Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN DAN PERTUMBUHAN

PAJAK RESTORAN SEBAGAI SALAH SATU


SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
(Studi pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu Tahun 2008-2013)

Doni Rochmadika
Zahroh Z.A.
Nila Firdausi N.
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: doniroch@gmail.com

Abstrak
Pajak Restoran merupakan salah satu sember penerimaan asli daerah yang digunakan untuk
membiayai pembangunan daerah, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang efektivitas,
pertumbuhan, dan laju pertumbuhan pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat efektivitas dan pertumbuhan Pajak Restoran
pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu Tahun 2008-2013, dan mengetahui apakah efektivitas
dan pertumbuhan pajak restoran berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun 2008-
2013. Jenis penelitian adalah deskriptif. Penelitian dilakukan di dinas Pendapatan Daerah Kota
Batu Tahun 2008-2013. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil
analisis menunjukkan pengelolaan pemungutan pajak restoran Kota Batu selama periode tahun
2008-2013 telah efektif, dengan rata-rata tingkat efektivitas sebesar 92,12%. Efektivitas pajak
restoran dalam 6 tahun terakhir antara 35,41% - 126,68%. Rata-rata kontribusi pajak restoran
terhadap PAD Kota Batu dalam 6 tahun terakir tahun 2008-2013 sebesar 3,36% per tahun.
Efektivitas, pertumbuhan dan kontribusi pajak restoran pada tahun 2009-2013 belum cukup
memenuhi harapan sebagai sumber penerimaan daerah. Dari hasil analisis diperoleh saran yaitu
upaya peningkatan penerimaan pajak restoran seharusnya dilakukan baik oleh aparat pelaksana
pemungutan pajak dan wajib pajak itu sendiri, dan dailakukan pembaruan dalam metode
pemungutan contohnya dengan system online.

Kata kunci: Efektivitas, Kontribusi, Laju Pertumbuhan, dan Pajak Restoran

Abstract
The restaurant tax is one of local own-source revenue are used to finance local development.
Because of that, it is necessary to do research about effectiveness, growth, and the growth rate of
the restaurant tax revenue. This research purpose is to know the effectiveness and growth of tax
revenue at Local Revenue Offices Batu in period 2008-2013, and to know contribution of the
effectiveness and growth tax revenue restaurant to local own-source in period 2008-2013. Type
of this research is descriptive. This research is conducted at Local Revenue Offices Batu in
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 1
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
period 2008-2013. This research use primary and secondary data. The results of the analysis
indicate that collection management of restorant tax in Batu in period 2008-2013 has been
effective, with an average effective rate is 92.12%. The effectiveness of the restaurant tax in the
last 6 years between 35.41% - 126.68%. The average contribution of the restaurant tax revenue
to local own-source in the last six years (2008 – 2013) is 3.36%/year. Effectiveness, growth and
contributions of tax restaurant in 2009-2013 has not as expected as a source of revenue. From
the results of the analysis, to increase of tax revenue is recommended that collection of tax
revenue is do by fiskus and tax payer itself and updates methods of collection for example with
the online system.

