Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN baik pula pergerakan dalam melakukan segala

aktivitas. Pada setiap aktivitas, tubuh selalu


Keseimbangan merupakan komponen utama membutuhkan kontrol keseimbangan tubuh dengan
dalam menjaga postur tubuh manusia agar mampu tujuan untuk mencapai postur berdiri yang stabil,
tegak dan mempertahankan posisi tubuh. karena pada dasarnya setiap aktivitas fisik baik
Keseimbangan terdiri dari dua macam yaitu statis maupun dinamis akan menempatkan
keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis. seseorang pada posisi yang tidak stabil dengan
Keseimbangan statis dan dinamis dipengaruhi oleh resiko yang besar untuk mengalami jatuh, cidera,
beberapa faktor yaitu sistem sensoris dan dan agar aktivitas sehari-hari bisa terlaksana tanpa
muskuloskeletal. Keseimbangan statis sistem mengalami gangguan.
muskuloskeletal dapat mengalami kelemahan Senam adalah olahraga berupa latihan fisik
dikarenakan kurang optimalnya aktivitas yang berisi gerakan-gerakan yang dirangkai secara
keseharian. Aktivitas fisik yang kurang sistematis untuk meningkatkan kesehatan fisik.
menyebabkan gangguan muskuloskeletal sehingga Senam sangat bermanfaat dalam mengembangkan
ketika manusia melakukan aktivitas fisik yang berat komponen fisik dan kemampuan gerak. Orang -
dan mendadak akan menyebabkan cedera (Sri orang yang terlibat senam akan berkembang daya
Yuliana,dkk.2014). tahan ototnya, kekuatannya, powernya,
kelenturannya, koordinasi, kelincahan, serta
Keseimbangan tubuh merupakan salah satu
keseimbangan. Dengan melakukan olahraga senam
faktor penting dalam melakukan aktivitas
secara teratur akan membuat kesehatan dan
fungsional. Keseimbangan tubuh dapat ditingkatkan
perkembangan fisik menjadi baik dan seimbang.
dengan melakukan latihan keseimbangan fisik
Pesenam dengan mobilisasi tinggi dan aktivitas
secara teratur untuk meningkatkan kekuatan otot
yang padat maupun rutinitas lain dalam kehidupan
ekstremitas bawah, daya tahan dan kelenturan sendi
sehari-hari tidak terlepas dari peran keseimbangan
sehingga secara tidak langsung dapat mencegah
yang berkontribusi besar dalam mempertahankan
terjadinya cedera. Manusia dapat mengalami
postural agar tetap tegak.
kemunduran aktivitas visik dikarenakan gaya hidup
Oleh karena penjelasan diatas, maka perlu
yang kurang baik. Sehingga sering terjadi cedera
diberikan latihan-latihan yang dapat meningkatan
saat melakukan olahraga. Keseimbangan tubuh
keseimbangan. Tujuan diberikannya latihan
merupakan salah satu fakto penting dalam
keseimbangan adalah agar terhindar dari jatuh,
melakukan aktivitas fungsional. Cedera disebabkan
cidera agar aktivitas sehari-hari bisa terlaksana
kurangnya pengetahuan tentang latihan dan
tanpa mengalami gangguan. Latihan Core Stability
penambahan beban secara tepat, sikap tubuh yang
Exercise (CSE) dapat meningkatkan keseimbangan,
salah ketika mengangkat beban, ketidakoptimalan
sehingga dalam melakukan aktifitas sehari-hari
keseimbangan tubuh, lemahnya otot perut.
berjalan dengan baik karena semakin stabil tulang
Kurangnya aktifitas fisik akan mempengaruhi
belakang akan semakin kecil kemungkinan orang
kondisi fisik (Dini dan Veni,2016).
tersebut mengalami cidera. Core stability exercise
Pada dasarnya dengan adanya keseimbangan merupakan suatu latihan yang menggunakan
akan muncul berbagai manfaat, manfaat kemampuan dari trunk, lumbal spine, hip, otot-otot
keseimbangan akan mempermudah performa kecil sepanjang spine yang bekerja sama untuk
gerakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari, membentuk kekuataan yang bertujuan
sehingga saat keseimbangan ini baik maka akan mempertahankan spine sesuai dengan garis tubuh
yang simetris dan menjadi lebih stabil. Ketika spine
kuat dan stabil memudahkan tubuh untuk bergerak Berdasakan uraian masalah diatas maka
secara efektif dan efisien (Erick Nur rumusan masalah adalah apakah ada pengaruh
Winanda,2017). penambahan latihan Core Stability terhadap
Target utama dari latihan core stability adalah peningkatan keseimbangan di Sanggar Senam Life
otot yang letaknya lebih dalam (deep muscle) pada Sport Two Makassar ?, dan tujuan penelitian ini
abdomen yang terkoneksi dengan tulang belakang adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan
(spine), panggul (pelvic) dan bahu (shoulder) latihan Core Stability terhadap peningkatan
(Yuliana, 2014). Core stability exercise akan keseimbangan di Sanggar Senam Life Sort Two
membantu memelihara postur yang baik dalam Makassar.
melakukan gerak serta menjadi dasar untuk semua
gerakan pada lengan dan tungkai. Hal tersebut PROSEDUR DAN METODE
menunjukkan bahwa hanya stabilitas postur yang Jenis Penelitian
optimal, maka mobilitas pada ekstremitas dapat Jenis penelitian ini adalah penelitian
dilakukan dengan efisien. Keseimbangan tubuh eksperimental dengan menggunakan desai Pra
yang baik tercipta jika tubuh sehat, otot-otot yang Eksperimen menggunakan metode one group pre
menopang kuat yaitu otot-otot core atau abdomen test-post test design.penelitian ini terdiri dari 1
dan pelvic, serta anggota ekstremitas bawah kuat kelompok sampel yaitu kelompok perlakuan yang
dan juga sistem visual, vestibular, tactile dan diberikan intervensi Core Stability.
proprioceptive yang baik tidak mengalami Populasi dan Sampel
gangguan (Gerry Risangdiptya, dkk.2016). Populasi dari penelitian ini adalah sanggar
Terdapat banyak tes untuk menguji senam life sport two Makassar yang memiliki
keseimbangan baik statis maupun dinamis, salah tingkat keseimbangan statis < 20 detik dengan
satu tes tersebut adalah Standing Stork Test (SST). jumlah 20 orang. Sampel dalam penelitian ini
Standing Stork Test atau yang biasa disebut one leg diambil dengan teknik purposive sampling, dimana
stand (berdiri dengan satu kaki) adalah alat ukur dalam penentuan sampling berdasarkan
untuk mengetes kemampuan keseimbangan statik pertimbangan tertentu atau pertimbangan
atlet saat berdiri satu kaki dengan mata tertutup. berdasarkan pada kriteria insklusi dan ekslusi.
Untuk tes keseimbangan fungsional Standing Stork Kriterian inklusi
