Anda di halaman 1dari 1

Wisnu Dwi A

20/460320/TK/50909

Perkara Tilang di Indonesia


Latar belakang kasus :
Membayar “tilang” sudah menjadi rahasia umum dikalangan pengendara kendaraan bermotor
di Indonesia. Pada umumnya, pengendara yang tertangkap atau terjaring razia melanggar
peraturan lalu lintas enggan menyelesaikannya melalui jalur resmi dan lebih cenderung
membayar “tilang” kepada petugas. Dalam perkembangannya, masyarakat menyiapkan
berbagai cara agar terhindar diberhentikan oleh petugas di jalan. Beberapa pengendara dari
kelompok ekonomi tinggi menyiapkan atau memasang atribut dari instansi tertentu yang
berguna sebagai penanda. Bagi kelompok ekonomi menengah dan rendah, terkadang tidak ada
pilihan selain memutar balik kendaraannya melawan arus lalu lintas ketika ada razia yang siap
menghadangnya di ujung jalan. Jika tertangkap, mereka cenderung membayar uang damai agar
tidak kena “tilang”
Menurut saya pribadi, kasus “tilang” memang bukan hal langka yang terjadi di
masyarakat. Berbagai macam cara di lakukan masyarakat kita seperti memutar balik arah,
ngebut, dan hal membahayakan lainnya. Namun di sisi lain, kebanyakan masyarakat lebih
memilih menggunakan jalur “damai”. Damai atau suap ini merupakan istilah yang sering
digunakan oleh pengendara dan polisi. Tapi tahukah kamu sebenarnya perilaku ini dilarang
dalam undang undang dasar dan dapat di kenakan sanksi hukum? Sebagaimana diatur dalam
pasal 209 KUHP ayat (2) yakni : barang siapa memberi atau menjanjkikan sesuatu kepada
seoraang pejabat dengan maksud menggerakanya untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya.
Selain itu, menggunakan haka tau jabatan karena menghindari tilang merupakan hal
yang salah. Karena hal tersebut termasuk dalam penyalahgunaan jabatan yang mana juga
melanggar undang undang.
Sebenarnya jika kita memberi uang damai pada polisi, uang tersebut hanya akan masuk
pada kantung dompetnya saja, bukan kepada negara. Hal ini secara tidak langsung mengurangi
pendapatan pajak pada bagian denda ataupun pajak. Maka dari itu dari pada memberikan uang
damai lebih baik kita menyelesaikan perkara tilang dengan proses hukum yang baik dan benar

Anda mungkin juga menyukai