_____________________________________
Oleh :
Bimo Surya Lesmana
Daftar isi…………………………………………………………………………………
Bab I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….
4.2 Perhitungan………………………………………………………………………..
4.3 Pembahasan……………………………………………………………………….
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………...
5.2 Saran……………………………………………………………………………….
1.3 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat kesadahan total air yang diteliti.
2. Untuk mengetahui kadar Ca dalam air yang diteliti.
3. Untuk mengetahui kadar Mg dalam air yang diteliti.
4. Untuk mengetahui kelayakan konsumsi air yang diteliti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kesadahan
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya
ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau
air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak
adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium,
penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam
bikarbonat dan sulfat (Wikipedia, 2011).
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa apabila
dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk
busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi tidak
akan terbentuk busa. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca2+,
Mg2+. Atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal
(logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat,
klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil (O-fish, 2003).
Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai
“air sadah”, atau air yang sukar untuk dipakai mencuci. Senyawa kalsium dan
magnesium bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah terjadinya
busa dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan magnesium relatif sukar
larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari larutan
dalam bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak.
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan
beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang
menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan pemborosan sabun
di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur sabun dapat membentuk gumpalan
scum yang sukar dihilangkan. Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi
dengan ketat untuk mencegah kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya
digunakan berbagai zat kimia (Wikipedia, 2011).
Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+, khususnya
Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat/karakteristik air yang
menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan
sebagai CaCO3 (Giwangkara, 2006 dalam Ihsan, 2011)
B. Jenis Kesadahan
Terdapat dua jenis kesadahan, yakni sebagai berikut:
1. Kesadahan sementara
Kesadahan sementara merupakan kesadahan yang mengandung ion bikarbonat
(HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat
(Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2) Air yang mengandung
ion atau senyawa-senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya
dapat dihilangkan dengan pemanasan air, sehingga air tersebut terbebas dari ion Ca2+
dan atau Mg2+. Dengan jalan pemanasan senyawa-senyawa tersebut akan mengendap
pada dasar ketel (Wikipedia, 2011).
Reaksinya:
Ca(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)
Mg(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) + MgCO3 (endapan)
2. Kesadahan Tetap
Kesadahan tetap adalah kesadahan yang mengadung anion selain ion bikarbonat,
misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh
jadi berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat
(CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan
magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa-senyawa tersebut
disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan
cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan
dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat kimia
tertentu.
Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda- kapur (terdiri
dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga terbentuk endapan
kaslium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida (padatan/endapan)
dalam air.
Reaksinya:
CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 (padatan/endapan) + 2NaCl (larut)
CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4 (larut)
MgCl2 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut)
MgSO4 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut)
Ketika kesadahan kadarnya adalah lebih besar dibandingkan penjumlahan dari
kadar alkali karbonat dan bikarbonat, yang kadar kesadahannya eqivalen dengan total
kadar alkali disebut kesadahan karbonat; apabila kadar kesadahan lebih dari ini
disebut kesadahan non-karbonat. Ketika kesadahan kadarnya sama atau kurang dari
penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, semua kesadahan adalah
kesadahan karbonat dan kesadahan nonkarbonat tidak ada. Kesadahan mungkin
terbentang dari nol ke ratusan miligram per liter, bergantung kepada sumber dan
perlakuan dimana air telah subjeknya (Wikipedia, 2011).
Dipipet
25 mL sampel
Dimasukkan
Kedalam Erlenmeyer
Ditambahkan
2 mL larutan buffer pH 10
Ditambahkan
Dititrasi
Dipipet
25 mL sampel air
Dimasukkan
Kedalam Erlenmeyer
Ditambahkan
Larutan 3 mL NaOH 1N
Ditambahkan
Dititrasi
Dengan larutan EDTA hingga berubah warna dari merah muda menjadi ungu
BAB IV
2) Penentuan kesadahan Ca
4.2 Perhitungan
1. Kesadahan Total :
Kadar CaCO3 = A × [EDTA] × Mr CaCO3 × 1000
mL sampel
2. Kadar Ca
Kadar Ca = V × [EDTA] × Ar Ca × 1000
mL sampel
4.3 Pemabahasan
Pada praktikum kesadahan ini, sampel diambil dari sumur di daerah sekitar. Praktikan
melakukan beberapa percobaan yakni untuk menentukan kesadahan total, kesadahan
kalsium dan kesadahan magnesium terhadap sampel air sumur.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu penentuan kesadahan total. Sampel yang
digunakan sama dengan sampel pada penentuan kalsium (Ca). Sampel ditambahkan
dengan larutan buffer pH 10 karena indikator yang akan digunakan yaitu indikator EBT,
Setelah penambahan indikator Eriochrom Black Tea (EBT) diperoleh larutan berwarna
merah muda, selanjutnya dititrasi dengan EDTA. Jika EDTA dijadikan sebagai titran,
maka larutan akan berubah dari warna merah muda menjadi warna biru. Pada titik akhir
titrasi diperoleh volume titran sebesar 5,6 mL yang merupakan hasil dari rata rata V1: 5,5
mL dan V2: 5,7 mL , dan kadar CaCO3 sebanyak 224 mg/L. Berdasarkan standar
kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air minum yang
dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3 (Bakti Husada, 1995 dalam Resthy, 2011), dapat
dikatakan bahwa air sumur yang diteliti layak konsumsi karena tidak melebihi nilai
ambang batas yang dianjurkan.
Langkah kedua adalah penentuan kalsium (Ca), pertama-tama sampel dimasukkan ke
dalam erlenmeyer kemudian ditambahkan dengan NaOH sebanyak 3 mL. Fungsi
penambahan NaOH disini yaitu untuk meningkatkan pH sampel. Selanjutnya ditambahkan
dengan mureksid. Mureksid berfungsi sebagai indikator, setelah penambahan indikator
mureksid dihasilkan larutan warna merah muda. Menurut teori pada pH lebih tinggi 12,
Mg akan mengendap sehingga EDTA hanya dapat diikat oleh Ca2+ dengan indikator
mureksid. Larutan kemudian dititrasi dengan EDTA sampai warna larutan berubah
menjadi ungu. Volume titran yang digunakan yaitu sebesar 3,4 mL dengan kadar kalsium
(Ca) sebesar 54,4 mg/L, artinya dalam 1 liter air mengandung 54,4 mg kalsium (Ca).
Sedangkan untuk penentuan Magnesium (Mg) pada praktikum kali ini dilakukan
dengan cara mengurangi volume titran kesadahan total dengan kadar Ca dan diperoleh
hasil kadar magnesium (Mg) sebesar 21,12 mg/L, yang artinya dalam 1 liter air
mengandung 21,12 mg magnesium (Mg).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Nilai kesadahan total sampel air adalah 224 mg/L CaCO3.
2. Nilai kesadahan kalsium sampel air adalah 54,4 mg/L.
3. Nilai kesadahan magnesium sampel air adalah 21,12 mg/L.
4. Berdasarkan standar kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010 batas
maksimum kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3 (Bakti
Husada, 1995 dalam Resthy, 2011). Jadi dapat disimpulkan bahwa air tersebut layak
untuk dikonsumsi.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh praktikan adalah:
1. Berhati-hati dalam menggunakan alat.
2. Jangan tergesa-gesa saat melakukan percobaan.
3. Sebaiknya menguasai prosedur kerja percobaan dan mengetahui materi tentang
percobaan yang akan dilakukan.
4. Sebaiknya jangan terlambat pada saat akan melakukan praktikum.
Daftar Pustaka :
http://dhyka1207.blogspot.com/2011/12/laporan-praktikum-kesadahan.html?m=1