Anda di halaman 1dari 1

Agité

Aku pun masih heran. Hendak kemana perginya ia. Berlari tanpa arah tujuan. Kadang berjalan. Bahkan berhenti
ketika ia letih, sembari merenung.

Ingin menyapa dan sekedar bertanya, tapi sudahlah. Aku rasa ia tak ingin diganggu. Wajahnya penuh kerut dan
pikirnya terlihat melayang. Pandangannya pun kosong.

Hatinya mati. Tak bisa lagi merasakan apa yang orang lain rasa. Entah karena terlalu lama tak berinteraksi, atau
karena rasa letih yang melanda.

Mungkin secangkir teh hangat dapat menyadarkan ia. Mengobati rasa perih yang sepertinya sedang menyelimuti.
Menahan luka yang sedang deras berkucuran darah. Dan memberi rasa nyaman sejenak di tengah ramainya lalu
lintas pemikirannya.

Namun tak ada yang berani. Karena semua orang menganggapnya kuat. Sudah terbiasa dengan beban hidupnya.
Tapi siapa sangka. Tak ada yang tau sekarang arah pikirnya kemana.

Aku mencoba mendekat. Bertanya perihal kondisinya. Karena Aku pun tak yakin dia sedang baik-baik saja.

Sambil merenung dan menatap dengan tatapan sayu, ia mencoba berkata-kata kepadaku. Ternyata, terlalu lama
mencoba mengerti perasaan orang, sampai ia lupa untuk mengerti perasannya sendiri. Terlalu lama mencoba
membuat orang lain nyaman, sampai ia lupa menenangkan pikirannya sendiri. Terlalu lama fokus kepada orang
lain, sampai ia lupa untuk mencintai dirinya sendiri. Bahkan ia tak tau bagaimana caranya..

Memang terlihat tak logis. Tapi ternyata itu yang sedang melanda dirinya.

Sepintas terlihat baik, berusaha sekuat tenaga untuk kebahagiaan orang lain. Namun ternyata menjadi penyakit
ketika diri sendiri pun terzholimi..

Mungkin, tak ada salahnya. Untuk membiarkannya sendiri. Mencoba sendiri dan menyapa kembali hatinya yang
telah lama terabaikan. Menanyakan apa inginnya. Mengapa, dan bagaimana caranya untuk bangkit kembali. Tapi
sepertinya itu sulit. Jika memang sulit, semoga saja ada orang yang tepat untuk membantunya. Setidaknya kembali
menyadarkan bahwa ia cukup berharga..

Atau, jika mungkin aku bisa, sepertinya aku akan. Berjalan bersama, bangkit bersama, dan kembali sadar
bersamanya bahwa masih ada Allah swt., tuhan pencipta kita yang mau mendengar rintihan hati, menjawab ingin
hati, dan membelai lembut hati meskipun sekotor apapun pemiliknya..

- ‫ ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وتزحفا لتكون من الخاسرين‬-

Anda mungkin juga menyukai