OLEH : KELOMPOK 4 / 1C
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2019 / 2020
i
Daftar Isi
Hal
Halaman Judul …………………………………………………………………… i
Daftar Isi …………………………………………………………………………. Ii
Bab I. Pendahuluan ………………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………. 1
C. Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………... 2
Bab II. Pembahasan………………………………………………………… 3
1.1 Hamburan Klasik ………………………………………………………. 4
1.2 Penyerapan Fotolistrik …………………………………………………. 6
1.3 Hamburan Compton …………………………………………………… 9
1.4 Pembentukan Pasangan ………………………………………………... 11
1.5 Desintegrasi Nuklir ……………………………………...……………... 13
1.6 Interaksi Radiasi dengan Materi Pada Radiasi Partikel ………………... 15
1.7 Interaksi Radiasi dengan Materi Pada Radiasi Netron ………………… 23
1.8 Contoh Soal ……………………………………………………………. 26
Bab III.Penutup …………………………………………………………………… 29
Kesimpulan ………………………………………………………………………. 29
Bab IV. Daftar Istilah …………………………………………………………….. 30
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………. 31
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kehidupan sehari- hari, fungsi
eksponen dan logaritma seringkali digunakan untuk mendiskripsikan suatu peristiwa
pertumbuhan maupun peluruhan. Misalnya uang yang diinvestasikan di sebuah bank,
peluruhan zat radioaktif, pertambahan penduduk dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan
logaritma merupakan invers (kebalikan) dari eksponen. Logaritma juga digunakan untuk
memecahkan masalah eksponen yang sulit dicari akar-akar atau penyelesainnya.
Adapun orang yang pertama kali menemukan bilangan berpangkat atau eksponen
adalah John Napier (1550-1617). John Napier merupakan seorang bangsawan dari
Merchiston, Skotlandia. John Napier juga merupakan penemu bilangan logaritma, yang
memang ada hubungannya dengan bilangan eksponen. John Napier menyadari bahwa setiap
bilangan bisa di ubah dalam bentuk eksponen maupun logaritma, agar bilangan tersebut bisa
diubah dalam bentuk yang lebih sederhana.
John Napier juga adalah seorang matematikawan, fisikawan, ahli astronomi, dan astrologi.
Pada tahun 1616 John Napier menemukan : Bilangan desimal. Contoh : 6,5 Dibaca enam
koma lima dan Logaritma Contoh : 23 = 8 Sama dengan 2log 8=3. Bilangan berpangkat sangat
membantu kita dalam mempersingkat bilangan yang relatif besar atau kecil. Contoh
0,00000099 ditulis dalam bilangan berpangkat menjadi 9,9 10-7
B. Rumusan Masalah
Apa yang di maksud dengan eksponen
Apa saja sifat sifat eksponen
Persamaan dan pertidaksaman eksponen
Bagaimana pengaplikasian eksponen dalam perhitungan intensitas radiologi
C. Tujuan pembelajaran
Mengetahui tentang pengertian eksponen
Mengetahui sifat sifat eksponen
Mengetahui persamaan dan pertidaksamaan eksponen
Mengetahui pengaplikasian eksponen dalam perhitungan intensitas radiologi
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Eksponen
Bilangan Eksponen ialah merupakan bentuk suatu bilangan perkalian dengan bilangan
yang sama kemusecara berulang atau singkatnya ialah perkalian yang diulang-ulang.
Bilangan Eksponen biasa digunakan secara luas di berbagai bidang seperti: dalam bidang
ekonomi, biologi, kimia, fisika, dan ilmu komputer dengan aplikasi seperti perbungaan,
pertumbuhan jumlah penduduk, kinetika kimia, perilaku – perilaku gelombang
dan kriptografi kunci publik atau ilmu yang mempelajari tentang bagaimana agar pesan
atau dokumen seseoarang aman tidak terbaca oleh orang lain yang tidak berhak
membacanya. Contoh bilangan eksponen:
2x 2 =22
2x2x2x2=24
2x2x2....xn= 2n
1/ 46 = 4-6
G. n√am = am/n
Dalam sifat yang ketujuh ini, kita dapat menjumpai jika terdapat akar n dari am.Jika
pada saat kita sederhanakan, maka akar n akan menjadi penyebut serta akar m akan
menjadi pembilang.Dengan syarat n harus bernilai lebih besar sama dengan 2.
Contoh soal adalah sebagai berikut:
4√36 = 46/4
A. Persamaan eksponen
am x an = am+n
(am)n = (a)mn
am/an = am-n
(a x b )n = an x bn
(a/b)n = an/bn
Jika a,b,c є bilangan real dan m,n,p,q є bilangan bulat positif, maka :
(am/n)p/q = amp/nq
(a/b)m/n = am/n/bm/n
3. Persamaan Eksponen
Misalkan ada sebuah persamaan f(x) = 2x. Tentukan nilai x apabila f(x) = 8 !
8 = 2x atau 2x = 8 atau 2x = 23
af(x) = 1
af(x) = ap
c. af(x) = ag(x)
d. af(x) = bf(x)
e. af(x) = bg(x)
f. [f(x)]f(x) = [f(x)]g(x)
Pengertian pangkat 0
a0 = 1
Keterangan : untuk 00 tidak didefinisikan.
Jika af(x) = bf(x) dengan a,b > 0 a,b ≠ 1 serta a ≠ b, maka f(x) = 0
a. f(x) = g(x)
b. U(x) = 1
d. U(x) = -1, jika nilai x memenuhi syarat f(x) dan g(x) kedua-duanya ganjil
atau kedua-duanya genap.
B. Pertidaksamaan eksponen
Definisi :
af(x )… ag(x)
Keterangan :
tanda … dapat ditulis dengan salah satu tanda pertidaksamaan : <, >, ≤, ≥.
3 x-4 = 1
Pembahasan :
3x - 4 = 1
↔ 3x - 4 = 30
↔x–4=0
↔x=4
Hp = {4}
23x – 1 = √8 x + 1
Pembahasan :
23x – 1 = √8x + 1
↔ 23x – 1 = 23x + 3
↔ 3x – 1 = 3x + 3
↔ .6x – 2 = 3x + 3
↔ 3x = 5
↔ x = 5/3
Hp = {5/3}
3,
Aplikasi Eksponen dalam Perhitungan Intensitas Radiai Sinar-X
Intensitas sinar x adalah jumlah/banyaknya sinar-x yan dikeluarkan oleh tabung sinar-
x.Kuantitas atau intenpositas sinar-x dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu:
a. Kuat Arus (mAs)
b. Tegangan Tabung (kV)
c. Jarak
d. Filtrasi
Pengaruh mAs terhadap intensitas sinar-x
Jika mA dinaikkan maka jumlah elektron yang terbentuk pada filamen (katoda)
akan bertambah sehingga elektron yang bergerak menuju target juga
meningkat,Hubungan matematiknya :
I1 mAs1
I2 mAs2
Dimana :
I adalah Intensitas sinar-x (watt/m2)
mAs adalah kuat arus x waktu (mAs)
Pengaruh kV terhadap intensitas sinar-x
Jika kV dinaikkan maka beda potensial yang dihasilkan akan meningkat,sehingga
intensitas sinar-x yang dihasilkan juga meningkat.Hubungan matematis :
I1 (kV1)2
I2 (kV2)2
Keterangan :
I adalah intensitas sinar-x (Watt/m2)
V adalah beda potensial (kV)
Makin tinggi tegangan tabung akan dihasilkan panjang gelombang yang lebih
pendek sehingga daya tembusnya besar.Peningkatan tegangan tabung akan
menghasilkan spektrum dengan intensitas dan energi yang semakin tinggi
1. Peningkatan intensitas dan energi akan meningkatkan efektifitas energi
foton,jadi akan meningkatkan kemampuan foton menembus bahan
2. Pada pengaturan kV semakin tinggi kualitas; kemampuan menembus bahan
Pengaruh jarak terhadap intensitas sinar-x
Perubahan jarak akan mengakibatkan perubahan pada intensitas:
- Jika jarak menigkat maka kuantitas(intensitas) akan menurun atau dengan kata
lain peningkatan jarak akan mengurangi intensitas sinar-x
- Jarak yang dimaksud adalah jarak antara fokus dengan film(FFD)
- Perubahan FFD akan merubah intensitas radiasi
- Hubungan Matematis:
I1 (D2)2
I2 (D1)2
Keterangan:
D adalah jarak fokus film (meter)
I adalah intensitas
Pengaruh filtrasi terhadap intensitas sinar-x
Filtrasi mengurasi intensitas sinar-x.Penambahan filtrasi yang digunakan
berfungsi untuk mengurangi radiasi yang memiliki panjang gelombang yang
panjang sehingga dapat mengurangi dosis radiasi yang diterima pasien.
Intensitas sinar-x setelah menembus bahan akan mengalami 3 proses,yaitu:
diserap,dihamburkan dan diteruskan.Intensitas yang diteruskan (It) lebih kecil dari
intensitas awal (Io).Peristiwa ini dikenal dengan nama atenuasi (perlemahan) berkas sinar-
x.Atenuasi terdiri dari atenuasi linier dan atenuasi massa.Atenuasi linier adalah
perlemahan akibat ketebalan/volume bahan.Sedangkan atenuasi massa adalah perlemahan
akibat kerapatan/nomor atom bahan. Rumusnya adalah sbb:
It = Io. e-µx
Dimana :
It = Intensitas setelah menembus bahan
Io = Intensitas awal sebelum menembus bahan
µ = Angka serap bahan (koefisien atenuasi)
x = Tebal bahan
e = Bilangan logaritma
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Setelah membuat dan mempelajari makalhah ini, kami dapat menyimpulkan
berbagai sifat eksponen, persamaan eksponen, pertidaksamaan eksponen, dan aplikasi
eksponen dalam perhitugan intensitas radiasi sinar-x.
Saran :
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi
maupun penulisan, disebabkan karena kami mempunyai keterbatasan dalam hal ilmu dan
pengetahuan penulisan. Untuk itu kami berharap kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan penulisan di masa mendatang, semoga makalah ini dapat memberi
manfaat bagi penulis dan pembaca.