Test umumnya dipakai sebagai gold standart 1. Pesenam yang memiliki tingkat keseimbangan
dibandingkan test keseimbangan lainnya. statis < 20 detik.
Berdasarkan hasil observasi di Jalan 2. Tidak ada penyakit musculoskeletal
Pajjaiyyang No.9, Sudiang, Biringkanaya, Kota 3. Bersedia menjadi responden.
Makassar pada bulan Maret 2019 dengan Kriteria eksklusi
menggunakan pengukuran Standing Stork Test 1. Pesenam yang memiliki tingkat keseimbangan
(SST) terhadap 20 orang anggota sanggar senam statis > 20 detik.
life sport two Makassar ditemukan bahwa 10 2. Mempunyai penyakit spesifik seperti arthritis
pesenam mengalami punurunan keseimbangan. pada lutut.
Hal ini membuat peneliti tertarik untuk
meneliti tentang keseimbangan di sanggar senam
life sport two Makassar dengan menggunakan
latihan core stability exercise. Peneliti ingin Prosedur Pengumpulan Data
mengetahui apakah ada peningkatan keseimbangan.
Pengumpulan data diperoleh melalui data pre a. Teknik pelaksanaan:
test dan post test yaitu pengukuran standing stork 1) Berbaring terlentang dengan betis
test dengan prosedur test adalah sebagai berikut: bersandar pada swiss ball. Telapak
1. Persiapan pasien : posisi pasien sesuia dengan tangan bertumpu pada lantai. Angkat
tabel instrument. pinggul dari lantai, bentuk garis lurus
2. Prosedur pelaksanaan : sesuai dengan tabel dari kaki hingga bahu.
instrument standing stork test 2) Geser bola kearah anda, dengan
3. Evaluasi : hasil pengukuran disesuaikan menekuk kaki sambil mengangkat
dengan tabel standing stork test. pinggul lebih tinggi.
3) Selesaikan dengan kaki menapak rata
pada bola dan membentuk garis lurus
dari lutut hingga bahu.
4. Swiss Ball Back Extension
Peosedur Pelaksanaan Intervensi a. Teknik pelaksanaan:
Kelompok perlakuan diberikan intervensi
core stability. Adapun prosedur pelaksaan Core 5. Swiss Ball Wall Squat
Stability yaitu The Plank , Oblique Plank, Swiss
ball bridge pose, Swiss ball back extension, dan
Swiss ball wall squat dijelaskan sebagai berikut : Hipotesis Penelitian
1. The Plank Ada pengaruh penambahan latihan core
a. Teknik pelaksanaan: stability terhadap peningkatan keseimbangan di
1) Posisi sampel tengkurap dengan sanggar senam life sport two makassar.
bertumpu pada lengan dan siku,
dengan posisi fleksi shoulder dan Analisis Data
elbow 90o. 1. Uji statistik deskriptif, untuk memaparkan
2) Luruskan kaki di belakang dan angkat karakteristik sampel berdasarkan usia dan jenis
pinggul sehingga membentuk garis kelamin.
lurus dari bahu sampai pergelangan 2. Uji analisis komparatif (uji hipotesis): jika
kaki. hasil uji normalitas data menunjukkan data
3) Lakukan sebanyak 6x pengulangan, berdistribusi norma maka digunakan uji
dengan 10 detik pemulihan antara set. statistic parametric yaitu uji paired t sampel
2. Oblique Plank dan uji independent t sampel. Jika hasil uji
a. Teknik pelaksanaan: normalitas data tidak berdistribusi normal
1) Baring menyamping dengan satu maka digunakan uji statistic non-parametrik
