Anda di halaman 1dari 10

53

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 1 No 2: 53-62, 2014

KAJIAN LENGAS TERSEDIA PADA TOPOSEKUEN LERENG


UTARA G. KAWI KABUPATEN MALANG JAWA TIMUR

Istika Nita*, Endang Listyarini, Zaenal Kusuma


Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
* penulis korespondensi: istikanita173@gmail.com

Abstract
In one toposequence, soil moisture available at each location will be different. Soil moisture
difference is due to many factors, either environmental factors as well as the ability of soil. Because
soil moisture is the water available in the soil that can be used by plants, so the difference soil
moisture conditions at each location will cause the carrying capacity of land to support a land use
will be different. The research was conducted on the northern slopes toposequence of Moun
Kawi, administratively located in the village Bendosari, Pujon, Malang, East Java. The purpose of
this study to examine the effect of topography for soil moisture available on northern slopes
toposequence of Mount Kawi. Site observations this study divided into five locations by ortophoto
northern slopes toposequence of Mount Kawi 1984. The results showed that the bulk density,
organic matter, micro pores and meso pores positive effect on soil moisture available, while silt
and clay particles negatively effect. Great influence exerted on each factors is different, the highest
influence is bulk density which amounted to 29,49% and the decline in organic matter 0,642%,
micro pores 0,5509%, meso pores 0,3931 %, silt particles 0,2595% and clay particles 0,2753%. In
one row of topography is associated elevation with slope apparently affects the soil moisture
available at the study site. Factors elevation positive influence on soil moisture available at
0,00991%, while the negative influence slope of 0,35%.
Keywords: Mount Kawi, soil moisture, toposequence

Pendahuluan daerah termasuk didalamnya perbedaan


kecuraman dan bentuk lereng. Pada tahun 1984
Air adalah sumber daya alam yang sangat Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas
diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan Brawijaya melaksanakan survei tanah detail di
manusia. Air mempunyai fungsi yang sangat daerah aliran sungai Kali Konto Hulu terkait
penting bagi tanaman. Air dibutuhkan tanaman dengan keberadaan proyek Kali Konto ATA
untuk bahan pembentuk tubuh tanaman, 206. Salah satu lokasi pengamatannya adalah
sehingga tanpa adanya air yang dapat diserap toposekuen lereng Utara G. Kawi. Hasil dari
oleh akar tanaman akan menyebabkan tanaman pelaksanaan survei tersebut berupa data-data
tidak dapat tumbuh apalagi berproduksi. Sifat mengenai distribusi perkembangan tanah.
air dalam tanah yang dinamis, menyebabkan Hanya saja untuk informasi mengenai distribusi
ketersediaan air tanah bagi tanaman akan lengas tanah belum ada. Sedangkan karena
berubah-ubah sesuai dengan faktor yang menjadi salah satu pertimbangan dalam
mempengaruhi. Sifat tanah yang berkembang penentuan penggunaan maupun tutupan lahan,
pada masing-masing lokasi terutama dalam satu oleh sebab itu kajian mengenai lengas tersedia
barisan topografi akan berbeda, sehingga lengas dalam mendukung upaya pengelolaan kawasan
tersedia di dalam tanah juga akan berbeda. pertanian pada satu barisan topografi perlu
Menurut Rayes (2006), topografi adalah dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk
perbedaan tinggi atau bentuk wilayah suatu mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi

http://jtsl.ub.ac.id
54

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 1 No 2: 53-62, 2014

dan mengkaji pengaruh topografi terhadap dilakukan adalah dengan melakukan


lengas tersedia pada toposekuen lereng Utara pengamatan kondisi aktual lahan dan
G. Kawi. pengambilan contoh tanah pada masing-masing
lokasi pengamatan. Pengamatan kondisi aktual
lahan meliputi tutupan lahan (jenis dan persen
Bahan dan Metode penutupan oleh tanaman bawah dan seresah),
Penelitian Penelitian ini di lakukan pada lima kelerengan dan ketinggian tempat. Perhitungan
lokasi di toposekuen lereng Utara G. Kawi persentase penutupan menggunakan
seperti yang telah dilakukan oleh Team Nuffic pendekatan metode piksel. Pengambilan
pada tahun 1984 (Gambar 1). Secara contoh tanah dilakukan pada tiap horison.
administratif lokasi penelitian berada di desa Berdasarkan Team Nuffic (1984), kedalaman
Bendosari, kecamatan Pujon, kabupaten pengambilan contoh tanah disesuaikan dengan
Malang, Jawa Timur. Metode penelitian yang kedalaman perakaran jenis tanaman.

Gambar 1. Skema Toposekuen Leremg Utara G. Kawi pada tahun 1984 (Team Nuffic, 1984)

ini berada pada suatu kawasan vulkanik yang


Jika jenis tanaman berupa tanaman semusim dikelilingi oleh G. Kawi dan G. Butak. Tanah-
maka sedalam 50 cm dan jika tanaman tahunan tanah yang berkembang pada lokasi penelitian
sedalam 120 cm. Analisa contoh tanah yang hanya berasal dari material letusan G. Kawi.
dilakukan meliputi tekstur, kemantapan agregat, Mohr dan Schuylenborgh (1972) beranggapan
berat isi, sebaran pori, c-organik dan lengas bahwa, di daerah vulkanik seperti Jawa
tersedia dalam tanah. Data-data hasil penyebaran jenis tanah dipengaruhi oleh umur
laboratorium selanjutnya dianalisa secara dari bahan vulkanik tersebut serta letak
statistik menggunakan analisa korelasi dan ketinggian dari muka laut. Di daerah humid,
regresi. Analisa tanah dilakukan di laboratorium abu vulkanik cepat melapuk membentuk alofan
Fisika dan Kimia Tanah, Jurusan Tanah FP yaitu aluminium silika amorf yang membentuk
UB. Waktu penelitian dimulai pada bulan Mei- kompleks dengan bahan organik. Penelitian
September 2012. yang dilakukan oleh Santoso (1997)
menunjukkan adanya kandungan mineral
Hasil dan Pembahasan alofan pada tanah- tanah di lereng timur G.
Kawi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Karakteristik Lokasi Penelitian kandungan alofan pada lokasi ini sudah
Lokasi penelitian terletak di desa Bendosari berkembang dan dominasi kandungan alofan
kecamatan Pujon kabupaten Malang. Wilayah berada pada lapisan bawah. Berdasarkan
penelitian tersebut dan dengan kepundan G.
http://jtsl.ub.ac.id
55

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 1 No 2: 53-62, 2014

Kawi yang justru menghadap ke arah barat karakteristik lahan pada semua lokasi yang
daya, maka kemungkinan besar mineral alofan meliputi ketinggian, kelerengan, penggunaan,
juga terdapat pada lereng Utara G. Kawi. Pada tutupan dan persen penutupan lahan.
Tabel 1 menunjukkan terjadi variasi

Tabel 1. Karakteristik Lahan Lokasi Penelitian

Secara keseluruhan semakin rendah lokasi menunjukkan persentase debu yang menurun
yakni dari KK 14 sampai KK 4 terjadi menjadi 30%-35% dan persentase liat
penurunan nilai ketinggian tempat, persen meningkat menjadi 20% - 40%. Penurunan
kelerengan dan penutupan lahan. Begitu juga persen debu dan peningkatan persen liat
dengan penggunaan dan tutupan lahan pada dengan semakin rendahnya lokasi pengamatan,
lokasi penelitian terbentuk gradasi dari puncak menunjukkan perkembangan tanah telah terjadi
(KK 14) sampai yang paling rendah (KK 4) pada satu barisan topografi. Pada lokasi bawah
yakni berupa hutan-tegalan-sawah dengan tingkat perkembangan lebih tinggi jika
tutupan tanaman tahunan menuju tanaman dibandingkan dengan lokasi atas, terbukti
semusim. dengan tingkat pelapukan yang terjadi sampai
terbentuk partikel liat yang lebih banyak.
Sifat Fisik dan Kimia Tanah Lokasi Penelitian
Kemantapan Agregat
Sifat fisik dan kimia tanah di lokasi penelitian
meliputi, tekstur, kemantapan agregat, berat isi, Secara umum, untuk kelas kemantapan agregat
c-organik, bahan organik dan sebaran pori. pada tanah di lokasi penelitian termasuk pada
Data-data sifat tanah tersebut tersaji pada Tabel agregat yang baik. Hal ini terbukti pada hasil
2. analisa dengan metode ayakan basah, kelas
kemantapan agregat termasuk dalam kelas
Tekstur Tanah kriteria sangat stabil dan sangat stabil sekali
Secara keseluruhan, kelas tekstur pada seluruh dengan indeks DMR sebesar > 2 mm dan
horison di lokasi penelitian termasuk dalam hanya tiga horison saja yang mempunyai indeks
kelas lempung berdebu, lempung dan lempung DMR < 2 mm. Indeks DMR tertinggi sebesar
berliat. Lokasi penelitian yang berada pada titik 4,51 mm (KK 14) dan terendah sebesar 1,23
paling atas sampai bawah, menunjukkan adanya mm (KK 4). Hasil pengukuran kemantapan
penurunan persentase partikel debu dan agregat dengan metode villensky menunjukkan
peningkatan partikel liat. Pada KK 14, 11 dan jumlah tetesan yang menghancurkan agregat
23 menunjukkan persentase debu mencapai ≥ pada KK 14 dan KK 11 sebesar > 600 tetes,
40%, sedangkan persentase liat hanya 10%- KK 23 sebesar > 300 tetes, KK 4 sebesar > 30
25%. Selanjutnya, pada KK 1 dan 4 tetes dan KK 1 sebesar 10-30 tetes. Tinggi
rendahnya kemantapan agregat dipengaruhi

http://jtsl.ub.ac.id
56

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 1 No 2: 53-62, 2014

oleh jenis agen perekat yang berperan dalam menyatakan bahwa, tinggi rendahnya berat isi
pembentukan agregat tanah. Karena c-organik ditentukan oleh banyaknya pori dan padatan
dan partikel liat tidak menunjukkan pengaruh tanah. Pemberian bahan organik, besarnya
yang sebanding dengan nilai kemantapan tingkat agregasi, penembusan akar, pemadatan
agregat maka dimungkinkan terdapat agen dan pengelolaan tanaman serta tanah
perekat lain yang lebih berpengaruh yaitu merupakan hal-hal yang dapat
polisakarida (Liu et al., 2005). Lebih lanjut Watt mempengaruhi berat isi. Pada KK 14, 11, 23
et al. (1993) mengemukakan bahwa, agensia dan 1 mempunyai berat isi yang rendah yakni ≤
organik yang dapat meningkatkan kemantapan 0,9 g cm-3, sebagai akibat dari kandungan
agregat tanah ialah produk dekomposisi alofan, bahan organik tinggi, tingkat agregasi
biomas, miselium fungi dan produk hasil yang baik, dalamnya penumbusan akar dan
sintesis tanaman. Selain itu, proses pengolahan tingkat pengelolaan yang rendah bahkan
tanah akibat aktifitas pertanian dapat dibeberapa lokasi tidak dilakukan pengelolaan
mengurangi makroagregat dan meningkatkan sama sekali. Parfitt, Saigusa dan Cowic (1984)
mikroagregat (Zheng et al., 2004). Penurunan mengemukakan bahwa, antara bobot isi tanah
makroagregat tanah akan menyebabkan nilai dengan mineral alofan membentuk hubungan
kemantapan agregat pada lahan tersebut juga negatif, maksudnya semakin rendah jumlah
ikut menurun. alofan maka nilai berat isi semakin tinggi.
Sebaliknya pada KK 4 mempunyai berat isi
Berat Isi lebih tinggi, disebabkan oleh pemadatan tanah
sebagai akibat semakin intensifnya pengolahan
Dari lima lokasi pengamatan, keempat lokasi
yang dilakukan (Logsdon dan Cambardella,
yaitu KK 14, 11, 23 dan 1 mempunyai berat isi
2000), karena penggunaan lahan pada lokasi ini
sebesar 0,5- 0,9 g cm-3. Sedangkan nilai BI pada
merupakan sawah.
KK 4 sebesar 1,2 g cm-3. Brady (2002)

Tabel 2. Sifat Fisik dan Kimia Tanah pada Lokasi Penelitian

Bahan Organik keseluruhan pada lokasi teratas yakni KK 14,


11 dan 23 mempunyai kandungan bahan
Persentase bahan organik pada lokasi organik yang tinggi, sedangkan pada lokasi
pengamatan tertinggi mencapai 9,48% yang semakin ke bawah yaitu KK 1 dan 4
(horison ketiga KK 11) dan terendah sebesar kandungkan bahan organik lebih rendah.
1,56 % (horison kedua KK 1). Secara

http://jtsl.ub.ac.id
57

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 1 No 2: 53-62, 2014

Gambar 2. Nilai Bahan Orgamik pada Berbagai Kedalaman di Lokasi Penelitian

Tinggi rendahnya persen bahan organik di ketiga lokasi tingkat pengolahan yang dilakukan
dalam tanah dipengaruhi oleh sumber bahan masih sangat minim atau bahkan tanpa
organik yang berupa jaringan tanaman dan dilakukan sama sekali. Sistem tertutup yang
biota tanah. Lebih lanjut Ding et al. (2002) masih terbentuk pada KK 14, 11 dan 23
mengemukakan bahwa, manajemen terlihat pada sistem penggunaan lahan dan land
pengolahan yang dilakukan dapat merubah cover.
kuantitas maupun kualitas bahan organik tanah.
Sebaran Pori
Tingginya persentase bahan organik pada KK
14, 11 dan 23 (horison 1-2) dibandingkan KK Pori-pori tanah dibedakan menjadi tiga macam
1 dan 4 dikarenakan pada ketiga lokasi ini yaitu pori makro, pori meso dan pori mikro.
masih dalam sistem yang tertutup, maksudnya Ketiga macam pori tanah ini mempunyai fungsi
adalah masukan sumber bahan organik yang berbeda, sehingga tidak semua pori ini
terutama dari tanaman masih tinggi jika dapat menyediakan air bagi tanaman. Pori-pori
dibandingkan dengan bahan organik yang tanah yang berisi air tersedia bagi tanaman
keluar dari sistem. Hal ini dikarenakan pada adalah pori meso dan pori mikro.

Gambar 3. Presentase Pori Air Tersedia pada Berbagai Kedalaman di Lokasi Penelitian
Persentase pori air tersedia di lokasi penelitian terendah sebesar 31,52% (horison pertama KK
sebesar > 31%. Jumlah pori air tersedia 23) dan tertinggi sebesar 57,33% (horison

http://jtsl.ub.ac.id
58

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 1 No 2: 53-62, 2014

ketiga KK 1). Secara umum, jumlah pori air Pengamatan lengas tersedia dilakukan pada
tersedia pada satu profil tanah terjadi kadar air antara pF 2,54 dengan pF 4,2.
peningkatan seiring dengan penambahan Besarnya kadar air terendah yang tersimpan
kedalaman. Menurut Foth (1994), tekstur dan ketika kapasitas lapang (pF 2,54) adalah 31,52%
struktur tanah memberikan pengaruh yang (horison pertama KK 23) dan tertinggi sebesar
besar tehadap bobot dan ruang pori tanah. 57,33% (horison ketiga KK 1). Persentase
Tinggi rendahnya jumlah pori pada lokasi kadar air tersebut menunjukkan bahwa
penelitian disebabkan oleh jumlah persentase kapasitas tanah dalam menahan dan
partikel debu dan liat yang tinggi, baiknya menyimpan air cukup tinggi. Sedangkan kadar
agregasi tanah, jumlah bahan organik yang air tertinggi yang tersedia pada tanah ketika
tinggi dan didukung oleh tipe vegetasi serta kondisi titik layu permanen (pF 4,2) sebesar
pengelolaannya. Selain itu, dimungkinkan juga 33,79% (horison ketiga KK 1) dan terendah
karena adanya mineral alofan yang mempunyai sebesar 12,79% (horison pertama KK 23).
permukaan luas sehingga membentuk porositas Namun, untuk total lengas tersedia tertinggi
yang tinggi pada lokasi penelitian. terdapat pada horison ketiga KK 14 sebesar
25,58% dan terendah pada horison pertama
Karakteristik Lengas Tersedia
KK 1 sebesar 8,95%.

Gambar 4. Lengas Tersedia pada Berbagai Kedalaman di Lokasi Penelitian

Besarnya kadar air pada pF 2,54 dan pF 4,2 Pembahasan


dipengaruhi langsung oleh sebaran pori-pori
Keeratan hubungan masing-masing parameter
tanah. Semakin meningkat porositas tanah
dengan faktor lengas tersedia mempunyai kelas
maka berat isi tanah justru semakin rendah,
korelasi yang berbedabeda. Faktor debu dan
sehingga ruang yang tersedia untuk tempat air
bahan organik termasuk dalam kelas korelasi
akan semakin banyak (Nurmi et al., 2009).
sangat kuat dengan nilai koefisien korelasi (r)
Faktor lain yang berpengaruh adalah bahan
sebesar 0,979 dan 0,848. Koefisien korelasi
organik. Menurut Stevenson (1997),
partikel pasir sebesar 0,297 termasuk dalam
Keberadaan bahan organik tanah selain
kategori korelasi cukup dan selanjutnya
memperbaiki proses agregasi, ternyata
mempunyai korelasi sangat lemah adalah
mempunyai kemampuan yang cukup tinggi
partikel liat, berat isi, pori makro, pori meso
untuk mengisap dan memegang air karena
dan kemantapan agregat, dengan nilai koefisien
bersifat hidrofilik, sehingga dapat terjadi
korelasi berturut-turut sebesar 0,167; 0,129;
peningkatan pori air tersedia.
0,104; 0,0119; 0,0235. Hubungan pori mikro
http://jtsl.ub.ac.id
59

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 1 No 2: 53-62, 2014

dengan lengas tersedia setelah dilakukan uji Pengaruh Berat Isi terhadap Lengas Tersedia
korelasi ternyata menunjukkan hasil tidak
Pada lokasi penelitian yang terbagi menjadi
berkorelasi. Selanjutnya, untuk mengetahui
lima lokasi pengamatan, faktor yang paling
seberapa besar pengaruh masing-masing faktor
besar berpengaruh terhadap lengas tersedia
dilakukan analisa regresi berganda dengan
adalah berat isi. Berat isi tanah identik dengan
faktor y = lengas tersedia dan faktor x = berat
tingkat kepadatan tanah yang menggambarkan
isi, kemantapan agregat, bahan organik, tekstur
proporsi padatan dan ruang pori di dalam
dan sebaran pori.
tanah, sehingga banyak faktor yang
Keragaman yang bisa dijelaskan oleh
mempengaruhi maupun dipengaruhi. Oleh
kesemua variabel x terhadap y sebesar 84,1%
sebab itu, berat isi tanah berpengaruh paling
(R2). Dari kesemua faktor yang diujikan
besar terhadap kenaikan lengas tersedia pada
pengaruhnya terhadap lengas tersedia, faktor
lokasi penelitian. Pengaruh positif berat isi
yang berpengaruh nyata adalah berat isi, bahan
terhadap lengas tersedia menunjukkan
organik, pori meso, pori mikro, partikel debu
terjadinya kenaikan berat isi akan diikuti
dan liat. Sedangkan pori makro, partikel pasir
peningkatan persen lengas tersedia. Penyebab
dan kemantapan agregat tidak berpengaruh
kenaikan berat isi tanah pada lokasi penelitian
nyata terhadap lengas tersedia. Berikut
meliputi peningkatan materi liat, penurunan
merupakan persamaan regresinya.
mineral alofan dan bahan organik.
Peningkatan materi liat menyebabkan
y = 2,13+29,49x1+0,642x2+0,5509x3+0,39
31x4-0,2595x5-0,2753x6 volume tanah menjadi semakin padat, sehingga
ruang pori di dalam tanah menjadi semakin
Keterangan : berkurang. Selain itu, semakin tinggi nilai berat
y = Lengas Tersedia (%) isi berhubungan erat dengan semakin
x1 = Berat Isi (g cm-3) x6 = Partikel Liat (%) menurunnya sifat alofanik (Team Nuffic,
x2 = Bahan Organik (%) 1984). Karena tanah-tanah pada lokasi
x3= Pori Mikro (%) penelitian diduga mengandung mineral alofan
x4 = Pori Meso (%) dan perkembangan tanah akan terus
x5 = Partikel Debu (%) berlansung, maka pelapukan mineral ini akan
terus terjadi, sehingga jumlahnya di dalam
tanah akan semakin berkurang. Sedangkan
Berat isi, bahan organik, pori mikro dan pori
pengaruh bahan organik melalui Perannya di
meso berpengaruh positif terhadap lengas
dalam tanah yang salah satunya adalah
tersedia, maksudnya setiap terjadi kenaikan nilai
meningkatkan porositas tanah, hal ini berarti
berat isi (g cm-3), bahan organik (%), pori
nilai berat isi semakin rendah, sehingga dengan
mikro (%) dan pori meso (%) maka persentase
semakin rendahnya bahan organik di dalam
lengas tersedia juga akan mengalami kenaikan.
tanah maka dimungkinkan nilai berat isi tanah
Sebaliknya, pengaruh partikel debu dan liat
akan semakin meningkat. Menurut Team
bersifat negatif, maka setiap kenaikan persen
Nuffic (1984), penurunan temperatur ke arah
debu maupun liat justru akan diikuti penurunan
puncak gunung berhubungan dengan
persen lengas tersedia.
peningkatan bahan organik. Dengan demikian,
Berat isi berpengaruh sebesar 29,49%
jika pada lokasi penelitian terjadi peningkatan
terhadap kenaikan lengas tersedia setiap
temperatur maka dimungkinkan kadar bahan
peningkatan 1 g cm-3. Setiap kenaikan 1% dari
organik tanah akan semakin menurun.
bahan organik, pori mikro dan pori mikro
maka persen lengas tersedia akan meningkat Penga ruh Bahan Organik terhadap Lengas Tersedia
berturut-turut sebesar 0,642%, 0,5509% dan Bahan organik berpengaruh positif terhadap
0,3931%. Sedangkan setiap kenaikan 1% dari lengas tersedia. Mekanisme peningkatan air
partikel debu dan liat justru diikuti penurunan tersedia sebagai pengaruh adanya bahan
lengas tersedia sebesar 0,2595% dan 0,2753%. organik dalam tanah melalui peningkatan
porositas tanah dengan menurunkan berat
volume tanah (Wiskandar, 2002). Tidak hanya

http://jtsl.ub.ac.id
60

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 1 No 2: 53-62, 2014

dapat meningkatkan porositas tanah, bahan meso maupun mikro, sehingga air yang
organik juga mempunyai kemampuan meresap dapat diikat.
menyerap air berkali lipat dari massanya. Selain
itu, tanah-tanah pada lokasi penelitian Pengaruh Tekstur Tanah terhadap Lengas
merupakan tanah yang diduga mengandung Tersedia
mineral alofan, sehingga pada proses
Berdasarkan hasil analisa regresi, partikel pasir
pedogenesisnya terjadi akumulasi bahan
tidak berpengaruh terhadap lengas tersedia.
organik yang kemudian berikatan dengan
Sedangkan partikel debu dan liat berpengaruh
mineral di dalam tanah. Menurut Syarif (1990),
negatif, maksudnya ketika terjadi kenaikan
tanah yang berkembang dari abu vulkan
persen debu maupun liat maka persen lengas
mempunyai daya menahan air yang sangat
tersedia justru mengalami penurunan. Hal ini
tinggi, dikarenakan adanya kandungan mineral
berbanding terbalik dengan beberapa literatur
alofan dalam tanah. Tanah yang mengandung
yang menyebutkan bahwa, dengan
mineral alofan dicirikan dengan berat isi yang
meningkatnya jumlah partikel debu maupun liat
rendah, porositas dan kemampuan tanah
maka media untuk mengikat air semakin besar,
menahan air yang tinggi. Oleh sebab itu, bahan
sehingga lengas tersedia semakin tinggi.
organik yang terdapat pada lokasi penelitian
Namun, pada kondisi tanah di lokasi penelitian
berpengaruh nyata terhadap kenaikan lengas
menunjukkan bahwa agar diperoleh persen
tersedia.
lengas tersedia yang tinggi, maka proporsi
Pengaruh Sebaran Pori terhadap Lengas Tersedia antara partikel pasir, debu dan liat seimbang
sesuai dengan karakteristik masing-masing
Hubungan antara pori-pori tanah dengan
partikel. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
lengas tersedia berbeda pada masing-masing
Winarso (2005) bahwa, lengas tersedia terbesar
jenis pori-pori. Pori-pori makro merupakan
pada tanah dengan tekstur lempung berdebu
pori-pori tanah yang berfungsi untuk
dibandingkan pada tanah liat. Tanah dengan
pergerakan air dan udara, sehingga pada pori
kandungan liat >35% mempunyai porositas
ini sangat menentukan kondisi aerasi tanah
yang relatif tinggi, akan tetapi sebagian besar
(Foth, 1994). Fungsi pori meso dan mikro di
merupakan pori berukuran kecil. Air yang ada
dalam tanah adalah sebagai tempat air yang
dalam pori ini akan diserap dengan energi yang
diikat oleh permukaan matriks tanah setelah
tinggi oleh partikel tanah, sehingga air akan
hilangnya air gravitasi. Air yang berada pada
sulit dilepaskan terutama bila kering dan
kondisi ini termasuk air kapiler yang memang
menjadi kurang tersedia untuk tanaman (Hillel,
tersedia bagi tanaman.
1998).
Pembentukan pori meso dan mikro secara
lansung dipengaruhi oleh tekstur terutama Kondisi Lengas Tersedia Pada Toposekuen
partikel debu dan liat. Kedua partikel ini
Faktor topografi (ketinggian dan kelerengan)
mempunyai permukaan yang lebih luas
ternyata berkorelasi dengan lengas tersedia.
dibandingkan partikel pasir, sehingga pori yang
Koefisien korelasi (r) ketinggian tempat sebesar
terbentuk berukuran lebuh kecil dari pori
0,2098 dan kelerengan sebesar 0,0659. Hasil
makro. Hal ini sesuai dengan penelitian
pengujian regresi menunjukkan bahwa,
Sudaryono (2006) yang menunjukkan adanya
ketinggian tempat dan kelerengan berpengaruh
pengaruh langsung penambahan lempung ke
terhadap lengas tersedia pada lokasi penelitian,
dalam tanah berpasir terhadap peningkatan
kedua faktor ini dapat menjelaskan keragaman
kemampuan tanah menahan air. Tanah dengan
terhadap lengas tersedia sebesar 15,1% (R2).
tekstur berpasir didominasi oleh pori-pori
Namun, pengaruh yang diberikan oleh
makro sehingga air yang meresap akan segera
ketinggian tempat dan tingkat kelerengan
mengalami perkolasi, dengan penambahan
terhadap lengas tersedia saling bertolak
lempung ke dalam tanah ternyata bisa
belakang.
memperbaiki fisik tanah terutama terkait
dengan daya menahan air. Peran lempung di y = 25,63 + 0,00991 x1 – 0,35x2
dalam tanah dapat meningkatkan jumlah pori

http://jtsl.ub.ac.id
61

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 1 No 2: 53-62, 2014

Keterangan : tanah yakni sebesar 29,49%. Pada toposekuen


X1 = faktor ketinggian tempat (mdpl) lereng Utara G. Kawi yang terbagi menjadi lima
X2 = faktor kelerengan (%) lokasi pengamatan mempunyai lengas tersedia
yang berbeda-beda. Lengas tersedia akan
Bentuk hubungan yang terbentuk berdasarkan meningkat seiring dengan kenaikan topografi
persamaan regresi di atas adalah, ketika terjadi (ketinggian dan kelerengan). Faktor ketinggian
kenaikan ketinggian tempat sebesar 1 mdpl tempat memberikan pengaruh positif, yaitu
maka persentase lengas tersedia akan setiap terjadi kenaikan ketinggian tempat maka
mengalami kenaikan sebesar 0,00991%. Hal ini persentase lengas tersedia juga meningkat.
dikarenakan pada lokasi penelitian diduga Namun, ketika kemiringan lereng bertambah
terdapat mineral alofan yang keberadaannya maka persentase lengas tersedia akan menurun.
semakin banyak dengan semakin tingginya
tempat. Alo fan mempunyai bentuk bulat dan Daftar Pustaka
berlubang dengan ukuran berkisar 35-50 A
Brady, N.C., Harry O Buckman. 2002. Ilmu Tanah.
(Wada, 1989). Penerbit Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Struktur yang dimiliki oleh mineral alofan Ding, G., J. M. Novak, D. Amarasiriwardena, P. G.
tersebut memudahkan air untuk masuk dan Hunt dan B. Xing. 2002. Soil Organic Matter
bertahan dalam waktu tertentu sehingga Characteristics as Affected by Tillage
kandungan air pada tanah menjadi selalu tinggi. Management. SSSAJ. 66: 421-429.
Selain dikarenakan tingginya kemampuan Foth, H.D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi
mineral alofan dalam menyerap air, tingginya Keenam. Penerbil Erlangga. Jakarta.
ketersediaan air pada lokasi atas didukung juga Hillel, D. 1998. Pengantar Fisika Tanah. Edisi
oleh rendahnya berat isi tanah dan tingginya Pertama, Terjemahan Robiyanto, H.S. dan
bahan organik, sehingga untuk porositas tanah Rahmad, H.P. Mitra Gama Widya. Yogyakarta.
Liu, Aiguo., B. L. Ma, dan A. A. Bomke. 2005.
juga tinggi terutama untuk pori meso dan pori Effects of Cover Crop on Soil Aggregate
mikro. Sedangkan hubungan lengas tersedia Stability, Total Organic Carbon, and
dengan kelerengan adalah, ketika terjadi Polysaccharides. SSSAJ. 69: 2041-2048.
kenaikan kemiringan lereng sebesar 1% maka Logsdon, S. D. dan C. A. Cambardella. 2000.
akan menurunkan lengas tersedia sebesar Temporal Changes in Small Depth- Incremental
0,35%. Tingkat kemiringan lereng Soil Bulk Density. SSSAJ. 64: 710-714.
mempengaruhi seberapa besar tenaga limpasan Mohr,E.C.J.,Van Baren,F.A dan Schuylenborgh, J.
air. Jika tenaga limpasan air besar maka air yang 1972. Tropical Soils. A Comprehensive study of
dapat diserap ke dalam tanah menjadi sangat their genesis. Mouton, The Hague.
sedikit, sehingga air yang tersimpan menjadi Morgan, R.P.C. 1979. Soil Erosion. Topic in
Applied Geography. Longman-London and
sangat terbatas. Hasil penelitian Saribun (2007) New York.
menunjukkan bahwa, tingkat kemiringan lereng Nurmi, Oteng Haridjaja, Sitanala Arsyad dan
memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air Sudirman Yahya. 2009. Perubahan Sifat Fisik
tanah. Kerentanan tanah terhadap pengikisan Tanah sebagai Respons Perlakuan Konservasi
oleh air juga semakin tinggi, terutama tanah Vegetatif pada Pertanaman Kakao. Forum
pada lokasi penelitian didominasi oleh partikel Pascasarjana. 32(1): 21- 31.
debu. Morgan (1979) mengemukakan bahwa, Parfitt, R.L., M. Saigusa, dan J.D. Cowic. 1984.
tanah dengan kandungan debu tinggi Allophane and Halloysite Formation in Volcanic
mempunyai kepekaan terhadap erosi lebih Ash Bed Under Different Moisture Condition.
tinggi. Soil Sci. 138: 360-364.
Rayes, M. L. 2006. Deskripsi Profil Tanah di
Lapangan. FP-UB. Malang.
Kesimpulan Santoso, B. 1997. Pengkajian Sifat-Sifat Andisol
untuk Pengelolaan dan Perkembangan
Tanaman Lengas tersedia pada lokasi penelitian Pertanian. Karya Ilmiah. UB. Malang.
dipengaruhi oleh berat isi, bahan organik, pori Saribun, Daud S. 2007. Pengaruh Jenis Penggunaan
mikro, pori meso, partikel debu dan partikel Lahan dan Kelas Kemiringan Lereng Terhadap
liat. Pengaruh terbesar pada faktor berat isi Bobot Isi, Porositas Total dan Kadar Air Tanah

