Anda di halaman 1dari 19

Laboratorium Mekanika Tanah

Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

NAMA PRAKTIKAN : Abriyanto Putra Setiawan Nugraha 1506729550

Aditya Nurul Fallah 1506735540

Aulya Ulfah 1506741064

Dhianaufal 1506732274

Feri Haldi 1506741026

Raihan Zidan 1506727305

KELOMPOK : GE – 4

TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 4 Oktober 2018 – Jumat, 5 Oktober 2018

JUDUL PRAKTIKUM : Sieve Analysis

ASISTEN : Muhammad Fadel A.


PENGUMPULAN : 19 Oktober 2018
PARAF DAN NILAI :

I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan
ASTM D 421 "Standard Practice for Dry Preparation of Soil Samples for
Particle-Size Analysis and Determination of Soil Constants"
ASTM D 422 "Standard Test Method for Particle-Size Analysis of Soils"
AASHTO T 88 "Standard Method of Test For Particle Size Analysis of Soils"
SNI 3423:2008 “Cara uji analisis ukuran butir tanah"

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

Mengetahui distribusi ukuran butiran tanah yang berdiameter 4.76 mm


sampai 0.074 mm (lolos saringan No. 4 ASTM dan tertahan saringan No. 200)
dengan cara mekanis.
C. Alat-alat dan Bahan

1
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
a. Alat
a. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gram
b. Saringan standar ASTM No. 4, 10, 18, 40, 100, 200, serta Pan
c. Piringan kaleng
d. Can
e. Motorized Dynamic Sieve Shaker
f. Sikat gigi
g. Oven
b. Bahan
Tanah hasil percobaan hydrometer yang tertahan saringan No. 200 ASTM

Gambar 1.1 Peralatan praktikum sieve analyisis: a) Satu set saringan standar ASTM dan pan; b)
Motorized dynamic sieve shaker

Sumber : Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah, Teknik Sipil Universitas Indonesia

D. Teori dan Rumus yang Digunakan

Tanah terdiri atas tiga unsur yaitu butiran, air, dan udara. Sifat-sifat suatu
tanah tertentu banyak tergantung pada ukuran butirannya. Ukuran butiran
menentukan klasifikasi macam tanah tersebut. Untuk butiran yang kasar dipakai
metode sieving dalam penentuan distribusi ukurannya.
2
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Tanah dikeringkan dan disaring pada serangkaian saringan dengan ukuran
diameter kisi saringan tertentu mulai dari yang kasar hingga yang halus. Dengan
demikian butiran tanah terpisah menjadi beberapa bagian dengan batas ukuran
yang diketahui. Rumus yang digunakan untuk percobaan sieve analysis ini
adalah:

Persentase tanah tertahan (% tertahan) = (𝑊𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 / 𝑊𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙)×100%


Persentase tanah lolos (% lolos) = 100 % - % tertahan

Wtertahan= Wtanah – Wtanah total sesudah penyaringan

Kesalahan relatif penimbangan sampel tanah sebelum dan sesudah


penyaringan adalah:
KR = ((Wd− Wt) / Wd) × 100%
dengan :
Wd = berat butiran tanah sebelum proses sieving
Wt = berat butran tanah total setelah proses sieving

Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena
terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang
terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi
tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 - 0.05
mm, debu dengan ukuran 0.05 - 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm
(penggolongan berdasarkan USDA). keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh
terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas
tanah, porositas dan lain-lain.
Tanah bertekstur halus didominasi oleh tanah liat dengan tekstur yang
lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan
dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir. Sehingga tanah-
tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses penyerapan unsur-
unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar.
Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur dibandingkan

3
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsur hara dan bahan
organik yang dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap unsur hara. 
Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiiltrasinya
lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas
memegang air yang lebih besar daripada tanah pasir karena memiliki permukaan
yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension). Tanah-
tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi
dalam pergerakkan udara dan air.
Semakin halus tekstur tanahnya maka kapasitas adsorpsi menahan unsur –
unsur hara lebih besar, dan lebih banyak mengandung unsure hara dan bahan
organik yang dibutuhkan tanaman, kapasitas memegang air juga lebih besar sebab
memiliki permukaan yang lebih luas. Sedangkan tanah bertekstur kasar memiliki
laju infiltrasi yang cepat dan lebih porus. Sehingga unsur hara akan ikut hanyut
dan yang tertahan didalam tanah semakin sedikit.

A. Teori Tambahan

Pada percobaan sieve analysis ini digunakan untuk mengidentifikasi


besaran partikel dan distribusi persebaran agregat kasar serta agregat halus.
Percobaan ini digunakan untuk menentukan gradasi dari material yang akan
digunakan sebagai agregat.

4
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Gambar 1.2 Skema penyaringan dalam pan

Dalam menentukan gradasi tanah, beberapa kriteria harus dipenuhi, yaitu


Koefisien Keseragaman (Cu) dan Koefisien Kelengkungan (Cc). Koefisien
Keseragaman (Cu) menunjukkan keseragaman suatu butiran tanah. Semakin kecil
nilai Cu nya, maka butiran tanah semakin seragam. Dan semakin besar nilai nilai
Cu nya, maka butiran tanah semakin beragam dari ukuran butiran kecil hingga
besar. Nilai Cu minimal adalah 1, dimana nilai tersebut menunjukkan bahwa
butiran berukuran sama. Suatu Tanah disebut bergradasi baik apabila nilai Cu > 4
(tanah kerikil), Cu > 6 (pasir), dan 1 < Cc < 3 (kerikil dan pasir). Kedua syarat Cu
dan Cc haruslah terpenuhi. Apabila nilai Cu terpenuhi namun Cc tidak, maka
dapat dikatakan bahwa tanah bergradasi buruk. Gradasi butiran tanah dapat
dibentuk grafiknya. Gradasi butiran tanah dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu Well
Graded (bergradasi baik), Uniform (bergradasi seragam), dan Gap Graded
(bergradasi buruk).

Gambar 1.3 Tabel perbandingan antara %Finer dengan Diameter

II. PRAKTIKUM
A. Persiapan Praktikum
1. Menyaring tanah yang digunakan dalam percobaan hydrometer dengan
saringan No. 200 ASTM agar bersih dari butiran clay, silt, dan koloid-koloid
2. Memasukan tanah yang sudah bersih ke dalam can, lalu memasukan ke dalam
oven selama ± 18 jam

5
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
B. Jalannya Praktikum
1. Mengeluarkan tanah dari oven kemudian menimbangnya.
2. Menyusun saringan menurut urutan nomor yaitu : 4, 10, 18, 40, 100, 200 (dari
yang terbesar di atas hingga yang terkecil), dan terbawah adalah pan.
3. Memasukkan tanah yang telah ditimbang ke atas saringan No. 4 ASTM.
4. Meletakan susunan saringan pada mesin pengguncang listrik (Motorizied
Dynamic Sieve Shaker) dan menutupnya, kemudian nyalakan selama 15 menit.
5. Mengumpulkan sampel tanah yang tertahan pada masing-masing saringan dan
selanjutnya timbang dan mencatat beratnya.
6. Membersihkan saringan dari butiran-butiran tanah yang tertinggal pada setiap
saringan dengan bantuan sikat gigi.
C. Perbandingan dengan ASTM
Menurut standar ASTM, susunan saringan yang dipakai adalah No. 4, 10,
18, 40, 60, 100, 200, dan pan. Sedangkan pada praktikum ini susunan saringan
yang digunakan hampir sama dengan ASTM, hanya saja saringan No. 60 dan
tidak dipasang. Serta, pada ASTM diperlukan waktu pengguncangan selama 15
menit, namun pada percobaan, atas arahan asisten praktikan melakukan
pengguncangan hanya 10 menit saja.

III. PENGOLAHAN DATA


A. Data Hasil Percobaan

Weight of Dry Sample + Container = 13,3 gram

Weight of container = 8,2 gram

Weight of Dry Sample, (W1) = 5.1 gram

Tabel 3.1 Data hasil praktikum

6
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

(Sumber : Olahan Penulis, 2018)

¿
Presentase Kesalahan = ¿ w 2−w 1∨ w 1 x 100 % ¿

¿
Presentase Kesalahan = ¿ 5.1−5.1∨ 5.1 ¿ x 100%

Presentase Kesalahan = 0%

B. Pengolahan Data
a. Menghitung % Berat tertahan :

W tertahan
% Berat tertahan = x 100%
W total

b. Menghitung % Berat Lolos :

% Berat Lolos = 100% - %Berat tertahan kumulatif

c. Tabel hasil Perhitungan

Tabel 3.2 Hasil perhitungan %berat tertahan, %kumulatif berat tertahan, dan % berat
lolos

7
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

(Sumber : Olahan Penulis, 2018)

d. Grafik hasil Perhitungan (Distribusi Butiran SA)

8
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

DIstribusi Buti ran SA


50.0 47.1

45.0
40.0
35.0
29.4
30.0
% Berat Lolos

25.0
20.0 17.6

15.0
10.0 5.9
5.0
0.0
0.0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Diameter (mm)

(Sumber : Olahan Penulis, 2018)

Dari Grafik Hubungan % Lolos dan Diameter, Didapatkan persamaan :

- y = 21.78ln(x) + 45.196
- R² = 0.8574
- Persamaan tersebut digunakan untuk mencari nilai D10, D30, dan D60

e. Nilai Koefisien Keseragaman dan Koefisien Kelengkungan

 D60 (Nilai y = 60)


Y = 21.78ln(x) + 45.196
60 = 21.78ln(x) + 45.196
14.804 = 21.78ln(x)
Ln(x) = 0.67
x = e 0.67
x = 1.971 mm

 D30 (Nilai y = 30)

9
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Y = 21.78ln(x) + 45.196
30 = 21.78ln(x) + 45.196
-15.196 = 21.78ln(x)
Ln(x) = -0.69
1
x =
e 0.69
x = 0.505 mm

 D10 (Nilai y = 10)


Y = 21.78ln(x) + 45.196
10 = 21.78ln(x) + 45.196
-35.196 = 21.78ln(x)
Ln(x) = -1.615
1
x = 1.61
e
x = 0.2 mm
 Cu (koefisien keseragaman)

D60 1.971
Cu = = = 9.8
D10 0.2
Dari hasil Perhitungan Cu menunjukkan bahwa ukuran butir sampel tanah tidak
seragam

 Cc (Koefisien Kelengkungan)

D 302 0.52 0.25


Cc = = = = 0.641
D10. D 60 0.2 x 1.971 0.39

f. % Finer

10
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Tabel 3.3 Hasil perhitungan diameter dan %Finer

Hubungan % Finer dan Diameter


120.0

100.0

80.0
% FIner

60.0

40.0

20.0

0.0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Diameter (mm)

11
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

y = 4.6303ln(x) + 44.471
R² = 0.2627

Sumber : Olahan Penulis (2018)

 Clay (0.001 < D < 0.005)

y = 4.6303ln(x) + 44.471
y = 4.6303ln(0.005) + 44.471
y = 4.6303 x (-5.298)+ 44.471
y = (-24.532) + 44.471
y = 19.93
%clay = 19.93%

 Silt (0.005 < D < 0.075)


y = 4.6303ln(x) + 44.471
y = 4.6303ln(0.075) + 44.471
y = 4.6303 x (-2.590)+ 44.471
y = (-11.9937) + 44.471
y = 32.477
%silt = 32.477- 19.93
%silt = 12.547%

 Sand (0.075 < D < 2)


y = 4.6303ln(x) + 44.471
12
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
y = 4.6303ln(2) + 44.471
y = 4.6303 x (0.69)+ 44.471
y = (3.209) + 44.471
y = 47.6804
%sand = 47.6804 - 12.547- 19.93
%sand = 15.20%

 Gravel l (2 < D < 7)


%gravel = 100% - %sand - %silt - %clay
%gravel = 100% - 15.20- 12.547- 19.93%
%gravel = 52.323 %

IV. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Pada percobaan Sieve Analysis alat yang digunakan adalah Timbangan
dengan ketelitian 0.01 gr untuk menimbang sampel tanah yang telah selesai
dilakukan proses shaker, Saringan standar ASTM No. 4, 10, 18, 40, 100, 200,
serta Pan untuk menempatkan sampel tanah yang akan di shaker dengan dipasang
secara bertingkat, Piringan kaleng untuk memastikan meletakkan sampel tanah
yang telah disaring menggunakan saringan 200 ASTM, Can untuk menempatkan
sampel tanah yang telah dilakukan pencucian dan proses shaker untuk ditimbang,
Motorized Dynamic Sieve Shaker untuk mesin pengayak sampel tanah, Sikat gigi
untuk membersihkan sampel – sampel tanah di saringan 200 ASTM yang
tersangkut, dan Oven untuk memanaskan tanah menjadi ovendry. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah Sampel tanah lolos saringan 200 ASTM untuk
dilakukan proses pengayakan.

Pada percobaan kali ini, merupakan lanjutan dari praktikum hydrometer


dimana praktikan akan mengetahui distribusi butiran tanah yang lolos saringan no.
4 (diameter 4.76 mm) tidak lolos tertahan di saringan no. 200 (diameter 0.074mm).
Karena pada percobaan hydrometer, Hukum Stokes yang hanya dapat digunakan

13
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
untuk menentukan distribusi butiran tanah dengan ukuran lebih besar dari
0.0002mm dan lebih kecil dari 0.2mm.
Langkah awal dari percobaan sieve analysis adalah penyaringan sampel
tanah yang telah dicampur dengan air suling dalam hydrometer jar yang telah
dilakukan pada praktikum sebelumnya dengan menggunakan air yang mengalir.
Penyaringan dilakukan sampai air yang lolos dari saringan 200 ASTM tidak
berwarna (sudah tidak membawa partikel tanah yang halus. Hal ini dilakukan
karena praktikan ingin mencari data untuk partikel yang berukuran lebih dari
0.074mm. jika masih ada kontaminasi partikel yang halus, nantinya akan
mempengaruhi hasil perhitungan %finer menjadi tidak 100%. Cara memastikan air
yang lolos menjadi bening, adalah meletakkan baskom dibawah saringan 200
ASTM.
Setelah dilakukan proses penyaringan 200 ASTM, kemudian sampel tanah
dipindahkan kedalam can untuk diletakkan di dalam oven. Dalam proses
pemindahan, digunakan sikat gigi untuk membersihkan partikel – partikel tanah
yang masih tersisa di saringan Peletakkan sampel tanah oleh praktikan ke dalam
oven dilakukan selama 24 jam. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sampel tanah
menjadi ovendry. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kejenuhan
sampel tanah dari air akibat pencampuran dengan air suling dan air hasil
penyaringan 200 ASTM.
Kemudian, keesokan harinya praktikan mengambil sampel tanah yang
sudah ovendry dari dalam oven dan mendiamkannya agar suhu menurun sembari
menyiapkan saringan dengan ukuran standar ASTM No. 4, 10, 18, 40, 100, dan 200
yang disusun dengan posisi No.4 ASTM diletakkan di paling atas kemudian berurut
sampai posisi 200 ASTM di paling bawah, hal ini dilakukan karena saringan No. 4
ASTM memiliki celah saringan yang paling besar diantara yang lain dan mengecil
sampai saringan No. 200 ASTM. Sebelum menyusun saringan, praktikan harus
memastikan saringan harus bersih dari sampel – sampel sebelumnya agar tidak
mempengaruhi data hasil percobaan.
Langkah berikutnya adalah praktikan memasukkan sampel tanah ovendry
kedalam saringan ASTM No. 4 (yang paling atas) kemudian ditutup dan
meletakkan diatas alat Motorized Dynamic Sieve Shaker untuk melakukan proses
pengguncangan selama 10 menit. Hal ini dilakukan selama 10 menit karena sampel

14
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
tanah yang lolos dari saringan No. 200 ASTM tidak lebih dari 6 gram. Jika lebih
dari 6 gram maka dilakukan selama 15 menit sesuai ASTM.
Setelah proses pengguncangan selama 10 menit, praktikan memindahkan
sampel tanah dari saringan secara satu – persatu kedalam can untuk dilakukan
proses penimbangan. Proses memasukkan kedalam can harus dilakukan diatas
timbangan dan menekan tombol Tare agar berat can tidak terhitung dan secara
terpisah agar tidak tercampur sampel saringan yang satu dengan yang lainnya,
dalam proses pemindahan menggunakan sikat gigi untuk memastikan tidak ada
sampel yang menempel pada saringan. Kemudian sampel tanah dalam can
ditimbang untuk mengetahui berat tanah tersebut. Setelah mendapatkan semua data,
alat dicuci lalu praktikum selesai dilakukan.

B. Analisis Hasil

Dari data hasil praktikum, pertama yang dilakukan adalah menghitung


kesalahan relatif hasil dari penimbangan berat awal sampel ovendry sebelum
dilakukan proses pengguncangan dengan berat total akhir semua saringan yang
telah ditimbang. Pada praktikum kali ini, hasil perhitungan kesalahan relatif yang
dilakukan praktikan adalah 0%.

Kemudian dari tabel data hasil penyaringan, dicari persentase berat lolos
sampel dan dibuat tabel beserta diameter sampelnya. Dari tabel tersebut kemudian
dibuat grafik perbandingan antara keduanya dan menghasilkan grafik dengan
persamaan y = 21.78ln(x) + 45.196. Persamaan ini berguna untuk mencari nilai
D10, D30, dan D60. Setelah dilakukan perhitungan dengan memasukkan nilai D10
hasilnya adalah 0.2 mm, D30 hasilnya adalah 0.505 mm, dan D60 hasilnya adalah
1.971 mm.

Dari hasil mencari D10, D30, dan D60, dapat digunakan untuk mencari nilai
koefisien keseragaman (Cu) dan koefisien kelengkungan (Cc). Nilai Cu yang
didapat dari hasil perhitungan sebesar 9,8 maka berdasarkan teori, nilai Cu tersebut
menunjukkan bahwa ukuran butir dari sampel tanah ovendry tidak seragam.
Sedangkan nilai Cc yang didapat dari hasil perhitungan adalah 0.641 yang

15
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
menunjukkan bahwa butir sampel pasir tidak 1<Cc<3 maka dapat diketahui sampel
bersifat Gap Graded (gradasi buruk).

Kemudian terakhir adalah perhitungan persentase clay, silt, sand, dan gravel.
Dalam perhitungan ini dilakukan dengan cara menggabungkan data %finer dan data
diameter dari percobaan hydrometer dan sieve analysis karena praktikan ingin
mengetahui persentasi dari keseluruhan sampel yang digunakan dalam percobaan
dan karena sieve analysis merupakan lanjutan dari praktikum hydrometer maka
data dilanjutkan. Persentase yang didapat dari perhitungan adalah clay sebesar
19.93%, silt sebesar 12.547%, sand sebesar 15.20%, dan gravel sebesar 52.323 %.

C. Analisis Kesalahan Relatif

Dalam praktikum sieve analysis ini, praktikan tidak membuat kesalahan relatif
(kesalahan relatif 0%) hal ini diakibatkan :

 Praktikan menyumbat dengan tepat saat melakukan proses pembolak - balikan


hydrometer jar sebelum proses penyaringan sehingga tidak ada sampel tanah
yang tumpah
 Praktikan tepat dalam menyaring sampel dengan menggunakan saringan 200
ASTM sampai air lolos benar – benar jernih. Sehingga tidak ada butiran halus
yang terbawa dan masuk kedalam alat pengguncang
 Praktikan tepat dalam meletakkan sampel tanah kedalam saringan bertingkat dan
memasukkan ke can untuk ditimbang sehingga sampel tanah tidak berkurang ke
udara ataupun berjatuhan yang mengakibatkan berat sampel tanah berkurang.

V. APLIKASI
Sama seperti praktikum hydrometer, proses sieve analysis berguna untuk
menentukan sebaran butir tanah yang berguna untuk proses pembangunan.
Pembangunan pondasi yang tepat harus dilakukan agar tanah tidak bergeser yang
mengakibatkan kegagalan konstruksi.

16
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
VI. KESIMPULAN
i. Sieve analysis adalah praktikum yang dilakukan untuk menentukan distribusi
butiran tanah
ii. Dari data hasil pengamatan dan perhitungan, didapatkan :
 Nilai Cu sebesar 9,8 yang mengindikasikan bahwa ukuran butir dari sampel
tanah ovendry yang digunakan dalam praktikum sieve analysis ini memiliki
ukuran butir yang tidak seragam
 Nilai Cc sebesar 0,641 yang menunjukkan bahwa sampel yang diuji
memiliki karakteristik Gap graded (gradasi buruk)
 Persentasi ukuran butir sampel yang digunakan adalah clay sebesar 19.93%,
silt sebesar 12.547%, sand sebesar 15.20%, dan gravel sebesar 52.323 %.

VII. REFERENSI

 Laboratorium Mekanika Tanah. (2015). Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah.


Depok: Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia.
 http://civilengineerspk.com/plain-reinforced-concrete-experiments/exp-3-sieve-
analysis/
 http://www.ilmutekniksipilindonesia.com/sieve-analysis

17
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

VIII. LAMPIRAN

Gambar 8.1 proses memasukkan sampel tanah yang telah disaring No.200 ASTM kedalam oven
untuk dijadikan ovendry
Sumber : Dokumentasi Penulis

18
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil - Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 8.2 proses pengguncangan sampel tanah yang dimasukkan kedalam saringan diatas
Motorized Dynamic Sieve Shaker
Sumber : Dokumentasi Penulis

Gambar 8.3 Proses penimbangan sampel tanah yang telah selesai diguncang
Sumber : Dokumentasi Penulis

19

Anda mungkin juga menyukai