Anda di halaman 1dari 7

KOMPLIKASI PADA JANTUNG DAN

ARTIKEL ABNORMALITAS EKG PASCA


PENYEGAR STROKE
Vincha Rahma Luqman,1 Zam Zanariah,2

1Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran,


Universitas Lampung, Bandarlampung, Indonesia
2Departemen Ilmu Penyakit Saraf, Fakultas Kedokteran,

Universitas Lampung, Bandarlampung, Indonesia

Terdapat sebuah overlap diantara diidentifikasi jika diawali dengan


penyakit serebrovaskular dan penyakit gangguan serebrovaskular. Dengan
kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular demikian, betapa pentingnya bagi
khususnya pada jantung sering teramat seorang klinisi untuk masalah sekunder
di pasien stroke, dan kelainan jantung yang diakibatkan oleh stroke, bersifat
juga sering terjadi didapati setelah kebetulan, atau faktor penyebab
stroke. Hal yang paling serius langsung stroke.
diantaranya merupakan infark miokard
akut (IMA), gagal jantung, aritmia seperti Iskemia dan Gagal Jantung
takikardia ventrikel, fibrilasi ventrikel, Peristiwa stroke yang bersamaan
atau fibrilasi atrium, hingga henti jantung. dengan IMA merupakan perkara yang
Pasien dengan riwayat aterosklerosis sering dijumpai. Risiko IMA pada pasien
serebral sering terdapat penyakit arteri stroke diperkirakan 2% dan bersifat
koroner (PAK) atau penyakit pembuluh kumulatif dari waktu ke waktu. Selain itu,
darah perifer (PAP). Sebaliknya, pasien sindrom koroner akut (SKA) termasuk
dengan PAK atau PAP memiliki risiko angina, IMA, dan iskemia jantung, dalam
stroke yang lebih besar.[1] Beberapa waktu 3 bulan pertama terjadi pada
penelitian telah menunjukkan bahwa sekitar 6% pasien stroke iskemik akut.[5,6]
pasien dengan penyakit serebrovaskular Stroke yang diikuti dengan diabetes
berisiko untuk terjadinya IMA atau mellitus (DM) dianggap sebagai risiko
kematian pembuluh darah setelah terjadi yang sering menuju ke penyakit jantung
stroke, dan dengan penyakit jantung koroner (PJK).[7] Oleh karena itu, pasien
sebagai penyebab kematian yang dengan stroke yang tidak terdiagnosis
tertinggi pada pasien stroke dari waktu ke PJK atau IMA mungkin memiliki risiko
waktu.[2,3] kejadian jantung serupa dengan pasien
Pada suatu penelitian lain pada yang telah teridentifikasi dengan PJK.
pasien stroke akut dan dirawat inap, Pedoman American Heart Association
terjadi kematian yang disebabkan oleh (AHA) menyarankan untuk melakukan
jantung pada 35/846 pasien (4%) dan penilaian risiko jantung pada semua
dengan kelainan jantung yang serius pasien stroke dengan pemeriksaan
dalam tiga bulan pertama pasca stroke stress-test jantung non-invasif untuk para
terjadi pada 161/846 pasien (19%). pasien dengan profil risiko kejadian
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kardiovaskular yang tinggi, termasuk
terjadi kelainan jantung yang serius aterosklerosis arteri servico-serebral.
adalah stroke dengan prognosis yang Pedoman AHA menyatakan bahwa
buruk, riwayat gagal jantung, dan "Semua pasien dengan stroke iskemia
disfungsi ginjal (kadar kreatinin > 1,3 atau TIA (Transient Ischemia Attack)
mg/dl). Temuan EKG terkait dengan harus dilakukan penilaian kardiovaskular
peningkatan risiko berikut adalah extra yang komprehensif untuk
ventricular beats dan interval QT yang mengidentifikasi kemungkinan dari
memanjang.[4] penyakit jantung koroner yang belum
Umumnya penyebab stroke yang diketahui".[8]
disebabkan oleh jantung dapat Peningkatan troponin pada pasien

JIMKI Volume 7 No.2 | Mei – Oktober 2019 140


stroke biasanya lebih rendah seperti sepsis atau TEV.[12]
dibandingkan pasien dengan IMA, Terlepas dari etiologi yang
karena mekanisme peningkatan troponin mendasari, troponin yang meningkat
bukan disebabkan iskemia miokard yang merupakan biomarker jantung yang
berhubungan dengan CAD melainkan signifikan pada pasien stroke karena
hasil dari stroke-induced sympathetic beberapa penelitian telah menemukan
stressors yang disebut “demand bahwa peningkatan troponin jantung
ischemia”. Peningkatan troponin terjadi terkait dengan peningkatan risiko
pada pasien dengan SAH (subarachnoid kardiovaskular dan semua penyebab
hemorrhage), peningkatan troponin juga kematian terlepas dari adanya PAK
terkait dengan risiko kematian dan intrinsik.[13]
morbiditas yang lebih tinggi saat keluar Dugaan mekanisme dari cedera
dari rumah sakit, namun kejadian ini tidak miokard yang bermanifestasi terhadap
signifikan pada 3 bulan pasca peningkatan troponin biasanya dikaitkan
pemulangan dari rumah sakit.[9,10] dengan iskemia miokard. Troponin
Guideline Eropa dan Amerika jantung dapat dilepaskan ke dalam
pada tahun 2012 mendefinisikan IMA sirkulasi, tanpa adanya cedera dari miosit
berdasarkan peningkatan biomarker namun terjadi peningkatan permeabilitas
jantung dan gambaran klinis iskemia. membran sel otot jantung. Mekanisme
Pedoman ini lebih lanjut menyatakan non-ischemic ini, atau “neurogenic stress
bahwa IMA paling baik didiagnosis cardiomyopathy” (NSC), mungkin
menggunakan troponin sebagai disebabkan oleh fenomena “myocardial
biomarker diikuti dengan kelainan EKG, stunning,” atau “catecholamine-induced
atau munculnya tanda - tanda iskemia myocardial injury”.[14] Kardiomiopati
miokard pada ekokardiografi. Hal ini takotsubo adalah salah satu bentuk NSC
penting dalam penilaian probabilitas yang lebih sering didapatkan pada
pasien mendapati iskemia koroner pasca pasien subarachnoid tetapi juga dapat
stroke, karena hasil peningkatan troponin terjadi pada pasien dengan stroke
darah tidak selalu mencerminkan SKA. iskemik akut.[15,16]
Pelepasan troponin biasanya dianggap Pertama kali dipublikasikan di
terjadinya kerusakan jaringan jantung Jepang, kardiomiopati takotsubo adalah
dikarenakan iskemia jantung yang sindrom jantung sementara yang
berkelanjutan. Ada tidaknya SKA, melibatkan akinesia apikal ventrikel kiri,
kejadian iskemik atau perdarahan akut, termasuk terjadi elevasi segmen ST dan
dapat terkait dengan peningkatan peningkatan kadar troponin yang dapat
troponin, yang reflektif kepada fenomena meniru SKA.[6] Namun, angiografi
cardiac demand ischemia.[11] Selain itu, koroner pada pasien kardiomiopati
kondisi patologis lainnya yang takotsubo tidak menunjukkan PAK yang
menyebabkan peningkatan troponin SKA signifikan. Istilah ini berasal dari
antara lain takiaritmia, bradaritmia, blok kesamaan ventrikel kiri akinetik dengan
jantung, fibrilasi atrium, gagal jantung, pot pancing gurita Jepang (Takotsubo)
tromboemboli vena (TEV), miokarditis, (Gambar 1).[15,17]
kontusio miokard, diseksi aorta, sepsis, Mekanisme kardiomiopati
gagal napas, gagal ginjal, kondisi takotsubo tidak jelas tetapi dapat
autoimun, inflamasi, toksisitas obat dikatakan terkait dengan kondisi
tertentu, serta masalah jantung selain endogenous catecholamine–induced
PJK termasuk kardiomiopati hipertrofik stunning miokardium. Diperkirakan
dan penyakit jantung katup, yang bahwa 20 - 30% dari pasien SAH
seringkali terjadi pada pasien stroke. berpotensi memiliki kardiomiopati
Peningkatan troponin, sebagai penanda sekunder, atau kelainan - kelainan gerak
SKA, bermanfaat pada pasien dengan dinding ventrikel (ventricular wall motion
probabilitas PJK yang tinggi dan kurang abnormalities). Pasien dengan stroke
bermanfaat pada pasien stroke yang juga memiliki hipokinesis yang kurang
tidak diketahui terdapat PJK atau tidak. spesifik dari segmen ventrikel bagian
Pada pasien yang tidak diketahui basal dan medial kiri, namun peristiwa ini
terdapat PJK, peningkatan troponin memiliki kejadian yang lebih sering
berpotensi menyebabkan kesalahan daripada hipokinesis ventrikel apikal atau
diagnosis dari komplikasi stroke lainnya global pada kardiomiopati takotsubo.[18]

JIMKI Volume 7 No.2 | Mei – Oktober 2019 141


Prediktor NSC setelah SAH Penatalaksanaan pasien dengan NSC-
menggambarkan severitas cedera induced cardiomyopathy akan ditambah
neurologis pasien, peningkatan troponin, dengan diuretik untuk kasus volume
serta peningkatan level brain natriuretic overload, ditambah administrasi obat
peptide. Peristiwa peningkatan sering penghambat enzim pengonversi
terjadi di populasi wanita. Pemeriksaan angiotensin (ACE-I) atau penghambat
peningkatan troponin jantung pada reseptor angiotensinogen (ARB) hingga
pasien SAH memiliki tingkat sensitivitas terdapat perbaikan disfungsi ventrikel
100% dan spesifisitas 91% untuk kiri. Dalam kasus stroke, identifikasi
menggambarkan disfungsi jantung pasien yang berpotensi PAK atau SKA
terkait SAH. NSC lebih mungkin terjadi sebagai penyebab peningkatan troponin
pada pasien SAH di mana kelainan membutuhkan pemeriksaan jantung
gerakan dinding ventrikel tidak yang menyeluruh.[21] Jika
disebabkan oleh PAK dan di mana memungkinkan, beberapa pasien
pelepasan troponin relatif lebih sedikit mungkin memerlukan angiografi koroner
dibandingkan dengan derajat disfungsi selain pemeriksaan ekokardiografi (baik
ventrikel kiri. Biomarker Creatine kinase menggunakan kateter atau angiografi
MB (CK-MB) dapat meningkat.[19] non-invasif) untuk membedakan antara
Pasien dengan NSC berpotensi peningkatan troponin yang terkait
terdapat peningkatan risiko vasospasme dengan NSC dan terkait PAK. Untuk
serebral dan juga berisiko mendapati pasien dengan SKA dan stroke iskemik
aritmia ventrikel terutama pada pasien besar atau stroke hemoragik
dengan lesi insular kanan.[14] Stroke yang (dikarenakan perdarahan intraserebral
meliputi insular korteks juga dapat (ICH) atau SAH), stenting jantung
dikaitkan dengan sejumlah kelainan mungkin tidak dapat segera dilakukan,
jantung termasuk kelainan repolarisasi, karena risiko perdarahan yang
aritmia, kerusakan jantung neurogenik, memburuk dengan antikoagulasi atau
gagal jantung, serta kematian mendadak. terapi kombinasi antiplatelet saat
Mekanisme tersebut terkait kontrol prosedur. Dalam hal itu, kontrol faktor
otonom fungsi kardiovaskular yang risiko agresif dengan statin dan beta-
muncul yang dipusatkan di korteks blocker dapat digunakan. Selain itu, jika
insular.[20] terdapat pasien dengan IMA akut dan
Penatalaksanaan pasien stroke stroke iskemik akut dikontraindikasikan
dengan peningkatan kadar troponin menggunakan terapi trombolitik, terapi
memerlukan evaluasi diagnostik yang trombolitik intravena dan/atau intra-
lengkap dengan pengobatan arterial mungkin menjadi pilihan pada
gejala/gangguan yang mendasarinya. pasien tertentu.[19]

Gambar 1. Gambaran lateral ekokardiografi dengan kontras Definity menunjukkan


peningkatan volume ventrikel kiri dengan aneurisma apikal dengan septal akinesis (yang
secara nyata membaik 3-4 hari kemudian), 1 hari setelah perdarahan subaraknoid akut.

JIMKI Volume 7 No.2 | Mei – Oktober 2019 142


Perhatikan penampilan ventrikel kiri yang seperti labu (gourd-like appearance).[21]

ABNORMALITAS EKG DAN ARITMIA segmen ST (35%), dan gelombang-U


Pasien stroke sering mengalami (28%). Interval QT memanjang
aritmia jantung dan perubahan memungkinkan risiko terjadinya torsade
repolarisasi sehingga memiliki risiko de pointe pada pasien dan mungkin
kematian mendadak yang lebih tinggi, diperkuat oleh hipokalemia; 50% pasien
insiden aritmia fatal menyumbang 6% SAH mungkin memiliki hipokalemia dan
dari kematian pasca stroke. Perubahan interval QT memanjang lebih sering
EKG dapat dimediasi melalui terjadi pada SAH daripada stroke akut
peningkatan norepinefrin yang abnormal. lainnya.[9] Interval QT memanjang,
Diperkirakan bahwa 75-92% pasien ditemukan pada 71% pasien dengan
dengan stroke iskemik akut mengalami SAH, 64% pasien dengan perdarahan
kelainan EKG baru. Aritmia jantung intraparenkim, dan 38% pasien dengan
kemudian dapat terjadi di atas 60-70% stroke iskemik, mungkin berhubungan
dari semua pasien stroke. Abnormalitas dengan peningkatan tekanan darah
yang paling sering terjadi yaitu interval sistolik.[22,23]
QT yang memanjang (45%), depresi

Gambar 2. Interval QT yang memanjang dan gelombang T serebral pada EKG anterior
ditunjukkan pada pasien dengan perdarahan subaraknoid.[21]

Gambar 3. Fibrilasi atrium dengan respons ventrikel yang cepat (denyut jantung 115
denyut per menit) gambaran EKG pada pasien dengan stroke iskemik arteri serebri besar
tengah bagian kiri.[21]

Elevasi segmen ST lebih sering dapat terjadi inversi gelombang-T yang


terjadi pada pasien stroke dengan simetris dan besar yang juga dikenal
kelainan gerakan dinding ventrikel sebagai gelombang-T cerebral (Gambar
bagian apikal dan medial, dan jika 2).[24,25] Perubahan EKG ini diduga
pasien-pasien dengan kemungkinan karena lonjakan katekolamin dengan
terdapat PAK yang bersamaan harus gangguan miosit transeluler yang
menjalani evaluasi diagnostik secara diinduksi oleh simpatomimetik dan/ atau
komprehensif. Pasien dengan NSC juga nekrosis miokard, atau seperti yang

JIMKI Volume 7 No.2 | Mei – Oktober 2019 143


disebutkan sebelumnya, lebih sering ketidakstabilan hemodinamik. Etiologi
terjadi pada stroke insular kanan karena neurogenik tereksklusikan dan pencarian
kontrol otonom yang diberikan oleh etiologi jantung intrinsik yang
insula kanan. Insiden aritmia yang serius mendasarinya harus dicari termasuk
paling tinggi terekam pada 24 jam kelainan jantung struktural. Penyebab
pertama masuk rumah sakit. Hanya aritmogenik lain yang harus dicari
sekitar 25% dari pasien memiliki gejala termasuk kelainan elektrolit, obat-obatan
klinis yang berkaitan dengan aritmia ini, (terutama obat yang memperpanjang
pemantauan telemetri jantung terus interval QT), dan penyebab aritmia
menerus kepada semua pasien stroke nonkardiak seperti TEV atau sepsis.[23]
saat di rumah sakit juga penting.[20] Perawatan harus fokus pada
Stroke kardioembolik merupakan pengendalian aritmia, sebagaimana
14-30% dari semua stroke iskemik, diperlukan, dan mengobati penyebab
kejadian atrial fibrilasi dapat mewakili aritmia yang mendasarinya. Secara
50% dari stroke kardioembolik ini. Secara khusus, koreksi kelainan elektrolit
umum, stroke kardioembolik memiliki dengan mempertahankan kadar elektrolit
tingkat kematian di rumah sakit yang serum normal sangat penting untuk
tinggi.[26] Namun, aritmia yang serius mencegah pasien stroke akut
hanya dapat dideteksi setelah terjadinya berkembang menjadi aritmia yang
stroke dan mungkin berhubungan berpotensi fatal.[21]
langsung dengan ukuran atau lokasi
stroke. Takaritmia serius akibat fibrilasi Kelainan jantung yang sering
atrium sering terjadi pada stroke iskemik terjadi pasca stroke mungkin merupakan
akut (Gambar 3). Fibrilasi atrium akibat dari IMA, gagal jantung, dan
persisten juga lebih sering terjadi pada aritmia ventrikel atau atrium. Kejadian
stroke iskemik, dibandingkan dengan stroke dan kejadian kardiak dapat terjadi
SAH atau ICH. Secara khusus, kelainan secara bersamaan. Peningkatan enzim
depolarisasi menjadi perhatian khusus jantung setelah stroke iskemik akut
karena berhubungan dengan risiko mungkin bukan indikasi cedera miokard,
takikardia ventrikel atau fibrilasi ventrikel tetapi SKA harus selalu dipertimbangkan
yang lebih besar.[21] dalam keadaan tersebut, dan NSC
Penyebab disritmia jantung merupakan diagnosis eksklusi. Semua
kemungkinan karena peningkatan tonus pasien stroke juga harus menjalani
simpatis dan perubahan tekanan darah telemetri jantung selama rawat inap akut
serta variabilitas detak jantung yang karena aritmia jantung sering terjadi,
terjadi pasca stroke. Jika terdapat PJK terutama dalam beberapa hari pertama
juga dapat menjadi penyebab pasien setelah onset gejala stroke.
stroke menjadi aritmia jantung. Banyak
pasien stroke yang mengalami aritmia DAFTAR PUSTAKA
jantung memiliki fungsi jantung normal, 1. Eisen A, Bhatt DL, Steg PG, Eagle
namun mekanisme dari sistem saraf KA, Goto S, Guo J, et al. Angina and
pusat menjadi kemungkinan penyebab Future Cardiovascular Events in
dalam terjadinya aritmia ini. Insula kanan Stable Patients Atherothrombosis
juga dapat meregulasi fungsi dari nodus for Continued Health ( REACH )
sinoatrial sehingga merupakan Registry. J Am Heart Assoc.
penyebab peningkatan risiko bradikardia 2016;5(10):1–23.
dan hipotensi pada pasien stroke insular 2. Carlo A Di, Lamassa M,
kanan. Sebaliknya, takikardia dan Franceschini M, Bovis F, Cecconi L,
hipertensi arteri nampaknya lebih sering Pournajaf S, et al. Impact of acute-
pada pasien dengan lesi insular kiri, phase complications and
meskipun aritmia supraventrikular interventions on 6-month survival
biasanya terjadi lebih sering pada stroke after stroke . A prospective
hemisfer kanan mungkin karena observational study. PLoS One.
hilangnya kontrol parasimpatis dari insula 2018;13(3):1–15.
kanan.[20] 3. Kenmogne-domning GH,
Terlepas dari itu, evaluasi dan Kamtchum-tatuene J, Noumegni
manajemen aritmia pasca stroke SR, Fokoua-dongmo CM, Zafack
tergantung pada jenis aritmia dan apakah JG, Noubiap JJ. Cardiac
pasien menunjukkan gejala klinis atau complications after stroke : protocol
tidak seperti memiliki tanda-tanda for a systematic review and meta-

JIMKI Volume 7 No.2 | Mei – Oktober 2019 144


analysis. BMJ Open. 2018;8:1–5. 13. Blanco-grau A, Rubiera M, Penalba
4. Gunnoo T, Hasan N, Khan MS, A, Garcı T. Admission troponin-I
Slark J, Bentley P, Sharma P. predicts subsequent cardiac
Quantifying the risk of heart disease complications and mortality in acute
following acute ischaemic stroke : a stroke patients. Eur Stroke J.
meta-analysis of over 50 000 2016;1(3):205–12.
participants. BMJ Open. 2016;6:1– 14. Cardiomyopathy S, Boland TA, Lee
7. VH, Bleck TP. Stress-Induced
5. Larsson SC, Akesson A. Egg Cardiomyopathy. Crit Care Med.
consumption and risk of heart 2015;43(3):686–94.
failure, myocardial infarction, and 15. Changes H, Brain D. Are
stroke: results from 2 prospective Neurogenic Stress Cardiomyopathy
cohorts 1 – 3. Am J Clin Nutr. and Takotsubo Different Syndromes
2015;102(5):1007–13. With Common Pathways? JACC
6. Chen Z, Venkat P, Seyfried D, Hear Fail. 2017;5(12):940–2.
Chopp M, Yan T, Chen J, et al. 16. Madias JE. “Neurogenic stress
Brain-heart interaction: cardiac cardiomyopathy in heart donors” is a
complications after stroke. Circ Res. form of Takotsubo syndrome. Int J
2018;121(4):451–68. Cardiol. 2015;184:612–3.
7. Melgaard L, Gorst-rasmussen A, 17. Kitagawa T, Ishikawa H, Yamamoto
Søgaard P, Hvilsted L, Lip GYH, J, Ota S. Takotsubo cardiomyopathy
Larsen TB. Diabetes mellitus and and neurogenic pulmonary edema
risk of ischemic stroke in patients after carotid endarterectomy. World
with heart failure and no atrial Neurosurg. 2019;S1878-
fibrillation. Int J Cardiol. 8750(19):30085–3.
2016;209:1–6. 18. Gopinath R, Ayya SS. Neurogenic
8. Powers WJ, Derdeyn CP, Biller J, Stress Cardiomyopathy: What Do
Coffey CS, Hoh BL, Jauch EC, et al. We Need to Know. Ann Card
AHA / ASA Guideline 2015 AHA / Anaesth. 2018;21:228–34.
ASA Focused Update of the 2013 19. Gopalakrishnan P, Zaidi R, Sardar
Guidelines for the Early MR, Gopalakrishnan P, Zaidi R.
Management of Patients With Acute Takotsubo cardiomyopathy:
Ischemic Stroke Regarding Pathophysiology and role of cardiac
Endovascular Treatment. Stroke. biomarkers in differential diagnosis.
2015;1(1):1–47. World J Cardiol. 2017;9(9):723–30.
9. Manea M, Comsa M, Minca A, 20. Krause T, Werner K, Fiebach JB,
Dragos D, Constantin P. Brain-heart Villringer K, Nolte CH. Stroke in right
axis - Review Article. J Med Life. dorsal anterior insular cortex is
2015;8(3):266–71. related to myocardial injury. Ann
10. Barber M, Morton JJ, Macfarlane Neurol. 2017;81(4):502–11.
PW, Barlow N, Roditi G, Stott DJ. 21. Caplan LR, Biller J, Leary MC, Lo
Elevated Troponin Levels Are EH, Thomas AJ. Primer on
Associated with Sympathoadrenal Cerebrovascular Disease. United
Activation in Acute Ischaemic Kingdom: Elsevier; 2017. 749–53 p.
Stroke. Cerebrovasc Dis. 22. Ruthirago D, Julayanont P,
2007;23:260–6. Tantrachoti P, Kim J, Nugent K.
11. Togha M, Sharifpour A, Ashraf H, Cardiac Arrhythmias and Abnormal
Moghadam M, Sahraian MA. Electrocardiograms After Acute
Electrocardiographic abnormalities Stroke. Am J Med Sci.
in acute cerebrovascular events in 2016;351(1):112–8.
patients with/without cardiovascular 23. Efird JT, Kamel H, Alonso A,
disease. Ann Indian Acad Neurol. Heckbert SR, Jr L, Soliman EZ. The
2013;16(1):66–71. Association of the QT Interval with
12. Md. Hasan A, Datta P, Saha S, Atrial Fibrillation and Stroke: The
Achariya M, Sarkar N, Ranjan R. A Multi-Ethnic Study of
study on the electrocardiographic Atherosclerosis. Clin Res Cardiol.
findings in acute stroke, a case 2015;104(9):743–50.
controlled study in a tertiary hospital 24. Rajakariar K, Parfrey S, Koshy A,
in Eastern India. Sudan Med Monit. Sajeev J, Roberts L, Lipshutz J.
2016;11:13–7. Concurrent ST Elevation and Acute

JIMKI Volume 7 No.2 | Mei – Oktober 2019 145


Stroke: A Time-Critical Management
Dilemma. Hear Lung Circ.
2018;27(2):S88.
25. Stone J, Mor-avi V, Ardelt A, Lang
RM. Frequency of Inverted
Electrocardiographic T Waves
(Cerebral T Waves) in Patients With
Acute Strokes and Their Relation to
Left Ventricular Wall Motion
Abnormalities. Am J Cardiol.
2018;121(1):120–4.
26. Zolotovskaya IA, Davydkin I.
Endothelial dysfunction a significant
marker of adverse clinical outcome
in patients with atrial fibrillation after
cardioembolic stroke. Ther Arch.
2019;91(1):53–9.

JIMKI Volume 7 No.2 | Mei – Oktober 2019 146

Anda mungkin juga menyukai