Jurnal 2
Jurnal 2
Abstract
In one toposequence, soil moisture available at each location will be different. Soil moisture
difference is due to many factors, either environmental factors as well as the ability of soil. Because
soil moisture is the water available in the soil that can be used by plants, so the difference soil
moisture conditions at each location will cause the carrying capacity of land to support a land use
will be different. The research was conducted on the northern slopes toposequence of Moun
Kawi, administratively located in the village Bendosari, Pujon, Malang, East Java. The purpose of
this study to examine the effect of topography for soil moisture available on northern slopes
toposequence of Mount Kawi. Site observations this study divided into five locations by ortophoto
northern slopes toposequence of Mount Kawi 1984. The results showed that the bulk density,
organic matter, micro pores and meso pores positive effect on soil moisture available, while silt
and clay particles negatively effect. Great influence exerted on each factors is different, the highest
influence is bulk density which amounted to 29,49% and the decline in organic matter 0,642%,
micro pores 0,5509%, meso pores 0,3931 %, silt particles 0,2595% and clay particles 0,2753%. In
one row of topography is associated elevation with slope apparently affects the soil moisture
available at the study site. Factors elevation positive influence on soil moisture available at
0,00991%, while the negative influence slope of 0,35%.
Keywords: Mount Kawi, soil moisture, toposequence
http://jtsl.ub.ac.id
54
Gambar 1. Skema Toposekuen Leremg Utara G. Kawi pada tahun 1984 (Team Nuffic, 1984)
Kawi yang justru menghadap ke arah barat karakteristik lahan pada semua lokasi yang
daya, maka kemungkinan besar mineral alofan meliputi ketinggian, kelerengan, penggunaan,
juga terdapat pada lereng Utara G. Kawi. Pada tutupan dan persen penutupan lahan.
Tabel 1 menunjukkan terjadi variasi
Secara keseluruhan semakin rendah lokasi menunjukkan persentase debu yang menurun
yakni dari KK 14 sampai KK 4 terjadi menjadi 30%-35% dan persentase liat
penurunan nilai ketinggian tempat, persen meningkat menjadi 20% - 40%. Penurunan
kelerengan dan penutupan lahan. Begitu juga persen debu dan peningkatan persen liat
dengan penggunaan dan tutupan lahan pada dengan semakin rendahnya lokasi pengamatan,
lokasi penelitian terbentuk gradasi dari puncak menunjukkan perkembangan tanah telah terjadi
(KK 14) sampai yang paling rendah (KK 4) pada satu barisan topografi. Pada lokasi bawah
yakni berupa hutan-tegalan-sawah dengan tingkat perkembangan lebih tinggi jika
tutupan tanaman tahunan menuju tanaman dibandingkan dengan lokasi atas, terbukti
semusim. dengan tingkat pelapukan yang terjadi sampai
terbentuk partikel liat yang lebih banyak.
Sifat Fisik dan Kimia Tanah Lokasi Penelitian
Kemantapan Agregat
Sifat fisik dan kimia tanah di lokasi penelitian
meliputi, tekstur, kemantapan agregat, berat isi, Secara umum, untuk kelas kemantapan agregat
c-organik, bahan organik dan sebaran pori. pada tanah di lokasi penelitian termasuk pada
Data-data sifat tanah tersebut tersaji pada Tabel agregat yang baik. Hal ini terbukti pada hasil
2. analisa dengan metode ayakan basah, kelas
kemantapan agregat termasuk dalam kelas
Tekstur Tanah kriteria sangat stabil dan sangat stabil sekali
Secara keseluruhan, kelas tekstur pada seluruh dengan indeks DMR sebesar > 2 mm dan
horison di lokasi penelitian termasuk dalam hanya tiga horison saja yang mempunyai indeks
kelas lempung berdebu, lempung dan lempung DMR < 2 mm. Indeks DMR tertinggi sebesar
berliat. Lokasi penelitian yang berada pada titik 4,51 mm (KK 14) dan terendah sebesar 1,23
paling atas sampai bawah, menunjukkan adanya mm (KK 4). Hasil pengukuran kemantapan
penurunan persentase partikel debu dan agregat dengan metode villensky menunjukkan
peningkatan partikel liat. Pada KK 14, 11 dan jumlah tetesan yang menghancurkan agregat
23 menunjukkan persentase debu mencapai ≥ pada KK 14 dan KK 11 sebesar > 600 tetes,
40%, sedangkan persentase liat hanya 10%- KK 23 sebesar > 300 tetes, KK 4 sebesar > 30
25%. Selanjutnya, pada KK 1 dan 4 tetes dan KK 1 sebesar 10-30 tetes. Tinggi
rendahnya kemantapan agregat dipengaruhi
http://jtsl.ub.ac.id
56
oleh jenis agen perekat yang berperan dalam menyatakan bahwa, tinggi rendahnya berat isi
pembentukan agregat tanah. Karena c-organik ditentukan oleh banyaknya pori dan padatan
dan partikel liat tidak menunjukkan pengaruh tanah. Pemberian bahan organik, besarnya
yang sebanding dengan nilai kemantapan tingkat agregasi, penembusan akar, pemadatan
agregat maka dimungkinkan terdapat agen dan pengelolaan tanaman serta tanah
perekat lain yang lebih berpengaruh yaitu merupakan hal-hal yang dapat
polisakarida (Liu et al., 2005). Lebih lanjut Watt mempengaruhi berat isi. Pada KK 14, 11, 23
et al. (1993) mengemukakan bahwa, agensia dan 1 mempunyai berat isi yang rendah yakni ≤
organik yang dapat meningkatkan kemantapan 0,9 g cm-3, sebagai akibat dari kandungan
agregat tanah ialah produk dekomposisi alofan, bahan organik tinggi, tingkat agregasi
biomas, miselium fungi dan produk hasil yang baik, dalamnya penumbusan akar dan
sintesis tanaman. Selain itu, proses pengolahan tingkat pengelolaan yang rendah bahkan
tanah akibat aktifitas pertanian dapat dibeberapa lokasi tidak dilakukan pengelolaan
mengurangi makroagregat dan meningkatkan sama sekali. Parfitt, Saigusa dan Cowic (1984)
mikroagregat (Zheng et al., 2004). Penurunan mengemukakan bahwa, antara bobot isi tanah
makroagregat tanah akan menyebabkan nilai dengan mineral alofan membentuk hubungan
kemantapan agregat pada lahan tersebut juga negatif, maksudnya semakin rendah jumlah
ikut menurun. alofan maka nilai berat isi semakin tinggi.
Sebaliknya pada KK 4 mempunyai berat isi
Berat Isi lebih tinggi, disebabkan oleh pemadatan tanah
sebagai akibat semakin intensifnya pengolahan
Dari lima lokasi pengamatan, keempat lokasi
yang dilakukan (Logsdon dan Cambardella,
yaitu KK 14, 11, 23 dan 1 mempunyai berat isi
2000), karena penggunaan lahan pada lokasi ini
sebesar 0,5- 0,9 g cm-3. Sedangkan nilai BI pada
merupakan sawah.
KK 4 sebesar 1,2 g cm-3. Brady (2002)
http://jtsl.ub.ac.id
57
Tinggi rendahnya persen bahan organik di ketiga lokasi tingkat pengolahan yang dilakukan
dalam tanah dipengaruhi oleh sumber bahan masih sangat minim atau bahkan tanpa
organik yang berupa jaringan tanaman dan dilakukan sama sekali. Sistem tertutup yang
biota tanah. Lebih lanjut Ding et al. (2002) masih terbentuk pada KK 14, 11 dan 23
mengemukakan bahwa, manajemen terlihat pada sistem penggunaan lahan dan land
pengolahan yang dilakukan dapat merubah cover.
kuantitas maupun kualitas bahan organik tanah.
Sebaran Pori
Tingginya persentase bahan organik pada KK
14, 11 dan 23 (horison 1-2) dibandingkan KK Pori-pori tanah dibedakan menjadi tiga macam
1 dan 4 dikarenakan pada ketiga lokasi ini yaitu pori makro, pori meso dan pori mikro.
masih dalam sistem yang tertutup, maksudnya Ketiga macam pori tanah ini mempunyai fungsi
adalah masukan sumber bahan organik yang berbeda, sehingga tidak semua pori ini
terutama dari tanaman masih tinggi jika dapat menyediakan air bagi tanaman. Pori-pori
dibandingkan dengan bahan organik yang tanah yang berisi air tersedia bagi tanaman
keluar dari sistem. Hal ini dikarenakan pada adalah pori meso dan pori mikro.
Gambar 3. Presentase Pori Air Tersedia pada Berbagai Kedalaman di Lokasi Penelitian
Persentase pori air tersedia di lokasi penelitian terendah sebesar 31,52% (horison pertama KK
sebesar > 31%. Jumlah pori air tersedia 23) dan tertinggi sebesar 57,33% (horison
http://jtsl.ub.ac.id
58
ketiga KK 1). Secara umum, jumlah pori air Pengamatan lengas tersedia dilakukan pada
tersedia pada satu profil tanah terjadi kadar air antara pF 2,54 dengan pF 4,2.
peningkatan seiring dengan penambahan Besarnya kadar air terendah yang tersimpan
kedalaman. Menurut Foth (1994), tekstur dan ketika kapasitas lapang (pF 2,54) adalah 31,52%
struktur tanah memberikan pengaruh yang (horison pertama KK 23) dan tertinggi sebesar
besar tehadap bobot dan ruang pori tanah. 57,33% (horison ketiga KK 1). Persentase
Tinggi rendahnya jumlah pori pada lokasi kadar air tersebut menunjukkan bahwa
penelitian disebabkan oleh jumlah persentase kapasitas tanah dalam menahan dan
partikel debu dan liat yang tinggi, baiknya menyimpan air cukup tinggi. Sedangkan kadar
agregasi tanah, jumlah bahan organik yang air tertinggi yang tersedia pada tanah ketika
tinggi dan didukung oleh tipe vegetasi serta kondisi titik layu permanen (pF 4,2) sebesar
pengelolaannya. Selain itu, dimungkinkan juga 33,79% (horison ketiga KK 1) dan terendah
karena adanya mineral alofan yang mempunyai sebesar 12,79% (horison pertama KK 23).
permukaan luas sehingga membentuk porositas Namun, untuk total lengas tersedia tertinggi
yang tinggi pada lokasi penelitian. terdapat pada horison ketiga KK 14 sebesar
25,58% dan terendah pada horison pertama
Karakteristik Lengas Tersedia
KK 1 sebesar 8,95%.
dengan lengas tersedia setelah dilakukan uji Pengaruh Berat Isi terhadap Lengas Tersedia
korelasi ternyata menunjukkan hasil tidak
Pada lokasi penelitian yang terbagi menjadi
berkorelasi. Selanjutnya, untuk mengetahui
lima lokasi pengamatan, faktor yang paling
seberapa besar pengaruh masing-masing faktor
besar berpengaruh terhadap lengas tersedia
dilakukan analisa regresi berganda dengan
adalah berat isi. Berat isi tanah identik dengan
faktor y = lengas tersedia dan faktor x = berat
tingkat kepadatan tanah yang menggambarkan
isi, kemantapan agregat, bahan organik, tekstur
proporsi padatan dan ruang pori di dalam
dan sebaran pori.
tanah, sehingga banyak faktor yang
Keragaman yang bisa dijelaskan oleh
mempengaruhi maupun dipengaruhi. Oleh
kesemua variabel x terhadap y sebesar 84,1%
sebab itu, berat isi tanah berpengaruh paling
(R2). Dari kesemua faktor yang diujikan
besar terhadap kenaikan lengas tersedia pada
pengaruhnya terhadap lengas tersedia, faktor
lokasi penelitian. Pengaruh positif berat isi
yang berpengaruh nyata adalah berat isi, bahan
terhadap lengas tersedia menunjukkan
organik, pori meso, pori mikro, partikel debu
terjadinya kenaikan berat isi akan diikuti
dan liat. Sedangkan pori makro, partikel pasir
peningkatan persen lengas tersedia. Penyebab
dan kemantapan agregat tidak berpengaruh
kenaikan berat isi tanah pada lokasi penelitian
nyata terhadap lengas tersedia. Berikut
meliputi peningkatan materi liat, penurunan
merupakan persamaan regresinya.
mineral alofan dan bahan organik.
Peningkatan materi liat menyebabkan
y = 2,13+29,49x1+0,642x2+0,5509x3+0,39
31x4-0,2595x5-0,2753x6 volume tanah menjadi semakin padat, sehingga
ruang pori di dalam tanah menjadi semakin
Keterangan : berkurang. Selain itu, semakin tinggi nilai berat
y = Lengas Tersedia (%) isi berhubungan erat dengan semakin
x1 = Berat Isi (g cm-3) x6 = Partikel Liat (%) menurunnya sifat alofanik (Team Nuffic,
x2 = Bahan Organik (%) 1984). Karena tanah-tanah pada lokasi
x3= Pori Mikro (%) penelitian diduga mengandung mineral alofan
x4 = Pori Meso (%) dan perkembangan tanah akan terus
x5 = Partikel Debu (%) berlansung, maka pelapukan mineral ini akan
terus terjadi, sehingga jumlahnya di dalam
tanah akan semakin berkurang. Sedangkan
Berat isi, bahan organik, pori mikro dan pori
pengaruh bahan organik melalui Perannya di
meso berpengaruh positif terhadap lengas
dalam tanah yang salah satunya adalah
tersedia, maksudnya setiap terjadi kenaikan nilai
meningkatkan porositas tanah, hal ini berarti
berat isi (g cm-3), bahan organik (%), pori
nilai berat isi semakin rendah, sehingga dengan
mikro (%) dan pori meso (%) maka persentase
semakin rendahnya bahan organik di dalam
lengas tersedia juga akan mengalami kenaikan.
tanah maka dimungkinkan nilai berat isi tanah
Sebaliknya, pengaruh partikel debu dan liat
akan semakin meningkat. Menurut Team
bersifat negatif, maka setiap kenaikan persen
Nuffic (1984), penurunan temperatur ke arah
debu maupun liat justru akan diikuti penurunan
puncak gunung berhubungan dengan
persen lengas tersedia.
peningkatan bahan organik. Dengan demikian,
Berat isi berpengaruh sebesar 29,49%
jika pada lokasi penelitian terjadi peningkatan
terhadap kenaikan lengas tersedia setiap
temperatur maka dimungkinkan kadar bahan
peningkatan 1 g cm-3. Setiap kenaikan 1% dari
organik tanah akan semakin menurun.
bahan organik, pori mikro dan pori mikro
maka persen lengas tersedia akan meningkat Penga ruh Bahan Organik terhadap Lengas Tersedia
berturut-turut sebesar 0,642%, 0,5509% dan Bahan organik berpengaruh positif terhadap
0,3931%. Sedangkan setiap kenaikan 1% dari lengas tersedia. Mekanisme peningkatan air
partikel debu dan liat justru diikuti penurunan tersedia sebagai pengaruh adanya bahan
lengas tersedia sebesar 0,2595% dan 0,2753%. organik dalam tanah melalui peningkatan
porositas tanah dengan menurunkan berat
volume tanah (Wiskandar, 2002). Tidak hanya
http://jtsl.ub.ac.id
60
dapat meningkatkan porositas tanah, bahan meso maupun mikro, sehingga air yang
organik juga mempunyai kemampuan meresap dapat diikat.
menyerap air berkali lipat dari massanya. Selain
itu, tanah-tanah pada lokasi penelitian Pengaruh Tekstur Tanah terhadap Lengas
merupakan tanah yang diduga mengandung Tersedia
mineral alofan, sehingga pada proses
Berdasarkan hasil analisa regresi, partikel pasir
pedogenesisnya terjadi akumulasi bahan
tidak berpengaruh terhadap lengas tersedia.
organik yang kemudian berikatan dengan
Sedangkan partikel debu dan liat berpengaruh
mineral di dalam tanah. Menurut Syarif (1990),
negatif, maksudnya ketika terjadi kenaikan
tanah yang berkembang dari abu vulkan
persen debu maupun liat maka persen lengas
mempunyai daya menahan air yang sangat
tersedia justru mengalami penurunan. Hal ini
tinggi, dikarenakan adanya kandungan mineral
berbanding terbalik dengan beberapa literatur
alofan dalam tanah. Tanah yang mengandung
yang menyebutkan bahwa, dengan
mineral alofan dicirikan dengan berat isi yang
meningkatnya jumlah partikel debu maupun liat
rendah, porositas dan kemampuan tanah
maka media untuk mengikat air semakin besar,
menahan air yang tinggi. Oleh sebab itu, bahan
sehingga lengas tersedia semakin tinggi.
organik yang terdapat pada lokasi penelitian
Namun, pada kondisi tanah di lokasi penelitian
berpengaruh nyata terhadap kenaikan lengas
menunjukkan bahwa agar diperoleh persen
tersedia.
lengas tersedia yang tinggi, maka proporsi
Pengaruh Sebaran Pori terhadap Lengas Tersedia antara partikel pasir, debu dan liat seimbang
sesuai dengan karakteristik masing-masing
Hubungan antara pori-pori tanah dengan
partikel. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
lengas tersedia berbeda pada masing-masing
Winarso (2005) bahwa, lengas tersedia terbesar
jenis pori-pori. Pori-pori makro merupakan
pada tanah dengan tekstur lempung berdebu
pori-pori tanah yang berfungsi untuk
dibandingkan pada tanah liat. Tanah dengan
pergerakan air dan udara, sehingga pada pori
kandungan liat >35% mempunyai porositas
ini sangat menentukan kondisi aerasi tanah
yang relatif tinggi, akan tetapi sebagian besar
(Foth, 1994). Fungsi pori meso dan mikro di
merupakan pori berukuran kecil. Air yang ada
dalam tanah adalah sebagai tempat air yang
dalam pori ini akan diserap dengan energi yang
diikat oleh permukaan matriks tanah setelah
tinggi oleh partikel tanah, sehingga air akan
hilangnya air gravitasi. Air yang berada pada
sulit dilepaskan terutama bila kering dan
kondisi ini termasuk air kapiler yang memang
menjadi kurang tersedia untuk tanaman (Hillel,
tersedia bagi tanaman.
1998).
Pembentukan pori meso dan mikro secara
lansung dipengaruhi oleh tekstur terutama Kondisi Lengas Tersedia Pada Toposekuen
partikel debu dan liat. Kedua partikel ini
Faktor topografi (ketinggian dan kelerengan)
mempunyai permukaan yang lebih luas
ternyata berkorelasi dengan lengas tersedia.
dibandingkan partikel pasir, sehingga pori yang
Koefisien korelasi (r) ketinggian tempat sebesar
terbentuk berukuran lebuh kecil dari pori
0,2098 dan kelerengan sebesar 0,0659. Hasil
makro. Hal ini sesuai dengan penelitian
pengujian regresi menunjukkan bahwa,
Sudaryono (2006) yang menunjukkan adanya
ketinggian tempat dan kelerengan berpengaruh
pengaruh langsung penambahan lempung ke
terhadap lengas tersedia pada lokasi penelitian,
dalam tanah berpasir terhadap peningkatan
kedua faktor ini dapat menjelaskan keragaman
kemampuan tanah menahan air. Tanah dengan
terhadap lengas tersedia sebesar 15,1% (R2).
tekstur berpasir didominasi oleh pori-pori
Namun, pengaruh yang diberikan oleh
makro sehingga air yang meresap akan segera
ketinggian tempat dan tingkat kelerengan
mengalami perkolasi, dengan penambahan
terhadap lengas tersedia saling bertolak
lempung ke dalam tanah ternyata bisa
belakang.
memperbaiki fisik tanah terutama terkait
dengan daya menahan air. Peran lempung di y = 25,63 + 0,00991 x1 – 0,35x2
dalam tanah dapat meningkatkan jumlah pori
http://jtsl.ub.ac.id
61
http://jtsl.ub.ac.id
62
Pada Sub-DAS Cikapundung Hulu. Skripsi. Watt, M., M.E. McCully dan C.E. Jeffree. 1993.
Jurusan Ilmu Tanah FP Universitas Padjadjaran. Plant and bacterial mucilages of the maize
Jatinangor. rhizosphere: comparison of their soil binding
Stevenson, F.J. 1997. Humus Chemistry. Genesis properties and hictochemistry in a model
Composition Reaction. John Wiley and Sons, system. Plant Soil, 151, 151-1 65.
New York. Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah ; Dasar
Sudaryono. 2006. Pengaruh Pemberian Lapisan Kesehatan dan Kualitas Tanah. Penerbit Gaya
Lempung terhadap Peningkatan Lengas Tanah Media. Yogyakarta.
pada Lahan Marginal Berpasir. Jurnal Teknologi Wiskandar. 2002. Pemanfaatan Pupuk Kandang
Lingkungan. 7 (2): 198-205. untuk Memperbaiki Sifat Fisik Tanah di Lahan
Syarif, S. 1990. Some Characteristics of Andosols Kritis yang telah di Teras. Konggres Nasional
From Western Indonesia. PhD Thesis. Univ. VII.
Western Australia. 247 p. Zheng. D, Cao. W and Nulty, M. 2004. Run off Soil
Team Nuffic UNIBRAW-LHW. 1984. Soils and Erossion and Erodibility of Conservation
Soils Conditions Kali Konto Upper Watersheed, Reserve Program Land Under Crop and Hay
East Jawa, Final Document. Production. SSSAJ. 68: 132- 134.
Wada, K. 1989. Allophane and Imogolite. In Dixon,
JB (Ed) Minerals ini Soil Environment, 2nd ed.
Soil Sci. Soc. Am., USA, p. 1051-1088.
http://jtsl.ub.ac.id