Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI

Dosen pengampu: Rini Asnawati, S.Kep,Ns.,M.Kes

Disusun oleh:
Nama : Widitha Indah Prastika Kadjim
Nim : C01419132
Kelas : Keperawantan C 2019

Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo
2020
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
PENYULUHAN KESEHATAN HIPERTENSI (HTN)

Topik : Penyakit HIPERTENSI (HTN)


Hari/Tanggal : senin / 06 juli 2020
Waktu : 20 Menit
Tempat : Rumah
Sasaran : Keluarga
Metode : Ceramah, tanya jawab
Media : Leaflet
Materi : Terlampir

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi adalah suatu keadaan kronis yang ditandai dengan
meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah arteri.Keadaan
tersebut mengakibatkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan
darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah (Yanita, 2017).Hipertensi
berkaitan dengan tekanan sistolik atau tekanan distolik atau tekanan
keduanya. Hipertensi dapat didefisinikan sebagai tekanan darah tinggi
persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
distoliknya diatas 90mmHg (Wijaya, 2013)
Data National Centers for disease control (NCHS, 2017) prevalensi
hipertensi meningkat dengan usia, pada orang dewasa berusia 18-39 tahun
(7,5%), diantara mereka yang berusia 40-59 tahun (33,2%), dan mereka
yang berusia 60 tahun keatas (63,1%). Data WHO, (2015) menunjukkan
1,3 milyar penduduk di dunia menderita hipertensi. Artinya 1 dari 3 orang
di dunia terdiagnosis hipertensi. Hanya 36,8 % diantaranya yang minum
obat. Prevalensi hipertensi diprediksi akan terus meningkat setiap
tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 milyar orang yang
terkena hipertensi. Penyakit hipertensi sampai saat ini telah mengakibatkan
kematian 9,4 juta jiwa setiap tahunnya (Kemenkes RI, 2017).
Hipertensi di Indonesia merupakan masalah kesehatan dengan
prevalensi yang tinggi yaitu sebesar 25,8%. Prevalensi tertinggi di Bangka
Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur
(29,6%), Jawa Barat (29,4%), dan Gorontalo (29,4%) (Kemenkes RI,
2014). Data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
tahun 2016 penderita hipertensi sebanyak 248.964 jiwa, atau sebesar
13,8%. Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Kesehatan Kota Padang
melaporkan, kasus penderita hipertensi paling tinggi ditemukan pada
wilayah kerja Puskesmas Andalas (2.028 orang) yang kedua di Puskesmas
Lubuk Buaya (599 orang) dan kasus terendah di Puskesmas Air Tawar (63
orang). Sementara angka kunjungan tertinggi pada Puskesmas Nanggalo
(7.165 orang) dan kunjungan terendah pada Puskesmas Ikur Koto (260
orang)
B. TUJUAN INTRUKSIONAL
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi masyarakat dapat
memahami dan mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan masyarakat mampu menjelaskan
kembali tentang:
a. Pengertian darah tinggi
b. Penyebab darah tinggi dengan baik.
c. Tanda dan gejala darah tinggi dengan baik.
d. Makanan yang dianjurkan dan makanan yang dibatasi untuk
penderita Darah tinggi
e. Obat- obatan untuk hipertensi
f. Komplikasi dari hipertensi
C. SUB POKOK BAHASAN
a) Pengertian Hipertensi
b) Penyebab Hipertensi
c) Tanda-Tanda Dan Gejala Penyakit Hipertensi
d) Tempat/Kemana Harus Memeriksakan Diri
e) Cara Penularan Penyakit Hipertensi
f) Kapan Pengobatan Dilakukan.
g) Bagaimana Pengobatan Hipertensi
h) Bagaimana Pencegahan Hipertensi

D. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik Penyuluhan
Hipertensi
2. Sasaran
Anggota Keluarga Yang Berada Dalam Rumah
3. Metode Penyuluhan

a. Ceramah dan Tanya Jawab


4. Media dan Peralatan
Leaflet
5. Tempat
Rumah
6. Waktu
a. Hari/ tanggal : Senin, 06 juli 2020
b. Jam : 10.00 - 11.30
7. SETTING TEMPAT
Ruang tamu
8. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahapan Kegiatan Respon
masyarakat
1 Pembukaan  Memberi salam Menjawab
( 5 menit )  Perkenalan salam
 Menjelaskan topik dan
tujuan
 Apersepsi dengan cara
menggali pengetahuan yang
dimiliki

2 Pelaksanaan Menjelaskan : Menyimak


( 10 menit ) Menjelaskan tentang : penyuluhan
1. Pengertian darah tinggi yang di
2. Penyebab darah tinggi berikan
3. Tanda dan gejala darah
tinggi
4. Diet darah tinggi
5. Mengetahui obat-obatan
untuk hipertens
6. Mengetahui komplikasi
yang terjadi akibat hipertens
7. Membuka sesion pertanyaa
Diskusi dengan keluarga
3 Penutup  Menyimpulkan materi. Menjawab
(5 menit)  Mengevaluasi audience salam
tentang materiyang telah
diberikan
E. EVALUASI
1. Evaluasi proses
a. Kegiatan penyuluhan berjalan lancar sesuai dengan rencana awal
yang telah ditentukan
b. 90% anggota keluarga yang di undang hadir pada saat penyuluhan
2. Evaluasi hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Adanya kesepakatan masyarakat dengan perawat dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang darah tinggi yang diterima
oleh audience dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir
ceramah.
LAMPIRAN 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih
dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi
sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat
mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Menurut Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi
merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan
di atas normal.
Sedangkan menurut WHO, batas tekanan darah yang masih
dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas
160/95 mmHg dinyatakan sebagai darah tinggi (Soeparman, 1999).

B. Tujuan
a) Mengetahui Pengertian Hipertensi
b) Mengetahui Penyebab Hipertensi
c) Mengetahui Tanda-Tanda Dan Gejala Penyakit Hipertensi
d) Mengetahui Diet Untuk Penderita Hipertensi
e) Mengetahui Obat-Obatan Untuk Penderita Hipertensi
f) Mengetahui komplikasi pada penderita hipertensi

C. Manfaat
Hasil dari penelitian inidiharapkan dapat memberikan gambaran
pengetahuan pasien tentang hipertensi dan memberikan masukan dalam
pengobatan hipertensi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENYULUHAN
TEORI PENYAKIT HIPERTENSI
2.1.1 Pengertian
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih
dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi
sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat
mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin,
2009).
Menurut Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi
merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada
tingkatan di atas normal.
Sedangkan menurut WHO, batas tekanan darah yang masih
dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau
diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai darah tinggi (Soeparman,
1999).

2.1.2 Penyebab
2. Elastisitas dinding aorta menurun
3. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan
lumen pembuluh darah

Klasifikasi hipertensi menurut etiologinya:


a. Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik,
stres psikologis
b. Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal
c. Hipertensi hormonal
d. Bentuk hipertensi lain: obat, cardiovascular, neurogenik
(Andy Sofyan, 2012)
2.1.3 Tanda dan Gejala
Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah
mengalami hipertensi bertahun-tahun, dan berupa:
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah,
akibat peningkatan tekanan darah intrakranium
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan
saraf pusat
4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan
filtrasi glomerulus
5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan
tekanan kapiler
6. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan
kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan
otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan
penanganan segera. (Elizabeth J. Corwin, 2000).

2.1.4 Diet
Diit merupakan pengendalian asupan kalori total untuk
mencapai atau mempertahankan BB yang sesuai dan mengendalikan
kadar glukosa.Tujuan diituntuk membantu menurunkan tekanan
darah, mempertahankan tekanan darah menuju normal,penurunan
faktor resiko BB yang berlebih, menurunkan kadar lemak kolesterol.
Diit untuk penderita Hipertensi:
1. Makanan yang dianjurkan untuk penderita Darah tinggi
a. Sumber kalori
Beras,tales,kentang,macaroni,mie,bihun,tepung-tepungan, gula.
b. Sumber protein hewani
Daging,ayam,ikan,semua terbatas kurang lebih 50 gram perhari,
telur ayam,telur bebek paling banyak satu butir sehari, susu tanpa
lemak
c. Sumber protein nabati
Kacang-kacangan kering seperti tahu,tempe,oncom.
d. Sumber lemak
Santan kelapa encer dalam jumlah terbatas.
e. Sayuran
Sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti
bayam,kangkung,buncis, kacang panjang, taoge, labu siam,
oyong, wortel.
f. Buah-buahan
Semua buah kecuali nangka, durian, hanya boleh dalam jumlah
terbatas.
g. Bumbu
Pala, kayu manis,asam,gula, bawang merah, bawang putih, garam
tidak lebih 15 gramperhari.
h. Minuman
Teh encer, coklat encer, juice buah.

2. Makanan yang dibatasi


a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi misalnya otak, paru,
minyak kelapa, gajih
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan natrium misalnya
biscuit, craker
c. Makanan dalam kaleng : sarden, abon, asinan, ikan asin, telor asin.
d. Makanan yang mengandung alkohol misalnya durian dan tape.
e. Daging-daging warna merah segar seperti hati ayam, sosis, daging
sapi, daging kambing.
f. Garam dapur
g. Makan tinggi lemak dan kolesterol
h. Buah/sayur yang diawetkan dengan garam : ikan asin, asinan, dll

2.1.5 Obat-obatan
1. Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara mendeplesi
simpanan natrium tubuh. Awalnya, diuretik menurunkan tekanan
darah dengan menurunkan volume darah dan curah jantung, sehingga
tahanan perifer menurun. Setelah 6-8 minggu, curah jantung kembali
normal karena tahanan vaskular perifir menurun. Natrium dapat
menyebabkan tahanan vaskular dengan meningkatkan kekakuan
pembuluh darah dan reaktivitas saraf, yang diduga berkaitan dengan
terjadinya peningkatan pertukaran natrium-kalsium dengan hasil akhir
peningkatan kalsium intraseluler. Efek tersebut dapat dikurangi
dengan pemberian diuretik atau pengurangan natrium. Contoh obat
diuretik yang sering digunakan untuk menurunkan hipertensi adalah:
spironolactone, dan hydrochlorothiazide (thiazide) yang mempunyai
efek cukup kuat sebagai diuretik dan efektif untuk menurunkan
tekanan darah dalam dosis yang rendah (Benowitz, 2002).
2. Obat simpatoplegik
Mempunyai mekanisme kerja menurunkan tekanan darah dengan cara
menurunkan tahanan perifer, menghambat fungsi jantung, dan
meningkatkan pengumpulan vena didalam pembuluh darah kapasitans
(dua efek terakhir menyebabkan penurunan curah jantung). Contoh
obat golongan ini adalah: Methyldopa dan clonidine (Benowitz,
2002).
3. Obat vasodilator langsung.
Semua vasodilator yang digunakan untuk hipertensi merelaksasi otot
polos arteriol, sehingga dapat menurunkan tahanan vaskular sistemik.
Penurunan tahanan arteri dan rata-rata penurunan tekanan darah arteri
menimbulkan respon kompensasi, dilakukan oleh baroreseptor dan
sistem saraf simpatis, seperti halnya renin angiotensin dan aldosteron.
Respon-respon kompensasi tersebut melawan efek anti hipertensi
vasodilator. Vasodilator bekerja 12 dengan baik apabila
dikombinasikan dengan obat antihipertensi lain yang melawan respon
kompensasi kardiovaskular. Contoh obat –obat vasodilator adalah;
Hydralazine dan minoxidil (Benowitz, 2002).
4. Obat yang menyekat produksi atau efek Angiotensin.
Rilis renin dari korteks ginjal distimulasi oleh penurunan tekanan
arteri ginjal, stimulasi saraf simpatis dan penurunan pengiriman
natrium atau peningkatan konsentrasi natrium pada tubulus distalis
ginjal. Renin bekerja terhadap angiotensin untuk melepaskan
angiotensin I dekapeptida yang tidak aktif. Angiotensin I kemudian
dikonversi, terutama oleh enzim pengubah angiotensin endothelial
(endothelial angiotensin-converting enzyme, ACE), menjadi
oktapeptida angiotensin II vasokonstriktor arterial, yang akan
dikonversi menjadi angiotensin III didalam kelenjar adrenal.
Angiotensin II mempunyai aktifitas vasokonsriktor dan retensi
natrium.Angiotensin II dan III menstimulasi rilis aldosteron. Contoh
obat golongan ini adalah ; captopril,enalapril dan lisinopril (Benowitz,
2002)

2.1.6 Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan
berbahaya sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat
menyerang berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung,
pembuluh darah arteri, serta ginjal. Sebagai dampak terjadinya komplikasi
hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan kemungkinan
terburuknya adalah terjadinya kematian pada penderita akibat komplikasi
hipertensi yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa
penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung
dari kenaikan tekanan darah pada 19 organ, atau karena efek tidak
langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II,
stress oksidatif, down regulation, dan lain-lain. Penelitian lain juga
membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam
berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya
kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming
growth factor-β (TGF-β). Umumnya, hipertensi dapat menimbulkan
kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:
1. Jantung
a. hipertrofi ventrikel kiri
b. angina atau infark miokardium
c. gagal jantung
2. Otak - stroke atau transient ishemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang cukup berbahaya karena
tidak menimbulkan gejala yang spesifik dan secara fisik. Banyak penderita
hipertensi yang baru saja menyadari hipertensinya pada 5 tahun terakhir dan
didagnosis pada kejadian layanan darurat.
Sebagian besar penderita hipertensi tidak rutin mengecek tekanan
darahnya walaupun sudah mengetahui komplikasinya secara mendasar. Begitu
juga dengan kepatuhan minum obat, banyak penderita hipertensi yang tidak
patuh dalam minum obat karena hanya meminum obat disaat timbul gejala. Hal
ini menunjukkan kurangnya pemahaman penderita hipertensi terhadap
penyakitnya.

3.2 SARAN
a. Bagi Keluarga
Tetap berperan sebagai pendamping dan pengatur pola makan
padapenderita hipertensi selama melakukan diet hipertensi.

b. Bagi Penderita
Diharapkan agar penderita mau mengikuti diet hipertensi dan mau
mencari tahu tentang kesehatannya dengan cara banyak bertanya tentang
hipertensi dan terbiasa melakukan diet hipertensi.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya


Penelitian lebih lanjut bisa melakukan penelitian pada populasi
umum yang lebih luas dengan sampel yang 57 lebih besar dan dengan
karakteristik yang bermacam-macam, misalnya seperti dari sudut budaya
dan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai