ABSTRACT
Aedes aegypti is a major vector of DHF in several areas of Indonesia. The longetivity of Ae.
aegypti female mosquitoes could be up to 10 days nature. Whereas in laboratorium condition,
they could survive for 2 months by feeding on sugar water and blood. Based on that background,
this research is intended to find out the influence of the nutrition sources. Such as sugar solution,
vitamin solution and blood of rabbit. As a control, nutrition will not be given at all. The death
procentage of the mosquitoes was examined every day until the death reached up to 100%. The
result showed that there was no significant difference between giving variations of sugar
solution, vitamin and blood toward the longivity at Ae. aegypti. The 100% mortality of female
mosquitos, fed on sugar solution, vitamin, blood and the control were observed on 22 days, 20
days, 18 days and 13 days
ABSTRAK
Aedes aegypti merupakan vektor utama Demam Berdarah Dangue ( DBD) di beberapa darah di
Indonesia. Umur nyamuk Ae. aegypti betina di alam dapat mencapai 10 hari, sedangkan pada
kondisi laboratorium Ae. aegypti dapat bertahan hidup selama 2 bulan dengan menggunakan
nutrisi berupa air gula dan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sumber
nutrisi yang berupa larutan gula, larutan vitamin (provit) dan darah terhadap umur nyamuk Ae.
aegypti. Nyamuk Ae. aegypti jantan dan betina di masukkan di dalam gelas plastik. Nyamuk Ae.
aegypti diberikan beberapa variasi perlakuan yaitu nutrisi yang berupa larutan gula, larutan
vitamin (provit), dan darah marmut. Sebagai kontrol tidak diberikan nutrisi apapun. Persentase
kematian nyamuk diamati tiap hari sampai kematian mencapai 100%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara pemberian variasi nutrisi larutan
gula, vitamin, dan darah terhadap umur Ae. aegypti. Kematian 100% pada nyamuk betina yang
diberi nutrisi gula, vitamin, darah , dan kontrol masing-masing terjadi setelah, 22 hari, 20 hari, 18
hari dan 13 hari.
JURNAL VEKTORA Vol. 1 No. 2 123
Riyani. et. Al, Pengaruh sumber nutrisi
JURNAL VEKTORA Vol. 1 No. 2 125
Riyani. et. Al, Pengaruh sumber nutrisi
120
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 2. Pengaruh beberapa macam nutrisi pada ketahanan hidup nyamuk Ae. aegypti
jantan
Nyamuk Ae aegypti betina setelah turut 22 hari, 20 hari, 18 hari dan 13 hari.
muncul dari pupa mempunyai umur yang Pada hari ke 9 nyamuk Ae. aegypti jantan
lebih panjang di bandingkan dengan Ae. kematian mencapai 100% pada pemberian
aegypti jantan. Kematian 100% pada nutrisi gula, darah dan control. Sedangkan
nyamuk betina yang diberi nutrisi gula, pada pemberian nutrisi vitamin kematian
vitamin dan darah, serta kontrol berturut- 100% terjadi pada hari ke 12 (Gambar 3)
JURNAL VEKTORA Vol. 1 No. 2 126
Riyani. et. Al, Pengaruh sumber nutrisi
25
20
15
10
0
kontrol gula vitamin darah
Gambar 3 Pengaruh nutrisi terhadap kematian 100% pada nyamuk jantan dan betina
Ae. aegypti
JURNAL VEKTORA Vol. 1 No. 2 127
Riyani. et. Al, Pengaruh sumber nutrisi
menunjukkan bahwa nyamuk betina dapat proses untuk menghasilkan produk yang
bertahan hidup selama beberapa minggu dapat dimanfaatkan
di laboratorium hanya dengan Nyamuk Ae. aegypti jantan dan
menggunakan nutrisi gula (Clements, betina mempunyai umur yang berbeda.
1963). Ini berarti bahwa pemberian Pada dasarnya umur nyamuk Ae. aegypti
larutan gula akan menyebabkan umur betina lebih panjang jika di bandingkan
nyamuk menjadi lebih lama. Jika nyamuk jantan. Pada pemberian beberapa
dibandingkan dengan pemberian nutrisi variasi nutrisi juga tetap menunjukkan
larutan gula, pemberian nutrisi vitamin bahwa nyamuk Ae. aegypti betina mampu
dan darah memberikan efek pada umur bertahan hidup lebih lama di bandingkan
nyamuk betina Ae. aegypti lebih pendek. dengan nyamuk jantan. Hal ini bisa
Kemampuan hidup nyamuk betina disebabkan karena nyamuk Ae. aegypti
walaupun hanya mengkonsumsi darah betina mempunyai kemampuan untuk
sebagai nutrisi, mengindikasikan bahwa mengubah larutan gula yang mengandung
darah selain mutlak di perlukan untuk sukrosa menjadi trigliseride untuk
proses pemasakan telur, juga dapat pemeliharaan. Disamping itu nyamuk Ae.
digunakan sebagai sumber energi dan aegypti betina juga mampu menggunakan
bertahan hidup. Ini terjadi jika di glikogen sebagai bahan bakar untuk
lingkungan dimana nyamuk betina hidup aktivitas. Nyamuk Ae. aegypti jantan
tidak terdapat sumber gula.Darah yang tidak mampu mengubah larutan gula yang
dikonsumsi cenderung berfungsi untuk mengandung sukrosa menjadi triglyceride
proses pemasakkan telur (Rozendaal, J, A, dan hanya mampu mengubah gula
1997, Harwood, R, F and James, M, T, menjadi glikogen (Yuval B, 1992)
1979). Pada nutrisi vitamin yang diberikan Umur nyamuk jantan pada
pada nyamuk betina cenderung tidak pemberian nutrisi vitamin cenderung lebih
menyebabkan umur nyamuk lebih panjang tinggi jika di bandingkan dengan larutan
jika dibandingkan dengan jika diberikan gula dan control. Hal ini disebabkan
larutan gula, hal ini bisa disebabkan karena nyamuk jantan tidak mampu
karena kandungan nutrisi yang terkandung mengubah gula menjadi trigliserida untuk
dalam vitamin. Vitamin yang digunakan pemeliharaaan, hal ini dapat dibuktikan
dalam penelitian ini adalah provit, dimana pada penelitian yang menggunakan Aedes
di dalamnnya mengandung vitamin A, taeniorhynchus dan Aedes solicitans,
vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, setelah nyamuk mengkonsumsi gula tidak
vitamin B12, vitamin C, vitamin E, lysine terjadi kenaikan trigliserida (Clements,
HCL, kalsium pantotenat, dan 1963). Tidak adanya trigliserida yang
nikotinamad. Kandungan zat-zat yang dihasilkan menyebabkan daya tahan hidup
terdapat dalam vitamin ini ada nyamuk menjadi menurun. Pada
kemungkinan tidak dapat secara langsung pemberian nutrisi vitamin pada nyamuk
dimanfaatkan oleh nyamuk betina untuk jantan ada kecenderungan menyebabkan
ketahanan tubuhnya, perlu beberapa umur nyamuk jantan lebih panjang 2 hari
JURNAL VEKTORA Vol. 1 No. 2 128
Riyani. et. Al, Pengaruh sumber nutrisi
JURNAL VEKTORA Vol. 1 No. 2 130