Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KESADAHAN TOTAL DAN KALSIUM


METODE KOMPLEKSOMETRI

Oleh :
Bimo Surya Lesmana
XII-Analis Kimia A

SMKN 1 BONTANG TAHUN 2020/2021


ANALIS KIMIA
I. Judul
Analisa Kesadahan Total dan Kalsium dalam Air Sumur Metode Kompleksometri
II. Prinsip
a) Kesadahan Total : Ca2+ dan Mg2+ dalam sampel air dititrasi oleh larutan
EDTA standar pada pH 10 dengan bantuan indicator EBT. Pada saat TA
terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru jelas. Pada TE, mol Ca2+ +
Mg2+ = Mol
b) Kesadahan Kalsium : Pada awalnya indicator murexide berekasi dengan ion
kalsium sehingga larutan berwarna merah muda. Pada titik akhir titrasi dengan
EDTA, indicator akan lepas kembali dan larutan menjadi berwarna ungu
III. Tujuan
1) Untuk mengetahui besarnya kadar Kesadahan Total dan Kalsium pada air
sumur
2) Mengetahui prosedur analisa kesadahan total dan kalsium dengan
menggunakan Metode Kompleksometri
3) Mengetahui fungsi penambahan indicator EBT dan Murexide
IV. Dasar Teori
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air
sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan
air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan
magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-
garam bikarbonat dan sulfat (Wikipedia, 2011).
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa
apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat
membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan
tinggi tidak akan terbentuk busa. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya
ion-ion Ca2+, Mg2+. Atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari
polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam
bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam jumlah kecil (O-fish, 2003).
Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal
sebagai “air sadah”, atau air yang sukar untuk dipakai mencuci. Senyawa kalsium dan
magnesium bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah terjadinya
busa dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan magnesium relatif sukar
larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah dari larutan
dalam bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak.
Karena penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+,
khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat/karakteristik air yang
menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan
sebagai CaCO3 (Giwangkara, 2006 dalam Ihsan, 2011).
Titrasi kompleksometri meliputi reaksi pembentukkan ion-ion kompleks
ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan
mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Contoh
dari kompleks tersebut adalah logam dengan EDTA. Demikian juga titrasi dengan
merkuro nitrat dan perak sianida juga dikenal sebagai titrasi kompleksometri
(Khopkar, 2002).
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion), kompleksometri
merupakan jenis titrasi dimana titrat dan titran saling mengompleks, membentuk hasil
berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut
kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi.
Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks.
Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi
pembentukkan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang
terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian
adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komples biasa seperti diatas, dikenal
pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang
menyangkut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat, disebut ligan dan
dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan:
M(H2O)n + L <==> M (H2O)(n-1) L + H2O
Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna
sebagai tanda tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam
dapat digunakan pada pendekteksian visual dari titik akhir yaitu reaksi warna harus
sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ion logam telah
berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat. Kedua, reaksi warna itu
haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif. Ketiga, kompleks-indikator logam
itu harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau tidak karena disosiasi tak akan
diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun kompleks-indikator logam itu harus
kurang stabil dibanding kompleks logam. EDTA untuk menjamin agar pada titik
akhir titrasi, EDTA memindahkan ion-ion logam dari kompleks-indikator logam ke
kompleks logam EDTA harus tajam dan cepat. Kelima, kontras warna antara
indikator bebas dan kompleks-indikator logam harus sedemikian sehingga mudah
diamati. Indikator harus sangat peka terhadap ion logam (yaitu, terhadap pM)
sehingga perubahan warna terjadi sedikit mungkin dengan titik ekuivalen. Terakhir,
penentuan Ca dan Mg dapat dilakukan dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah
10 dengan indikator erichrn indikatome balck T. Pada pH tinggi 12 Mg(OH) 2 akan
mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca2+ dengan indikator
murexide (Basset, 1994).
Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan Mg2+ dapat ditentukan melalui titrasi
dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap semua
kation tersebut. Titrasi kompleks meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks
ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan
yang mendasari terbentuknya kompleks adalah tingkat kelarutan yang tinggi.
EDTA biasa dikenal sebagai asam etilen diamina tetraasetat, mengandung
atom oksigen dan nitrogen yang efektif dalam membentuk kompleks yang stabil
dengan logam lain yang berbeda. EDTA adalah ligan yang dapat berkoordinasi
dengan satu ion logam melalui dua nitrogen dan satu oksigennya. EDTA juga dapat
berlaku sebagai ligan kudentat dan konsidentat yang membebaskan satu atau dua
gugus oksigen dari reaksi yang kuat dengan logam lain (Brady, 1994 dalam Ihsan,
2011).
EDTA membentuk satu kompleks kelat yang dapat larut ketika ditambahkan
ke suatu larutan yang mengandung kation logam tertentu. Jika sejumlah kecil
Eriochrome Black Tea atau Calmagite ditambahkan ke suatu larutan mengandung
kalsium dan ion-ion magnesium pada satu pH dari 10,0 ± 0,1, larutan menjadi
berwarna merah muda. Jika EDTA ditambahkan sebagai satu titran, kalsium dan
magnesium akan menjadi suatu kompleks, dan ketika semua magnesium dan kalsium
telah manjadi kompleks, larutan akan berubah dari berwarna merah muda menjadi
berwarna biru yang menandakan titik akhir dari titrasi. Ion magnesium harus muncul
untuk menghasilkan suatu titik akhir dari titrasi. Untuk mememastikankan ini,
kompleks garam magnesium netral dari EDTA ditambahkan ke larutan buffer.
Penentuan Ca dan Mg dalam air sudah dilakukan dengan titrasi EDTA. pH
untuk titrasi adalah 10 dengan indikator Eriochrom Black T (EBT). Pada pH lebih
tinggi, 12, Mg(OH)2 akan mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh
Ca2+ dengan indikator murexide. Adanya gangguan Cu bebas dari pipa-pipa saluran
air dapat di masking dengan H2S. EBT yang dihaluskan bersama NaCl padat
kadangkala juga digunakan sebagai indikator untuk penentuan Ca ataupun
hidroksinaftol. Seharusnya Ca tidak ikut terkopresitasi dengan Mg, oleh karena itu
EDTA direkomendasikan (Ginoest, 2010).

V. Alat dan Bahan


No Alat Bahan
1. Buret EDTA 0,0357 N
2. Pipet volume 10 mL Buffer pH 12
3. Pipet volume 5 mL Indicator murexide
4. Pipet ukur 5 mL Indicator EBT
5. Spatula Aquadest
6. Bulp Air sumur (sampel)
7. Beaker glass Buffer pH 10
8. Erlenmeyer

VI. Prosedur Kerja


1) Prosedur kerja Analisa Kesadahan Total

Masukkan EDTA ke dalam buret

Masukkan 25 ml sampel air sumur

Tambahkan sepucuk spatula untuk indicator EBT

Tambahkan 5 ml buffer pH 10

Titrasi dengan larutan EDTA hingga TAT

TAT berwarna ungu-biru


2) Prosedur kerja Analisa Kesadahan Kalsium

Masukkan EDTA ke dalam buret

Masukkan 25 ml sampel air sumur

Tambahkan sepucuk spatula untuk indicator


Murexide

Tambahkan 5 ml buffer pH 12

Titrasi dengan larutan EDTA hingga TAT

TAT berwarna merah anggur-ungu

VII. Data Analisis


 Penentuan Kesadahan Total

Zat yang Bereaksi Hasil Keterangan


25 mL sampel air Larutan bening
ditambahkan larutan buffer
pH 10 V EDTA= 8,2 ml
Ditambahkan indikator Larutan bewarna ungu
Eriochrome Black Tea
(EBT)
Dititrasi dengan larutan Larutan bewarna biru
EDTA 0,0357 N

 Penentuan kadar Kalsium

Zat yang Bereaksi  Hasil  Keterangan 


25 mL sampel air Larutan bening
ditambahkan buffer pH 12
Ditambahkan indikator Larutan bewarna merah V EDTA= 5,6 ml
Murexide anggur
Dititrasi dengan larutan Larutan bewarna ungu
EDTA 0,0357 N
VIII. Perhitungan
 Kesadahan Total
1000× 8,2 ×0,0357 ×50
- kesadahan=
25
= 585,48 mg/L

 Kalsium
1000 ×5,6 × 0,0357× 50
- kalsium=
25
= 399,85 mg/L

IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan Analisa Kesadahan Total dan Kalsium pada
sampel air sumur dengan menggunakan Metode Kompleksometri.
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion), Kompleksometri
merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk
hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut
kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam
titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun
disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Titrasi kompleksometri juga dikenal
sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun
pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar
terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Kompleksometri
termasuk salah satu analisis kimia kuantitatif, yang tujuannya untuk menentukan
kadar ataupun konsentrasi dalam suatu sampel. Adapun prinsip kerjanya yaitu
berdasarkan reaksi pembentukan senyawa kompleks dengan EDTA, sebagai larutan
standar dengan bantuan indikator tertentu. Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan
terjadinya perubahan warna larutan, yaitu dari ungu menjadi biru (Kesadahan Total)
dan Merah anggur-ungu (Kalsium).
Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna
sebagai tanda tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam
dapat digunakan pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu reaksi warna
harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ion logam telah
berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat. Kedua, reaksi warna itu
haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif. Ketiga, kompleks-indikator logam
itu harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau tidak, karena disosiasi, tak akan
diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun, kompleks-indikator logam itu harus
kurang stabil dibanding kompleks logam-EDTA untuk menjamin agar pada titik
akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam dari kompleks-indikator logam ke
kompleks logam-EDTA harus tajam dan cepat. Kelima, kontras warna antara
indikator bebas dan kompleks-indikator logam harus sedemikian sehingga mudah
diamati.
Pada percobaan kali ini digunakan 2 indikator yaitu EBT untuk penentuan
Kesadahan total, dan indicator murexide untuk penentuan Kalsium, penambahan
indicator berfungsi untuk mempermudah untuk mengetahui dari titik akhir titrasi.
Buffer yang digunakan juga ada 2 jenis yaitu buffer pH 10 dan buffer pH 12.
Kesadahan total menggunakan buffer pH 10 dan Kalsium menggunakan pH 12.
Tujuan ditambahkan nya buffer pada larutan itu ialah untuk menjaga ion tetap dalam
larutan.
Sampel air sumur dititrasi dengan menggunakan larutan EDTA lalu
menggunakan indicator yang telah dijelaskan terlebih dahulu pada pembahasan
sebelumnya, lalu ditambahkan masing masing 5 mL larutan buffer pH 10 dan pH 12.
Titik akhir titrasi pada penentuan Kesadahan Total dan Kalsium pada kali ini yaitu
didapatkan Volume TAT yaitu 8,2 mL untuk Kesadahan Total dan 5,6 mL untuk
Kalsium.

X. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum kali ini ditetapkan kadar Kesadahan Total yaitu
585,48 mg/L dan Kalsium yaitu 399,85 mg/L.

XI. Daftar pustaka


- https://www.youtube.com/watch?v=ULDNhjtdu5g
- http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-analitik-
kompleksometri.html

Anda mungkin juga menyukai