Anda di halaman 1dari 8

Riyani. et.

Al, Pengaruh sumber nutrisi

PENGARUH SUMBER NUTRISI TERHADAP UMUR VEKTOR DEMAM BERDARAH


DENGUE Aedes aegypti DI LABORATORIUM

Riyani Setiyaningsih, Damar Tri Boewono


Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit
Jl. Hasanudin No. 123 Salatiga

THE INFLUENCE OF NUTRITION SOURCE ON LONGIVITY OF DENGUE


VECTOR Aedes aegypti AT LABORATORY

ABSTRACT

Aedes aegypti is a major vector of DHF in several areas of Indonesia. The longetivity of Ae.
aegypti female mosquitoes could be up to 10 days nature. Whereas in laboratorium condition,
they could survive for 2 months by feeding on sugar water and blood. Based on that background,
this research is intended to find out the influence of the nutrition sources. Such as sugar solution,
vitamin solution and blood of rabbit. As a control, nutrition will not be given at all. The death
procentage of the mosquitoes was examined every day until the death reached up to 100%. The
result showed that there was no significant difference between giving variations of sugar
solution, vitamin and blood toward the longivity at Ae. aegypti. The 100% mortality of female
mosquitos, fed on sugar solution, vitamin, blood and the control were observed on 22 days, 20
days, 18 days and 13 days

Key words : Aedes aegypti, sugar, vitamin, and blood

ABSTRAK

Aedes aegypti merupakan vektor utama Demam Berdarah Dangue ( DBD) di beberapa darah di
Indonesia. Umur nyamuk Ae. aegypti betina di alam dapat mencapai 10 hari, sedangkan pada
kondisi laboratorium Ae. aegypti dapat bertahan hidup selama 2 bulan dengan menggunakan
nutrisi berupa air gula dan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sumber
nutrisi yang berupa larutan gula, larutan vitamin (provit) dan darah terhadap umur nyamuk Ae.
aegypti. Nyamuk Ae. aegypti jantan dan betina di masukkan di dalam gelas plastik. Nyamuk Ae.
aegypti diberikan beberapa variasi perlakuan yaitu nutrisi yang berupa larutan gula, larutan
vitamin (provit), dan darah marmut. Sebagai kontrol tidak diberikan nutrisi apapun. Persentase
kematian nyamuk diamati tiap hari sampai kematian mencapai 100%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara pemberian variasi nutrisi larutan
gula, vitamin, dan darah terhadap umur Ae. aegypti. Kematian 100% pada nyamuk betina yang
diberi nutrisi gula, vitamin, darah , dan kontrol masing-masing terjadi setelah, 22 hari, 20 hari, 18
hari dan 13 hari.