Keywords: Effectiveness, Contributions, Growth Rate, and Restaurant Tax

1. PENDAHULUAN asli daerah memiliki peranan penting dalam


Pembangunan adalah usaha untuk menyumbang pendapatan untuk pembangunan
menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan daerah, sehingga daerah dapat memperkokoh
rakyat. Dalam menjalankan kegiatan sisitem perekonomiannya.
pemerintahan dan pembangunan nasional, Berdasarkan uraian yang telah
pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit. disampaikan, maka penulis perlu meneliti
Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, efektivitas, pertumbuhan dam kontribusi
Pemerintah berusaha menggali sumber-sumber penerimaan Pajak Restoran yang khusunya
dana yang berasal dari segenap potensi sumber dilakukan Dispenda Kota Batu sebagai sumber
daya yang dimiliki oleh suatu negara, baik melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Maka penulis
hasil kekayaan alam maupun iuran dari memilih judul “Analisis Efektivitas Penerimaan
masyarakat. Dalam rangka daya guna dan Pertumbuhan Pajak Restoran sebagai
penyelenggaraan pemerintahan baik melalui Salah Satu Sumber Pendapatan Asli Daerah
administrator pemerintah, pembangunan serta (PAD) (Studi pada Dinas Pendapatan Daerah
pelayanan kepada masyarakat sekaligus sebagai Kota Batu) ”.
upaya peningkatan stabilitas politik dan kesatuan
bangsa, maka pemberian otonomi daerah kapada 2. KAJIAN PUSTAKA
Kabupaten / Kota yang nyata dan A. Pendapatan Asli Daerah
bertanggungjawab merupakan suatu kebijakan Menurut Undang-undang No 33 tahun
yang harus disambut dengan positif. 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah
Sebagai konsekuensinya menjalankan Pusat dan Daerah pada Pasal 1 angka 18,
otonomi daerah yang dimulai pada Tahun 2001, Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
maka masing-masing daerah dituntut untuk “pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berupaya meningkatkan sumber pendapatan asli berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan
daerah agar mampu membiayai penyelenggaraan peraturan perundang-undangan”. Pendapatan Asli
pemerintahan dan lebih meningkatkan pelayanan Daerah (PAD) mempunyai peran penting dan
kepada masyarakat. Pendapatan Asli Daerah strategis dalam hubungannya dengan pelaksanaan
(PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang otonomi daerah. Adapun sumber Pendapatan Asli
berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Pajak Daerah terdiri dari:
Restoran Efektivitas pemungutan pajak tersebut 1. Pajak Daerah;
Pemerintah sebagai salah satu sumber pendapatan 2. Retribusi Daerah;
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan yang dipisahkan;
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 2
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
4. Lain-lain pendapatan Asli Daerah yang sah. dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah
Komponen-komponen Pendapatan Asli Daerah ini makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan
merupakan sumber penerimaan yang murni sejenisnya termasuk jasa boga/catering.
berasal dari daerah.

B. Pajak E. Efektivitas
Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun Pengertian efektivitas yang umum
2007 tentang ketentuan Umum Perpajakan, pajak nenunjukkan pada taraf tercapainya hasil, dalam
adalah kontribusi wajib kepada negara yang bahasa sederhana hal tersebut dapat dijelaskan
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bahwa efektifvitas dari pemerintah daerah adalah
besifat memaksa berdasarkan Undang-undang, bila tujuan pemerintah daerah tersebut dapat
dengan tidak mendapatkan imbalan secara dicapai sesuai dengan kebutuhan yang
langsung dan digunakan untuk keperluan negara direncanakan. Sesuai dengan Peraturan Menteri
bagi sebasar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006,
Berikut adalah definisi pajak menurut ahli “Efektivitas adalah pencapaian hasil progaram
ekonomi: Pajak adalah iuran masyarakat kepada dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan
negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang cara membandingkan keluaran dengan hasil”.
oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan- Untuk menghitung pengukuran tingkat
peraturan umum (undang-undang) dengan tidak efektivitas pemungutan pajak restoran sebagai
mendapat prestasi kembali yang langsung dapat berikut Halim (2002:129): Efektivitas =
ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubungan dengan tugas negara untuk
penyelenggaraan pemerintahan. (Zain, 2007:11) F. Laju Pertumbuhan Pajak Restoran
Laju pertumbuhan pajak restoran
C. Pajak Daerah menunjukkan kemampuan pemerintah daerah
Berdasarkan Undang-undang No. 34 dalam mempertahankan dan meningkatkan
Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi keberhasilan yang telah dicapainya dari periode ke
Daerah pasal 1 angka 6, yang dimaksud dengan periode berikutnya. Menurut Halim (2007:241),
pajak daerah adalah “iuran wajib yang dilakukan “Diketahuinya pertumbuhan untuk masing-masing
oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa komponen sumber pendapatan dan pengeluaran
imbalan langsung yang seimbang, yang dpat dapat digunakan untuk mengevaluasi potensi-
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang- potensi yang perlu mendapat perhatian”.
undangan yang berlaku, yang digunakan untuk Mengukur laju pertumbuhan pajak restoran
membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah digunakan rumus sebagai berikut (Halim,
dan pembangunan daerah”. Menurut Kesit 2004:163):
(2005:1), pajak daerah adalah pajak-pajak yang
dipungut oleh pemerintah daerah (misal: propinsi,
Kabupaten, Kotamadya) yang diatur berdasarkan Keterangan:
peraturan daerah masing-masing dan hasil Gx = Laju pertumbuhan pajak restoran
pemungutannya digunakan untuk membiayai pertahun
rumah tangga daerahnya. Xt = Realisasi penerimaan pajak restoran
pada tahun t
D. Pajak Restoran X(t-1) = Realisasi penerimaan pajak restoran
Pengertian restoran menurut Perda Kota pada tahun sebelumnya
Batu Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pajak Restoran
pada Pasal 1 angka 7 Restoran adalah fasilitas G. Kontribusi Pajak Restoran Terhadap
penyedia makanan dan/atau minuman dengan Pendapatan Asli Daerah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Kontribusi pajak restoran adalah mengurusi, menangani, mengelola serta
perbandingan antara jumlah penerimaan pajak memungut segala pengelolaan keuangan daerah
restoran dengan jumlah penerimaan pajak daerah Kota Batu, khususnya pada pemungutan pajak
dan pendapatan asli daerah. Rumus pengukuran restoran Kota Batu sehingga diharapkan dapat
kontribusi pajak restoran terhadap pendapatan asli diperoleh data yang diperlukan, selain itu
daerah sebagai berikut (Halim, 2004:163): kemudahan mendapatkan data untuk penelitian
dapat diberikan oleh kantor tersebut.

D. Sumber Data
3. Metode Penelitian Sumber data bertujuan untuk memperoleh
A. Jenis Penelitian data yang dibutuhkan sesuai dengan tema
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian. Sumber data yang digunakan dalam
deskriptif. Menurut Nazir (2003:54) “metode penelitian ini berasal dari sumber data primer dan
deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian sumber data sekunder. Sumber data bertujuan
status kelompok manusia, suatu objek, suatu set untuk memperoleh data yang dibutuhkan sesuai
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu dengan tema penelitian.
kelas peristiwa pada masa sekarang”. Menurut 1. Data Primer
Arikunto (2002:71) “pada dasarnya penelitian Dimana data primer menurut Ruslan (2010:29)
deskriptif merupakan penelitian non hipotesis adalah “data yang diperoleh sacara langsung dari
sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu objek penelitian perorangan, kelompok dan
merumuskan hipotesis”. organisasi”.
B. Fokus Penelitian 2. Data Sekunder
Tujuan dalam menentukan fokus Dimana data sekunder menurut Ruslan (2010:30)
penelitian adalah untuk membatasi studi dalam adalah “memperoleh data dalam bentuk yang
penelitian, sehingga objek yang akan diteliti tidak sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan
terlalu lama menghasilkan informasi yang informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi
dibutuhkan sesuai dengan permasalahannya. atau perusahaan, termasuk majalah, jurnal khusus,
Sesuai dengan penelitian tersebut maka fokus pasar modal, perbankan dan keuangan”.
penelitian meliputi:
1. Efektivitas Penerimaan Pajak Restoran. E. Teknik Pengumpulan Data
a. Target penerimaan pajak restoran. Menurut Sugiono (2008:224), “teknik
b. Realisasi penerimaan pajak restoran. pengumpulan data merupakan langkah paling
2. Pertumbuhan Pajak Restoran. strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
a. Realisasi penerimaan pajak restoran pada tahun t. dari penelitian adalah mendapatkan data”.
b. Realisasi penerimaan pajak restoran pada tahun Pengumpulan data adalah prosedur yang
sebelumnya. sistematis dan standar untuk memperoleh data
3. Pendapatan Asli Daerah (PAD). yang diperlukan (Nazir, 2003:174). Berdasarkan
a. Jumlah penerimaan pajak restoran. tujuan dan sumber data yang digunakan dalam
b. Jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah penelitian ini, maka metode pengumpulan data
(PAD). yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
C. Lokasi Penelitian 1. Wawancara
Lokasi penelitian yang digunakan sebagai Wawancara adalah teknik pengumpulan data
tempat penelitian ini adalah Kantor Dinas dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh
pendapatan Daerah Kota Batu yang beralamat di pewawancara kepada responden.
Jalan Diponegoro Nomor 74 Batu. Pertimbangan 2. Dokumentasi
dalam menetapkan lokasi adalah karena kantor
tersebut sebagai pelaksana daerah yang
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 4
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Menurut Usman (2006:73), teknik pengumpulan Efektivitas pajak restoran adalah
data dengan dokumentasi ialah pengambilan data perbandingan antara realisasi penerimaan pajak
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. restoran dengan target pajak restoran yang telah
ditetapkan setiap tahun. Rumus pengukuran
F. Instrumen Penelitian tingkat efektivitas pemungutan pajak restoran
Instrumen penelitian merupakan alat bantu sebagai berikut (Halim, 2002:129):
yang banyak digunakan dalam penelitian
khususnya dalam kegiatan pengumpulan data.
Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian
dikumpulkan kemudian dianalisis. Dalam Kemampuan daerah dalam menjalankan
penelitian ini instrumen yang digunakan adalah: tugas dikategorikan efektif apabila rasio yang
1. Pedoman Wawancara dicapai menimal sebesar 1 (satu) atau 100 persen
Pada saat wawancara peneliti mengajukan maka rasio efektivitas semakin baik, artinya
pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya untuk semakin efektif pajak restoran. Semakin tinggi
melakukan tanya jawab dan mendapatkan rasio efektivitas menggambarkan kemampuan
informasi yang ditujukan pada bagian-bagian daerah yang semakin baik.
yang terkait sebagai panduan dalam
mengumpulkan keterangan-keterangan agar lebih
sistematis.
2. Pedoman dokumentasi 2. Mengukur dan mendeskripsikan laju pertumbuhan
Peneliti menggunakan catatan laporan yang berisi pajak restoran.
tentang berbagai informasi aktual yang diperoleh Laju pertumbuhan pajak restoran
[ada saat penelitian dilakukan. menunjukkan kemampuan pemerintah daerah
dalam mempertahankan dan meningkatkan
G. Teknik Analisis Data keberhasilan yang telah dicapainya dari periode ke
Teknik analisis data merupakan tahapan periode berikutnya. Menurut Halim (2007:241),
terpenting dalam suatu penelitian ilmiah karena “Diketahuinya pertumbuhan untuk masing-masing
dengan analisis data peneliti akan lebih mudah komponen sumber pendapatan dan pengeluaran
untuk memecahkan masalah penelitian tersebut. dapat digunakan untuk mengevaluasi potensi-
Metode analisis data yang digunakan dalam potensi yang perlu mendapat perhatian”.
penelitian ini adalah analisis data deskriptif. Mengukur laju pertumbuhan pajak restoran
Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan digunakan rumus sebagai berikut (Halim,
maupun menyajikan data yang diperoleh dari 2004:163):
instansi dengan memberikan gambaran umum
menurut apa adanya sesuai dengan kenyataan
yang ada pada saat melakukan penelitian. Disini
Keterangan:
peneliti hanya terbatas perhitungan prosentase
Gx = Laju pertumbuhan pajak restoran
saja yang selanjutnya menggunakan pemikiran
pertahun
logis untuk menggambarkan, menjelaskan dan
Xt = Realisasi penerimaan pajak restoran
menguraikan secara mendalam dan sistematis
pada tahun t
tentang keadaan yang sebenarnya, kemudian
X(t-1) = Realisasi penerimaan pajak restoran
ditarik suatu kesimpulan sehingga dapat diperoleh
pada tahun sebelumnya
suatu penyelesaian.
Skala pengukuran laju pertumbuhan pajak
Adapun tahapan yang akan dilalui dalam
restoran didasarkan pada kriteria yang disusun
analisis data pada penelitian ini adalah sebagai
dalam tabel berikut:
berikut:
1. Mengukur dan mendeskripsikan tingkat
Tabel 6: Kriteria Laju Pertumbuhan Pajak
efektivitas pemungutan pajak restoran.
Presentase Laju Kriteria

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Pertumbuhan x100%
85% - 100% Sangat berhasil
70% - 85% Berhasil
55% - 70% Cukup berhasil Maka tingkat efektivitas pemungutan
30% - 55% Kurang berhasil pajak restoran pada tahun 2008 adalah:
Kurang dari 30% Tidak berhasil x100%
Sumber: Halim (2007:91) = 35,41% (Kurang efektif)
3. Mengukur dan mendeskripsikan kontribusi pajak Tabel 15: Efektivitas Pajak Restoran Dinas
restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan Daerah Kota Batu Tahun 2008-2013
Kontribusi pajak restoran adalah
perbandingan antara jumlah penerimaan pajak

Efekivitas
Realisasi Target

Tahun
restoran dengan jumlah penerimaan pajak daerah Penerimaan Penerimaan
dan pendapatan asli daerah. Rumus pengukuran Pajak Pajak
kontribusi pajak restoran terhadap pendapatan asli Restoran Restoran
daerah sebagai berikut (Halim, 2004:163):
2008 354.139.316 1.000.000.000 35,41
2009 392.560.215 750.000.000 52,34
2010 535.866.990 1.200.000.000 44,66
2011 1.268.660.956 745.000.000 170,29
2012 1.697.168.121 1.376.000.000 123,34
Skala pengukuran kontribusi pajak 2013 2.280.251.940 1.800.000.000 126,68
restoran terhadap PAD didasarkan pada kriteria Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu,
yang disusun dalam tabel berikut: data diolah.
Tabel 7: Kriteria Kontribusi
Presentase Dapat disimpulkan bahwa perhitungan
Kriteria tingkat penerimaan pajak restoran mengalami
Kontribusi
0,00-10% Sangat Kurang fluktuatif, dari yang awalnya kurang efektif
10,10%-20% Kurang menjadi sangat efektif. Rata-rata tingkat
20,10%-30% Sedang efektivitas penerimaan pajak restoran Kota Batu
30,10%-40% Cukup Baik tahun 2008-2013 sebesar 92,12%. Tingkat
40,10%-50% Baik efektivitas penerimaan pajak restoran di Kota
Diatas 50% Sangat Baik Batu dalam dalam enam tahun terakhir dapat
Sumber:http://ejournals1.undip.ac.id/indekx/php/ dikatakan meningkat dengan sangat baik, dari
accounting yang mulanya kurang efektif hinggga mencapai
sangat efektif. Peningkatan dari kurang efektif
4. HASIL DAN PEMBAHASAN menjadi sangat efektif ini dipengaruhi oleh adanya
A. Efektivitas Pemungutan Pajak Restoran perubahan peraturan perundang undangan yang
Efektivitas digunakan untuk menambahkan wajib pajak restoran pada tahun
mengukur hubungan antara hasil penerimaan 2011-2013. Penambahan itu meliputi menyertaa
pajak restoran dengan semua potensi restoran wajib pajak baru yaitu kantin dan catering/jasa
dengan anggapan bahwa semua wajib pajak boga yang sebelumnya tidak termasuk dalam
restoran membayar pajak masing-masing. Namun wajib pajak restoran.
mengingat sulitnya menentukan besarnya potensi
pajak restoran, maka dalam penelitian ini yang B. Laju Pertumbuhan Pajak Restoran
digunakan adalah besarnya target pajak restoran. Laju pertumbuhan pajak restoran di Kota Batu
Perhitungan tingkat efektivitas pemungutan pajak dari tahun ke rahun adalah sebagai berikut Halim
restoran adalah sebagai berikut (Halim, (2004:163)
2002:129):

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Perkembangan kontribusi pajak
restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Keterangan: Kota Batu adalah sebagai berikut Halim
Gx = Laju pertumbuhan pajak restoran (2004:163):
pertahun
Xt = Realisasi penerimaan pajak restoran
pada tahun t Maka kontribusi pajak restoran
X(t-1) = Realisasi penerimaan pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batu pada
pada tahun sebelumnya tahun 2008 adalah
Maka laju pertumbuhan penerimaan pajak
x100%
restoran pada tahun 2009 adalah:
= 2,49% (Sangat kurang)

= 10,85% (Tidak berhasil) Tabel 17: Kontribusi Pajak Restoran Terhadap


Pendapatan Asli Daerah Dinas Pendapatan Daerah
Tabel 16: Data Laju Pertumbuhan Pajak Restoran Kota Batu Tahun Anggaran 2008-2013
Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu Tahun 2008-

Kontribusi
2013 Realisasi

Tahun
Pajak Realisasi PAD
Tahun

(Xt) (X(t-1)) (Gx) Restoran

2008 354.139.316 - - 2008 354.139.316 14.202.630.312,49 2,49%


2009 392.560.215 354.139.316 10,85% 2009 392.560.215 17.386.741.568,44 2,26%
2010 535.866.990 392.560.215 36,50% 2010 535.866.990 17.753.602.953,95 3,02%
2011 1.268.660.956 535.866.990 136,75% 2011 1.268.660.956 30.257.308.053,00 4,19%
2012 1.697.168.121 38.794.059.670,38 4,37%
2012 1.697.168.121 428.507.165 33,78%
2013 2.280.251.940 59.670.241.826,89 3,82%
2013 2.280.251.940 583.083.819 34,36%
Rata-rata 3,36%
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu, Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu,
data diolah. data diolah
Jika dilihat kembali, maka prosentase laju Secara keseluruhan rata-rata
pertumbuhan pajak restoran kota Batu dari tahun kontribusi pajak restoran terhadap PAD dalam 5
2008 sampai dengan tahun 2013 mengalami tahun terakhir adalah 3,36% per tahun. Angka
fluktuasi. Tahun 2009 pada posisi 10,85%, tersebut menggambarkan bahwa pajak restoran
mengalami peningatan pada tahun 2010 sebesar sangat kurang memberikan kontribusi terhadap
36,50%. Tahun 2011 mengalami peningkatan PAD. Keadaan ini menuntut adanya perhatian
sebesar 136,75%. Tahun 2012 mengalami pemerintah yang sungguh-sungguh terkait dengan
penurunan sebesar 33,78%. Tahun 2013 pemungutan pajak restoran dengan harus tetap
meningkat kembali sebesar 34,36%. Rata-rata laju terus menggali potensi yang ada dengan
pertumbuhan pajak restoran Kota batu adalah melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi
42,04% per tahun dikatakan kurang berhasil. Hal terhadap pajak restoran sehingga pajak restoran
ini menuntut Dinas Pendapatan daerah Kota Batu dapat lebih basar lagi memberikan kontribusinya
untuk dapat lebih meningkatkan penerimaan pajak untuk mewujudkan kemandirian daerah.
restoran dengan lebih cermat lagi dalam
melakukan pendataan potensi pajak restoran yang D. Hubungan antara Efektivitas, Pertumbuhan
akan dikenakan pajak pada tahun berikutnya. dan Kontribusi Pajak Restoran pada Dinas
Pendapatan Daerah Kota Batu Tahun 2008-
C. Kontribusi Pajak Restoran Terhadap 2013.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batu
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 7
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Dari hasil analisis efektivitas, Hubungan yang harmonis antara petugas
pertumbuhan, dan kontribusi akan diperoleh pajak dan wajib pajak dapat memberikan daya
bagaimana perkembangan pajak restoran selama tarik pada wajib pajak untuk selalu tepat dalam
tahun 2008-2013. Perkembangan pajak restoran membayarkan kewajiban pajaknya.
dapat dijadikan patokan untuk menentukan 3. Partisipasi Aktif dan Sadar Pajak dari Wajib
bagaimana perkembangan pajak restoran pada Pajak.
masa yang akan datang. Partisipasi aktif dan sadar pajak dari wajib
pajak ini berhubungan dengan pentingnya pajak
Tabel 18: Hubungan antara Efektivitas, untuk pembangunan Kota Batu. Untuk itu,
Pertumbuhan dan Kontribusi Pajak Restoran pada diperlukan sosialisasi oleh aparat petugas pajak
Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu Tahun 2008- kepada wajib pajak tentang pentingnya pajak
2013. untuk pembangunan Kota Batu.
Tahun

Efektivitas

Pertumbuhan

Kontribusi
4. Profesonalisme dan Kreatifitas Aparat dalam
Menjalankan Fungsinya
Profesinalisme dan kreatifitas aparat
sangat diperlukan agar penerimaan pajak restoran
dapat meningkat. Profesionalisme meliputi
2008 25,41% 2,49% konsistensi dan kejujuran aparat dalam melakukan
2009 52,34% 10,85% 2,26% penerimaan pajak restoran tanpa ada manipulasi
2010 44,66% 36,50% 3,02% dan penyelewengan. Kreatifitas tidak kalah
2011 170,29% 136,75% 4,19% pentingnya, dengan kretifitas ini wajib pajak akan
2012 123,34% 33,78% 4,37% selalu tertarik dalam meembayarkan
2013 126,68% 34,36% 3,82% kewajibannya.
Sumber: Data diolah 5. Sistem dan Prosedur Pemungutan Pajak Restoran
Sistem dan prosedur pemungutan pajak
Secara keseluruhan perkembangan restoran memegang peranan penting dalam
efektivitas, pertumbuhan dan kontribusi pajak pelaksanaan pemungutan pajak tersebut. Oleh
restoran pada tahun 2009-2013 belum cukup karena itu pemerintah dalam hal ini, Dinas
memenuhi harapan sebagai sumber penerimaan Pendapatan Daerah Kota Batu perlu memiliki dan
daerah. Pada tahun 2009 penerimaan pajak menerapkan kiat-kiat tertentu dalam
restoran tidak dapat memenuhi harapan dengan melaksanakan sistem dan prosedur pemungutan
hasil yang tidak baik. Pada tahun 2010 pajak restoran, karena selama ini terpaku pada
penerimaan pajak restoran masih belum cukup sistem dan prosedur yang tealh diatur dalam
memenuhi harapan. Pada tahun 2011 penerimaan undang-undang yang telah ada, dimana situasi
pajak restoran sudah dapat memenuhi harapan, kondisi objek pajak maupun sosial ekonomi
akan tetapi pada tahun 2012 dan tahun 2013 masyarakat selalu berkembang.
penerimaan pajak restoran kembali belum cukup 6. Kemampuan Aparat Pelaksana
memenuhi harapan. Dinas Pendapatan daerah sebagai unsur
pelaksana Pemerintah Daerah di bidang
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi pendapatan daerah dalam melaksanakan tugas dan
penerimaan Pajak Restoran fungsinya memerlukan pegawai dengan dukungan
1. Produk Peraturan Perundang-Undangan Daerah pendidikan dan kursus-kursus yang memadai.
Produk peraturan perundang-undangan Kantor Dinas Pendapatan sebenarnya sangat
daerah sangat berpengaruh dalam penerimaan memerlukan aparat pelaksana yang profesional di
pajak restoran karena merupakan landasan hukum budang keuangan daerah.
dalam melaksanakan penerimaan pajak restoran. 7. Pemeriksaan
2. Harmonisasi Hubungan antara Petugas Pajak dan Pengertian pemerikasaan menurut
Wajib Pajak. Undang-undang No. 16 Tahun 2000 tentang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Kektentuan Umum Perpajakan adalah serangkaian
kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan 5. PENUTUP
mengolah data dan/atau keterangan lainnya untuk A. Kesimpulan
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban Berdasarkan uraian dari hasil
perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik
melaksanakan ketentuan peraturan perundang- kesimpulan, adalah sebagai berikut:
undangan perpajakan. 1. Pengelolaan pemungutan pajak restoran Kota
Batu selama periode tahun 2008-2013 dapat
F. Upaya Peningkatan penerimaan Pajak dikatakan telah efektif, dengan rata-rata tingkat
Restoran efektivitas sebesar 92,12% . efektivitas pajak
Upaya peningkatan penerimaan restoran dalam 6 tahun terakhir antara 35,41%
pajak restoran pada dasarnya ditempuh melalui sampai dengan 126,68%. Semakin tinggi rasio
upaya ekstensifikasi dan intensifikasi. efektivitasnya, menggambarkan pemungutan
pajak restoran semakin baik.
a) Ekstensifikasi 2. Pengelolaan pemungutan pajak restoran Kota
Ekstensifikasi adalah kegiatan Batu selama periode tahun 2008-20013 dapat
yang berkaitan dengan penambahan jumlah Wajib dikatakan mengalami peningkatan, tetapi laju
Pajak terdaftar dan perluasan objek pajak. Fokus pertumbuhan mengalami fluktuatif. Laju
dari kegiaytan ekstensifikasi adalah penggalian pertumbuhan tertinggi dari pajak restoran di Kota
pendapatan pajak melalui penambahan jumlah Batu terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar
Wajib Pajak. Pemerintah Daerah dalam hal ini 136,75%. Rata-rata laju pertumbuhan pajak
Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu harus restoran Kota Batu dalam 6 tahun terakir sebesar
mampu mengidentifikasi dan selalu mengikuti 42,04% per tahun, dapat dikatakan kurang
perkembangan usaha restoran atau rumah makan berhasil. Hal ini bisa disebabkan karena terjadinya
yang berpeluang dijadikan objek pajak. perubahan pertambahan/pengurangan wajib pajak
b) Intensifikasi setiap tahunnya, adanya tunggakan-tunggakan
Intensifikasi adalah suatu tindakan pembayaran pajak dan wajib pajak yang tidak
atau usaha-usaha untuk memperbesar penerimaan patuh dalam melaporkan pajaknya dan omset
dengan cara melakukan pemungutan yang lebih restoran miliknya.
giat, ketat dan teliti. Subjek pajak restoran dalam 3. Rata-rata kontribusi pajak restoran terhadap
hal ini pengusaha restoran memegang peranan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batu dalam
penting, sebab selain sebagai subjek pajak juga 6 tahun terakir tahun 2008-2013 sebesar 3,36%
berfungsi sebagai Wajib Pungut. Penerimaan per tahun. Angka ini memperlihatkan bahwa
pajak restoran sangat tergantung pada subjek kontribusi pajak restoran terhadap PAD sangat
pajak karena merekalah sebenarnya yang kurang, hal ini menunjukkan bahwa pajak restoran
menentukan besar kecilnya pajak yang harus harus lebih dikelola dengan baik lagi agar mampu
disetor pada kantor Dinas Pendapatan Daerah. meningkatkan kontribusinya terhadap PAD.
Segala kemungkinan manipulasi perhitungan 4. Keadaan ini menuntut adanya perhatian yang
pajak bisa saja terjadi karena perlu disadari bahwa sungguh-sungguh terkait dengan pemungutan
kegiatan pemerikasaan sangat sulit dilakukan. pajak dengan melakukan intensifikasi dan
Selain upaya tersebut, dapat diterapkan ekstensifikasi terhadap pajak restoran sehingga
pembayaran pajak dengan menggunakan sistem pajak restoran dapat lebih basar lagi memberikan
online. Sistem online dapat memudahkan wajib kontribusinya untuk mewujudkan kemandirian
pajak dalam membayarkan kewajiban pajaknya daerah.
dan sangan sedikit peluang untuk memanipulasi 5. Efektivitas, pertumbuhan dan kontribusi pajak
data pembayaran pajak. Sistem online ini cukup restoran pada tahun 2009-2013 belum cukup
efektif diterapkan di daerah lain dan berjalan memenuhi harapan sebagai sumber penerimaan
dengan baik. daerah. Pada tahun 2009 penerimaan pajak

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
restoran tidak dapat memenuhi harapan dengan 6. Penggunaan sistem online sebagai sistem
hasil yang tidak memenuhi harapan. Pada tahun pembayaran pajak yang lebih efektif dan
2010 penerimaan pajak restoran masih belum memperkecil kemungkinan penyelewengan
cukup memenuhi harapan. Pada tahun 2011 pembayaraan pajak.
penerimaan pajak restoran sudah dapat memenuhi 7. Penentuan target penerimaan pajak seharusnya
harapan, akan tetapi pada tahun 2012 dan tahun menggunakan perhitungan yang matang agar saat
2013 penerimaan pajak restoran kembali belum pencapain realisasi tidak terlalu terpaut jauh dan
cukup memenuhi harapan. Hal ini, menunjukkan terkesan sulit untuk mencapai terget tersebut.
bahwa walaupun penerimaan pajak restoran telah
efektif akan tetapi belum tentu petumbuhan dan DAFTAR PUSTAKA
kontribusinya dapat memenuhi harapan. Untuk Arikounto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian
itu, pemerintah Kota Batu dalam hal ini dinas Suatu Pendekatan dan Praktek. Edisi Revisi
terkait yaitu Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu V. Jakarta: Rineke Cipta.
untuk lebih meningkatkan pengelolaan terhadap Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Keuangan Daerah.
pajak restoran yang merupakan salah satu sumber Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
pendapatan daerah. ________. 2004. Bunga Rampai Manajemen
Keuangan Daerah. Edisi Revisi.
B. Saran Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
1. Karena terus berkembangnya usaha kuliner yang ________. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah.
dilakukan oleh masyarakat seharusnya Pemerintah Jakarta: Salemba Empat.
Kota Batu, khusunya Dinas Pendapatan Daerah Kesit, Bambang Prakoso. 2005. Pajak dan Retribusi
(Dispenda) melakukan pendataan ulang secara Daerah. Yogyakarta: UII Press.
periodik terhadap wajib pajak dan objek pajak Nazir, Moh. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta:
restoran. Ghalia indonesia.
2. Sebaiknya Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian: Public
Kota Batu meningkatkan pengawasan dan relation dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja
memperketat sanksi administrasi yang ada Grafindo Persada.
terhadap Wajib Pajak yang melakukan Zain, Muhammad. 2007. Manajemen Perpajakan.
pelanggaran pajak karena sanksi ini lebih efektif Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
untuk mengurangi penunggakan pajak restoran. Usman, Husaini. 2006. Metodologi Penelitian Soaial.
3. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Jakarta: PT. Bumi Angkasa.
aparatur melalui pemberian kesempatan mengikuti
pendidikan yang lebih tinggi dan mengikuti
diklat-diklat atau studi banding dengan instansi
daerah lain untuk saling menukar informasi
dengan instansi luar daerah.
4. Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu sebaiknya
memberikan penyuluhan atau sosialisasi terhadap
Wajib Pajak atau perusahaan tentang pentingnya
pembayaran pajak guna pembangunan daerah
khususnya Kota Batu dan mencegah kelalaian
Wajib Pajak dalam melaporkan pajaknya.
5. Bagi wajib pajak seharusnya terbuka dalam
melaporkan pendapatan agar tidak terjadi salah
presepsi mengenai pajak terutangnya, sehingga
dapat dicapai kesepakatan bersama berdasarkan
prinsip keadilan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)| Vol. 1 No. 1 Januari 2015| 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai