1
Seminar Nasional Instrumentasi, Kontrol dan Otomasi (SNIKO) 2018
Bandung, Indonesia, 10-11 Desember 2018
konduktor seperti kabel. Transfer daya nirkabel
2
mempunyai kegunaan dalam kehidupan sehari- hari,
2.3 Karakterisitik Induksi Elektromagnetik
yaitu pengisian daya secara otomatis untuk alat
elektronik yang menggunakan baterai Besar kecilnya induksi elektromagnetik yang terjadi
dapat diperhatikan dari penyimpangan jarum
Sistem transfer daya ini berbeda dengan prinsip
galvanometer. Jika penyimpangan jarum besar, maka
induksi elektromagnetik konvensional seperti yang
arus yang terinduksi juga besar. Adapun beberapa
digunakan dalam trafo, dimana kumparan sekunder
faktor yang dapat mempengaruhi besarnya induksi
mentransmisikan daya ke kumparan sekunder dalam
elektromagnetik yang terjadi pada lilitan adalah :
jarak yang sangat dekat.
jumlah lilitan, kecepatan perubahan jumlah garis gaya
Pada trafo, energi listrik mengalir dari kumparan magnet yang masuk ke kumparan (fluks magnetik) dan
primer ke kumparan sekunder dalam jarak yang kuat medan magnet.
sangat dekat. Tingkat efisiensi pengiriman daya
listrik pada trafo akan berkurang secara signifikan 2.4 Fluks Magnetik
ketika jarak antar kumparan berjauhan.
Fluks magnetik adalah ukuran atau jumlah medan
Tingkat efisiensi dari sebuah sistem induksi magnet B yang melewati luas penampang tertentu.
elektromagnetik dapat ditingkatkan dengan cara
menambahkan resonator. Cara ini disebut dengan Fluks magnetik yang dihasilkan oleh medan magnet
induksi resonansi. Dengan prinsip ini, dapat dibangun B pada permukaan yang memiliki luas A adalah
suatu sistem yang dapat mentransfer daya secara 𝜙 = 𝐵𝐴 cos 𝜃 (1)
nirkabel dengan jarak yang lebih jauh dibandingkan
dengan induksi elektromagnetik. (2.1)
perubahan fluks magnet pada pada suatu permukaan
2.2 Induksi Elektromagnetik tertutup oleh lintasan tertutup mengakibatkan adanya
Induksi elektromagnetik adalah konsep yang banyak Gerak Gaya Listrik (GGL) induksi. Besarnya GGL
digunakan dalam peralatan elektronik. induksi yang terjadi adalah
Δ𝜙
Prinsip induksi elektromagnetik ini dibuktikan oleh Ε = −𝑁 (2)
Michael Faraday, seorang ilmuwan yang tertarik Δ𝑡
setelah melihat percobaan dari H.C Oersted yang
menjelaskan bahwa arus listrik dapat (2.2)
menghasilkan medan magnet. Arah arus induksi dapat ditentukan dengan aturan
Percobaan Michael Faraday pada tahun 1831 dalam yang dikemukakan oleh Lenz. Hukum Lenz
membuktikan prinsip induksi elektromagnetik ini menyatakan bahwa arah arus induksi yang dihasilkan
cukup sederhana. Dengan menggunakan 2 buah kabel sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan
yang digulung pada kedua sisi cincin besi. Lalu kabel magnetik induksi yang menentang perubahan medan
pada satu sisi dialiri dengan arus listrik dan kabel magnetik.
pada sisi yang lain dihubungkan dengan
galvanometer. 2.5 Induktansi Diri
Faraday telah memperkirakan bahwa kabel yang Berdasarkan hukun Bios-Savart, jika terdapat arus
dialiri dengan arus listrik akan menghasilkan medan listrik yang mengalir pada suatu penghantar akan
magnet disekitar kabel tersebut. Pada saat kabel yang menyebabkan timbulnya medan magnet disekitar
satu dialiri dengan arus listrik, jarum galvanometer penghantar tersebut.
yang dihubungkan dengan kabel pada sisi yang lain Besarnya medan magnet yang timbul disekitar
bergerak. Induksi yang terjadi diakibatkan oleh fluks penghantar sebanding dengan besarnya arus listrik
magnetik yang timbul saat sumber arus di hubungkan yang mengalir seperti yang dijelaskan rumus berikut
dan dilepas dari kabel.
B pada kawat panjang :
Dengan ini Michael Faraday menyimpulkan bahwa 𝜇
medan magnet pada kabel yang dialiri arus listrik 𝐵 = ( 𝑜
)𝐼 (3)
2𝜋𝑎
dapat menghantarkan arus kepada kabel lainnya yang
berada pada jangkauan medan magnet kabel tersebut. B pada kawat melingkar :
Faraday juga menyimpulkan bahwa induksi 𝜇 𝑜𝑟
elektromagnetik adalah gejala timbulnya
gaya gerak listrik di dalam suatu 𝐵= ( ) 𝐼 sin 𝜃 (4)
2𝑎2
kumparan/konduktor bila terdapat perubahan fluks
magnetik pada konduktor tersebut atau bila B pada solenoida :
konduktor bergerak relatif melintasi medan
magnetik.
𝜇𝑁 Δ𝑖2
𝐵= ( 𝑜 )𝐼 (5) 𝐸1 = −𝑀 (10)
𝑆 Δ𝑡
Dari persamaan (3) sampai dengan (5), dapat (2.10)
dilihat bahwa B sebanding dengan I, dan karena Dimana besarnya M (induktansi bersama) adalah
dari persamaan (1) diketahui bahwa B sebanding 𝑁2𝜙𝐵2 𝑁1𝜙𝐵1 (11)
dengan 𝜙, maka fluks magnet juga sebanding dengan
𝑀= 𝑖1
= 𝑖2
I. Berdasarkan hal tersebut diperoleh tetapan
kesebandingan sebagai berikut :
𝜙 = 𝐿𝐼 (6) 2.7 Induksi Resonansi
Resonansi adalah peristiwa dimana ikut bergetarnya
Dimana L adalah tetapan kesebandingan antara 𝜙 suatu benda akibat benda lain yang bergetar karena
dengan I yang dinamakan induktansi diri dari suatu keduanya memiliki frekuensi yang sama atau
sistem. Untuk mengetahui nilai L pada suatu lilitan memiliki frekuensi yang merupakan bilangan bulat
dapat menggunakan persamaan berikut dari frekuensi salah satu benda bergetar. Frekuensi
dimana respon amplitudo
𝜇𝑜𝑁2𝐴 (7) menjadi maksimum dinamakan frekuensi
𝐿= 𝑃 resonansi.
Dari persamaan (7) dapat diketahui bahwa L
Pada saat beresonansi, yaitu saat kedua sistem
sebanding dengan N. Karena pada hukum Faraday
memiliki frekuensi resonansi yang sama, sistem
perubahan fluks listrik dapat menimbulkan GGL,
cenderung akan menyerap lebih banyak energi dari
maka dengan memasukkan (6) dan (7) kedalam
lingkungan.
persamaan (2) didapatkan :
Resonansi dapat ditemui didalam sistem yang
Δ𝐼
𝐸 = −𝐿 menghasilkan medan elektromagnetik. Medan
Δ𝑡
(8) elektromagnetik sendiri merupakan bidang energi
yang dapat memberikan energi untuk digunakan
dalam proses terjadinya aliran listrik.
2.6 Induktansi Bersama
Didalam jangkuan radiasi gelombang
Induktansi bersama terjadi apabila terdapat dua lilitan elektromagnetik selalu mengandung energi, baik ada
yang saling berdekatan seperti gambar II.6. Arus i1 penerima atau tidak. Hal ini menimbulkan bahaya
pada lilitan 1 akan menghasilkan medan magnet yang karena energi tersebut dapat mempengaruhi
fluks magnetnya akan mempengaruhi lilitan 2. Jika i1 lingkungan sekitar.
berubah, maka medan magnet pada lilitan 1 juga akan Untuk menghidari bahaya tersebut, maka perlu
berubah. Hal ini akan menyebabkan terjadinya GGL didesain suatu sistem yang menghasilkan medan
induksi pada lilitan 2. Ketika timbul GGL induksi magnetik non-radiasi dengan resonansi frekuensi
pada lilitan 2, maka arus akan mengalir di lilitan 2 tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan
dan akan menghasilkan medan magnet yang akan rangkaian LC yang berosilasi dan frekuensi resonansi
mempengaruhi lilitan 1. Hal inilah yang dinamakan yang sama untuk menghasilkan resonansi
induktansi bersama (M). elektromagnetik.
e
n
e
r
g
i
.
Dengan kata lain, kedua sistem ini dapat
mengirimkan energi dari satu tempat ke tempat lain 3. Metodologi Struktur Transfer Daya
menggunakan medan magnet tanpa perlu kabel Nirkabel
sebagai konektor antara sumber dan beban (wireless).
Kopling induksi resonansi adalah fenomena dimana
kopling yang digunakan menguat ketika lilitan bagian
sekunder mengalami resonansi. Kopling induksi
resonansi yang paling dasar terdiri atas sebuah lilitan
pada bagian primer dan sebuah rangkaian resonansi
pada bagian sekunder.
