Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Imajinasi Vol X no 1 Januari 2016

Jurnal Imajinasi
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi

Karakteristik Motif Batik Kendal Interpretasi dari Wilayah dan Letak


Geografis

Adhi Prasetyo, Singgih 1

Dosen Jurusan Seni Rupa, FIP UPGRIS, Semarang


1

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Kendal adalah kabupaten yang memiliki kontur geografs yang komplit
sebagai tempat penghasil batik. Batik mulai ramai diperbincangkan
Diterima Oktober 2015 dan dikenakan kembali ketika UNESO mencanagkan batik sebagai
Disetujui Desember 2015 warisan budaya dunia. Batik Kendal memiliki proses penciptaan yang
Dipublikasikan Januari 2016
cukup menarik dan keberagaman bentuk yang kreatif. Peciptaan desain
Keywords: ornamen dan pembuatan ornamen batik dilakukan utuk mendapatkan
motif batik; kekhasan motif batik Kendal. Proses ini dilakuka dengan cara mebuat
keberagaman; desain ornamen yang terinspirasi dari lingkungan sekitar. Keberaaman
geogafis; motif batik Kedal dipengaruhi oleh letak geogradfis wilayah yang terbagi
menjadi tiga wilayah, pesisir, dataran rendah dan pegunungan. Tiap-
tiap memiliki ciri khas yang berbeda. Sebagai saran, bagi para pengrajin
hendaknya lebih mengesplorasi lingkungannya untuk menjadi sebuah
inspirasi dalam penciptaan desain ornamen batik sebagai ciri khas batik
Kendal, sekaligus memanfaatkan pewarna alami untuk batiknya.

PEDAHULUAN pemberdayaan potensi daerah, membuat


Kendal merupakan sebuah kabupaen kota batik semakin dikenal di masyarakat.
yang terletak di provinsi Jawa Tengah. Demam batik yang melanda sebagian besar
Kabupaten Kendal memiliki letak geografis masyarakat menjadi lahan penghasilan
yang menarik, karena di wilayah Kendal bagi komunitas pengusaha batik, sehingga
terdapat pegunungan atau dataran tinggi, tidak mengherankan apabila bermunculan
dataran rendah, dan pesisir atau pantai. pengusaha batik baru di beberapa daerah
Ketiga karakter geografis masing-masing di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik
menghasilkan karya batik yang berbeda. dan Departemen Perindustrian pada tahun
Batik pada hakikatnya merupakan karya 2006 mencatat ada sekitar 48.300 unit
seni yang banyak memanfaatkan unsur usaha ketegori usaha mikro kecil menengah
ornamen pada kain dengan proses tutup (UKM) yang bergerak di industri perbatikan,
celup. Membatik atau menyungging pada dengan melibatkan lebih dari 792.300
kain dengan melampaui proses tutup celup tenaga kerja dengan nilai produksi yang
menggunakan malam sebagai penutup dan dihasilkan lebih dari 2,9 triliun rupiah dan
celup menggunakan pewarna cair, baik nilai ekspor sebesar 110 juta dolar AS.
yang menggunakan bahan pewarna kimia Peluang usaha batik kemudian
maupun yang menggunakan bahan pewarna menjadi sangat menjanjikan. Apalagi ketika
alami. UNESCO menetapkan batik Indonesia
Permintaan batik semakin meningkat sebagai salah satu dari 76 warisan budaya
dari waktu ke waktu. Selain perkembangan tak benda, membuat batik menjadi semakin
fashion, adanya program pemerintah diminati dan menjadi primadona andalan
yang gencar mengenai peningkatan untuk memenuhi kebutuhan dalam

Corresponding author : © 2016 Semarang State University. All rights reserved
Address: Jurusan Senirupa UPGRIS
Email : singguhadhi@yahoo.co.id
UNNES JOURNALS
52 Singgih Adhi Prasetyo, Karakteristik Motif Batik Kendal Interpretasi dari Wilayah dan Letak Geografis

negeri dan luar negeri. Ketika UNESCO motif batik Kendal di masing-masing daerah
mengkukuhkan bahwa batik menjadi hak yang memiliki perbedaan letak geografis.
paten milik Indonesia maka hal ini menjadi
peluang bagi masyarakat untuk berkreasi TINJAUAN PUSTAKA
menghasilkan motif dan corak kekhasan Secara etimologi kata batik berasal dari
dari daerah setempat. bahasa Jawa, yaitu ”tik” yang berarti titik/
Batik merupakan aset budaya bangsa matik (kata kerja, membuat titik) yang
yang secara turun temurun menjadi warisan kemudian berkembang menjadi istilah
pada setiap generasi sampai sekarang. ”batik” (Indonesia Indah ”batik”, 1997: 14).
Keunikan batik Indonesia tidak bisa Di samping itu, batik mempunyai pengertian
dibandingkan dengan batik-batik di negara yang berhubungan dengan membuat titik
lain sebab batik Indonesia berbeda bukan atau meneteskan malam pada kain mori.
hanya dalam proses pembuatannya tapi Menurut Hanggopuro (2002: 1-2) dalam
motifnya juga berbeda sebab berhubungan para penulis terdahulu menggunakan
dengan simbol kehidupan yang penuh istilah batik yang sebenarnya tidak ditulis
dengan nilai-nilai filosofis bangsa ini (www. dengan kata ”batik” akan tetapi seharusnya
kompasiana.com). ”bathik”. Hal ini mengacu pada huruf Jawa
Salah satu batik yang memiliki motif ”tha” bukan ”ta” dan pemakaiaan bathik
khas adalah batik Kendal yang berasal dari sebagai rangkaian dari titik adalah kurang
Kabupaten Kendal. Kabupaten Kendal kini tepat atau dikatakan salah. Berdasarkan
mulai bertransformasi dari konsumen batik etimologis tersebut sebenarnya batik
menjadi produsen batik yang diperhitungkan identik dikaitkan dengan suatu teknik
di tingkat nasional. Hal tersebut ditandai (proses) mulai penggambaran motif hingga
dengan mulai maraknya para perajin yang pelorodan. Salah satu yang menjadi ciri khas
memproduksi batik dalam skala besar dari batik adalah cara pengambaran motif
dengan corak khas tanah Bahurekso seperti pada kain melalui proses pemalaman yaitu
sulur daun pohon Kendal, motif Kaliwungu mengoreskan cairan lilin yang ditempatkan
dan motif lainnya. pada wadah yang bernama canting.
Setiap daerah di Kabupaten Kendal Menurut Hamzuri (1985), batik
memiliki motif masing-masing sesuai dengan merupakan suatu cara untuk memberi
karakteristik potensi kewilayahannya dan hiasan pada kain dengan cara menutupi
letak geografis. Hal ini tentu saja semakin bagian-bagian tertentu dengan
memperkaya koleksi motif batik Kendal, menggunakan perintang. Zat perintang
sehingga dapat dijadikan sebagai salah yang sering digunakan ialah lilin atau
satu komoditas andalan masyarakatnya. malam. Kain yang sudah digambar dengan
Bermunculannya Desa Wisata Batik dan menggunakan malam kemudian diberi
Desa Vokasi (contohnya Desa Jambearum) warna dengan cara pencelupan. Setelah itu
menunjukkan bahwa potensi batik dapat malam dihilangkan dengan cara merebus
meningkatkan kualitas perekonomian kain. Akhirnya dihasilkan sehelai kain yang
masyarakat dengan adanya batik yang disebut batik berupa beragam motif yang
memiliki motif menarik, sesuai dengan mempunyai sifat-sifat khusus. Lebih lanjut,
kekayaan alam di daerah tersebut. Hamzuri mendefinisikan batik sebagai
Berdasarkan hal yang sudah lukisan atau gambar pada mori yang dibuat
dikemukakan di atas maka peneliti akan dengan menggunakan alat bernama canting.
memfokuskan pada permasalahan berikut: Orang yang melukis atau menggambar
1) Bagaimanakah proses kreatif penciptan pada mori memakai canting disebut
motif ornamen batik Kendal di masing- membatik. Membatik ini menghasilkan
masing daerah, 2) Bagaimanakah bentuk batik yang berupa macam-macam motif dan
UNNES JOURNALS
Jurnal Imajinasi X no 1 Januari 2016 53

mempunyai sifat khusus yang dimiliki oleh sehingga cairan lilin meresap ke dalam
batik itu sendiri. serat kain. Kain yang telah dilukis dengan
Pengertian Batik menurut Dullah lilin kemudian dicelup dengan warna
(2002), adalah sehelai kain yang dibuat yang diinginkan, biasanya dimulai dari
secara tradisional dan terutama juga warna-warna muda. Pencelupan kemudian
digunakan dalam matra tradisional, memiliki dilakukan untuk motif lain dengan warna
beragam corak hias dan pola tertentu yang lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali
pembuatannya menggunakan teknik celup proses pewarnaan, kain yang telah dibatik
rintang dengan lilin batik sebagai bahan dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk
perintang warna. Oleh karena itu, suatu kain melarutkan lilin.
dapat disebut batik apabila mengandung Ragam motif dan warna batik juga
dua unsur pokok, yaitu jika memiliki teknik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing.
celup rintang yang menggunakan lilin Awalnya, batik memiliki ragam motif
sebagai perintang warna dan pola yang dan warna yang terbatas, dan beberapa
beragam hias khas batik. motif hanya boleh dipakai oleh kalangan
Menurut teknik pembuatannya batik tertentu. Namun batik pesisir menyerap
dibedakan menjadi: berbagai pengaruh luar, seperti para
(1) Batik tulis adalah kain yang dihias pedagang asing dan juga pada akhirnya,
dengan tekstur dan corak batik para penjajah. Warna-warna cerah seperti
menggunakan tangan. Pembuatan merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang
batik jenis ini memakan waktu kurang juga mempopulerkan motif phoenix.
lebih 2-3 bulan. Bangsa penjajah Eropa juga memiliki minat
(2) Batik cap adalah kain yang dihias terhadap batik, sehingga menghasilkan
dengan tekstur dan corak batik yang motif bunga yang sebelumnya tidak dikenal
dibentuk dengan cap (biasanya terbuat (seperti bunga Tulip) dan juga benda-benda
dari tembaga). Proses pembuatan yang dibawa oleh penjajah (gedung atau
batik jenis ini membutuhkan waktu kereta kuda), termasuk juga warna-warna
kurang lebih 2-3 hari. kesukaan mereka seperti warna biru. Batik
(3) Batik lukis adalah proses pembuatan tradisonal tetap mempertahankan motifnya,
ba- tik dengan cara langsung melukis dan masih dipakai dalam upacara-upacara
pada kain putih. adat, karena biasanya masing-masing motif
Tradisi membatik pada mulanya memiliki perlambangan masing-masing.
merupakan tradisi yang turun temurun, Berikut merupakan penamaan batik
sehingga kadang kala suatu motif dapat berdasarkan daerah asalnya; Batik Bali,
dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Batik Banyumas, Batik Besurek, Batik
Beberapa motif batik dapat menunjukkan Madura, Batik Malang, Batik Pekalongan,
status seseorang. Bahkan sampai saat ini, Batik Solo, Batik Yogyakarta, Batik Tasik,
beberapa motif batik tadisional hanya Batik Aceh, Batik Cirebon, Batik Jombang,
dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta Batik Banten, Batik Tulungagung, Batik
dan Surakarta. Semula batik dibuat di atas Kediri, Batik Kudus, Batik Jepara/ Batik
bahan dengan warna putih yang terbuat dari Kartini, Batik Brebes, Batik Minangkabau,
kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa Batik Minahasa, Batik Belanda dan Batik
ini batik juga dibuat di atas bahan lain Jepang.
seperti sutera, poliester, rayon dan bahan Berdasarkan motifnya, batik dibagi
sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan menjadi beberapa, yakni; Batik Kraton, Batik
cairan lilin dengan menggunakan alat yang Sudagaran, Batik Cuwiri, Batik Petani, Batik
dinamakan canting untuk motif halus, Tambal, Batik Sida Mukti, Batik Sekar Jagad,
atau kuas untuk motif berukuran besar, Batik Pringgondani, Batik Kawung, Batik
UNNES JOURNALS
54 Singgih Adhi Prasetyo, Karakteristik Motif Batik Kendal Interpretasi dari Wilayah dan Letak Geografis

Sida Luhur, Batik Sida Asih dan Batik Semen (3) Motif batik Banji. Motif ini memiliki
Rama. Motif batik adalah kerangka gambar makna keteraturan dalam kehidupan
yang mewujudkan batik secara keseluruhan. atau kunci perhiasan yang terkunci
Sumber lain menjelaskan bahwa motif batik rapat, contohnya: Banji Bengkok.
adalah kerangka gambar pada batik berupa (4) Motif batik tumbuh-tumbuhan
perpaduan antara garis, bentuk dan isen menjalar. Motif ini memiliki makna
menjadi satu kesatuan yang mewujudkan bahwa kesinambungan antara
batik secara keseluruhan. Motif batik disebut manusia dan alam yang indah dan
juga corak batik atau pola batik. Motif batik harmonis, contohnya: Cokrak-cakrik,
tersebut dibuat pada bidang-bidang segi Luwung Klewer, dan Semen Yogya.
tiga, segi empat, dan/atau lingkaran. Motif- (5) Motif batik tumbuh-tumbuhan air.
motif batik itu antara lain adalah motif Motif ini menggambarkan peran
hewan, manusia, geometris, dan motif tumbuhan air dalam kehidupan
lain. Motif batik sering juga dipakai untuk manusia, contohnya: Ganggong dan
menunjukkan status seseorang. Membatik Ganggong Sari.
merupakan tradisi turun menurun. Karena (6) Motif batik bunga. Motif bunga dan
itu, sering motif batik manjadi ciri khas dari daun secara sederhana berartikan
batik yang diproduksi keluarga tertentu. suatu keindahan, kecantikan, dan
Ada ribuan motif batik yang telah kebahagiaan. Motif yang sederhana
diciptakan oleh para perajin dan seniman seperti dedaunan. Motif ini dapat
di Indonesia. Ribuan motif batik tersebut berarti sebagai wahyu Tuhan untuk
dapat dikelompokkan menjadi 7 kelompok menggapai suatu cita-cita. Seperti
batik Indonesia yaitu: kenaikan pangkat, penghargaan,
(1) Motif batik Parang. Motif batik kehidupan yang baik, dan rizki yang
ini sudah dikenal sejak Mataram berlimpah. Contohnya: Kembang
Kartasura. Motif batik Parang memiliki Kenikir dan Truntum.
nilai filofosi yang tinggi berupa (7) Motif batik satwa (fauna). Motif
petuah agar tidak pernah menyerah fauna merupakan bentuk gambar
sebagaimana ombak laut yang tak motif yang diambil dari hewan
pernah berhenti bergerak. Batik tertentu. Hewan pada umumnya
Parang menggambarkan jalinan yang telah mengalami perubahan bentuk
tidak pernah putus, baik dalam arti atau gaya. Figur-figur binatang yang
upaya untuk memperbaiki diri, upaya ada pada batik memiliki makna yang
memperjuangkan kesejahteraan, dalam dan berbeda-beda, misalnya
maupun bentuk pertalian keluarga. figur burung yang menggambarkan
Batik Parang di masa lalu merupakan suatu kebebasan, figur gajah yang
hadiah dari bangsawan kepada anak- memiliki arti kekuatan yang besar,
anaknya. Contohnya: Parang Klitik dan dan lain sebagainya. Beberapa hewan
Parang Rusak. yang biasa dipakai sebagai objek
(2) Motif batik geometris. Motif batik geo- ragam hias adalah kupu-kupu, burung,
metris adalah motif-motif batik yang kadal, gajah, dan ikan. Motif fauna
ornamen-ornamennya merupakan telah mengalami deformasi namun
su-sunan geometris. Ciri ragam hias tidak meninggalkan bentuk aslinya.
motif batik geometris ini adalah motif Contohnya: Gringsing dan Sido Mukti.
tersebut mudah dibagi-bagi menjadi
bagian-bagian yang disebut satu
“raport”. Contohnya: Gambir Saketi,
Limaran, Sriwedari, dan Tirta Reja.

UNNES JOURNALS
Jurnal Imajinasi X no 1 Januari 2016 55

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian yang dilakukan menggunakan Kabupaten Kendal memiliki kontur
pendekatan kualitatif. Metode kualitatif geografis yang komplit, ada dataran tinggi
adalah prosedur penelitian yang atau pegunungan, dataran rendah dan
menghasilkan data deskriptif berupa pesisir. Kondisi geografis Kabupaten Kendal
kata-kata tertulis atau lisan dari orang- berpengaruh terhadap kerajinan batik yang
orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dihasilkan oleh masyarakatnya yaitu dalam
dan Taylor dalam Moleong, 2002 : 2). motif ornamen, corak, dan pewarnaan yang
Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 15), sangat beragam. Tiap-tiap daerah memiliki
metode penelitian kualitatif adalah metode kekhasan sendiri-sendiri, keunikan tersebut
penelitian yang berlandaskan pada filsafat memberikan pembeda dari daerah penghasil
postpositivisme, digunakan untuk meneliti kerajinan batik di kabupaten kota yang lain.
pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai Pada awalnya ornamen batik yang
lawannya adalah eksperimen) di mana dihasilkan merupakan bentuk yang
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, dihasilkan dari teknik cetak atau cap. Cap
pengambilan sampel sumber data dilakukan yang digunakan merupakan cap yang dibeli
secara purposive (sesuai dengan kebutuhan) para perajin dari batik Pekalongan. Perajin
dan snowball (pengumpulan data secara batik di Kendal membeli cap bekas yang
lebih mendalam), teknik pengumpulan masih layak dan bisa dipergunakan untuk
dengan triangulasi (gabungan), analisis membuat cap pada kain untuk memproduksi
data bersifat induktif/ kualitatif dan hasil batiknya. Salah satu contoh perajin kain
penelitian kualitatif lebih menekankan batik Kendal yaitu keluarga H. Syafii,
makna dari pada generalisasi. mengungkapkan bahwa dulu perajin batik
Pendekatan ini dipilih berdasarkan Pekalongan merupakan buruh atau pekerja.
dua alasan. Pertama, permasalahan Ketika para pekerja pulang kampung ke
yang dikaji dalam penelitian mengenai Pekalongan, para pekerja tersebut mencoba
karakteristik motif batik Kendal ini memproduksi sendiri, dan akhirnya
membutuhkan sejumlah data lapangan berkembang pesat sampai seperti sekarang
yang bersifat aktual dan kontekstual. Kedua, ini. Sedangkan yang terjadi di Kendal
pemilihan pendekatan ini berdasarkan pada sebaliknya, meskipun masih ada perajin
keterkaitan masalah yang dikaji dengan yang turun temurun terus memproduksi
adanya sejumlah data primer dari subyek dan melestarikan usaha batik, akan tetapi
penelitian yang tidak dapat dipisahkan dari kondisi dan perkembangannya tidak seperti
latar belakang alamiahnya. Penelitian ini di Pekalongan.
menggunakan metode deskriptif analitis, Kondisi batik Kendal sekarang ini
yakni penelitian yang didasarkan pada mulai menggeliat lagi, dengan ditandai mulai
pemecahan masalah berdasarkan fakta- ada pelatihan para perajin baru, pelatihan
fakta dan kenyataan-kenyataan yang ada untuk memproduksi dan memasarkan
pada saat sekarang, serta memusatkan hasil batiknya. Pada awalnya batik Kendal
pada masalah aktual yang terjadi pada saat masih menggunakan cap yang didapatkan
penelitian dilakukan. Hal ini sesuai dengan dari Pekalongan untuk memproduksi
pernyataan Nazir (1988: 63) bahwa metode batiknya. Seperti contoh berikut ini yaitu
deskriptif adalah suatu metode dalam cap batik yang didapatkan dari perajin batik
meneliti status sekelompok manusia, suatu Pekalongan.
objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran
atau sesuatu pada masa sekarang.

UNNES JOURNALS
56 Singgih Adhi Prasetyo, Karakteristik Motif Batik Kendal Interpretasi dari Wilayah dan Letak Geografis

tambahan-tambahan yang membedakan


batik satu dengan yang lain. Sedangkan
batik cap lebih cenderung ke pengulangan
bentuk ornamen dan mengkombinasikan
susunan cap yang sudah ada, seperti yang
tersaji pada gambar berikut.

Gambar 1. Cap batik dari bahan tembaga.

Seiring berjalannya waktu para


perajin batik Kendal tidak mau tergantung
dengan motif ornamen batik yang didapat
dari membeli cap dari Pekalongan. Perajin
mencoba membuat sendiri corak motif yang
diinginkan sesuai dengan keinginannya.
Proses penciptaan motif ini didasari dari apa Gambar 3. Proses pembuatan batik cap
yang dilihat di sekelilingnya, seperti motif
ikan dan buah terong yang ada di bawah ini. Ragam motif yang dihasilkan
bervariasi, baik dari warna, motif ornamen
sampai bahan pewarnaanya. Keberagaman
motif ornamen tersebut sangat terlihat
jelas, ketika dikelompokan menurut
pembagian letak geografisnya yaitu
daerah pesisir,dataran rendah dan daerah
pegunungan. Motif ornamen yang terdapa
pada batik Kedal merupakan cerminan
atau inerpretasi dari tiga wilayah geografis
Gambar 2. Desain cap batik Kendal tersebut. Kekhasan dari masing-masing
wilayah memberikan inspirasi kepada
Proses pembuatan desain ornamen perajin batik untuk untuk menciptakan motif
batik ada yang dijadikan cap, ada pula yang sesuai wilayahnya. Inspirasi penciptaan
berupa desain di kertas saja, selanjutnya motif tersebut terinspirasi dari jenis tanman,
langsung dijiplak pada kain yang akan hewan dan rutinitas kegiatan di masyarakat.
dibatik. Proses pembuatan batik ini termasuk Contoh motif batik Kendal berdasarkan letak
pada jenis pembuatan batik tulis. Selain geografis adalah sebagai berikut :
itu terdapat perajin yang menggunakan (1) Daerah pesisir
desain dikertas tersebut sebagai mal dalam
pembuatan batik tulis, ada juga perajin
yang langsung mencontoh desain ornamen
terseut langsung pada kain.
Tiap-tiap teknik memiliki keunikan
tersendiri, baik batik cap atau batik tulis.
Batik tulis akan lebih bervariasi dari
segi bentuk ornamennya ketika perajin
melakukan improvisasi dalam karya
batik yang dibuat. Karena akan terdapat
UNNES JOURNALS
Jurnal Imajinasi X no 1 Januari 2016 57

Gambar 5. Motif batik Kendal daerah


dataran rendah

(3) Daerah pegunungan

Gambar 4. Motif batik Kendal daerah Pesisir

(2) Daerah dataran rendah

UNNES JOURNALS
58 Singgih Adhi Prasetyo, Karakteristik Motif Batik Kendal Interpretasi dari Wilayah dan Letak Geografis

sebagai alat untuk menjiplak pada kain


putih yang nantinya dibuat batik. Cara
seperti ini masih dikatakan manual seperti
batik tulis, karna perajin menjiplak dengan
langsung pada kain. Selain itu ada juga yang
mendesain ornamen batik dan selanjutnya
dipesankan cetakannya untuk batik cap.
Motif ornamen Batik di Kendal sangat
beragam. Keberagaman ini dikelompokkan
menjadi tiga karakter, yakni : batik Kendal
Gambar 6. Motif batik Kendal daerah pesisir yang didominasi visual ornamen
Pegunungan binatang laut, batik dari dataran rendah yang
merupakan daerah pusat pemerintahan
Ragam motif di daerah pesisir Kendal, motif batiknya beragam, ada corak
atau pantai cenderung menyajikan motif ornamen tumbuhan, binatang bahkan
binatang laut, dengan warna yang beragam, kendaraan seperti vespa, dan motif ornamen
pewarnaan masih mengunakan pewarna pegunungan atau dataran tinggi yang
sintetis berbahan kimia. Ragam motif didominasi motif tanaman dan binatang
daerah dataran rendah lebih dominan ke yang khas dari pegunungan.
bentuk tumbuhan dan buah, yang identik Untuk pewarnaan, batik yang berasal
dengan tumbuhan dan buah yang ada di dari dataran rendah dan pesisir masih
pekaranga rumah. Ada pula kendaraan vespa dominan menggunakan warna sintetis atu
yang dikombinasi dengan motif daun dan kimia, sedangkan pewarnaan batik di daerah
pewarnaan yang dipakai adalah pewarna pegunungan dataran tinggi menggunakan
sintetis, berbahan kimia. Berikutnya ragam pewarnaan alami dan kecenderungan warna
motif dari daerah pegunungan atau dataran gelap, misalnya coklat, biru tua, abu-abu dan
tinggi, hampir sama dengan ragam motif lainnya.
dari dataran rendah yaitu tumbuhan. Sebagai saran untuk para perajin
Wilayah pegunungan menyajikan visual batik di Kendal hendaknya mengeksplorasi
tumbuhan atau hasil perkebunan dan lingkungannya untuk menjadi landasan
binatang hutan, seperti merak. Pewarnaan dasar dalam penciptaan motif ornamen
yang digunakan pada batik dari daerah pada kerajinan batik yang dihasilkan. Hal
pegunungan menggunakan pewarna alami ini bertujuan untuk mencari kekhasan
yang diambil dari hutan yaitu berupa kulit motif batik dari kota Kendal,.Untuk Proses
kayu, dedaunan, dan buah. Pewarnan ini pewarnaan batik hendaknya masyarakat
memberikan ciri khas tersendiri bagi batik perajin harus mulai memikirkan penggunaan
yang berasal dari daerah pegunungan. pewarnaan alami, karena dampak bagi
lingkungan jauh lebih baik daripada
SIMPULAN menggunakan pewarnaan kimia.
Batik yang dihasilkan masyarakat Kendal
berawal dari memanfaatkan cap atau
cetakan batik yang dibeli dari perajin batik DAFTAR PUSTAKA
Dullah, Santosa. 2002. Batik, Pengaruh Zaman
di Pekalongan. Seiring berjalannya waktu
dan Lingkungan. Solo: Danar Hadi
perajin batik Kendal berinovasi sendiri Hamzuri. 1985. Batik Klasik (Classical Batik).
dengan membuat sket atau desain ornamen Jakarta: Djambatan.
batiknya yang sumber inspirasinya berasal Honggopuro, Kalinggo. 2002. Batik Sebagai
dari lingkungan sekitar. Ornamen dibuat Busana Dalam Tatanan dan Tuntunan.
atau digambar di kertas putih dan dijadikan Yayasan Peduli Keraton.

UNNES JOURNALS
Jurnal Imajinasi X no 1 Januari 2016 59

Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. 1992.


Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
Tantang Metode-Metode Baru. Jakarta:UI
Press.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitain
Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya
Nazir, Muh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Purbasari, Melisa, dkk. 2013. “Batik Gringsing
Bantulan dalam Perspektif Bentuk Motif
Warna dan Makna Simbolik Relevansinya
dengan Fungsi”. Jurnal Pend. Seni Kerajinan
- S1 (e-Craft). Vol 2, No 4.
Rossa, Terry De dan Rahmatsyam Lakoro.
2011. “Perancangan Desain Motif Batik
Berkarakter Kota Surabaya”. digilib.its.
ac.id/.../ITS-paper-29300-3407100084-
Paper. Diakses pada hari Sabtu, 3 Oktober
2015 Pukul 21.40 WIB.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan;
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung : Alfabeta.

UNNES JOURNALS
60 Singgih Adhi Prasetyo, Karakteristik Motif Batik Kendal Interpretasi dari Wilayah dan Letak Geografis

UNNES JOURNALS

Anda mungkin juga menyukai