Kata kunci : Aedes aegypti, gula, vitamin dan darah

 
JURNAL VEKTORA Vol. 1 No. 2 123
 
Riyani. et. Al, Pengaruh sumber nutrisi

PENDAHULUAN Faktor lain yang mempengaruhi


  kemampuan nyamuk untuk bertahan
Aedes aegypti adalah hidup adalah lingkungan, diantaranya,
vektor utama Demam Berdarah Dengue suhu, kelembaban dan ketersediaan nutrisi
(DBD) di beberapa daerah di Indonesia di lingkungannya. Kebutuhan darah di
(Suroso, dkk, 2003). Jentik nyamuk Ae. alam diperoleh dari darah manusia atau
aegypti biasa ditemukan di habitat berair hewan. Darah merupakan sumber nutrisi,
jernih buatan manusia yang berada di mengandung protein yang diperlukan
dalam dan di sekitar rumah seperti drum, untuk perkembangan telur. Nyamuk
tempayan, gentong, bak mandi, jantan tidak menghisap darah tetapi
jambangan/pot bunga, kaleng, botol, ban menghisap nektar. Nyamuk jantan akan
mobil dan barang-barang bekas lainnya mati setelah kawin. Baik nyamuk jantan
yang terisi air hujan (Gandahusada, dan maupun betina membutuhkan glukosa
Herry , 1992, Goh , 1998, Departemen atau nektar sebagai sumber energi
Kesehatan R.I, 2002, Thavara , 2000) (Sumarno, dkk., 1988, Clements, 1963 ).
Di alam umur nyamuk Berdasarkan permasalahan tersebut
betina dapat mencapai 10 hari, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
di laboratorium, nyamuk ini dapat pengaruh variasi nutrisi (larutan gula,
bertahan hidup sampai mencapai umur 2 vitamin provit, dan darah) terhadap umur
bulan dengan menggunakan darah dan nyamuk Ae. aegypti di laboratorium.
larutan gula sebagai sumber nutrisi Selanjutnya dari hasil penelitian ini
(WHO, 1994). Keberadaan nutrisi diharapkan menjadi dasar dalam
berpengaruh pada fisiologi , umur dan pemeliharaan kolonisasai nyamuk Ae.
kebiasaan nyamuk menghisap darah. aegypti di laboratorium dalam menunjang
(Klowden and Dutro , 1990). Darah berbagai penelitian
digunakan untuk meningkatkan
produktivitas dalam proses pemasakan BAHAN DAN CARA KERJA
telur. Sedangkan larutan gula berfungsi  
sebagai sumber energi untuk terbang, Bahan
mencari darah dan aktivitas kehidupan. Serangga yang digunakan adalah
Perpaduan antara larutan gula dan darah nyamuk Ae. aegypti yang berumur
berpengaruh terhadap produktivitas, seragam (± 1 hari setelah muncul dari
sumber energi untuk terbang dan pupa) baik jantan dan betina, dan nutrisi
ketahanan hidup (Hollyday , Hanson, yang digunakan adalah larutan gula,
Robert , Washino and Advisor, 1995; larutan vitamin, dan sumber darah.
Wekesa , Washino and Advisor, 1995; Konsentrasi larutan gula dan vitamin
Yuval , 1992). Di alam sumber gula adalah 10% dengan pelarut yang
diperoleh dari buah atau nektar tanaman digunakan adalah air, sedangkan darah
bunga, benang sari tanaman dan madu yang dipakai dalam penelitian ini adalah
 
JURNAL VEKTORA Vol. 1 No. 2 124
 
Riyani. et. Al, Pengaruh sumber nutrisi

darah marmot. Masing-masing perlakuan diulang


sebanyak 4 kali.
Metode Pengamatan umur nyamuk
Dilakukan penangkapan nyamuk dilakukan setiap hari dengan cara
Ae. aegypti di lapangan, nyamuk yang menghitung jumlah nyamuk yang mati,
tertangkap kemudian di masukkan ke baik jantan maupun betina pada masing-
dalam kurungan yang berukuran 25 cm x masing perlakuan, sampai semua nyamuk
25 cm x 25 cm. Nyamuk ini dipelihara mati yang dinyatakan dalam prosen.
sampai menghasilkan telur. Sebagai Pemberian makanan berupa
nutrisi di dalam kurungan diberikan larutan gula dan vitamin dilakukan setiap
larutan gula 10% dan darah marmot.Untuk hari dengan cara meletakkan kapas yang
menjaga kelembaban bagian luar dari telah dicelupkan ke dalam larutan gula
kurungan di tutup dengan handuk basah. atau vitamin sampai kondisi kapas basah,
Telur-telur Ae. aegypti yang kemudian diletakkan diatas gelas plastik.
dihasilkan kemudian di tetaskan dalam Pemberian pakan darah dilakukan ketika
mangkok enamel yang telah diisi air dua kondisi perut nyamuk betina kempis
pertiga dari volume mangkok. Setelah (unfed). Pemberian makan dihentikan
telur menetas menjadi larva instar 1 apabila semua nyamuk mati.
kemudian di pindahkan ke dalam nampan Analisis data dilakukan secara
pemeliharaan. Pemeliharaan larva ini deskriptif dan untuk mengetahui
dilakukan sampai semua larva menjadi perbedaan kemaknaan digunakan uji
pupa. Selama proses pemeliharaan larva ANOVA
diberikan nutrisi berupa pellet dogfoood.
Besarnya makanan disesuaikan dengan HASIL
besarnya instar larva.  
Pupa Ae. aegypti yang dihasilkan Pengaruh jenis nutrisi gula,
dan berumur seragam kemudian di vitamin dan darah pada nyamuk Ae.
masukkan ke dalam kurungan nyamuk. aegypti betina ditunjukkan pada Gambar
Nyamuk yang telah muncul di masukkan 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ke dalam gelas plastik. Masing-masing nyamuk Ae. aegypti betina pada hari ke
gelas plastik berisi 5 ekor nyamuk jantan 13 setelah muncul dari pupa persen
dan 5 ekor betina. Tiga variasi perlakuan kematian pada pemberian nutrisi, gula,
makanan yang diberikan ialah larutan vitamin, darah dan kontrol berturut-turut
gula, larutan vitamin, dan darah. Untuk sebesar 65%, 85%, 85% dan 100%.
kontrol tidak diberi makanan apapun. (Gambar 1)
 

 
JURNAL VEKTORA Vol. 1 No. 2 125
 
Riyani. et. Al, Pengaruh sumber nutrisi

kontrol gula vitam in darah

120

100

80

60

40

20
 
0
 
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Gambar 1. Pengaruh beberapa macam nutrisi terhadap ketahanan hidup nyamuk


Ae. aegypti betina

Nyamuk jantan pada hari ke 13 diberi larutan gula,vitamin, darah dan


untuk masing - masing perlakuan, control kematiannya berturut-turut sebesar
kematiannya telah mencapai 100%. Pada 100%, 90%,100% dan 100% (Gambar 2)
hari ke 9 nyamuk Ae. aegypti jantan yang

100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 2. Pengaruh beberapa macam nutrisi pada ketahanan hidup nyamuk Ae. aegypti
jantan

Nyamuk Ae aegypti betina setelah turut 22 hari, 20 hari, 18 hari dan 13 hari.
muncul dari pupa mempunyai umur yang Pada hari ke 9 nyamuk Ae. aegypti jantan
lebih panjang di bandingkan dengan Ae. kematian mencapai 100% pada pemberian
aegypti jantan. Kematian 100% pada nutrisi gula, darah dan control. Sedangkan
nyamuk betina yang diberi nutrisi gula, pada pemberian nutrisi vitamin kematian
vitamin dan darah, serta kontrol berturut- 100% terjadi pada hari ke 12 (Gambar 3)
 
JURNAL VEKTORA Vol. 1 No. 2 126
 
Riyani. et. Al, Pengaruh sumber nutrisi

25

20

15

10

0
kontrol gula vitamin darah

Gambar 3 Pengaruh nutrisi terhadap kematian 100% pada nyamuk jantan dan betina
Ae. aegypti

Hasil analisis statistik pemberian vitamin kematian 100% terjadi


menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pada hari ke 12. Pada nyamuk betina
yang nyata antara daya tahan hidup umur kematian 100% pada masing-masing
nyamuk Ae aegypti baik jantan atau betina pemberian nutrisi larutan gula, larutan
yang diberi makanan larutan gula, vitamin , darah dan kontrol berlangsung
vitamin dan darah (P> 0,05) selama 22 hari, 20 hari, 18 hari dan 13
hari. Walaupun demikian ada
PEMBAHASAN kecenderungan bahwa pemberian larutan
  gula membuat umur nyamuk Ae aegypti
Pemberian variasi nutrisi yaitu betina lebih panjang jika di bandingkan
larutan gula, vitamin dan darah pada dengan pemberian larutan vitamin ataupun
nyamuk Ae. aegypti pada dasarnya tidak pemberian nutrisi darah. Hal ini
memberikan perbedaan yang nyata disebabkan oleh larutan gula mengandung
terhadap umur nyamuk Ae aegypti jantan sukrosa. Sukrosa merupakan sumber
dan betina. Hal ini terlihat pada nyamuk energi yang mudah dipecah oleh enzim
betina pemberian nutrisi masing-masing kelenjar ludah. Sukrosa ini akan diubah
larutan gula, vitamin, darah serta kontrol oleh nyamuk betina menjadi triglycerid
(tidak diberikan nutrisi) pada hari ke 13 dengan tujuan untuk pemeliharaan
terjadi kematian sebesar 65%, 85%, 85% nyamuk dalam kurun waktu yang lebih
dan 100%. Sedangkan pada nyamuk lama. Sukrosa selain diubah menjadi
jantan pada hari ke 9 sudah terjadi triglycerid juga diubah menjadi glycogen
kematian 100% pada pemberian nutrisi yang digunakan sebagai cadangan energi
gula, darah dan Kontrol. Sedangkan pada (Yuval B, 1992). Beberapa penelitian

 
JURNAL VEKTORA Vol. 1 No. 2 127
 
Riyani. et. Al, Pengaruh sumber nutrisi

menunjukkan bahwa nyamuk betina dapat proses untuk menghasilkan produk yang
bertahan hidup selama beberapa minggu dapat dimanfaatkan
di laboratorium hanya dengan Nyamuk Ae. aegypti jantan dan
menggunakan nutrisi gula (Clements, betina mempunyai umur yang berbeda.
1963). Ini berarti bahwa pemberian Pada dasarnya umur nyamuk Ae. aegypti
larutan gula akan menyebabkan umur betina lebih panjang jika di bandingkan
nyamuk menjadi lebih lama. Jika nyamuk jantan. Pada pemberian beberapa
dibandingkan dengan pemberian nutrisi variasi nutrisi juga tetap menunjukkan
larutan gula, pemberian nutrisi vitamin bahwa nyamuk Ae. aegypti betina mampu
dan darah memberikan efek pada umur bertahan hidup lebih lama di bandingkan
nyamuk betina Ae. aegypti lebih pendek. dengan nyamuk jantan. Hal ini bisa
Kemampuan hidup nyamuk betina disebabkan karena nyamuk Ae. aegypti
walaupun hanya mengkonsumsi darah betina mempunyai kemampuan untuk
sebagai nutrisi, mengindikasikan bahwa mengubah larutan gula yang mengandung
darah selain mutlak di perlukan untuk sukrosa menjadi trigliseride untuk
proses pemasakan telur, juga dapat pemeliharaan. Disamping itu nyamuk Ae.
digunakan sebagai sumber energi dan aegypti betina juga mampu menggunakan
bertahan hidup. Ini terjadi jika di glikogen sebagai bahan bakar untuk
lingkungan dimana nyamuk betina hidup aktivitas. Nyamuk Ae. aegypti jantan
tidak terdapat sumber gula.Darah yang tidak mampu mengubah larutan gula yang
dikonsumsi cenderung berfungsi untuk mengandung sukrosa menjadi triglyceride
proses pemasakkan telur (Rozendaal, J, A, dan hanya mampu mengubah gula
1997, Harwood, R, F and James, M, T, menjadi glikogen (Yuval B, 1992)
1979). Pada nutrisi vitamin yang diberikan Umur nyamuk jantan pada
pada nyamuk betina cenderung tidak pemberian nutrisi vitamin cenderung lebih
menyebabkan umur nyamuk lebih panjang tinggi jika di bandingkan dengan larutan
jika dibandingkan dengan jika diberikan gula dan control. Hal ini disebabkan
larutan gula, hal ini bisa disebabkan karena nyamuk jantan tidak mampu
karena kandungan nutrisi yang terkandung mengubah gula menjadi trigliserida untuk
dalam vitamin. Vitamin yang digunakan pemeliharaaan, hal ini dapat dibuktikan
dalam penelitian ini adalah provit, dimana pada penelitian yang menggunakan Aedes
di dalamnnya mengandung vitamin A, taeniorhynchus dan Aedes solicitans,
vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, setelah nyamuk mengkonsumsi gula tidak
vitamin B12, vitamin C, vitamin E, lysine terjadi kenaikan trigliserida (Clements,
HCL, kalsium pantotenat, dan 1963). Tidak adanya trigliserida yang
nikotinamad. Kandungan zat-zat yang dihasilkan menyebabkan daya tahan hidup
terdapat dalam vitamin ini ada nyamuk menjadi menurun. Pada
kemungkinan tidak dapat secara langsung pemberian nutrisi vitamin pada nyamuk
dimanfaatkan oleh nyamuk betina untuk jantan ada kecenderungan menyebabkan
ketahanan tubuhnya, perlu beberapa umur nyamuk jantan lebih panjang 2 hari
 
JURNAL VEKTORA Vol. 1 No. 2 128
 
Riyani. et. Al, Pengaruh sumber nutrisi

jika dibandingkan dengan pemberian KESIMPULAN


larutan gula. Hal ini kemungkinan
disebabkan nyamuk jantan mempunyai Pemberian variasi nutrisi yaitu
kemampuan mengubah kandungan zat-zat larutan gula, vitamin dan darah pada
yang terkandung dalam vitamin seperti dasarnya tidak memberikan berbedaan
vitamin dan yang lainnya menjadi produk yang nyata terhadap umur nyamuk Ae.
yang dapat dimanfaatkan untuk ketahanan aegypti baik jantan maupun betina.
hidup

DAFTAR PUSTAKA Goh KT. 1998.Dengue in Singapore.


Singapore. World Health
Bowen M F and Romo J. 2001.Jounal of Organization Collaborating Centre
Vector Ecology vol 20 no 2. for Environmental Epidemiology.
California: Society for vector
Ecology. Klowden M J and Dutro S M. 1990.
Bulletin of Society for Vector
Clements, A.N. 1963.The Physiology of Ecology vol 15, no 1 June
Mosquitoes. A Pergamon Press California: Society for Vector
Book. New York.. Ecology vol 15, no 1 June.
California: Society for Vector
Departemen Kesehatan R.I. Ecology.
2002.Direktorat Jendral
Pemberantasan Penyakit Menular Rozendaal J A. 1997.Vector Control.
dan Penyehatan Lingkungan. World Health Organization.
Pedoman Survei Entomologi Geneva.
Demam Berdarah Dengue.
Suroso, T, Sri Rezeki Hadinegoro,
Harwood, R, F and James, M, T. Suharyono Wuryadi, Gindo
1979.Entomology In Human and Simanjuntak, Ali Imran Umar,
Animal Health. Macmillan Putut Djoko Pitoyo, Rita
Publishing Co. New York. Kusriastuti dan AR Ali Izhar.
2003.
Hollyday ML, Hanson, Robert K,
Washino and Advisor. Pencegahan Dan Penanggulangan
1995.Mosquito Control Research: Penyakit Demam Dengue Dan
Annual Report 1995. California. Demam Berdarah Dengue.
University of California Division Departemen Kesehatan Republik
of Agriculture and Natural Indonesia.
Resources.
Sumarno. 1988. Demam berdarah (
Gandahusada, S, Herry D. llahude dan Dengue ) Pada Anak. Universitas
Wita Pribadi. 1992. Parasitologi Indonesia. Jakarta.
Kedokteran .Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.. Jakarta. Thavara U, Tawwatsin A, Chansang C,
Kong-ngamsuk W, Paosriwong S,
Boon-Long J, et al. 2000. Journal
 
JURNAL VEKTORA Vol. 1 No. 2 129
 
Riyani. et. Al, Pengaruh sumber nutrisi

of Vector Ecology vol 26, no 2. Annual Report 1995. California.


California: Society for Vector University of California Division
Ecology. of Agriculture and Natural
Resources.
WHO. 1984. Chemical Methods for The
Control of Arthropod Vecttors and Yuval B. 1992. Bulletin of Society for
Pest of Public Health Importance. Vector Ecology vol 17, no 2
Genewa. December. California: Society for
Vector Ecology.
Wekesa J W, Washino R K and Advisor.
1995. Mosquito Control Research:

 
JURNAL VEKTORA Vol. 1 No. 2 130
 

Anda mungkin juga menyukai