I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
WHO mendefinisikan kesehatan adalah kondisi fisik, mental dan social yang
sempurna, bukan hanya ketidakhadiran penyakit belaka. Jika definisi ini dikaji lebih jauh,
tidak banyak manusia yang benar-benar sakit. Tetapi hal ini bukan berarti bahwa semua
manusia selalu mempunyai penyakit. (Soekidjo Natoatmodjo. 2007)
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB) merupakan salah satu jenis penyakit yang cukup
meresahkan, sulit diatasi dan kompleks. Penyakit ini menyerang segala usia, khususnya usia
15-54 tahun, dengan kemampuan penularan yang cepat dan cukup mudah. Pengobatan yang
mahal dan memakan waktu yang cukup lama membuat angka penderita TB semakin
meningkat.
Laporan TBC dunia oleh WHO tahun 2006, pernah menempatkan Indonesia
sebagai penyumbang terbesar nomor tiga di dunia setelah India dan Cina dengan
jumlah kasus baru sekitar 539.000 jiwa dengan jumlah 101.000 jiwa per tahun.
Sedangkan pada tahun 2009 Indonesia menduduki peringkat ke lima di dunia setelah India,
Cina, South Afrika dan Nigeria dengan jumlah prevalensi 285/100.000 penduduk, dan
angka kematian telah turun menjadi 27/100.000 penduduk (Kemenkes, 2011 & Nizar,
2010). Sepertiga dari jumlah tersebut terdapat di sekitar Puskesmas, pelayanan rumah
sakit/klinik pemerintah dan swasta, praktik swasta dan sisanya belum terjangkau unit
pelayanan kesehatan (Depkes, 2010).
Sampai saat ini penyakit tuberkulosis paru masih menjadi masalah kesehatan yang
utama, baik di dunia maupun di Indonesia.
Sedangkan untuk di RSPI SULIANTI SAROSO pada tahun 2012 penyakit TB Paru
menempati urutan ke 5 (lima).
B. TUJUAN PENULISAN
2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran umum penyakit Tuberkulosis.
2.2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui Distribusi Penyakit Tuberkulosis menurut orang.
- Untuk mengetahui Distribusi Penyakit ITuberkulosis menurut tempat.
- Untuk mengetahui Distribusi Penyakit Tuberkulosis menurut waktu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.DEFINISI
TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis), Sebagain besar kuman menyerang paru tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lain.(Dep Kes,2003)
Tuberculosis (TB) Merupakan suatu penyakit pada saluran pernafasan yang
disebabkan karena adanya infeksi pulmonary oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis.TB
Dikategorikan sebagai penyakit menular karna dapat menyebabkan kerusakan yang progresif
pada jaringan paru-paru atatau bahkan kematian jika penyakit ini tidak di obati.
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang sebagian besar disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk kedalam tubuh manusia
melalui udara pernapasan kedalam paru. Kemudian kuman tersebut menyebar dari paru
kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, melalui saluran
napas (bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya. TB dapat terjadi
pada semua kelompok umur, baik di paru maupun di luar paru.
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa, Bakteri ini berbentuk
batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
Jenis bakteri ini pertama kali ditemukan oleh seseorang yang bernama Robert Koch pada
tanggal 24 Maret 1882, Untuk mengenang jasa beliau maka bakteri tersebut diberi nama
baksil Koch.
Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk, dimana pada
anak-anak umumnya sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TBC.
Bakteri ini masuk kedalam paru-paru dan berkumpul hingga berkembang menjadi banyak
(terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah), Bahkan bakteri ini pula dapat
mengalami penyebaran melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening sehingga
menyebabkan terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti otak, ginjal, saluran cerna, tulang,
kelenjar getah bening dan lainnya meski yang paling banyak adalah organ paru.
Seseorang dengan kondisi daya tahan tubuh (Imun) yang baik, bentuk tuberkel ini
akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Lain hal pada orang yang memilki sistem kekebelan
tubuh rendah atau kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel
bertambah banyak. Sehingga tuberkel yang banyak ini berkumpul membentuk sebuah ruang
didalam rongga paru, Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum
(riak/dahak). Maka orang yang rongga parunya memproduksi sputum dan didapati mikroba
tuberkulosa disebut sedang mengalami pertumbuhan tuberkel dan positif terinfeksi TBC.
E. PENANGANAN
1. Pencegahan
Pencegahan penyakit TB dengan cara yaitu : Pola hidup sehat adalah kuncinya, karena kita
tidaktahu kapan kita bisa terpapar dengan kuman TBC. Dengan pola hidup sehat maka daya
tahan tubuh kita diharapkan cukup untuk memberikan perlindungan, sehingga walaupun kita
terpapar dengan kuman TBC tidak akan timbul gejala. Pola hidup sehat adalah dengan
mengkonsumsi makanan yang bergizi, selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan hidup
kita, rumah harus mendapatkan sinar matahari yang cukup (tidak lembab), dll. Selain itu
hindari terkena percikan batuk dari penderita TBC, menjaga standar hidup yang baik dengan
makanan bergizi,lingkungan yang sehat dan rajin berolahraga dan pemberian Vaksin BCG
(Untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat ) Vaksin ini secara rutin diberikan pada semua
balita.
2. Pengobatan
Pengobatan TB di berikan dalam 2 tahap yaitu :
a. Tahap awal (intensif) selama 2-3 bulan
Pada tahap intensif pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk
mencegah terjadinya resistensi obat.Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara
tepat ,biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.Sebagian
besar pasien TB BTA Positif menjadi BTA negative (konversi) pada akhir pengobatan
intensif.
b. Tahap Lanjutan selama 4-7 bulan
Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit yang diminum 3X
seminggu,namun dalam jangka waktu yang lama.Tahap lanjutan penting untuk membunuh
kuman sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
Banyak kombinasi obat anti TB (OAT) yang biasa dipakai, demikian juga masa
pengobatannya Minimal 6 bulan.Kemasan OAT :
a. Obat tunggal,Obat disajikan secara terpisah, masing-masing INH, Rifampisin, Pirazinamid
dan Etambutol.
b. Obat kombinasi dosis tetap (Fixed Dose Combination –FDC), Kombinasi dosis tetap ini
terdiri dari3 atau4 obat dalam satu tablet.
.
G. EPIDEMI OLOGI
Faktor factor yang mempengaruhi penyebaran tuberculosis antara lain:
1. Person / Orang
a. Umur
TB Paru menyerang siapa saja tua muda bahkan anak-anak, Sebagian besar penderita
TB Paru di Negara berkembang berumur dibawah 50 tahun.Data WHO menunjukkan bahwa
kasus TB di Negara berkembang banyak terdapat pada umur produktif 15-29 tahun,Sejalan
dengan penelitian Rizkiyani (2008) yang menunjukkan jumlah penderita baru TB Paru positif
87,6% berasal dari usia produktif (15-54 tahun) sedangkan 12,4 % terjadi pada usia lanjut (≤
55 tahun).
Sebagai gambaran tentang penyebaran penyakit TB paru yang ada di Indonesia kami
mengambil contoh data dari salah satu rumah sakit yang ada di Indonesia yaitu rumah sakit
penyakit infeksi Prof DR Sulianti Saroso tercatat jumlah penyakit TB paru terbanyak
menyerang pada usia produktif 15 - 45 tahun. Sekitar ±68% (325 orang) dari jumlah total
penderita ±495 kasus.
c. Wilayah
resiko mendapatkan infeksi dan berkembangnya klinis penyakit TB Paru bergantung pada
keberadaan infeksi dalam masyarakat misalnya Imigran dari daerah prevalensi tinggi TB, Ras
yang beresiko tinggi dan kelompok etnis minorias(misal Afrika,Amerika,Amerika Indian,Asli
Alaska,Asia,Kepulauan Pasifik).
Kondisi rumah juga dapat menjadi salah satu faktor resiko penularan penyakit TBC. Atap,
dinding dan lantai dapat menjadi tempat perkembangbiakan kuman. Lantai dan dinding yang
sulit di bersihkan akan memyebabkan penumpukan debu, sehingga akan di jadikan sebagai
media yang baik bagi berkembang biakan kuman mycobacterium tuberkulosis.
3. Time / Waktu
Penyakit TB Paru dapat menyerang siapa saja,dimana saja dan Kapan saja tanpa mengenal
waktu,Apabila Kuman telah masuk ke dalam tubuh maka pada saat itu kuman akan
berkembang biak dan berpotensi untuk terjadinya penyakit TB Paru
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis), Sebagain besar kuman menyerang paru tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lain. Dengan gejala Kadang-kadang serangan demam seperti influenza
dan bersifat hilang timbul,Penurunan nafsu makan dan berat badan,Batuk-batuk selama lebih
dari 3 minggu atau lebih (dapat disertai dengan darah).sesak dan keluhan sakit dada.
Agent, Host dan Environment merupakan faktor penentu yang saling berinteraksi,
terutama dalam perjalanan alamiah epidemic TBC baik periode Prepatogenesis maupun
Patogenesis.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus TBC adalah lingkungan yang padat,
b. Menutup mulut waktu batuk dan tempat khusus untuk dahak dan pembuangan dahak
tidak sembarang.
B. SARAN
Setelah membaca makalah ini penulis menyarankan agar pembaca dapat memahami
tentang gejala,penyebab serta penularan penyakit TB Paru sehingga dapat mencegah
terjadinya penularan penyakit TB Paru serta dapat membantu memanimalisir jumlah
penderita TB Paru di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Natoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudoyo, Aru W. dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Indonesia. Hal. 988-994.
Gerdunas TB. 2006-2007. Tentang TB. TB di Indonesia. Profile Nasional.
http://www.tbindonesia.or.id/tbnew/epidemiologi-tb-di-indonesia/article/55/000100150017/2,
diunduh pada tanggal 2 November 2011