Peran Arbitrase
Peran Arbitrase
yang lain, tentang hak dan kewajiban para pihak sehubungan dengan
oleh pelaku usaha. Keadaan seperti inilah yang membuat berat hati
yang ada saat ini masih dibayangi oleh prosedur yang rumit dan
Arbitrase.
yang dengan tegas memisahkan antara hukum dengan moral, atau hukum
yang berlaku dengan hukum yang seharusnya berlaku, antara das sollen
dengan das sein. Menurut aliran ini hukum adalah perintah penguasa, dan
Tokoh dari paham hukum positif yang pertama adalah John Austin
menyatakan bahwa hukum merupakan sistem yang logis, tertutup, dan tetap.
Tokoh yang kedua dari aliran hukum positif adalah Hans Kalsen.
Konsep ini dikenal dengan teori hukum murni (Reine Rechtlehre), dengan
kata lain hukum adalah “das sollen” dan bukan “das sein”. Jadi, menurutnya
para pihak. Dalam hal ini, pengadilan memiliki peran yang besar dalam
Pembahasan
1. Peranan Abritrase Dalam Penyelesaian Sengketa Bisnis di Indonesia
Arbitrase berasal dari kata Arbitrare (Bahasa latin) yang berarti
kekuasaan untuk menyelesaikan sesuatu menurut kebijaksanaan.
Dihubungkan dengan arbitrase dengan kebijaksanaan, maka
menimbulkan kesan bahwa seorang arbiter adalah seorang yang
dapat menyelesaikan sengketa dengan lebih bijaksana. Tetapi kesan
itu keliru karena menurut UU AAPS bahwa arbiter bertindak layaknya
majelis hakim pada peradilan umum, tetapi hanya mempunyai batas
waktu yang lebih limit dari peradilan dalam memutus sebuah
sengketa.[3]
Menurut Frank Elkouri dan Edna Elkouri dalam buku mereka yang
berjudul “How Arbitration Works Washington D.C., 1974,
mendefinisikan arbitase sebagai berikut : “Arbitration is a simple
proceeding voluntarily chosen by parties who want a dispute determined by
an impartial judge of their own mutual selection, whose decision, based on
the merits of the case, they agreed in advance to accept as final and
binding”. [4]
Lembaga Arbitrase adalah badan yang dipilih oleh para pihak yang
bersengketa untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu.
Namun, tanpa adanya suatu sengketapun, lembaga arbitrase dapat
menerima permintaan yang diajukan oleh para pihak dalam suatu
perjanjian, untuk memberikan pendapat yang mengikat (binding
opinion) mengenai suatu persoalan berkenaan dengan perjanjian
tersebut, mengenai penafsiran ketentuan yang kurang jelas,
penambahan atau perubahan pada ketentuan yang berhubungan
dengan timbulnya keadaan baru, dan lain-lain. Dengan diberikannya
pendapat oleh lembaga arbitrase tersebut, kedua belah pihak terikat
padanya dan salah satu pihak yang bertindak bertentangan dengan
pendapat itu akan dianggap melanggar perjanjian.[5]
Pada dasarnya lembaga arbritase merupakan lembaga yang
menyelesaikan sengketa yang timbul dari sebuah perjanjian atau
transaksi bisnis mengenai soal perdagangan, industri dan keuangan.
[6] Karena lembaga ini berada dalam lapangan usaha bisnis maka
segala hal sangat diperhitungkan secara detail dan efisien, serta
dalam proses penyelesaian sengketa harus dilakukan secara cepat,
tepat dan adil. Hal ini dikarenakan semakin lambat sengketa tersebut
diselesaikan, akan semakin besar pula biaya dan juga kerugian yang
dapat diderita oleh pelaku usaha tersebut. Disinilah Arbritase
berperan sebagai lembaga yang bersifat independen yang
menyediakan fasilitas untuk menyelenggarakan proses penyelesaian
sengketa melalui jalur non litigasi. Secara umum BANI didirikan
dengan tujuan sebagai berikut[7]:
1. Ikut serta dalam upaya proses penegakan hukum di Indonesia
dengan menyelenggarakan proses penyelesaian sengketa di luar
pengadilan yang dalam hal ini fokus pada sektor perdagangan,
industri dan keuangan;
2. Menyelenggarakan jasa-jasa bagi penyelenggaraan
penyelesaian sengketa melalui arbitrase atau bentuk alternatif
lainnya seperti negosiasi, mediasi, konsiliasi dan pemberian
pendapat yang mengikat sesuai dengan peraturan prosedur BANI
atau peraturan prosedur yang telah disepakati para pihak yang
bersengketa;
3. Bertindak secara otonom dan independen di dalam
menegakkan hukum dan keadilan, khususnya pada bidang-
bidang bisnis; dan
4. Menyelenggarakan pengkajian dan riset serta program-program
pelatihan atau pendidikan mengenai arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa.
Secara umum lahirnya lembaga arbritase di Indonesia sangatlah
berperan dalam proses penegakan hukum di lingkungan dunia bisnis,
hal ini terbukti, lahirnya lembaga tersebut telah dapat mengurangi
penumpukan berkas dipengadilan, tawaran akan penyelesaian
sengketa yang berujung pada `,penyelesaian sengketa yang bersifat
tertutup, dan diperiksa oleh ahli yang memang menguasai persoalan
yang dihadapi para pelaku usaha, menjadi daya tarik yang kuat bagi
pelaku usaha untuk memilih penyelesaian sengketa dengan
menggunakan jalur arbritase daripada lembaga litigasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut maka terhadap
permasalahan yang penulis kaji dalam paper ini, dapat diambil dua
poin kesimpulan, yang dijabarkan sebagai berikut :
1. Lahirnya lembaga arbritase di Indonesia sangatlah berperan
dalam proses penegakan hukum di lingkungan dunia bisnis, hal
ini terbukti, lahirnya lembaga tersebut telah dapat mengurangi
penumpukan berkas dipengadilan, tawaran akan penyelesaian
sengketa yang berujung pada `,penyelesaian sengketa yang
bersifat tertutup, dan diperiksa oleh ahli yang memang
menguasai persoalan yang dihadapi para pelaku usaha, menjadi
daya tarik yang kuat bagi pelaku usaha untuk memilih
penyelesaian sengketa dengan menggunakan jalur arbritase
daripada lembaga litigasi.
2. Lahirnya lembaga arbritrase yang seharusnya berimplikasi
terhadap tidak wenangnya pengadilan negeri untuk menangani
perkara bisnis yang telah tertulis choice of forum dalam klausula
perjanjian terkadang masih tetap menimbulkan sengketa
dan gambling dalam proses penyelesaian sengketanya.
Daftar Pustaka
Buku
Eddy As’Adi, Hukum Acara Perdata Dalam Perspektif Mediasi (ADR) di
Indonesia, Cet. 1, Graha Ilmu, Jakarta, 2012
Gatot Soemartono. Arbitrase dan Mediasi di Indonesia. (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2006).
Ida Bagus Wiyasa Putra, Aspek-Aspek Hukum Perdata Internasional
dalam Transaksi Bisnis Internasional, (Bandung : Refika Aditama,
2008)
Faisal, / AD. Basniwati, PERANAN BADAN ARBITRASI NASIONAL
INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA BISNIS DI
INDONESIA, Jurnal Hukum Jatiswara : Universitas Mataram, Fakultas
Hukum Universitas Mataram