pinggul di atas Swiss ball. Silangkan yaitu uji wilcoxon dan uji mann-whiney.
lengan di depan badan.
2) Posisikan kaki yang di atas di depan
kaki yang di bawah, angkat panggul
sehingga posisi seimbang.
3) Tubuh harus tetap lurus dan harus
merasakan oblique otot yang bekerja
untuk mempertahankan posisi.
3. Swiss Ball Bridge Pose
HASIL PENELITIAN memaksimalkan keseimbangan dan gerak dari
ekstremitas atas dan bawah (Januarshah, 2016).
Tabel 1
Distribusi Keseimbangan Sebelum Pemberian Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
Core Stability Pada Pesenaml Pre Test dilakukan Irfan (2010) ada pengaruh pemberian
Standing Stork Test latihan core stability terhadap peningkatan
keseimbangan. Dengan latihan core stability
Standing Percent Medi St.
F Rerata exercise memberikan stimulasi pada bagian otot
Stork Test % an Deviasi
core, memberikan pengaruh terhadap respon arah
40.0 gerakan. Otot-otot ini memberikan dinamik support
6 (poor) 4
% ke suatu segment spine dan membantu menjaga
12 1.60 2.00 0.516 setiap segment pada posisi stabil sehingga jaringan
6 60.0
(bellow) inert tidak mengalami stres pada keterbatasan gerak.
%
Total 10
Baik otot-overload, otot global dan otot-otot core
berperan dalam memberikan stabilisasi ke multi
Isi tabel time new roman size 10
segment pada spine. Hal tersebut menunjukkan
bahwa hanya dengan stabilitas postur (aktifasi otot–
PEMBAHASAN
otot core stability) yang optimal, maka mobilitas
Hasil penelitian pada 10 orang sampel setelah
pada ekstremitas dapat dilakukan dengan efisien.
diberikan intervensi berupa core stability
Otot core termasuk otot dari abdominal, lumbar
memperlihatkan kenaikan hasil adanya perubahan
bagian bawah, dan daerah tubuh pada panggul
secara kuantitatif dari hasil pengukuran
(pelvic). Otot-otot tersebut bertanggung jawab utuk
menggunakan standing stork test. Dimana 10 orang
mensupport tulang belakang (spine) dan
sampel diberikan intervensi core stability sebanyak
memberikan keseimbangan, serta stabilitas.
12x perlakuan diperoleh hasil pengukuran standing
stork test. Pada pre test terdapat 4 orang (40.0%) Core stability merupakan salah satu faktor
dengan kategori poor, 6 orang (60.0%) dengan penting dalam postural tubuh. Stabilitas inti (core
kategori bellow, dan hasil post test menunjukkan 4 stability) dijelaskan dalam literatur kedokteran
orang (40.0%) dengan kategori bellow, 6 orang olahraga sebagai 'produk kontrol motorik dan
(60.0%) dengan kategori average, hal ini dapat kapasitas otot pada lumbo-pelvic-hip complex',
disebabkan dari penurunan keseimbangan dapat dalam istilah muskuloskeletal ini terdiri dari tulang
menyebabkan menurunnya kontrol keseimbangan belakang, panggul dan sendi pinggul, serta
menyebabkan jatuh. Pada dasarnya semakin proksimal ekstremitas bawah di samping semua otot
bertambahnya usia maka fungsi dari semua organ yang berhubungan (Paul, 2010).
tubuh menurun sehingga menyebabkan penurunan
kemampuan aktivitas sehari-hari sehingga sering
terjatuh dan menyebabkan cidera pada saat
beraktifitas maupun berolahraga.

Penelitian yang dilakukan Kahle (2009),


menyatakan bahwa core stability exercise dapat
meningkatkan keseimbangan. Manfaat dari core
yang kuat yaitu meningkatkan kekuatan dan
keseimbangan, menurunkan cedera punggung, dan
Bentuk latihan balance exercise yang telah Core stability exercise merupakan komponen
diberikan memungkinkan memberiakan efek penting untuk mmemelihara postur yang baik dalam
terhadap sistem visual, vestibular, somatosensoris, melakukan gerak, menjadi dasar untuk semua
maupun muscularnya. Pada saat dilakukan gerakan gerakan pada lengan dan tungkai. Hal tersebut
latihan keseimbangan terjadi proses di otak yang menunjukkan bahwa dengan stabilitas postur
disebut dengan central compensation, yaitu otak (aktivasi otot core stability) yang optimal, maka
akan berusaha menyesuaikan adanya perubahan kemampuan dan mobilitas pada ektremitas dapat
sinyal sebagai akibat dari rangkaian gerakan ini dilakukan dengan baik (Kibler, 2006).
untuk beradaptasi.
Menurut Akuthota dkk (2008:39), Manfaat
Pada saat otot berkontraksi akan terjadi dari core stability exercise yaitu: meningkatkan
proses sintesa protein pada kontraktil otot yang performa, mencegah terjadinya cedera, mengurangi
berlangsung lebih cepat dari penghancurnya. Hal low back pain.
yang terjadi kemudian adalah bertambah banyaknya
filamen aktin dan miosin secara progresif didalam Sedangkan menurut Kibler dkk (2006:190),
miofibril. Selanjutnya miofibril menjadi hipertropi. manfaat dari core yang kuat yaitu: meningkatkan
Serat yang mengalami hipertopi akan meningkatkan kekuatan dan keseimbangan, menurunkan cedera
komponen sistem metabolisme pospagen termasuk punggung. memaksimalkan keseimbangan dan
ATP dan fospokreatin, akibatnya akan terjadi gerak dari ekstrimitas atas dan bawah.
peningkatan kemampuan sistem metabolisme aerob Sedangkan menurut Thompson (2008:182),
dan anaerob yang mampu meningkatkan energi dan manfaat yang diperoleh dari core stability exercise
kekuatan otot. Adanya peningkatan kekuatan otot adalah: mengurangi resiko cedera, program
pada lansia ini akan membuat tubuh semakin kokoh rehabilitasi cedera, menstabilkan tulang belakang,
dalam menopang badan, demikian pula akan kokoh meningkatkan prestasi atlet.
dalam mempertahankan gerakkannya (Wahyu,
2014). Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa manfaat latihan core stability
Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon exercise adalah meningkatkan performa, mencegah
diperoleh nilai Standing Stork test nilai p = 0.002 terjadinya cedera, mengurangi low back pain,
¿ 0.05 artinya bahwa ada pengaruh core stability meningkatkan kekuatan dan keseimbangan,
terhadap peningkatan keseimbangan di Sanggar menurunkan cedera punggung, memaksimalkan
Senam Life Sport Two Makassar. keseimbangan dan gerak dari ekstrimitas atas dan
bawah, mengurangi resiko cedera, program
Menurut Kibler dkk (2006), manfaat dari
rehabilitasi cedera, menstabilkan tulang belakang,
core yang kuat dapat meningkatkan kekuatan dan
dan meningkatkan prestasi atlet.
keseimbangan, menurunkan resiko cedera
punggung, dan dapat memaksimalkan
keseimbangan dan gerak dari ekstrimitas atas dan KESIMPULAN
bawah. Sedangkan menurut Thompson (2008:182), 1. Pemberian latihan core stability dapat
manfaat yang diperoleh dari core stability exercise meningkatkan keseimbangan di Sanggar
adalah dapat mengurangi resiko cedera, dapat Senam Life Sport Two Makassar.
digunakan untuk program rehabilitasi cedera, dapat
menstabilkan tulang belakang.
2. Kemampuan keseimbangan sebelum di berikan Pada Remaja Flat Foot Usia 18-25 Tahun.
core stability nilai standing stork test dalam Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal
kategori kurang-sedang. 2 dan 4
3. Kemampuan perubahan keseimbangan setelah
diberikan core stability mengalami Dedi Susanto. 2014. Pengaruh Core Stability
peningkatan dengan nilai standing stork test Terhadap Peningkatan Keseimbangan Pada
dalam kategori sedang-baik . Resimen Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Hal 1-88
DAFTAR PUSTAKA
Dini Haryani dan Veni Fatmawati. 2016. Pengaruh
Abrahamova, D. & Hlavacka, F. 2008. Age-Related
Core Stability Exercise Terhadap
Changes of Human Balance during Quiet
Keseimbangan Pada Mahasiswa
Stance. Physiological Research Institute of
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Physiology. No.5, Vol. 6.

Gerry Risangdiptya dan Endang Ambarwati. 2016.


Adi Perdana. 2014. Perbedaan Latihan Wooble
Perbedaan Antara keseimbangan Tubuh
board Dan Latihan Core Stability
Sebelum Dan Sesudah Senam Pilates Pada
Terhadap Peningkatan Keseimbangan
Wanita Usua Muda. Jurnal Kedokteran
Pada Mahasiswa esa Unggul. Jurnal
Diponegoro. Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 :
Fisioterapi Volume 14 Nomor 2. Hal 58-62
911-916. Hal 912 dan 913
Batson, G. 2009. Update On Proprioception Henny Syapitri. 2016. Effect of Swiss Ball Exercise
Considerations For Dance Education. Toward The Body Balance to Less The Risk
Journal Of Dance Medicine And Science. Fall of Older at UPT Social). Jurnal INJEC
No.2, Vol. 13. Vol. 1 No. 2. Hal 167