Ketika lilitan primer dijalankan oleh frekuensi Gambar 5 Skema Transfer Daya Nirkabel
resonansi bagian sekunder, fasa dari bagian primer Pada gambar 5 diatas, dapat dilihat sebuah skema
dan sekunder menjadi sama. Hal ini menyebabkan sederhana dari sistem transfer daya nirkabel dengan
meningkatnya tegangan maksimum yang dihasilkan menggunakan prinsip induksi resonansi. Blok sebelah
pada bagian sekunder membesar yang diakibatkan kiri (ditandai dengan garis putus- putus) berperan
oleh meningkatnya fluks bersama. Hasilnya adalah sebagai pemancar dan blok sebelah kanan berperan
meningkatnya efisiensi. sebagai penerima.
Untuk pengaplikasian pada sistem transfer daya Pada pemancar, sumber listrik jala-jala disearahkan
nirkabel, kopling induksi resonansi digunakan pada terlebih dahulu menggunakan rangkaian penyearah.
bagian primer dan sekunder untuk menghasilkan Hasil penyearahan tersebut masuk ke dalam
hasil transfer yang lebih baik dibandingkan dengan rangkaian LC, dalam hal ini Ls dan Cs, untuk
kopling induksi resonansi dasar. Besarnya frekuensi membuat sebuah pembangkit sinyal medan magnet
resonansi pada bagian primer dan sekunder bolak-balik yang tidak beradiasi. Frekuensi dari
disamakan agar dapat menghasilkan transfer daya rangkaian LC ini dinamakan fs.
yang baik.
Pada rangkaian penerima juga terdapat rangkaian LC,
dalam hal ini Lt dan Ct yang digunakan untuk
membuat resonansi dari medan magnet yang
dihasilkan rangkaian LC pemancar untuk menerima
daya listrik. Frekuensi dari rangkaian LC penerima
adalah ft.
Gambar 3 Kopling Induksi Resonansi untuk Transfer
Daya Nirkabel
Nilai frekuensi resonansi pada rangkaian penerima ft
bergantung pada nilai frekuensi resonansi dari
Bagian lilitan resonator primer meningkatkan arus rangkaian pemancar fs. Jika nilai ft mendekati atau
yang mengalir pada lilitan dan meningkatkan fluks sama dengan nilai fs, maka semakin besar arus
magnetik yang dihasilkan disekitar resonator primer. resonansi sehingga semakin kuat medan magnet yang
Hal ini sama dengan menjalankan lilitan primer dihasilkan. Hal ini akan membuat daya yang
dengan tegangan tinggi. ditransfer akan semakin besar.
Untuk kasus seperti di atas prinsip dasarnya adalah Pada rangkaian penerima perlu ditekankan bahwa
ketika diberikan energi berosilasi (seperti pulsa rangkaian LC tidak harus sama untuk dapat
tegangan) pada lilitan primer yang dibebani secara mentransfer daya listrik. Transfer daya akan berjalan
kapasitif, lilitan tersebut akan ‘menyala’, dan dengan baik bila frekuensi resonansi antar kedua
membentuk medan magnetik yang berosilasi. Energi rangkaian LC bernilai sama (ft = fs).
akan tertransfer bolak-balik antara medan magnetik
pada induktor dan medan listrik pada kapasitor pada Semakin jauh jarak pengiriman daya listrik dari
frekuensi resonansi. rangkaian pemancar ke rangkaian penerima, maka
semakin kecil pula daya yang dapat ditransfer.
Proses pengiriman daya listrik nirkabel ini masih
dapat mengirimkan daya listrik meskipun dihalangi
oleh benda lain dengan catatan benda tersebut adalah
benda non-metal.
Spesifikasi dari sistem transfer daya nirkabel dengan
kopling induksi resonansi adalah sebagai berikut:
Frekuensi sistem yang digunakan antara
150KHz - 250KHz.
Jarak maksimum transfer tidak lebih dari 10 rangkaian akan memiliki frekuensi resonansi
sentimeter. tersendiri yang ditentukan dengan nilai induktansi
Tidak dapat digunakan untuk mentransfer dan kapasitansi dari kedua komponen tersebut.
data.
Transfer daya menggunakan kopling induksi Dalam perancangan lilitan pemancar dan penerima
resonansi. perlu diperhatikan beberapa hal yang dapat
mempengaruhi transfer daya, seperti diameter kawat
3.1 Perancangan Elektronik email yang digunakan, banyaknya lilitan kawat, dan
bentuk dari lilitan.
Perancangan bagian elektronik terbagi dalam 3
bagian blok, yaitu bagian blok inverter, blok antena Dalam perancangan antena pemancar dan penerima
pemancar dan penerima serta blok penyearah. juga perlu diperhatikan skin effect dan proximity
effect.
Rangkaian inverter yang digunakan untuk
menghasilkan arus bolak balik adalah full-bridge Skin effect disebabkan karena tidak meratanya
inverter. Rangkaian ini digunakan untuk penggunaan distribusi arus pada penampang konduktor yang
tegangan rendah. dilalui arus bolak-balik (AC) pada frekeuensi tinggi.
Tegangan (V)
4 3.2 2.8 2.8 2.8 2.8 2.8 2.8 2.8
3
3
menangkap medan magnet tersebut dan 2
2.2
1.6
mengubahnya menjadi arus AC. 1 0.8 0.6 0.4 0.3
0 0.2 0.1 0.02
Lilitan yang dibuat terdiri dari lilitan untuk pemancar
dan lilitan untuk penerima yang memiliki diameter 6 1 2 3 4 5 Ja 6 (c 7
rak m)
8 9 10 11
cm. Kawat email dililit membentuk spiderweb coil. Vunreg Vreg
3
Tabel 1 Data Percobaan Diameter Kawat 0,5mm 2
Beban : Resistor 10Ω 21.4
0.8 0.6 0.4
Diameter Kawat 0,5 mm 1 0.250.1250.1 0
Jarak Vunreg Vreg Kondisi 0
(cm) (Volt) (Volt Lampu 123456789 10 11
) Vunreg Jarak
(V) Vreg (V)
1 6,25 4,2 Terang
2 5 3 Terang
3 4,2 2,2 Terang Gambar 12 Grafik Percobaan Diameter Kawat 0,75 mm
4 3,2 1,6 Terang
5 2,8 0,8 Terang Dari data percobaan diatas (tabel IV.5 dan tabel IV.6)
6 2,8 0,6 Terang dapat disimpulkan bahwa diamaeter kawat 0,5 mm
7 2,8 0,4 Terang
8 2,8 0,3 Redup
dapat mentransfer daya lebih besar dibandingkan
9 2,8 0,2 Redup dengan diameter kawat 0,75 mm. Hal ini disebabkan
10 2,8 0,1 Redup karena perbedaan resistansi yang ditimbulkan oleh
11 2,8 0,02 Mati skin effect.
Dengan data yang telah didapatkan, maka besarnya
daya yang dapat ditransfer oleh masing- masing
lilitan dapat dilihat pada tabel dibawah.
0.9
1 0.784
10 2,8 0,1 Redup 2,8 0,1 Redup
0.8 11 2,8 0,02 Mati 2,8 0 Mati
0.484
0.6 0.4
0.4 0.256
0.196
0.2 0.064 0.036
0.01600.0.00692050.0.0014560.0010.00004
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Gambar 13 Grafik Percobaan
Jarak Hasil Transfer Daya
0,5 mm 0,75 mm
Hasil daya yang ditransfer dipengaruhi oleh besarnya
fluks magnetik yang dapat dihasilkan oleh antena
pemancar. Semakin besar fluks magnetik maka
semakin besar daya yang dapat ditransfer. Menurut
Gambar 14 Grafik Percobaan Perubahan Jumlah Lilitan
hasil percobaan diatas menunjukkan bahwa besarnya
fluks magnetik bergantung pada arus dan jarak.
Dari data percobaan diatas, dapat dilihat bahwa
Secara teori, semakin besar arus maka semakin besar jumlah lilitan 13 putaran dapat mentransfer daya
juga fluks magnetik yang dapat dihasilkan, maka dari lebih baik dibandingkan dengan lilitan dengan jumlah
itu hasil transfer pada lilitan dengan diameter kawat lilitan 26 putaran.
0,5 mm lebih baik daripada lilitan dengan diameter
Perhitungan efisiensi daya ini dilakukan dengan cara
kawat 0,75 mm.
mengukur besar daya yang digunakan oleh bagian
Hal yang juga mempengaruhi besarnya fluks pemancar dan besar daya pada bagian penerima.
magnetik adalah jarak. Semakin besar jarak antara Setelah mendapatkan kedua variabel tersebut, maka
pemancar dan penerima, maka semakin kecil fluks dapat digunakan rumus dibawah untuk menghitung
magnetik. Menurut data hasil percobaan diatas, pada besar efisiensi transfer daya.
jarak 1 cm fluks magnetik yang diterima oleh antena 𝑃𝑜𝑢𝑡
penerima besar sehingga daya yang dapat ditransfer
ɳ= × 100% (15)
𝑃𝑖𝑛
menjadi yang paling besar. Seiring dengan
penambahan jarak, fluks magnetik yang diterima oleh
penerima semakin mengecil sehingga daya yang yang (4.2)
dapat ditransfer menjadi semakin mengecil.
Hasilnya sebagai berikut:
4.3 Pengukuran Transfer Daya dengan
Perubahan Jumlah Lilitan Tabel 5 Efisiensi Transfer Daya