http://jtsl.ub.ac.id
62

Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 1 No 2: 53-62, 2014

Pada Sub-DAS Cikapundung Hulu. Skripsi. Watt, M., M.E. McCully dan C.E. Jeffree. 1993.
Jurusan Ilmu Tanah FP Universitas Padjadjaran. Plant and bacterial mucilages of the maize
Jatinangor. rhizosphere: comparison of their soil binding
Stevenson, F.J. 1997. Humus Chemistry. Genesis properties and hictochemistry in a model
Composition Reaction. John Wiley and Sons, system. Plant Soil, 151, 151-1 65.
New York. Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah ; Dasar
Sudaryono. 2006. Pengaruh Pemberian Lapisan Kesehatan dan Kualitas Tanah. Penerbit Gaya
Lempung terhadap Peningkatan Lengas Tanah Media. Yogyakarta.
pada Lahan Marginal Berpasir. Jurnal Teknologi Wiskandar. 2002. Pemanfaatan Pupuk Kandang
Lingkungan. 7 (2): 198-205. untuk Memperbaiki Sifat Fisik Tanah di Lahan
Syarif, S. 1990. Some Characteristics of Andosols Kritis yang telah di Teras. Konggres Nasional
From Western Indonesia. PhD Thesis. Univ. VII.
Western Australia. 247 p. Zheng. D, Cao. W and Nulty, M. 2004. Run off Soil
Team Nuffic UNIBRAW-LHW. 1984. Soils and Erossion and Erodibility of Conservation
Soils Conditions Kali Konto Upper Watersheed, Reserve Program Land Under Crop and Hay
East Jawa, Final Document. Production. SSSAJ. 68: 132- 134.
Wada, K. 1989. Allophane and Imogolite. In Dixon,
JB (Ed) Minerals ini Soil Environment, 2nd ed.
Soil Sci. Soc. Am., USA, p. 1051-1088.

http://jtsl.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai