoes (2002), hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan
a. Aktivitas da istirahat
c. Integritas Ego
d. Eliminasi
e. Makanan / Cairan.
f. Neurosensori
penciuman.
g. Nyeri / kenyamanan
Gejala : sakit kepala dengan intensitas dan lokasi nyeri yang berbeda
biasanya lama
i. Keamanan
rentang gerak sendi tonus otot hilang, kekuatan otot secara umum
j. Interaksi Sosial
ulang.
2. Diagnosa Keperawatan
diantaranya :
hematoma.
konflik psikologis
pembatasan cairan
3) Nyeri kepala
TIK
Intervensi :
otak yang konstan pada saat ada fluktuasi tekanan darah sistemik.
edema otak.
rhinorhea, otorrhea.
mengejan.
ditoleransi.
mungkin.
dengan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
ketidakteraturan pernapasan.
wheezing, krekel.
Rasional: Untuk mengidentifikasi adanya masalah paru seperti
napasnya sendiri.
indikasi.
jalan napas.
Ditandain dengan :
2) Peningkatan
Intervensi :
nosokomial.
karakteristiknya.
komplikasi selanjutnya.
3) Pantau suhu tubuh secara teratur, catat adanya demam, menggigil.
3) Ketidakmampuan menilai.
Kriteria hasil :
halusinasi.
kepala
(radio,tape).
terapi kognitif.
konseptual.
dengan :
1) Paresis / plegia
2) Pasien bedrest
Intervensi :
dilakukan.
ketergantungan (0-4).
khusus (nilai 3), atau tergantung secara total pada pemberi asuhan
(nilai 4).
3) Atur posisi klien dan ubah posisi secara teratur tiap dua jam sekali
otot.
2) Mual, muntah
3) Penurunan berat
makan
lambung
2) Pengalihan perhatian
kejadian
Kriteria hasil :
respon marah
berfikir normal.
masalah.
4) Ht meningkat
7) Penurunan BB
Kriteri hasil :
Intervensi :
jika output urine <30 ml/jam, Bj urine > 1.025 indikasi kekurangan
cairan
3) Kerusakan kognitif.
4) Disorientasi.
5) Bedrest.
Kriteria hasil :
otot normal
Intervensi :
TINJAUAN KASUS
Ruang : Boungenvil
Pukul : 09.00.WIB
A. Pengkajian
1. Data Dasar
a. Identitas klien
1) Nama : Ny.E
2) Usia : 33 tahun
5) Pekerjaan : IRT
6) Agama : Islam
7) Pendidikan : SD
8) Suku : Lampung
1) Nama : Ny.A
2) Umur : 50 Tahun
6) Pendidikan : SD
2. Riwayat kesehatan
Klien mengatakan klien masuk rumah sakit umum daerah dr. H Abdoel
Moelok melalui IGD pada tanggal 16 mei 2016, diantar oleh keluarga karena
kecelakaan lalulintas sejak 13 Mei 2016 motor dengan mobil, saat setelah
kecelakaan pasien tidak sadar dan tidak dapat berbicara, klien juga tidak
dapat diajak komunikasi, tingkat kesadran GCS : 12, E :4 M:6 V:2 dan
500 mg/8 jam, manitol 125 cc/6 jam, ranitidine 1 ampul/12 jam.
nyeri kepala, nyeri bertambah saat untuk bergerak dan berkurang saat
obatan, klien tidak ada riwayat kecelakaan dan operasi sebelumnya. Klien
Genogram
Keterangan :
penyakit seperti klien maupun riwayat menular seperti TBC, dan hepatitis
e. Riwayat Psikososial-spiritual
1) Psikososial
pada dirinya
sudah menikah
dapat sembuh.
2) Sosial
Saat sehat:
Saat sakit:
Ibu klien mengatakan klien dan keluarga mengerti tentang penyakit yang
tidak mengetahui, dan ibu klien mengatakan jika klien tidak mengetahui jika
g. Lingkungan
1) Rumah
2) Pekerjaan
a) Pola nutrisi
Saat sehat:
Saat sakit:
Ibu klien mengatakan klien makan lewat mulut, klien diberi makan
bubur biasa porsi dari rumah sakit, klien mendapatka diit nasi lembek
atau bubur dan lauk, klien mengatakan tidak nafsu makan, klien
b) Pola cairan
Saat sehat:
2) Pola Eliminasi
Saat sehat:
warna urine kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan saat BAK.
Saat sakit
warna urine kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan saat BAK
Saat sehat:
Saat sakit:
c) IWL
Rumus IWL : 10 x kgBB
: 10 x 45 kg
: 450cc
d) Balance cairan
: (infus+minum)-(IWL+BAK+muntah)
: (750+1000)-(450+1200+0)
: 1750-1650 : 100 cc
Saat sehat:
sabun mandi, oral higiene 2x perhari (pagi, sore) saat mandi, cuci
Saat sakit:
Klien mengatakan sejak dirawat dirumah sakit klien tidak mandi, klien
hanya di lap dengan air hangat pada pagi hari, klien tidak mencuci
Saat sehat:
Klien mengatakan klien tidur kurang lebih 5-6 jam/hari, tidak ada
Ibu klien mengatakan klien tidur kurang lebih 3-4 jam/hari, klien
Saat sehat:
Saat sakit:
tidur dan dibantu oleh keluarga dan perawat, klien hanya terbaring
ditempat tidur.
Saat sehat:
Saat sakit:
i. Pengkajian Fisik
1) Pemeriksaan Umum
Nadi : 76x/menit
Pernapasan : 24x/menit
IMT :
a) Sistem penglihatan
b) Sistem pendengaran
Posisi telinga simetris antara kanan dan kiri, terdapat cairan pada
c) Sistem wicara
Dada klien simetris, klien tidak sesak, irama teratur, bunyi napas
e) Sistem kardiovaskuler
Sirkulasi perifer:
Nadi 76x/menit, irama teratur, denyut nadi kuat, tidak ada distensi
vena jugularis, kulit teraba hangat, warna kulit tidak pucat, tidak
Sirkulasi jantung
jantung lup dup, tidak ada nyeri dada, akral hangat, tidak ada
kesemutan.
f) Sistem Neurologi
nistagmus.
reflek kornea baik, otot masester dan temporalis teraba kuat pada
menrasakan manis.
Klien mendengar detak jarum jam, tes rinne positif dan tes weber
negative.
menelan
8) Nervus Aksesorius Spinal ( N.XI. Motorik)
kekiri.
Pemeriksaan Reflek
Reflek Fisiologi
Reflek patologis
g) Sistem pencernaan
usus 5x/menit, tidak ada asites, tidak terdapat luka post op, tidak ada
h) Sistem imunologi
Napas tidak ada bau keton, tidak terdapat luka, tidak ada
j) Sistem urogenital
Tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada nyeri tekan, klien
k) Sistem integumen
terdapat luka memar di kaki sebelah kanan 5 cm, kuku klien terlihat
kotor.
l) Sistem Muskuloskeletal
5555 5555
j) Pemeriksaan penunjang
1. Pemerikasaan laboratorim
Tanggal : 13-5-2016
Hematokrit 30 42-54
Basofil
Eosinofil 0 0-1
Batang 1 1-3
Segmen 0 2-6
Limfosit 93 50-70
Monosit 4 20-40
2 2-8
2. Pemeriksaan diagnostic
k) Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Medis
pemberian pemberian
1. 20-5-2016 Infus RL 20 tetes/menit/ IV
2) Penatalaksaan Keperawatan
1. Monitor TTV
Klien mengatakan klien masuk rumah sakit umum daerah dr. H Abdoel
Moelok melalui IGD pada tanggal 16 mei 2016, diantar oleh keluarga karena
kecelakaan lalulintas sejak 13 Mei 2016 motor dengan mobil, saat setelah
kecelakaan pasien tidak sadar dan tidak dapat berbicara, klien juga tidak dapat
diajak komunikasi, tingkat kesadran GCS : 12, E :4 M:6 V:2 dan mendapat
teravi IVFD RL 20 Tpm, injeksi ceftriaxone 1gr/12 jam, kalnex 500 mg/8 jam,
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 19 mei 2016 klien mengatakan nyeri
kepala, nyeri bertambah saat untuk bergerak dan berkurang saat beristirahat,
klien mengatakan nyeri seperti tertimpa benda berat, klien mengatakan nyeri
tesr weber negatif, klien mengalami disorientasi waktu, tempat dan orang,
ampul/12jam
m. Data focus
Data subjektif :
saat beristirahat
karena kecelakaan
dan orang
11) Ibu klien mengatakan klien tidak bisa melakukan aktivitas sendiri
Data objektif:
1) TD : 120/80 mmhg
2) Suhu : 35,6˚c
3) RR : 24x/menit
4) Nadi : 65x/menit
glosofaringeus)
8) Saat ditanya nama anaknya klien tidak tau siapa nama anaknya
9) Saat ditanya kenapa klien masuk RS klien menjawab hanya karena sakit
16) BB klien 45 kg
DO:
- TD : 120/80 mmhg
- Suhu : 35,6˚c
- RR : 24x/menit
- Nadi : 65x/menit
- Terdapat gangguan pada Nervus
I, VIII, IX (olfaktorius,
vestibulokoklear, glosofaringeus)
- Test weber positif
- Hasil CT scan intraserebral
hematom
2. DS :
- Keluarga klien mengatakan klien Gangguan Kerusakan kognitif
tidak tau kalau klien masuk RS persepsi sensorik
karena kecelakaan
- Keluarga klien mengatakan klien
sering lupa dengan tempat,
waktu dan orang
DO :
- Saat ditanya nama anaknya
klien tidak tau siapa nama
anaknya
- Saat ditanya kenapa klien masuk
rumah sakit klien menjawab
hanya karena sakit
- Klien tidak mampu menghitung
mundur 10-1
- Klien tampak bingung
3.
DS : Resiko tinggi Tidak adekuatnya
- Keluarga klien mengatakan klien nutrisi kurang dari asupan nutrisi
sering lupa dengan tempat, kebutuhan tubuh
waktu dan orang
- Klien mengatakan tidak nafsu
makan
- Keluarga klien mengatakan klien
hanya makan 2-3 sendok
- Klien mengatakan mual
DO :
- Klien terlihat lemah
- Klien makan 2-3 sendok
- Makanan klien tidak habis
- BB klien 45 kg
4. DS :
- Ibu klien mengatakan klien lemah Definisi Keterbatasan gerak
- Ibu klien mengatakan klien tidak perawatan diri
bisa melakukan aktivitas sendiri
- Ibu klien mengatakan selama di
RS klien belum pernah mandi
- Ibu klien mengatakan klien hanya
di lap saja
DO :
- Klien tampak kusam
- Mulut klien berbau tidak sedap
- Rambut klien kotor
- Kuku klien panjang dan kotor
B. Daftar Masalah
DO :
- Klien terlihat
lemah
- Klien makan 2
3 sendok
- Makanan klien
tidak habis
- BB klien
DO :
- Klien tampak
kusam
- Mulut klien
berbau tidak
sedap
- Rambut klien
kotor
- Kuku klien
panjang dan
kotor
E. Catatan Perkembangan
Tanggal/
No No.Dx Implementasi Paraf Evaluasi
Waktu
1. 19-Mei-16 I 1. Memantau GCS S:
R : klien kooperatif - Klien mengatakan pusing
09.00 wib H : GCS
E3M6V5 O:
- GCS
2. Memantau TTV
09.10 wib EMV
R : klien kooperatif - TD : 120/80 mmhg
H : TD : 120/80mmhg - Nadi : 76x/menit
Nadi : 76x/menit - RR : 24x/menit
RR : 24x/menit
- Suhu : 35,6˚
Suhu : 35,6˚c
- Posisi kepala 45˚
- Reflek terhadap cahaya baik
A : gangguan perfusi jaringan serebral
09.20 wib 3. Meninggikan kepala belum teratasi klien mengatakan
dengan sudut 15-45˚ masih nyeri
R : Klien kooperatif
H : Posisi kepala 45˚ P : Lanjutkan intervensi
1. Pantau, catat status neurologi
4. Mengevaluasi pupil sesering mungkin
terhadap rangsang cahay 2. Monitor TTV
R : Klien kooperatif 3. Tinggikan posisi kepala dengan
H : Reflek terhadap sudut 15-45˚
cahaya baik 4. Libatkan keluarga dalam melakukan
aktivitas keperawatan dan aktivitas
pasien seminimal mungkin
5. Kolaborasi dalam pemberian obat
anti edema : manitol sesuai indikasi
2. 19-Mei-16 II 1. Mengkaji orientasi pasien S:
R : Klien mau bekerjasama - Keluarga klien mengatakan klien
H : Klien salah/lupa nama sering lupa dengan tempat, waktu,
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji orientasi pasien
2. Buatkan jadwal kegiatan sehari-hari
3. Memperkenalkan keluarga tman
dan rumah kepada pasien
4. Libatkan keluarga lakukan latihan
memori sederhana
5. Dokumentasikan kemampuan
memori pasien
3. 19-5-16 III 1. Mengkaji factor yang S:
menyebabkan mual - Klien mengatakan mual
R : Klien mau bekerja sama
H : Klien mengatakan mual
karena pusing O:
- klien mengatakan mual karena pusing
2. Menganjurkan makan sedikit - klien makan 2-3 sendok
tapi sering
R : Klien kooperatif
H : Klien makan 2-3 sendok A:
resiko tinggi nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh kurang dari kebutuhan
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji factor yang menyebabkan mual
2. beri makan selagi hangat
3. Anjurkan makan sedikit tapi sering
4. Anjurkan untuk menghindari makan
yang mengandung asam
5. Kolaborasi dalam pemberian obat
4 19-5-2016 IV 1. Mengidentifikasi S:
kemampuan yang tepat di - Ibu klien mengatakan klien belum
lakukan pasien pernah mandi hanya di lap
R: Klien mau bekerja sama
H: Klien hanya bisa
berbaring O:
- Kuku klien panjang dan kotor
2. Memantau kebersihan kuku - Mulut klien berbau tidak sedap
dan kulit klien
R: Klien mau bekerja sama
H: Kuku klien panjang dan A:
kotor. defisit perawatan diri belum teratasai
P: Lanjutkan intervensi
1. identifikasi kemampuan yang tepat
di lakukan pasien
2. bantu pasien secara bertahap
kebutuhan perawatan klien
3. pantau kebersihan kuku dan kulit
klien
4. anjurkan keluarga berpatisipasi
dalam klien mandi dan oral hygine
1 20-05- 1. Memantau, catat status S:
2016 neurologi sesering mungkin - Klien mengatakan Pusing
R: Klien koooperatif
H; GCS 14, E3M6V5
2. Meonitor TTV O:
TD : 120/80 mmhg - GCS 14
Nadi : 76x/menit TD : 120/80 mmhg
RR : 26x/menit Nadi : 76x/menit
Suhu : 35,8˚ RR : 26x/menit
Suhu : 35,8˚
- posisi klien 45˚
- rangsangan pupil baik
obat masuk melalui IV manitol
Kalnex
3. Mengevaluasi pupil A:
terhadap rangsangan gangguan perfusi jarinagn serebral belum
R: klien mau berkeja sama teratasi
H: rangsangan pupil baik
P: Lanjutkan intervensi
4. Meinggikan posisi kepala 1. Kaji TTV
dengan sudut 15-45˚ 2. Kaji tinggkat kesadaran
R: klien mau bekerjasama 3. Tinggikan posisi kepala
H: posisi klien 45˚
4 IV 1. Mengidentifikasi S
kemamapuan yang dapat - Klien hanya berbaring
dilakukan pasien
R : Klien mau bekerja sama O:
H : Klien hanya bisa - Kuku klien pendek dan bersih
berbaring - mulut klien berbau tidak sedap
2. Membantu pasien secara - Klien di mandikan oleh keluarga
bertahap kebutuhan
perawatan klien A:
R : klien mau bekerja sama Masalah defisit perawatan diri belum
H : klien kuku di potong teratasi
3. Mempantau kebersihan kuku
dan kulit klien P: Lanjutkan intervensi
R: Klien mau bekerja sama 1. Mengidentifikasi kemamapuan
H: Kuku klien pendek dan yang dapat dilakukan pasien
bersih 2. Bantu pasien secara bertahap
4. Menganjurkan keluarga kebutuhan perawatan klien
berpatisipasi dalam klien 3. anjurkan keluarga berpatisipasi
mandi dan oral hygine dalam klien mandi dan oral hygine
BAB IV
PEMBAHASAN
yang di peroleh dari hasil perbandingan perbandingan antara BAB II dan BAB III
(landasan teori dan tujuan khusus) yang penulis dapatkan selama melakukan asuhan
ringan (CKR) di ruang Bougenvil RSUDAM Abdoel Moeloek tanggal 19-21 Mei
A. Pengkajian
dapat menemukan masalah sesuai keadaan yang ada pada pasien. Dalam
kesulitan karena penulis melihat langsung dan turut serta dalam mengumpulkan
1. Pada teori di temukan tanda dan gejala cidera kepala ringan yaitu : gangguan
76
2. Sedangkan pada saat pengkajian dan pemeriksaan pada Ny.E pada tanggal
19 Mei 2016, data yang penulis dapatkan yaitu: nyeri kepala, pusing, mual,
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnose yang mungkin muncul pada pasien cidera kepala ringan (CKR)
adalah:
rusak, prosedur invasive, penurunan kerja silia, stasis cairan tubuh, kekurangan
psikologis.
cairan.
darah.
3. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak
darah.
Intervensi:
Intervensi:
3. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak
Intervensi:
Intervensi:
5. Identifikasi kemampuan yang dapat dilakukan pasien
6. Bantu pasien secara bertahap kebutuhan perawatan diri pasien
7. Pantau kebersihan kuku dan kulit
8. Ajarkan keluarga untuk berpartisipasi dalam klien mandi dan oral hygiene
2. Diagnosa II
Gangguan persepsi sensorik berhubungan dengan Kerusakan kognitif belum
teratasi di buktikan dengan klien masih mengalami disorientasi tempat, waktu,
dan orang. Diharapkan perawat pelaksana di ruang bougenvil dapat
melanjutkan intervensi yang telah di buat oleh penulis yaitu: Kaji orientasi
pasien, Buatkan jadwal kegiatan sehari-hari, Memperkenalkan keluarga tman
dan rumah kepada pasien, Libatkan keluarga lakukan latihan memori
sederhana, Dokumentasikan kemampuan memori pasien.
3. Diagnosa III
Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak
adekuatnya asupan nutrisi teratasi sebagian, Diharapkan perawat pelaksana di
ruang bougenvil dapat melanjutkan intervensi yang telah di buat oleh penulis
yaitu: Kaji factor yang menyebabkan mual, Beri makan selagi hangat,
Anjurkan makan sedikit tapi sering, Anjurkan untuk menghindari makanan
yang mengandung asam, Kolaborasi dalam pemberian obat
4. Diagnosa IV
Kurang perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan gerak. Diharapkan
perawat pelaksana di ruang bougenvil dapat melanjutkan intervensi yang telah
di buat oleh penulis yaitu: Identifikasi kemampuan yang dapat dilakukan
pasien, Bantu pasien secara bertahap kebutuhan perawatan diri pasien, Pantau
kebersihan kuku dan kulit, Ajarkan keluarga untuk berpartisipasi dalam klien
mandi dan oral hygiene
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny.E dengan diagnose cidera kepala ringan
di ruang Bougenvil Rumah Sakit Umum Daerah Hi. Abdoel Moelok Provinsi
Lampung dapat di simpulkan:
1. Pengkajian
Setelah di lakukan pengkajian pada Ny.E tidak semua tanda dan gejala di
temukan seperti penurunan kesadaran, muntah, sukar untuk di bangunkan,
tidak sianosis, sesak nafas dan hipoksia.
2. Diagnose keperawatan
Ada empat diagnosa yang penulis tegakkan yaitu Perubahan perfusi jaringan
3. Intervensi
Pada klien dengan cidera kepala ringan rencana dan tujuannya mencegah
terjadinya komplikasi yang berlanjut dan sesuai dengan ketentuan dan teori
prosedur, prinsip tindakan, landasan teori yang ada dan di sesuaikan dengan
5. Evaluasi
Evaluasi dari asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan sala 3 hari dimulai
dari tanggal 19-21 Mei 2016, keempat masalah keperawatan pada Ny.E sudah
B. Saran
Saran ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas asuhan keperawatan
minum obat sesuai instruksi, istirahat yang cukup, dan berhati-hati dalam
melakukan segala hal seperti pada saat berkendaraan atau sedang bekerja dan
3. Institusi