Oleh :
Bimo Surya Lesmana
XII - Analis Kimia A
Menambahkan 2 mL aquades
Menitrasi dengan larutan FAS sampai terjadi perubahan warna dari hijau
–biru-merah bata
Mencatat volume
Larutan Volume
FAS 26,5 mL
Digest 5 mL
Pengujian COD
Kode Volume awal (mL) Volume akhir (mL) Volume titrasi (mL)
Blanko (BL) 0 3 3
Sampel (SP) 3 5,8 2,8
VIII. Perhitungan
A. Standarisasi FAS
Diket : M digest = 0,0417 M
B. Pengujian COD
mg ( A−B ) × M ×8000
- Nilai COD( )=
l mL sampel
mg ( 3−2,8 ) × 0,008 ×8000
- Nilai COD( )=
l 2,5
Keterangan :
mg 0,2 ×64
- Nilai COD( )= A = volume Blanko
l 2,5
B = volume sampel
IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian COD (Chemical Oxygen
Demand) dengan menggunakan sampel air limbah danau. Prosedur analisis COD
menggunakan refluks terbuka yaitu sampel dioksidasi dalam larutan campuran yang
mengandung kalium dikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator dan asam sulfat (H2SO4)
dalam suhu yang tinggi.
Hal ini dikarenakan kalium dikromat lebih efektif mengoksidasi bahan
organic dalam sampel pada suhu yang tinggi dan keadaan asam. Prosesnya yaitu
sebagian besar jenis bahan organic akan teroksidasi oleh campuran mendidih dari
kromat dan asam sulfat. Sampel refluks dengan menggunakan larutan asam kuat
hingga diperoleh kelebihan dari kalium dikromat (K2Cr2O7). Setelah proses tersebut
sisa dari K2Cr2O7 yang tidak tereduksi akan di titrasi menggunakan FAS untuk
menghitung jumlah dari K2Cr2O7 yang dikonsumsi, yang setara dengan jumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan bahan organic yang larut dalam
sampel.
Prinsip pengukuran COD adalah penambahan beberapa kalium dikromat
(K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel yang telah ditambahkan asam pekat dan
katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu. Selanjutnya,
kelebihan kalium dikromat ditera dengan cara titrasi. Baik segala macam bahan
organik, baik yang mudah maupun yang kompleks dan suliturai, akan teroksidasi.
Dengandemikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam
sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan. Kelemahannya, senyawa
kompleks anorganik yang ada di perairan yang dapat teroksidasi ikut dalam reaksi.
Sebagian besar zat organisasi melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan K2Cr207
dalam keadaan asam yang mendidih. Senyawa COD menunjukkan organik vang
tidak dapat didegradasi secara biologis. Kita dapat mengetahui berapa nilai COD
yang terkandung pada suatu limbah dan indikasi limbah tersebut berbahaya atau
tidak.
Adapun hasil dan pemeriksaan COD yang dilakukan praktikan. Hasil yang
diperoleh adalah 5,12 mg/L. jika ditinjau kembali dengan KepMenLH no KEP-
03/Men KLH/II/1991 tentang baku mutu limbah cair golongan 3 COD yaitu 300
mg/L dari hasil pengujian ini dapat dikatakan bahwa limbah dari perumahan disekitar
danau masih didalam ambang batas.
X. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum penentuan Nilai COD (Chemical Oxygen
Demand) pada sampel air limbah danau, didapatkan nilai COD sebesar 5,12 mg/L,
yang berarti masih memenuhi baku mutu sesuai KepMenLH no KEP-03/Men
KLH/II/1991 tentang baku mutu limbah cair golongan 3 COD.
XI. Daftar Pustaka
- http://depisatir.blogspot.com/2013/01/analisis-air-penentuan-cod.html
- http://storyratnanana.blogspot.com/2014/09/analisis-cod-chemical-
oxygen-demand.html
- https://youtu.be/fzjHuIcAqdY