Oleh :
Bimo Surya Lesmana
XII-Analis Kimia A
Tambahkan 5 ml buffer pH 10
Tambahkan 5 ml buffer pH 12
Kalsium
1000 ×5,6 × 0,0357× 50
- kalsium=
25
= 399,85 mg/L
IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan Analisa Kesadahan Total dan Kalsium pada
sampel air sumur dengan menggunakan Metode Kompleksometri.
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan
kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion), Kompleksometri
merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk
hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut
kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam
titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun
disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Titrasi kompleksometri juga dikenal
sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun
pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar
terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Kompleksometri
termasuk salah satu analisis kimia kuantitatif, yang tujuannya untuk menentukan
kadar ataupun konsentrasi dalam suatu sampel. Adapun prinsip kerjanya yaitu
berdasarkan reaksi pembentukan senyawa kompleks dengan EDTA, sebagai larutan
standar dengan bantuan indikator tertentu. Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan
terjadinya perubahan warna larutan, yaitu dari ungu menjadi biru (Kesadahan Total)
dan Merah anggur-ungu (Kalsium).
Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna
sebagai tanda tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam
dapat digunakan pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu reaksi warna
harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ion logam telah
berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat. Kedua, reaksi warna itu
haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif. Ketiga, kompleks-indikator logam
itu harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau tidak, karena disosiasi, tak akan
diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun, kompleks-indikator logam itu harus
kurang stabil dibanding kompleks logam-EDTA untuk menjamin agar pada titik
akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam dari kompleks-indikator logam ke
kompleks logam-EDTA harus tajam dan cepat. Kelima, kontras warna antara
indikator bebas dan kompleks-indikator logam harus sedemikian sehingga mudah
diamati.
Pada percobaan kali ini digunakan 2 indikator yaitu EBT untuk penentuan
Kesadahan total, dan indicator murexide untuk penentuan Kalsium, penambahan
indicator berfungsi untuk mempermudah untuk mengetahui dari titik akhir titrasi.
Buffer yang digunakan juga ada 2 jenis yaitu buffer pH 10 dan buffer pH 12.
Kesadahan total menggunakan buffer pH 10 dan Kalsium menggunakan pH 12.
Tujuan ditambahkan nya buffer pada larutan itu ialah untuk menjaga ion tetap dalam
larutan.
Sampel air sumur dititrasi dengan menggunakan larutan EDTA lalu
menggunakan indicator yang telah dijelaskan terlebih dahulu pada pembahasan
sebelumnya, lalu ditambahkan masing masing 5 mL larutan buffer pH 10 dan pH 12.
Titik akhir titrasi pada penentuan Kesadahan Total dan Kalsium pada kali ini yaitu
didapatkan Volume TAT yaitu 8,2 mL untuk Kesadahan Total dan 5,6 mL untuk
Kalsium.
X. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum kali ini ditetapkan kadar Kesadahan Total yaitu
585,48 mg/L dan Kalsium yaitu 399,85 mg/L.