LATAR BELAKANG
Saat ini terdapat 1,8 Milyar remaja di dunia. Jumlah tersebut merupakan yang paling besar
dalam sejarah perkembangan kependudukan dunia. Secara nasional, jumlah remaja (usia 10 –
24 tahun) di Indonesia sebanyak 63 juta jiwa atau sekitar 26 persen dari total penduduk
Indonesia (SP 2010). Jumlah tersebut meningkat menjadi 65,6 juta jiwa pada 2015 meskipun
secara persentase mengalami penurunan menjadi 25,7 persen (SUPAS 2015). Jumlahnya yang
besar dapat menjadi potensi kekuatan, tetapi dapat juga menjadi sumber kelemahan,
tergantung bagaimana saat ini remaja dipandang, diperlakukan, dan dipersiapkan.
Dalam konteks bersiap menghadapi Bonus Demografi, menyiapkan remaja sebagai calon
penduduk usia produktif yang akan menjadi aktor pembangunan merupakan sebuah
keniscayaan. Harapannya sudah jelas bahwa SDM Unggul harus (1) kompetitif dalam karakter,
yaitu pekerja keras, jujur, kolaboratif, solutif, dan entrepreneurship; dan (2) harus kompetitif
dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang menguasai the emerging skills
yang mampu mengisi the emerging jobs dan inovatif dalam membangun the emerging business
(Pidato Presiden pada sidang bersama DPR RI dan DPD RI di komplek Parlemen Senayan,
16/8/2019).
Namun dunia (termasuk Indonesia) menghadapi tantangan yang tidak mudah dalam
pembangunan SDM. Saat ini sekitar 600 juta gadis di seluruh dunia “menghilang” dari agenda
pembangunan karena menghadapi banyak kerentanan diantaranya ketidaksetaraan gender,
kekurangan gizi, pernikahan anak, dan kehamilan usia remaja (www.un.org). Kiprahnya sebagai
aktor pembangunan tidak nampak karena beberapa hal tersebut. Sebagian besar remaja puteri
akan berhenti sekolah (drop out) karena kehamilannya sehingga akses terhadap pekerjaan yang
layak sangat terbatas. Mereka juga terancam risiko kematian saat melahirkan. Meskipun
mengalami trend menurun dari 67 (SDKI 1991) menjadi 63, namun kehamilan di usia remaja
(ASFR 15-19) di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan Australia 15 (2010),
Algeria 9 (2008) dan Andora 4 (2010). Oleh karena itu, secara global disepakati bahwa
menghapuskan perkawinan anak dan kehamilan pada remaja menjadi indikator Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Secara nasional keduanya juga merupakan indikator
Indeks Pembangunan Pemuda.
Pembinaan ketahanan remaja melalui Program GenRe merupakan salah satu upaya yang
dilakukan dalam rangka menghapuskan perkawinan anak dan kehamilan pada remaja. Program
GenRe dimplementasikan melalui pemberdayaan teman sebaya (peer group) dan penguatan
pengasuhan (parenting) keluarga agar remaja mampu melangsungkan (1) jenjang pendidikan
secara terencana, (2) berkarir dalam pekerjaan secara terencana, dan (3) menikah dengan
penuh perencanaan sesuai fase reproduksi sehat. Upaya tersebut dilakukan dengan pemberian
akses informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga (pasal 48
UU No. 52 Tahun 2009).
Pemberdayaan peran teman sebaya didasari oleh pemikiran bahwa remaja sangat dipengaruhi
teman sebayanya. Teman sebaya menjadi tempat paling banyak dipilih remaja untuk berdiskusi
tentang kesehatan reproduksi yang dialaminya: 62 persen remaja perempuan dan 51 persen
remaja laki-laki berdiskusi kesehatan reproduksi dengan temannya (SDKI 2017). Angka tersebut
menunjukkan persentase remaja yang memerlukan teman sebayanya untuk mampu menjadi
sumber informasi, tempat curhat, dan diskusi. Pemberdayaan teman sebaya diimplementasikan
dengan menjadikannya sebagai Pendidik dan Konselor bagi sebayanya. Tujuannya agar
informasi yang disampaikan tepat dan mampu menjadi tempat curhat dan diskusi yang nyaman
bagi teman sebaya yang memerlukannya. Kegiatan pemberdayaan teman sebaya diwadahi
melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja). PIK Remaja merupakan tempat
yang digerakkan oleh Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya agar menjalankan fungsinya untuk:
(1) Berbagi informasi; (2) Melakukan konseling; (3) Melakukan rujukan; dan (4) Melakukan
aktivitas positif dan kreatif.
Kualitas pelaksanaan pemberian akses informasi, pendidikan, dan konseling di PIK Remaja
sangat tergantung pada kreativitas dan inovasi serta kapasitas Pendidik Sebaya dan Konselor
Sebaya. Untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pemberian akses informasi,
pendidikan, dan konseling oleh para Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya di PIK Remaja
dilakukan Jambore Ajang Kreativitas GenRe. Kegiatan ini merupakan ajang pertemuan tahunan
para pegiat PIK Remaja di provinsi Bengkulu untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaiknya,
termasuk mempertunjukkan kreativitas dan inovasi berbasis kearifan dan budaya daerah dalam
menyampaikan pesan-pesan Program GenRe kepada remaja lainnya. Melalui upaya berbagai
pengalaman dan praktik terbaik diharapkan dapat memberikan inspirasi dan terbangun
semangat untuk terus berkreasi dan berinovasi dalam memberikan yang terbaik bagi remaja-
remaja di daerah masing-masing.
NAMA KEGIATAN
Jambore Ajang Kreativitas Remaja GenRe Indonesia Provinsi Bengkulu Tahun 2020
TEMA KEGIATAN
“Explore your creativity”.
TUJUAN KEGIATAN
TUJUAN UMUM
Meningkatkan semangat kompetitif sekaligus pengembangan kreativitas dan leadership
serta mempererat tali persaudaraan antar anggota PIK-Remaja.
TUJUAN KHUSUS
Memberikan ruang bagi Remaja untuk mengekspresikan kreativitasnya dalam pemberian
akses informasi, pendidikan, dan konseling di PIK-R
HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Tersosialisasikannya best practice Pengelolaan PIK R oleh Pendidik Sebaya dan Konselor
Sebaya dalam pemberian akses informasi, pendidikan, dan konseling di PIK-R.
2. Tumbuh dan berkembangnya kreativitas dan semangat kompetitif antar remaja.
3. Terjalinnya rasa persahabatan dan persaudaraan antar anggota PIK R se-Provinsi Bengkulu.
PESERTA
JAMBORE AJANG KREATIVITAS REMAJA GENRE INDONESIA PROVINSI BENGKULU
Peserta merupakan 50 orang anggota GenRe yang telah tergabung di PIK-R Locus PRO PN.
Dimana anggota terdiri atas:
Peserta terdiri dari 5 orang, yang terdiri dari:
a. Ketua Umum GenRe Kabupaten/kota.
b. 2 orang Duta Genre Kabupaten/kota.
c. 2 orang Pengelola Pik – R Kabupaten/kota.
RANGKAIAN KEGIATAN
(Genre the Explorer)
Merupakan kegiatan berkelompok yang bertujuan untuk membangun solidaritas dan
menumbuhkan karakter remaja GenRe. Permainan yang digunakan adalah permainan
nusantara/tradisional yang mengandung unsur olahraga, ekspresi, dan tradisi.
CULINARY EXHIBITION
Culinary Exhibition adalah kegiatan dimana setiap kontingen kabupaten/kota membawa
makanan khas dari kabupaten/kota masing masing.
JELAJAH GENRE
ESTAFET(JEMBATAN,
SIBUTA
PUZZLE BUTA
PECAHKAN MASALAH
KIE KREATIF
LCC 4 PILAR GenRe
APRESIASI BUDAYA
PENTAS SENI
Merupakan upaya adaptasi dan integrasi budaya nusantara dalam menyampaikan pesan-
pesan rebranding Program Bangga Kencana kepada masyarakat oleh peserta Jambore.
Pentas seni dilakukan dalam bentuk pertunjukan kreatif berbasis kesenian dan budaya.
1. Pentas seni bertemakan komedi edukasi
2. Durasi pertunjukan 5 – 7 menit
3. Kontingen menyiapkan sendiri peralatan dan kebutuhan pentas seni, jika
menggunakan audio/musik file diserahkan kepada panitia saat registrasi peserta.
RAP GENRE
Merupakan edukasi yang disampaikan kepada masyarakat dalam bentuk seni musik (rap),
dimana lirik yang disampaikan memuat materi GenRe. Lirik dan musik disiapkan oleh
kontingen masing-masing dengan durasi maksimal 3-5 menit.
YOUTH CELEBRATE
Youth Celebrate/Malam Puncak merupakan puncaknya kegiatan dari segala rangkaian
acara. Pada malam ini akan diberikan penghargaan kepada para pemenang kompetisi
pada rangkaian Jambore Ajang Kreativitas GenRe Provinsi Bengkulu 2020.
1. Pengumuman Pemenang JAK
- Apresiasi Budaya
- (Genre the Explorer)
- Piala bergilir Kontingen Terbaik
2. Penghargaan kepada Sponsor Kegiatan
PEMBIAYAAN
Pembiayaan penyelenggaraan kegiatan Jambore Ajang Kreativitas Remaja GenRe Indonesia
Provinsi Bengkulu Tahun 2020 bersumber dari DIPA Satker Bidang KSPK BKKBN Provinsi
Bengkulu Tahun 2020 dan biaya lain dari sponsor yang bersifat tidak mengikat.
INFORMASI TAMBAHAN
PENUTUP
Demikian TOR ini dibuat sebagai informasi untuk penyelenggaraan kegiatan Jambore Ajang
Kreativitas Remaja GenRe Indonesia Provinsi Bengkulu 2020.