Anda di halaman 1dari 6

Nama : Kevin Ramadhana Towa

Nim : 1910101010072

Periode Ketiga : Gerakan-gerakan Dekonstruksi

1.Pendahuluan

Untuk memulai pemahaman ini, pertama-tama kita perlu memahami apa itu gerakan sosial. Untuk
mengulangi definisi yang sudah dikemukakan, gerakan sosial dapat diartikan sebagai upaya
terorganisir oleh banyak orang untuk membawa atau menghalangi perubahan sosial, politik,
ekonomi, atau budaya. Didefinisikan dengan cara ini, gerakan sosial mungkin terdengar mirip dengan
kelompok minat khusus, dan mereka memiliki beberapa kesamaan. Tetapi perbedaan utama antara
gerakan sosial dan kelompok kepentingan khusus terletak pada sifat tindakan mereka. Kelompok
kepentingan khusus biasanya bekerja di dalam sistem melalui aktivitas politik konvensional seperti
lobi dan kampanye pemilu. Sebaliknya, gerakan sosial seringkali bekerja di luar sistem dengan
terlibat dalam berbagai jenis protes, termasuk demonstrasi, antrean, aksi duduk, dan terkadang
kekerasan langsung.

Sosiolog mengidentifikasi beberapa jenis gerakan sosial menurut sifat dan tingkat perubahan yang
mereka cari. Tipologi ini membantu kita memahami perbedaan di antara banyak jenis gerakan sosial
yang ada di masa lalu dan terus ada hingga saat ini (Snow & Soule, 2009).

Salah satu jenis gerakan sosial yang paling umum dan penting adalah gerakan reformasi, yang
berupaya membatasi, meskipun masih signifikan, perubahan dalam beberapa aspek sistem politik,
ekonomi, atau sosial suatu negara. Ia tidak mencoba untuk menggulingkan pemerintah yang ada
tetapi bekerja untuk memperbaiki kondisi di dalam rezim yang ada. Beberapa gerakan sosial
terpenting dalam sejarah AS adalah gerakan reformasi. Ini termasuk gerakan abolisionis sebelum
Perang Sipil, gerakan hak pilih perempuan setelah Perang Sipil, gerakan buruh, gerakan hak-hak sipil
Selatan, gerakan anti-perang era Vietnam, gerakan wanita kontemporer, gerakan hak-hak gay, dan
gerakan lingkungan. .

Sebuah gerakan revolusioner melangkah satu langkah besar lebih jauh dari gerakan reformasi dalam
upaya untuk menggulingkan pemerintah yang ada dan untuk mewujudkan yang baru dan bahkan
cara hidup yang baru. Gerakan revolusioner adalah hal biasa di masa lalu dan bertanggung jawab
atas revolusi besar dunia di Rusia, Cina, dan beberapa negara lain. Reformasi dan gerakan
revolusioner sering disebut sebagai gerakan politik karena perubahan yang mereka incar bersifat
politis.
Jenis gerakan politik yang lain adalah gerakan reaksioner, dinamakan demikian karena berusaha
menghalangi perubahan sosial atau membalikkan perubahan sosial yang sudah dicapai. Gerakan
anti-aborsi adalah contoh kontemporer dari gerakan reaksioner, yang muncul setelah Mahkamah
Agung AS melegalkan sebagian besar aborsi dalam Roe v. Wade (1973) dan berupaya membatasi
atau menghilangkan legalitas aborsi.

2.Latar belakang

sejarah yang membidani lahirnya paradigma-paradigma baru menjelang 1980-an dapat dirangkum
dalam beberapa perkembangan, yang kebanyakan memperlihatkan adanya penilaian yang kurang
optimistis dan kurang menguntungkan dari para ahli sosiologi gerakan kemasyarakatan mengenai
gerakan-gerakan yang mereka pelajari.

Pertama, gerakan-gerakan di tahun 1960-an mengalami kesulitan-kesulitan'yang cukup berarti yang


menyebabkan berkurangnya penilaian-penilaian positif dan optimistik terhadap gerakan-gerakan itu
sendiri. Di samping itu, muncul pula pengakuan bahwa keberhasilan sebuah Gerakan merupakan
sebuah konsep yang menuntur analisis historis jangka-panjang dan bahwa memulai upaya-upaya
pembaharuan atau membentuk sebuah rezim baru merupakan langkah pertama di dalam
keberhasilan sebuah gerakan namun mungkin diingkari oleh problem-problem yang muncul
sesudahnya yang dihadapi dalam menjabarkan upaya-upaya pembaharuan. Rezim-rezim yang
dibangun berdasarkan gerakan revolusioner menghadapi masalah, sehingga tindakan perampasan
kekuasaan secara revolusioner merupakan satu-satunya jalan untuk menjamin keberhasilan sebuah
gerakan.

Kedua, tipe-tipe baru gerakan kemasyarakaran memperlihatkan adanya tantangan terhadap


pandangan Marxis dan liberal-pluralis mengenai Gerakan kemasyarakaran, seperti tercermin dalam
fundamentalisme keagamaan, neo-Nazisme, dan gerakan-gerakan ultra-nasionalis. Ruang lingkup
munculnya gerakan-gerakan ini mencakupi tren-tren ekonomi dan politik yang baru. Kalau dilihat
secara bersama-sama, isu-isu ini melahirkan pandangan yang negatif terhadap gerakan-gerakan
kemasyarakatan dan upaya modifikasi besar-besaran dalam paradigma mobilisasi sumber daya serta
paradima-paradigma Marxis.

Gerakan-gerakan kemasyarakatan yang muncul di tahun 1960-an dan 1970-an, seperti revolusi-
revolusi berciri sosialis, gerakan-gerakan dekolonisasi, gerakan menuntut hak-hak sipil di negara-
negara maju, menemukan bahwa keberhasilan mereka pada masa-masa awal memicu lahirnya
"arus-balik" dan gerakan-gerakan tandingan. Fenomena arus-balik, kebangkitan,gerakan Gerakan-
gerakan tandingan memperlihatkan bahwa gerakan-gerakan kemasyarakatan tidak cuma menjadi
pelaku aktif yang berusaha memecahkan masalah-masalah strukrural (entah menyangkut kondisi-
kondisi obyektif ataupun menyangkut ketegangan-ketegangan struktural). Masalah-masalah
structural pada kenyataannyajuga merupakan aktor-aktor dengan agenda-agendanya tersendiri
(Mansbridge,1986).
Teori-teori gerakan kemasyarakaran mesti memahami ide dan visi di balik gerakan-gerakan
tandingan jadi bukan cuma organisasi dan strateginya. Para penganut teori mobilisasi sumber daya
telah memberikan perhatian secukupnya pada gerakan-gerakan randingan namun mungkin
memperlakukannya dalam cara yang rerlalu reduksionistis,di mana mereka melihar gerakan-gerakan
tandingan entah sebagai hambatan struktural bagi sebuah gerakan kemasyarakaran unruk diarasi
atau sebagai aktor-akror organisatoris yang dapar dianalisa dengan cara yang sama seperri
organisasi gerakan lainnya.

Para teoretisi mobilisasi sumber daya telah memberikan perhatian yang relarif lebih kecil terhadap
ideologi gerakan-gerakan randingan arau terhadap makna historisnya yang lebih luas. Misalnya,
Gerakan anti-aborsi di Amerika Serikat bukan cuma sebuah musuh organisasi dari kekuatan-
kekuatan pendukung pilihan bebas (pro-choice) untuk dianalisa hanya dalam hubungan dengan
straregi dan sumber-sumber daya; gerakan ini juga merupakan sebuah gerakan yang mempunyai
seperangkat wacana yang rumit yang bersekutu dengan tradisi-tradisi keagamaan yang konservatif,
sehingga upaya memahaminya secara mendalam terhadap apa yang nampak mesti didasarkan pada
sebuah analisis mengenai pertikaian antara tradisi keagamaan dan kebudayaan sekular moderen.

3. Aliran Pemikiran dan Perkembangan Internal

Atmosfer intelektual di tahun 1980-an dan 1990-an dijejali berbagai konsep seperti
dekonstruksionisme,postmodernisme, dan berakhirnya meta-naratif, studi-studi kebudayaan,
feminisme kultural, dan diskursi postkolonial. Dampak jaringan yang mempopuler dari aliran-aliran
pemikiran ini bersikap curiga terhadap konsep-konsep seperti kemajuan dan ilmu
pengetahuan,Marxisme dan ideal-ideal zaman Pencerahan juga dicurigai baik karena klaim-klaimnya
tentang kebenaran maupun karena visi mereka tentang kemajuan. Sikap kritis terhadap institusi-
institusi tetap tinggal sebagai bagian dari warisan zaman Pencerahan namun diskursi kritis tidak lagi
dilihat sebagai Langkah pertama menuju terciptanya sebuah masyarakat yang lebih baik. Upaya-
upaya masa lampau untuk mendefinisikan kemajuan, rasionalitas, dan nilai-nilai universal diyakini
telah tercemar oleh rasisme dan seksisme, dan dalam kasus tertentu terkandung pula di dalamnya
unsur ketakterarahan serta ilusi.Pencerahan iru sendiri tunduk di bawah penyelidikan yang kritis
karena diskursi-diskursinya tentang klasifikasi dan karena klaim-klaimnya terhadap kemajuan yang
mempengaruhi dan terus memperkuat praktek-praktek rasis, Eurosentris,dan seksis (Foucault,
1973,1977; Wallerstein,l 990).

Konflik yang paling intens berlatar belakangkan hal-hal di atas kerap memfokuskan diri pada apa
yang disebut representasi, yakni keterwakilan dalam media (cetak dan elektronik), dalam penulisan
akademis, dan dalam bermacam-macam diskursi lainnya. Persoalan-persoalan tentang representasi
tidak dilihat sebagai fenomena pinggiran (yaitu,tampang permukaan dari sebuah konflik yang lebih
"nyata" dan lebih dalam menyangkut kekuasaan kelembagaan dan sumber-sumber daya) persoalan
mengenai diskursi dan representasi merupakan isu riil. Sebab, adanya ketidaksamaan dalam hal
kekuasaan bukan semata-mata terungkap di dalam diskursi melainkan juga secara nyata terbentuk
di dalam diskursi itu sendiri. Makanya perspektif kultural memberikan prioritas pada
pengidentifikasian dan penyingkapan permainan-permainan kekuasaan yang diskursif ini. Misalnya,
gambaran-gambaran tentang kaum perempuan dan kaum kulit berwarna dalam media terus-
menerus membangun dan melanggengkan seksisme dan rasisme. Gambaran-gambaran dan
representasi-representasi tersebut mendahului dan melahirkan tindakan-tindakan seperti kekerasan
terhadap perempuan dan diskriminasi terhadap perempuan serta kelompok ernis tertentu dalam hal
memperoleh dan memilih pekerjaan. Lewat gambaran dan representasi inilah beberapa kategori
manusia dibangun sebagai yang dominan dan yang lainnya sebagai subordinasi. Istilah
"marginalisasi", yang mengacu kepada ketidaksamaan dalam hal memperoleh kekuasaan di dalam
sebuah proses kultural,tengah menggantikan kata-kata seperti "penindasan" dan "eksploitasi", yeng
mengacu kepada ketegangan-ketegangan struktural yang berakar didalam kekuasaan politik
kelembagaan dan dominasi ekonomi.

4. Pengaruhnya terhadap Teori Gerakan Kemasyarakatan

Perubahan-perubahan yang terjadi baik di dalam gerakan-gerakan itu sendiri maupun di dalam
aliran-aliran pemikiran yang lebih luas pada masa ini turut pula menghasilkan perubahan-perubahan
di dalam reori gerakan kemasyarakatan.Karena perubahan-perubahan ini sedang berjalan saat ini,
tidaklah mudah menganalisis hasil-hasilnya. Dalam banyak hal, pergeseran-pergeseran ini nampak
lebih halus dan perlahan ketimbang pergeseran yang terjadi dari periode pertama ke periode kedua
sekitar tahun 1960. Pergeseran yang terjadi saat ini dimulai lebih sebagai sebuah pergeseran
penekanan, sebuah reevaluasi yang halus dan bersifat tambahan, ketimbang sebagai sebuah
terobosan kualitatif dari paradigma-paradigma yang ada.

5.Tema-tema yang Muncul Pada Periode Ketiga

Pada periode ketiga muncul beberapa tema sebagai berikut ini. Pertama, gerakan-gerakan
kemasyarakatan mesti dimengerti tidak hanya dalam kaitan dengan perilaku organisatoris tetapi
juga dalam kaitan dengan sistem kepercayaan, ideologi,dan wacana-wacana yang
berkembang.Kedua, Meskipun periode 1960-an mewakili,sebuah gelombang gerakan-gerakan
kemasyarakatan yang mempunyai ideologi yang cocok dengan pluralisme liberal atau sosialisme
demokratis, sistem-sistem kepercayaan ini membentuk Cuma sebagian kecil dari spektrum ideologis.
Teori gerakan kemasyarakatan mesti menaruh perhatian pada pembentukan dan diseminasi sistem-
sistem kepercayaan dalam,iarak jangkau yang lebih luas.

Ketiga, ideologi-ideologi anti dan nonliberalkhususnya penting dalam meningkatnya jumlah gerakan-
gerakan tandingan yang berusaha menghalangi upaya-upaya pembaharuan,yang dimajukan oleh
gerakan-gerakan kemasyarakatan di tahun 1960-an dan 1970-an. Keempat, proses-proses gerakan
kemasyarakatan mencakup kerangka wakru yang lebih Panjang daripada yang disiapkan oleh banyak
teoretisi mobilisasi sumber daya untuk meneliti fenomena Gerakan kemasyarakatan di dalam riset-
riset yang mereka lakukan (Mayer, l99l).
Kelima, teori gerakan kemasyarakatan perlu melihat secara lebih cermat tidak hanya ideologi-
ideologi gerakan tetapi juga cara bagaimana sistem-sistem kepercayaan ini menyesuaikan diri atau
gagal menyesuaikan diri dengan sistem-sistem kepercayaan yang sudah lebih dulu ada di dalam
masyarakat. Penyatuan kerangka {frame alignment) dan perubahan kerangka (frametransformation)
merupakan dua konsep yang mengacu pada sejauh mana sistem-sistem kepercayaan sebuah
gerakan kemasyarakatan yang baru cocok atau malah menantang sistem-sistem kepercayaan yang
telah ada (Snow & Benford, 1988, 1992). Keenam, perlu pula menaruh perhatian yang lebih besar
terhadap cara bagaimana ideologi sebuah gerakan bergema kembali (atau bersekutu dengan
ideologi lain); bagaimana ia muncul dan menciptakan budaya resistensi populer (Mayer,l99l).

Ketujuh, Pembentukan identiras merupakan sebuah komponen penting dari setiap Gerakan
kemasyarakatan. Proses ini sama sekali bukan merupakan sesuaru yang rerberi dari sebuah struktur
sosial. Basis dukungan bagi mobilisasi sebuah gerakan tidak tersedia secara "alamiah" dan
otomatis;sebaliknya, basis itu dari dirinya sendiri merupakan sebuah konstruksi sosial (social
construct). Basis dukungan bisa saja mengarahkan sebuah gerakan menjadi agen bagi kelompok-
kelompok yang merasakan adanya regangan srrukrural (structural strain), namun gerakan juga
menciptakan basis dukungan bagi dirinya sendiri. Kedelapan, teori gerakan kemasyarakatan perlu
memberikan pula perhatian secukupnya kepada perubahan-perubahan yang tengah terjadi saat ini
didalam ekonomi global dan struktur politik.

Kesembilan, penring pula mempertahankan konsep-konsep reoreris dari periode kedua dan
mengintegrasikannya dengan hal-hal yang sedang muncul. Konsep-konsep seperri organisasi
Gerakan kemasyarakatan, mobilisasi sumber daya, dan struktur peluang politik merupakan nilai yang
berkelanjutan. Semua tema yang sedang muncul ini mencakupi perhatian yang lebih dekat terhadap
sejarah dan ideologi, serta pengakuan terhadap perubahan yang terencana sebagai sebuah proses
yang lebih perlahan dan lebih konfliktual daripada yang dipikirkan. Gerakan-gerakan
kemasyarakatan tidak hanya merupakan upaya-upaya pragmatis untuk memecahkan ketegangan-
ketegangan structural melalui strategi-strategi organisatoris tetapi juga menjadi bagian dari
perubahan-perubahan ideologis jangka panjang.

6. Apakah tiap periode tersebut masih relevan jika digambarkan melalui gerakan sosial masa kini?

Menurut saya jawaban yang paling tepat adalah Gerakan sosial sekarang sudah sangat progressive
bisa dilihat dari banyaknya dukungan-dukungan yang diberikan kepada kaum-kaum minoritas dan
bis akita lihat sendiri sekarang bukan hanya sama kedudukannya bisa dibilang kaum minoritas ini
terkadang diistimewakan (dalam artian yang positif) hal ini terjadi terutama di negara – negara
eropa dan America dimana Gerakan sosial sangat gencar bahkan mereka sudah mengakui banyak
seksualiatas dan ras yang sebelumnya mereka anggap sebelah mata.

7.berikan contoh bentuk gerakan sosial yang terjadi dalam 20 tahun terakhir yang masih sesuai
apabila kita kaji dengan tiap periode tersebut, dan jelaskan analisisnya mengapa. Jika tidak, beri juga
analisisnya mengapa.
Floyd, 46 tahun, terbunuh di tangan polisi di Minneapolis, anggota polisi Derek Chauvin, pria kulit
putih berusia 44 tahun, didakwa sebagai pelaku pembunuhan.Jam malam telah diberlakukan di
berbagai kota di Amerika Serikat dalam upaya meredam konflik antara demonstran dan polisi.Unjuk
rasa berskala besar telah terjadi setidaknya di 30 kota di Amerika Serikat.Di Chicago, demonstran
melempar batu ke arah polisi antihuru-hara, yang membalas dengan tembakan gas air mata.
Beberapa orang ditahan pada Sabtu.

Polisi di Los Angeles menembakkan peluru karet untuk membubarkan pengunjuk rasa yang
membakar mobil polisi. Foto-foto dari lapangan menunjukkan pengunjuk rasa berdiri di atas
kendaraan yang telah rusak.Selama dua hari berturut-turut, gerombolan besar pengunjuk rasa
berkumpul di depan Gedung Putih di Washington, DC.Di Atlanta, Georgia, di mana bangunan dirusak
pada Jumat, status darurat diberlakukan di wilayah tertentu untuk melindungi warga dan
properti.Ribuan orang juga turun ke jalanan di Minneapolis, New York, Atlanta dan
Philadelphia.Floyd, 46 tahun, terbunuh di tangan polisi di Minneapolis pada Senin lalu. Mantan
anggota polisi Derek Chauvin, seorang pria kulit putih berusia 44 tahun, telah didakwa atas
pembunuhan dan dijadwalkan muncul di pengadilan.

Menurut saya ini adalah bukti konkrit dimana massa telah menerima mengalami sebuah proses
mobolisasi yang mengantarkan mereka jauh dari periode sebelum-sebelumnya seorang george Floyd
yang merupakan warga kulit hitam mengerakkan hati masyarakat untuk bersuara atas ketidakadilan
yang terjadi atas persekusi seseorang berdasarkan rasnya hal ini menunjukkan betapa jauh progress
yang diraih sejak periode-periode sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai