Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH METODOLOGI PERBANDINGAN

ADMINISTRASI NEGARA

Oleh Kelompok 3 :
1. Muhammad Maulidi
2. Rindra Rujani

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS TERBUKA BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

rahmat serta puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Illahi Robbi, atas segala
Karunia dan Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang
Berjudul “Metodologi Perbandingan Administrasi Negara”. Selama penyelesaian
tugas ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas ini. Makalah ini dibuat masih jauh dari
sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran demi perbaikan sangat penulis harapkan.
Semoga makalah ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi
yang memerlukan.
DAFTAR ISI
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
 Latar Belakang
 Rumusan Tujuan Pembelajaran
BAB II PEMBAHASAN
 Pembahasan
 Pendekatan Normatif ke Empiris
 Pendekatan Idiografis ke Nomotetis
 Pendekatan Nonekologi ke Model Pemikiran Ekologi
BAB III KESIMPULAN
 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Pendahuluan
Di tiap negara di dunia memiliki suatu sistem administrasi yang mengatur tata
kehidupan yang ada di negara itu. Dalam membicarakan Administrasi Negara
sebagai suatu sistem, beberapa hal perlu diperhatikan, yaitu :
 Sifat Publik yang melekat pada istilah Administrasi Negara, karena sifat
aktivitas dan pelayanan yang secara primer dipusatkan kepada masyarakat
(public centered).
 Administrasi Negara harus dipandang sebagai organisasi yang mempunyai
tujuan dan aktivitas yang jelas, sehingga dapat memudahkan untuk
menerapkan esensi setiap sistem yang terdiri dari struktur, fungsi, dan
lingkungan. Fred W. Riggs dalam buku “Trends in the Comparative Study
of Public Administration” menerjemahkan sistem Administrasi Negara
sebagai “struktur untuk mengalokasikan barang dan jasa dalam suatu
sistem pemerintahan”.
 Dalam negara-negara yang menganut faham pemisahan kekuasaan,
kedudukan Sistem Administrasi Negara amat jelas yaitu berfungsi untuk
melaksanakan apa saja yang telah diputuskan oleh lembaga-lembaga
legislatif, meski kadang dalam kenyataan Sistem Administrasi Negara juga
membuat keputusan-keputusan dan sebagai pemberi saran masukan dalam
perumusan atau formulasi kebijakan (Decision Making).
Berdasarkan pemikiran-pemikairan tersebut di atas, maka apa yang dimaksud
dengan Sistem Administrasi Negara adalah sistem yang terdiri dari masukan
(input yang dapat berupa cita-cita/visi nasional, sumberdaya, tantangan dan
peluang), proses (pembentukan struktur, pengambilan kebijakan, manajemen),
keluaran (barang (goods) dan jasa (service)), dan umpan balik (evaluasi dan bahan
masukan untuk input).
Administrasi Negara sebagai Sistem Menurut Fred W. Riggs (1996)
pembaharuan administrasi merupakan suatu pola yang menunjukkan peningkatan
efektivitas pemanfaatan sumber daya yang tersedia untnk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Birokrasi itu sendiri menurut pandangan Riggs merupakan
sebuah organisasi yang konkret terdiri dari peran-peran yg bersifat hirarkis dan
saling berkaitan yang bertindak secara formal sebagai alat untuk sebuah entitas
atau sistem sosial yang lebih besar. Dengan demikian menurut pandangan ini
tujuan dari birokrasi ditetapkan oleh kekuasaan di luar kewenangan birokrasi itu
sendiri. Atas dasar ini maka akuntabilitas (accountability) dari birokrasi dalam
menjalankan tugas sangat penting dan mendasar sifatnya. Oleh karena itu
pembaharuan administrasi akan berkaitan erat dengan peningkatan akuntabilitas
dalam proses pengambilan keputusan atau dalam hal bagaimana sumber
daya instrumental didayagunakan untuk mencapai tujuan.
Masalah metodologi merupakan fokus perhatian dalam perbandingan administrasi
negara oleh karena berkaitan dengan masalah data yang akan dikumpulkan guna
kepentingan perbandingan. Dari hasil perbandingan ini selanjutnya diharapkan
diketemukan perbedaan-perbedaan ataupun persamaan-persamaan serta hal-hal
yang bersifat khusus atau unik yang dapat dirumuskan secara generalisasi dan
berlaku secara universal. Jadi sistem Administrasi Negara bukanlah sesuatu yang
dipandang berdiri sendiri, oleh Fred W. Riggs mengemukakan bahwa
perkembangan baru dalam metode perbandingan sebagai suatu pergeseran kearah
pola yang baru yang meliputi : 
 Pergeseran dari pendekatan normatif menuju kepada pendekatan yang
empiris. 
 Pergeseran dari pendekatan ideografis menuju kepada pendekatan
monotetis 
 Pergeseran dari pendekatan nonekologis menuju kepada pendekatan
ekologis. 
2. Rumusan Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui Pendekatan Normatif ke Empiris
2. Mengetahui Pendekatan Idiografis ke Nomotetis
3. Mengetahui Pendekatan Nonekologi ke Model Pemikiran Ekologi
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pembahasan
Menurut FW Riggs dalam pelaksanaan perbandingan administrasi terkait
dengan berbagai pendekatan yang dipakai di awal lahir studi perbandingan
dengan perkembangan berikutnya yang dialami dalam perjalanannya,
telah terjadi perubahan atau pergeseran yang meliputi  tiga ciri atau
karakteritik pendekatan, yaitu 
 Pergeseran dari normatif (normative approach) ke arah empirisme
(empirical approach). 
 Pergeseran dari ideografik (ideographic approach) ke arah
nomotetik (nomothetical approach), dan 
 Pergeseran dari struktural atau non ekologi (non ecological
approach) ke arah ekologi administrasi (ecological approach).
Tiga pergeseran ini menunjukkan perbedaan karakteristik pendekatan yang
dipakai dan dominan pada awal perbandingan dengan pendekatan lanjut
yang muncul dan berkembang serta lebih banyak dipakai dalam strudi
perbandingan pada waktu yang lebih lanjut atau akhir.
 Pendekatan normatif (normative approach) merupakan pendekatan
berdasarkan prinsip tertentu yang memberikan semacam resep
administrasi yang ideal atau yang dicita-citakan, bukan sesuatu
yang riel ada ditemukan dalam kehidupan administrasi negara. 
 Pendekatan empirik (empirical approach) pendekatan yang lebih
menekankan pada usaha memperoleh data sebagaimana adanya.
 Pendekatan ideografis (ideographic approach) adalah pendekatan
yang lebih mengutamakan pada ketunggalan suatu peristiwa,
sebagaimana digambarkan dalam studi kasus. 
 Pendekatan nomotetik (nomothetic approach) merupakan
pendekatan yang lebih memusatkan perhatian kepada usaha untuk
merumuskan/menemukan generalisasi, prinsip atau korelasi dari
berbagai variabel. 
 Pendekatan non ekologi (nonecological approach), yakni
pendekatan yang  banyak menggunakan pendekatan struktural
yang lebih bersifat legalistik, formalistik dan statik, sehingga yang
menjadi sasaran atau objek yang diperbandingkan hanyalah sistem
administrasi saja (dalam artian terbatas).
 Pendekatan ekologi administrasi (ecological approach) adalah
pendekatan yang memperhatikan keterkaitan antara sistem
administrasi dengan lingkungan ekologinya (faktor-faktor di luar
administrasi - faktor conditioning lainnya).

2. Pendekatan Normatif ke Empiris


Pada awal studi perbandingan didominasi dengan analisis yang bersifat
normatif (normative approach) berdasarkan prinsip tertentu yang
memberikan semacam tatanan administrasi yang ideal atau yang dicita-
citakan, bukan sesuatu yang riel ada ditemukan dalam kehidupan
administrasi negara.
Pada perkembangan yang lebih akhir maka ciri atau karakteristik
pendekatan itu mulai ditinggalkan dan bergeser atau berubah menjadi
analisis empirik (empirical approach) yang lebih menekankan pada usaha
memperoleh data sebagaimana adanya (sesuai realita atau bukti yang
ada). Jadi yang menjadi objek dalam studi perbandingan administrasi
negara adalah segala seuatu yang riel betul-betul ada senyatanya dalam
kehidupan administrasi negara yang ada pada masyarakat/negara, bukan
menganalisis kepada hal-hal yang ingin diraih atau dicapai lagi.
Penelitian dengan pendekatan empiris selalu diarahkan kepada
identifikasi (pengenalan) terhadap hukum nyata yang berlaku, yang
implisit berlaku (sepenuhnya) bukan yang eksplisit (jelas, tegas diatur) di
dalam perundangan atau yang diuraikan dalam kepustakaan. Begitu pula
diarahkan kepada efektivitas (keberlakuan) hukum itu dalam kehidupan
masyarakat.
Dari data-data yang dikumpulkan di lapangan, maka dapat diketahui
apakah hukum yang diatur di dalam perundangan atau teori-teori yang
diuraikan dalam kepustakan hukum, benar-benar berlaku dalam kenyataan,
ataukah belum berlaku, tidak berlaku, terjadi penyimpangan, telah berubah
dan sebagainya.
Pada awal studi perbandingan administrasi negara didominasi dengan
analisis yang bersifat normatif (normative approach) yaitu yang
mendasarkan segala sesuatu yang seharusnya  dicapai, berdasarkan prinsip
tertentu yang memberikan semacam resep administrasi yang ideal atau
yang dicita-citakan, bukan sesuatu yang riel atau hal-hal yang menjadi
kenyataan (evidence) yang ditemukan dalam kehidupan administrasi
negara (empirik).
Pada perkembangan yang lebih akhir maka karakteristik atau ciri
pendekatan itu mulai ditinggalkan dan bergeser atau berubah
menjadi analisis empirik (empirical approach) yang lebih menekankan
pada usaha memperoleh data sebagaimana yang terjadi dan bersifat nyata.
Sehingga yang menjadi fokus dalam studi perbandingan adalah segala
seuatu yang riel betul-betul bersifat empiris (kenyataan sesuai di lapangan)
dalam kehidupan administrasi negara yang ada pada kehidupan
masyarakat atau negara, bukan menganalisis yang ingin diraih atau capai
lagi.
3. Pendekatan Idiografis ke Nomotetis
Pendekatan idiografik (ideographical approach) banyak dipakai dalam
studi perbandingan administrasi dalam awal-awal masa kelahirannya.
Pendekatan ini lebih mengutamakan pada ketunggalan suatu peristiwa,
sebagaimana digambarkan dalam studi kasus. Berarti pada awal
pelaksanaan studi perbandingan maka para ilmuwan administrasi negara
sangat memperhatikan dan mencermati pada kasus-kasus tertentu dalam
suatu negara atau masyarakat. Peristiwa spesifik atau tunggal yang berdiri
sendiri terlepas dari yang lain.
  Pada perkembangan studi perbandingan lebih banyak didominasi oleh
pendekatan nomotetik (nomothetic approach). Pendekatan ini lebih
memusatkan perhatian kepada usaha untuk merumuskan atau menemukan
generalisasi, prinsip atau korelasi dari berbagai variabel. Berarti studi
perbandingan administrasi lebih berupaya untuk menghasilkan simpulan-
simpulan yang berlaku umum dan dapat dipakai sebagai suatu rujukan
pada berbagai negara bangsa dan masyarakat.
Pendekatan idiografik (ideographical approach) banyak dipakai dalam
studi perbandingan administrasi dalam awal-awal masa kelahirannya.
Pendekatan ini lebih mengutamakan pada ketunggalan suatu peristiwa,
sebagaimana digambarkan dalam studi kasus. Berarti pada awal
pelaksanaan studi perbandingan maka para ilmuwan administrasi negara
sangat memperhatikan dan mencermati pada kasus-kasus tertentu dalam
suatu negara atau masyarakat. Peristiwa spesifik atau tunggal yang berdiri
sendiri terlepas dari yang lain.
  Pada perkembangan studi perbandingan lebih banyak didominasi oleh
pendekatan nomotetik (nomothetic approach). Pendekatan ini lebih
memusatkan perhatian kepada usaha untuk merumuskan/menemukan
generalisasi, prinsip atau korelasi dari berbagai variabel. Berarti studi
perbandingan administrasi lebih berupaya untuk menghasilkan simpulan-
simpulan yang berlaku umum dan dapat dipakai sebagai suatu rujukan
pada berbagai negara bangsa dan masyarakat.

4. Pendekatan Nonekologi ke Model Pemikiran Ekologi


Pada permulaan perkembangan studi perbandingan administrasi negara
pendekatan (alat analisis) yang dominan yang banyak dipakai adalah
bercirikan non ekologi (non ecology approach). Pendekatan ini  banyak
menggunakan pendekatan struktural yang lebih bersifat legal-formal yang
bersifat kaku, sehingga yang menjadi sasaran atau obyek yang
diperbandingkan hanyalah sistem administrasi saja (yang lebih sempit atau
terbatas).
Pendekatan ekologi administrasi (administrative ecology based)
kemudian menggantikan orientasi perbandingan administrasi pada
perkembangan berikutnya. Pendekatan ini sangat memperhatikan
keterkaitan antara sistem administrasi dengan lingkungan ekologinya.
Artinya pada pendekatan yang lebih akhir ini dapat ditemukan berbagai
data dan informasi yang cukup bervariasi dan lengkap karena dikaitkannya
sistem administrasi dengan lingkungannya, yakni semua faktor diluar
administrasi yang ada hidup dan berkembang serta diakui oleh masyarakat
yang bersangkutan.
Sebagai ilustrasi awal pelaksanaan studi perbandingan administrasi
negara, pandangan William J. Siffin yang dianggap sebagai pencetus
dalam studi perbandingan administrasi negara pada tahun 1957,
menyajikan sebuah model teoritik dan enam buah studi kasus, serta
memperkenalkan pentingnya negara-negara yang sedang berkembang
dalam sttudi perbandingan administrasi negara. Enam buah studi kasus
yang dikemukakannya, hanya satu yang mewakili negara maju dalam hal
ini Perancis, sedangkan lima yang lain berkenaan dengan negara-negara
yang sedang berkembang. Negara-negara dimaksud adalah Turki, Mesir,
Bolivia, Filipina dan Thailand.
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan
Di tiap-tiap negara di dunia memiliki suatu mekanisme yaitu sistem
administrasi yang mengatur tata kehidupan yang ada di negara itu. Dalam
membicarakan Administrasi Negara sebagai suatu sistem, beberapa hal
perlu digarisbawahi, yaitu :
 Sifat publik yang melekat pada istilah Administrasi Negara ,
karena sifat aktivitas dan pelayanan yang secara primer dipusatkan
kepada masyarakat.
 Administrasi Negara harus dipandang sebagai sistem yang
mempunyai tujuan dan aktivitas yang jelas, sehingga dapat
memudahkan untuk menerapkan esensi setiap sistem yang terdiri
dari input, proses dan output sebagai suatu kesatuan yang utuh
yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan (panca gatra dan tri gatra,
serta faktor conditioning lainnya). Fred W. Riggs dalam buku
“Trends in the Comparative Study of Public Administration”
menerjemahkan sistem Administrasi Negara sebagai “struktur
untuk mengalokasikan barang dan jasa dalam satu pemerintahan”.
 Dalam negara-negara yang menganut faham pemisahan kekuasaan,
kedudukan Sistem Administrasi Negara amat jelas yaitu berfungsi
untuk melaksanakan apa saja yang telah diputuskan oleh lembaga-
lembaga legislatif. Walau kadang dalam kenyataan Sistem
Administrasi Negara juga membuat keputusan-keputusan dan
pemberi saran masukan dalam perumusan atau formulasi
kebijakan.
 Berdasarkan pemikiran-pemikairan tersebut di atas, maka apa yang
dimaksud dengan Sistem Administrasi Negara adalah sistem dari
masukan, proses, keluaran, dan umpan balik.
Menurut Riggs (1996) pembaharuan administrasi merupakan suatu pola yg
menunjukkan peningkatan efektivitas pemanfaatan sumber daya yang
tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Birokrasi itu sendiri
menurut pandangan Riggs merupakan sebuah organisasi yang konkret
terdiri dari peran-peran yang bersifat hirarkies dan saling berkaitan yang
bertindak secara formal sebagai wadah untuk suatu kesatuan (entitas) atau
sistem sosial yg lebih besar.
Pergeseran pendekatan atau metode dalam Perbandingan administrasi
Negara terjadi sejalan dengan perubahan dan perkembangan studi dalam
administrasi Negara yang mengikuti perubahan yang terjadi dalam
masyarakat negara
DAFTAR PUSTAKA

http://roniisroy.blogspot.com/2013/04/tujuan-dan-sasaran-perbandingan.html
http://ryanchekom.blogspot.com/2013/08/ilmu-administrasi-negara.html
http://triyanuruliskandar.blogspot.com/2013/06/perbandingan-administrasi-
negara_22.html http://rekydot.blogspot.com/2013/05/artikel-perbandingan-
administrasi.html http://id.scribd.com/doc/105886148/Makalah-Individu-
Perbandingan-Administrasi-Negara

Anda mungkin juga menyukai