Anda di halaman 1dari 4

Seorang pasien 56 th dilarikan ke UGD Rumah Sakit X karena mengeluh nyeri dada hebat.

Hasil
penmeriksaan didapatkan pasien mengeluh nyeri dada hebat, terasa terhimpit benda berat,
gelisah, disertai keluhan mual, sesak napas, berkeringat dingin , berdebar debar dan
mengalami kelemahan sejak ½ jam yang lalu, Menurut keluarga . Pasien merupakan penderita
Penyakit Jantung Koroner tetapi masih merokok. Klien dipindah ke ruang perawatan ICU
untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Dari pemeriksaan, TD 160/100 mmHg, Frekuensi
Nadi 160 x/kali. Frekuensi Napas 32x/menit., hasil AGD menunjukkan adanya peningkatan
CO2 dan PO2 menurun , terdapat bunyi cakles. Hasill auskultasi terdengar ronkhi di daerah
basal dan Gallop Ventrikel.

Pemeriksaan Penunjang Radiologi : CTR > 50 % (kardiomegali), ECG. Hasil/kesan : irama


sinus, ST elevasi dan Q patologis pada lead II. III dan aVF, pasie Pasien Didiagnosis
mengalami Acut Corronary Syndrom (ACS). Saat melakukan monitoring hari kedua di
dapatkan ditemukan adanya perubahan tanda vital, tekanan darah 50/40 mmHg. Nadi
40x/menit. Frekuensi pernapasan 5x/menit, produksi urin menurun, saturasi oksigen 80%, dan
terdapat penurunan kesadaran.

Pertanyaan :

1. Lakukan primary Survey dan secondary survey pada awal serangan dan saat melakukan
monitoring pada hari kedua?

Primary survey awal serangan:

Airway : adanya bunyi cakles dan terdengar ronkhi di daerah basal dan gallop ventrikel. Lakukan
head tilt-Chin lift/Jaw thrust atau berikan alat bantu napas lain.

Breathing : RR : 32x/menit, pola napas tidak teratur, sesak napas

Circulation : TD: 160/100 mmHg, N:160x/mnt, Frekuensi napas 32x/mnt, Hasil AGD peningkatan Co2
dan PO2 menurun.

Primary survey hari kedua:

Airway : tidak ada hambatan dijalan napas

Breathing : RR : 5x/mnt, sat Oksigen 80%

Circulation : TD: 50/40 mmHg, Nadi 40x/mnt, produksi urin menurun, kesadaran menurun.

Secondary survey awal serangan

a. Brain : Kesadaran composmentis, KU: lemah


b. Breathing : RR : 32x/menit, pola napas tidak teratur, sesak napas, adanya bunyi cakles dan
terdengar ronkhi di daerah basal dan gallop ventrikel
c. Blood : Klien mengatakan nyeri dada seperti terhimpit benda berat, berdebar debar,
berkeringat dingin, TD: 160/100 mmHg, N:160x/mnt, adanya peningkatan CO2 dan PO2
menurun
d. Bladder : tidak terpasang DC
e. Bowel : tidak ada masalah
f. Bone : kekuatan otot lemah
Secondary survey hari kedua

a. Brain : Kesadaran Menurun, KU: lemah


b. Breathing : RR : 5x/menit, Sat Oksigen 80%
c. Blood : TD: 50/40 mmHg, N:50x/mnt,
d. Bladder : penurunan produksi urin
e. Bowel : tidak ada masalah
f. Bone : kekuatan otot lemah

2. Berdasarkan analisa data, diagnosis keperawatan apa yang muncul pada kasus di atas, buat
berdasarkan SDKI
 Nyeri akut
 Penurunan Curah Jantung
 Intoleransi aktivitas
3. Tujuan dan kriteria Hasil apa yang diharapkan dari rencana keperawatan yang telah dibuat
berdasarkan SLKI
 Nyeri akut
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam maka tingkat nyeri menurun
dengan kriteria hasil yang diharapkan :
Nyeri berkurang sampai hilang secara bertahap 5
Kesutitan tidur menurun 5
sikap protektif menurun 5
 Penurunan Curah Jantung
setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pompa jantung efektif
Kriteria hasil :
a) Tanda vital dalam rentang normal
b) Dapat mentoleransi aktivitas
c) Tidak ada edema paru
d) Tidak ada penurunan kesadaran
 Intoleransi aktivitas
setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan mampu berpartisipasi pada aktifitas
yang diinginkan dan mampu melakukan perawatan diri sendiri
Kriteria Hasil :
a) Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai penigkatan TD, nadi, dan RR
b) Mampu melakukan aktifitas sehari-hari
c) Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan

4. Bagaimana perencanaan keperawatan untuk mengatasi diagnosis keperawatan yang muncul


buat berdasarkan SIKI
 Nyeri akut (Manajemen nyeri)
a. Identifikasi penurunan tingkat nyeri
b. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah di gunakan
c. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
d. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
e. Berikan informasi prosedur teknik relaksasi
f. Gunakan suara lembut dan irama lambat dan berirama
g. Anjurkan mengambil posisi nyaman
h. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
i. Anjurkan sering mengulangi teknik relaksasi yang dipilih
j. Demonstrasi dan latih teknik relaksasi ( misal: peregangan)

 Penurunan Curah Jantung (perawatan Jantung)


a) Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
b) Evaluasi adanya nyeri dada
c) Monitor balance cairan
d) Monitor toleransi aktivitas pasien

 Intoleransi aktivitas (Manajemen energi)


a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
b) Monitor respon fisik, emosi, sosil, dan spiritual
c)Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai

5. Jelaskan penanganan SKA dengan OANMCO !

Oksigen : memaksimalkan suplai oksigen ke miokard. Pemberian 2-4L slma 6 jam, Penanganannya
gunakan selang yang sesuai, monitor sat Oksigen secara teratur, hindari pemakaian berlebihan pada
COPD.

Aspirin : menghambat siklooksigenase yg memproduksi tromboxan A2 (aktivator pletelet kuat),


memperlambat agregasi platelet, menurunkan oklusi. Pemberian 160-325 mg dikunyah. Penanganan
diberikan segera setelah dicurigai SKA, kaji tanda dan gejalan pendarahan.

Nitrogliserin : meningkatkan vasodilatasi perifer, menurukan preload dan afterload, vasodilatasi


arteri koroner. Pemberian 0,4 mg subligual dpt diulang sampai 3x setiap 5 menit. Penanganan
dibawah lidah bukan ditelan, pantau TD, HR, RR.

Morphin : vasodilator untuk memurunkan preload dan konsumsi oksigen miokard. Pemberian 2-4mg
IV dpt ditingkatkan 2-8mg Interval 5-10 menit. Penanganan diberikan jika nyeri tidak reda dgn
nitrogliserin, hati hati hipotensi dan sedasi, monitor fungsi dan upaya napas, kaji penurunan nyeri.

Clopidogrel : menghambat agregasi platelet melalui penghambatan ADP di permukaan platelet.


Pemberian looding doose 300mg dilanjukan 75mg/hari. Penanganan pantau tanda2 perdarahan.

6. Bagaimana rehabilitasi jantung pada pasien post SKA?

a. Rehabilitasi tahap 1 (Rawat Inap)

 Dilakukan segera setelah melewati fase akut (setelah 2-3 hari) selama 4-6 hari.
 Fase inisial : latihan napas dalam, relaksasi, latihan dinamis yang melibatkan sekelompok
otot kecil
 Fase lanjutan : latihan dinamis yg melibatkan sekelompok otot besar misal berjalan berdiri.
 Masih dibawah bimbingan
 Tujuannya : mengoptimalkan terapi farmakologis, mencegah immobilisasi berkepanjangan,
meningkatkan kapasitas latihan, evaluasi status mental, ansietas, memberikan penkes dasar.

b. Rehabilitasi tahap 2 (segera setelah rawat jalan)

 Dilakukan setelah thp 1 (2-3 minggu stlh infak)


 Durasi : di rs 2-4mgg, rawat jalan selama 4-12 mgg, dirumah >12mgg
 Latihan : senam napas ritmik, latihan stretching dan relaksasi, olahraga air, treadmill.

c. Rehabilitasi tahap 3

 Dimulai setelah 2-3bln terdiagnosis sampai seumur hidup


 Tujuan : kontrol farmakologi, pertahankan kondisi fisik dan mental, Menurukan resiko
penyakit arteri koroner, promkes.

Anda mungkin juga menyukai