Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MATEMATIKA DASAR

“APLIKASI EKSPONEN DALAM PERHITUNGAN


INTENSITAS RADIOLOGI”

OLEH : KELOMPOK 4 / 1C

1. JUAN SATRIA P1337430219005


2. RUSIANA ALFIA ROCHMANIATI P1337430219006
3. DEVI ERLINDHEA FITRI P1337430219010
4. PUTRI HASNA AZIZAH SALSABILA P1337430219120
5. DESTI AJI TUWISKO P1337430219132
6. ZAHIRA ‘AFIFAH SALSABILA P1337430219141
7. RISANA RASYID MEDIANTI P1337430219145
8. NUNGKY YUDA WARDANA P1337430219157
9. NUR RAHMA P1337430219160

Mata Kuliah : Matematika dasar


Dosen Pengajar : Siti masrochah, S.SI, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2019 / 2020
i
Daftar Isi

Hal
Halaman Judul …………………………………………………………………… i
Daftar Isi …………………………………………………………………………. Ii
Bab I. Pendahuluan ………………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………. 1
C. Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………... 2
Bab II. Pembahasan………………………………………………………… 3
1.1 Hamburan Klasik ………………………………………………………. 4
1.2 Penyerapan Fotolistrik …………………………………………………. 6
1.3 Hamburan Compton …………………………………………………… 9
1.4 Pembentukan Pasangan ………………………………………………... 11
1.5 Desintegrasi Nuklir ……………………………………...……………... 13
1.6 Interaksi Radiasi dengan Materi Pada Radiasi Partikel ………………... 15
1.7 Interaksi Radiasi dengan Materi Pada Radiasi Netron ………………… 23
1.8 Contoh Soal ……………………………………………………………. 26
Bab III.Penutup …………………………………………………………………… 29
Kesimpulan ………………………………………………………………………. 29
Bab IV. Daftar Istilah …………………………………………………………….. 30
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………. 31

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kehidupan sehari- hari, fungsi
eksponen dan logaritma seringkali digunakan untuk mendiskripsikan suatu peristiwa
pertumbuhan maupun peluruhan. Misalnya uang yang diinvestasikan di sebuah bank,
peluruhan zat radioaktif, pertambahan penduduk dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan
logaritma merupakan invers (kebalikan) dari eksponen. Logaritma juga digunakan untuk
memecahkan masalah eksponen yang sulit dicari akar-akar atau penyelesainnya.

Adapun orang yang pertama kali menemukan bilangan berpangkat atau eksponen
adalah John Napier (1550-1617). John Napier merupakan seorang bangsawan dari
Merchiston, Skotlandia. John Napier juga merupakan penemu bilangan logaritma, yang
memang ada hubungannya dengan bilangan eksponen. John Napier menyadari bahwa setiap
bilangan bisa di ubah dalam bentuk eksponen maupun logaritma, agar bilangan tersebut bisa
diubah dalam bentuk yang lebih sederhana.

John Napier juga adalah seorang matematikawan, fisikawan, ahli astronomi, dan astrologi.

Pada tahun 1616 John Napier menemukan : Bilangan desimal. Contoh : 6,5 Dibaca enam
koma lima dan Logaritma Contoh : 23 = 8 Sama dengan 2log 8=3. Bilangan berpangkat sangat
membantu kita dalam mempersingkat bilangan yang relatif besar atau kecil. Contoh
0,00000099 ditulis dalam bilangan berpangkat menjadi 9,9  10-7
B. Rumusan Masalah
 Apa yang di maksud dengan eksponen
 Apa saja sifat sifat eksponen
 Persamaan dan pertidaksaman eksponen
 Bagaimana pengaplikasian eksponen dalam perhitungan intensitas radiologi
C. Tujuan pembelajaran
 Mengetahui tentang pengertian eksponen
 Mengetahui sifat sifat eksponen
 Mengetahui persamaan dan pertidaksamaan eksponen
 Mengetahui pengaplikasian eksponen dalam perhitungan intensitas radiologi

BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Eksponen
Bilangan Eksponen ialah merupakan bentuk suatu bilangan perkalian dengan bilangan
yang sama kemusecara berulang atau singkatnya ialah perkalian yang diulang-ulang.
Bilangan Eksponen biasa digunakan secara luas di berbagai bidang seperti: dalam bidang
ekonomi, biologi, kimia, fisika, dan ilmu komputer dengan aplikasi seperti perbungaan,
pertumbuhan jumlah penduduk, kinetika kimia, perilaku – perilaku gelombang
dan kriptografi kunci publik atau ilmu yang mempelajari tentang bagaimana agar pesan
atau dokumen seseoarang aman tidak terbaca oleh orang lain yang tidak berhak
membacanya. Contoh bilangan eksponen:
2x 2 =22
2x2x2x2=24
2x2x2....xn= 2n

1.2 Sifat – Sifat bilangan eksponen


Berikut adalah beberapa sifat yang dapat kita ketahui di dalam memahami materi
bilangan eksponen, diantaranya yaitu:
A. am.an = nm  +  n  
jika dikali maka pangkatnya harus ditambah,Contoh soal adalah sebagai berikut:
52  .  53  =  52  +  3  =  55
B. am  :  an  =  am  –  n
jika dibagi maka sebaliknya pangkatnya harus dikurang Contoh soal adalah sebagai
berikut:
55 : 53 = 55 – 3 = 52
C. ( am )n  =  am x n
jika di dalam kurung, maka pangkatnya harus dikalikan,Contoh soal adalah sebagai
berikut:
(52)3  =  52 x 3  =  56
D. (a  .  b)m  =  am  .  bm
Contoh soal sifat eksponen yang keempat adalah sebagai berikut:
(3 . 6)2  =  32 .  62
E. (a/b)m = am/bm
sifat ke lima memiliki syarat bahwa “b” atau penyebutnya tidak boleh sama dengan
nol (0). Contoh soal:
(5/3)2 = 52/32
F. 1/an = a-n
Dalam sifat yang ke enam ini, jika terdapat (an) di bawah itu merupakan bilangan
positif, maka ketika dipindahkan ke atas akan berubah menjadi negatif.Begitu pula
sebaliknya, jika (an) di bawah itu merupakan bilangan negatif, maka ketika
dipindahkan ke atas otomatis akan berubah menjadi positif. Contoh soal:

1/ 46 = 4-6
G. n√am = am/n
Dalam sifat yang ketujuh ini, kita dapat menjumpai jika terdapat akar n dari am.Jika
pada saat kita sederhanakan, maka akar n akan menjadi penyebut serta akar m akan
menjadi pembilang.Dengan syarat n harus bernilai lebih besar sama dengan 2.
Contoh soal adalah sebagai berikut:

4√36 = 46/4

A. Persamaan eksponen

Persamaan eksponen adalah sebuah persamaan yang eksponennya


mengandung peubah x dan tidak menutup kemungkinan bilangan pokoknya juga
mengandung peubah x.

1. Sifat Operasi Bilangan Berpangkat Bulat

 am x an = am+n

 (am)n = (a)mn

 am/an = am-n

 (a x b )n = an x bn

 (a/b)n = an/bn

2. Sifat Operasi Bilangan Pangkat Rasional

Jika a,b,c є bilangan real dan m,n,p,q є bilangan bulat positif, maka :

 am/n . ap/q = am/n + p/q

 (am/n)p/q = amp/nq

 am/n : ap/q = am/n – p/q

 (ab)m/n = am/n . bm/n

 (a/b)m/n = am/n/bm/n
3. Persamaan Eksponen

Misalkan ada sebuah persamaan f(x) = 2x. Tentukan nilai x apabila f(x) = 8 !

Kita dapat menyelesaikannya dengan membentuk sebuah persamaan f(x) = 2x :

8 = 2x atau 2x = 8 atau 2x = 23

Persamaan yang memuat bentuk eksponen disebut persamaan eksponen.

Persamaan eksponen dapat berbentuk :

 af(x) = 1

 af(x) = ap

 c. af(x) = ag(x)

 d. af(x) = bf(x)

 e. af(x) = bg(x)

 f. [f(x)]f(x) = [f(x)]g(x)

a dan b dinamakan bilangan pokok, a,b > 0 dan a,b ≠ 1.

f(x) dan g(x) adalah sebuah fungsi aljabar.

Persamaan eksponen dapat diselesaikan dengan menggunakan sifat-sifat


persamaan eksponen. Sebelum mempelajari sifat-sifat tersebut sebaiknya kita tinjau
kembali bilangan pangkat nol (a0).

Pengertian pangkat 0

Untuk setiap a є bilangan real, maka :

a0 = 1
Keterangan : untuk 00 tidak didefinisikan.

4. Sifat – sifat Fungsi Eksponen untuk Menyelesaikan Persamaan Eksponen

 Sifat fungsi atau eksponen berbentuk af(x) = 1

Jika af(x) = dengan a > 0 dan a ≠ 1, maka f(x) = 0

 Sifat fungsi atau eksponen berbentuk af(x) = ap

Jika af(x) = ap dengan a > 0 dan a ≠ 1, maka f(x) = p

 Sifat fungsi atau persaman eksponen berbentuk af(x) = ag(x)

Jika af(x) = ag(x) dengan a > 0 dan a ≠1 , makaa f(x) = g(x)

 Sifat fungsi atau persamaan berbentuk af(x) = bf(x) (a≠b)

Jika af(x) = bf(x) dengan a,b > 0 a,b ≠ 1 serta a ≠ b, maka f(x) = 0

 Sifat fungsi atau persamaan eksponen berbentuk af(x) = bg(x)

Penyelesaian persamaan eksponen berbentuk af(x) = bg(x) dengan a,b>0 dan


a,b≠1 dapat diselesaikan dengan logaritma, yaiu log :

af(x) = log bg(x) atau f(x) log a = g(x) log b

 Sifat fungsi persamaan eksponen berbentuk [U(x)]f(x) = [U(x)]g(x)

Jika [U(x)]f(x) = [U(x)g(x)] maka nlai x diperoleh dari :

a. f(x) = g(x)
b. U(x) = 1

c. U(x) = 0, jika nilai x memenuhi syarat f(x) ≥ 0 dan g(x) > 0

d. U(x) = -1, jika nilai x memenuhi syarat f(x) dan g(x) kedua-duanya ganjil
atau kedua-duanya genap.

 Sifat fungsi persamaan eksponen berbentuk A{af(x)}2 + B{af(x)} + C = 0

Himpunan penyelesaian dari persamaan eksponen A{af(x)}2 + B{af(x)} +


C = 0 (a>0 dan a≠1, A,B, dan C bilangan real dan A≠0) dapat ditentukan
dengan cara mengubah persamaan eksponen itu ke dalam persamaan kuadrat.

B. Pertidaksamaan eksponen

Definisi :

Pertidaksamaan Eksponen adalah pertidaksamaan yang eksponennya


mengandung peubah x, dan tidak menutup kemungkingan bilangan pokoknya juga
mengandung peubah x.

Penyelesaian dari pertidaksamaan eksponen menggunakan sifat fungsi


monoton naik dan sifat fungsi monoton turun pada fungsi-fungsi eksponen baku.

Sifat Fungsi Monoton Naik (a>1)

 Jika af(x)≥ag(x), maka f(x)≥g(x)

 Jika af(x)≤ag(x), maka f(x)≤g(x)

Sifat Fungsi Monoton Turun (0<1)

 Jika af(x)≥ag(x), maka f(x)≤g(x)

 Jika af(x)≤ag(x), maka f(x)≥g(x)

Bentuk Pertidaksamaan Eksponen


Dari fungsi dan persamaan eksponen, kita sekarang akan mempelajari
pertidaksamaan eksponen. Adapun bentuk pertidaksamaan eksponen yang kita
pelajari adalah pertidaksamaan eksponen dengan bilangan pokok yang sama.

af(x )… ag(x)

Keterangan :

 a adalah bilangan pokok, a>0 dan a≠1

 tanda … dapat ditulis dengan salah satu tanda pertidaksamaan : <, >, ≤, ≥.

Contoh soal persamaan dan pertidaksamaan eksponen

1. Tentukan himpunan penyelesaian persamaan eksponen berikut

3 x-4 = 1

Pembahasan :

3x - 4 = 1

↔ 3x - 4 = 30

↔x–4=0

↔x=4

Hp = {4}

2. Tentukan persamaan penyelesaian persamaan eksponen berikut

23x – 1 = √8 x + 1

Pembahasan :

23x – 1 = √8x + 1

↔ 23x – 1 = 23x + 3
↔ 3x – 1 = 3x + 3

↔ .6x – 2 = 3x + 3

↔ 3x = 5

↔ x = 5/3

Hp = {5/3}
3,
Aplikasi Eksponen dalam Perhitungan Intensitas Radiai Sinar-X

Intensitas sinar x adalah jumlah/banyaknya sinar-x yan dikeluarkan oleh tabung sinar-
x.Kuantitas atau intenpositas sinar-x dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu:
a. Kuat Arus (mAs)
b. Tegangan Tabung (kV)
c. Jarak
d. Filtrasi
 Pengaruh mAs terhadap intensitas sinar-x
Jika mA dinaikkan maka jumlah elektron yang terbentuk pada filamen (katoda)
akan bertambah sehingga elektron yang bergerak menuju target juga
meningkat,Hubungan matematiknya :
I1 mAs1
I2 mAs2
Dimana :
I adalah Intensitas sinar-x (watt/m2)
mAs adalah kuat arus x waktu (mAs)
 Pengaruh kV terhadap intensitas sinar-x
Jika kV dinaikkan maka beda potensial yang dihasilkan akan meningkat,sehingga
intensitas sinar-x yang dihasilkan juga meningkat.Hubungan matematis :
I1 (kV1)2
I2 (kV2)2
Keterangan :
I adalah intensitas sinar-x (Watt/m2)
V adalah beda potensial (kV)
Makin tinggi tegangan tabung akan dihasilkan panjang gelombang yang lebih
pendek sehingga daya tembusnya besar.Peningkatan tegangan tabung akan
menghasilkan spektrum dengan intensitas dan energi yang semakin tinggi
1. Peningkatan intensitas dan energi akan meningkatkan efektifitas energi
foton,jadi akan meningkatkan kemampuan foton menembus bahan
2. Pada pengaturan kV semakin tinggi kualitas; kemampuan menembus bahan
 Pengaruh jarak terhadap intensitas sinar-x
Perubahan jarak akan mengakibatkan perubahan pada intensitas:
- Jika jarak menigkat maka kuantitas(intensitas) akan menurun atau dengan kata
lain peningkatan jarak akan mengurangi intensitas sinar-x
- Jarak yang dimaksud adalah jarak antara fokus dengan film(FFD)
- Perubahan FFD akan merubah intensitas radiasi
- Hubungan Matematis:
I1 (D2)2
I2 (D1)2
Keterangan:
D adalah jarak fokus film (meter)
I adalah intensitas
 Pengaruh filtrasi terhadap intensitas sinar-x
Filtrasi mengurasi intensitas sinar-x.Penambahan filtrasi yang digunakan
berfungsi untuk mengurangi radiasi yang memiliki panjang gelombang yang
panjang sehingga dapat mengurangi dosis radiasi yang diterima pasien.
Intensitas sinar-x setelah menembus bahan akan mengalami 3 proses,yaitu:
diserap,dihamburkan dan diteruskan.Intensitas yang diteruskan (It) lebih kecil dari
intensitas awal (Io).Peristiwa ini dikenal dengan nama atenuasi (perlemahan) berkas sinar-
x.Atenuasi terdiri dari atenuasi linier dan atenuasi massa.Atenuasi linier adalah
perlemahan akibat ketebalan/volume bahan.Sedangkan atenuasi massa adalah perlemahan
akibat kerapatan/nomor atom bahan. Rumusnya adalah sbb:
It = Io. e-µx
Dimana :
It = Intensitas setelah menembus bahan
Io = Intensitas awal sebelum menembus bahan
µ = Angka serap bahan (koefisien atenuasi)
x = Tebal bahan
e = Bilangan logaritma
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
Setelah membuat dan mempelajari makalhah ini, kami dapat menyimpulkan
berbagai sifat eksponen, persamaan eksponen, pertidaksamaan eksponen, dan aplikasi
eksponen dalam perhitugan intensitas radiasi sinar-x.

Saran :
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi
maupun penulisan, disebabkan karena kami mempunyai keterbatasan dalam hal ilmu dan
pengetahuan penulisan. Untuk itu kami berharap kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan penulisan di masa mendatang, semoga makalah ini dapat memberi
manfaat bagi penulis dan pembaca.

Anda mungkin juga menyukai