Betul Sekediz, Mutlu Cug and Feza Korkusuz.2010. Huxham FE, Goldie PA and Patla AE, 2001.
Efects OF Swiss Ball Core Strength Theoretical considerations in balance
Training On Strength, Endurance, Assessment. Australian Journal of
Flexibility and Balance In Sedentary Physiotherapy 47: 89-100.
Women. Journal of Strength and
Conditioning Research. Hal 3034-3037 Irfan, M. 2010. Fisioterapi bagi Insan Stroke edisi
pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal. 22-
Bliven & Anderson. (2013). Core Stability Training 52.
for Injury Prevention. SPORTS HEALTH. Januarshah Zulvikar. 2016. Pengaruh Latihan Statis
vol. 5 • no. 6. (Plank dan Side Plank) Dan Core Stability
Dinamis (Side Lying Hip Abductor Dan
Contreras, B. (2014). Body Weight Strenght Oblique Crunch) Terhadap Keseimbangan.
Training Anatomy. United Stade: Human Journal of Physical Education, Healt and
Kinetic. Sport 3 (2) 96-103.

Erick Nur Winanda. 2017. Pengaruh Core Stability


Exercise Terhadap Keseimbangan Dinamis
Johnson, B.L. and Nelson, J.K. (1979) Practical Meningkatkan Keseimbangan Statis
measurements for evaluation in physical pada Mahasiswa S1 Fisioterapi
education. 4th Edit. Minneapolis: Burgess Stikes’Aisyiyah Yogyakarta. Sport and
Fitness Journal Volume 2, No. 2 : 63 –
Karter Karon. 2007. Balance Training (Stability 73. Hal 65
Workouts for Core Strength and a Sculpted
Body). Canada: Ulysses Press. Thompson, K.G. 2008. Optimizing
Performance by Improving Core
Kibler W. Ben, Joel Press and Aaron Sciascia. Stability and Core Strength. Sports
2006. The Role of Core Stability in Athletic Med. (12):995-1008
Function. Vol 36. No 3. Hal 189-198.
Wahyu Adhi Sudratjat dan Soetardji. 2014.
Efek pemberian Latihan Keseimbangan
Miller,C.A. 2004. Nursing for Wellness in Older
Dalam Mempertahankan Kemampuan
Adult Theory and Practise. (Online)
Keseimbangan Manula Panti Wrendha
http:/www.lovestrong.com/article/196479.
Rindng Asih 1 Ungaran. Sport and
Fitnes Jurnal Volume 2, No.1 : 43-54
Muhammad Irfan. 2012. Fisioterapi Bagi Insan
Stroke. Yogyakarta. Graha Ilmu. Hal 43-52 Wibowo Adik. 2014. Metodologi Penelitian
Praktis Bidang Kesehatan. Edisi 1.
Muthiah Munawwarah dan Nurul Arifyanti Jakarta: Rajawali Pers.
Rahmani. 2015. Perbedaan Four Squre
Yuliana Ratmawati,dkk. 2015. Pengaruh
Step Exercise Dan Single Stand Balance
Latihan Swiss Ball Terhadap
Exercise Dalam Meningkatkan
Peningkatan Fleksibilitas Trunk Pada
Keseimbangan Berdiri Pada Lansia 60-74
Remaja Putri Usia 12-21 Tahun.
Tahun. Jurnal Fisioterapi Volume 15
Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 4,
Nomor 2. Hal 97 dan 98. Nomor 1, hlm. 19–22. Hal 20-22

Muthiah Munawwarah dan Parahitha Nindya N. Zainul Arifin. 2018. Pengaruh Latihan Senam
2015. Pemberian Latihan Pada lansia Kebugaran Jasmani (SKJ) Terhadap
Dapat Meningkatkan Keseimbanagn dan Peningkatan Kebugaran Siswa kelas V
Mengurangi Resiko Jatuh Lansia. Jurnal Di Min Donomulyo Kabupaten Malang.
Fisioterapi Volume 15 Nomor 1. Hal 40 Vo.1 No.1 22-29.

Robert Wood. 2008. Stork Balance Stand Test.


https://www.topendsports.com/testing/tests/
balance-stork.htm

Seftian A. 2014. Pengaruh Core Stability


Exercise Terhadap Keseimbangan Pada
Pesilat PPLP Gorontalo.
Sri Yuliana,dkk. 2014. Pelatihan Kombinasi
Core Stability Exercise dan Ankle
Strategy Exercise Tidak Lebih

Anda mungkin juga menyukai