Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RUTIN 5

NAMA : PANGONDIAN ULI TEACHER SIAGIAN


NIM : 5191121013
PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
MATA KULIAH : KEWIRAUSAHAAN (A)

1.kepemimpinan dalam kewirausahaan


Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian suatu
tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan
cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin
memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika
percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan
keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.
Para wirausaha memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangkan gaya
kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi mereka dalam memajukan
perusahaannya.
Perilaku Kepemimpinan
Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama:
1.      Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran. Merencanakan dana mencapai
sasaran.
2.      Berorientasi pada orang yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi.
Orientasi Tugas Pemimpin
            Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut:
1.      Merumuskan secara jelas peranan sendiri maupun stafnya.
2.      Menetapkan tujuan yang sukar dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa
yang diharapkan dari merekan.
3.      Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk
mengukur pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumuskan secara jelas dan khas.
4.      Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan
membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.
5.      Berminat mencapai peningkatan produktifitas.
Pemimpin yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam berhubungan
dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan persaingan
daripada kerjasama, serta tidak pernah mendelegasikan tugas dan tanggung jawab.
Pemimpin dan Manajer
Memimpin tidaklah sama dengan mengelola (manage). Walaupun beberapa wirasahawan
adalah seorang pemimpin dan beberapa pemimpin adalah wirausahawan, memimpin dan
mengelola bukanlah merupakan aktifitas yang identik. Kepemimpinan adalah bagian dari
manajemen. Pengelolaan (manage) adalah bidang yang lebih luas dibandingkan memimpin
dan dipusatkan pada masalah perilaku maupun non perilaku. Kepemimpinan terutama
ditekabkan pada isu perilaku.

2.Defenisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian suatu
tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan
cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin
memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika
percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan
keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.

3. teori kepemimpinan
1. Teori Orang Hebat (Great-Man Theory).
Mungkin sebelumnya rekan-rekan pembaca mendengar pernyataan bahwa seorang pemimpin
yang hebat adalah mereka yang memang terlahir sebagai pemimpin hebat, bukan mereka
yang dibentuk menjadi pemimpin hebat. Pernyataan ini menggunakan “Teori Orang Hebat
atau Great-Man Theory”, yang mana usaha orang-orang di zaman dahulu kala dalam
pencarian sifat-sifat umum terhadap kepemimpinan membawa mereka kepada kesimpulan
bahwa pemimpin yang hebat adalah orang-orang hebat yang dilahirkan ke dunia, bukan
orang-orang hebat yang dibentuk menjadi pemimpin hebat.
 
Pada tahun 1847, Thomas Carlyle menyatakan bahwa sejarah adalah sesuatu yang universal,
sejarah merupakan apa yang telah dicapai manusia di dunia ini dan sejarah berada di dasar
orang-orang hebat yang telah bekerja keras di dunia. Dalam pernyataannya ini, Carlyle setuju
bahwa pemimpin hebat adalah mereka yang sudah diberkahi potensi heroik, kecerdasan dan
mental yang lebih kuat dari Tuhan.
 
Akan tetapi, teori kepemimpinan ini sempat terbantahkan setelah manusia melihat peristiwa
kehebatan Adolf Hitler. Hitler bukanlah seorang pemimpin yang sudah kentara jiwa
kepemimpinannya dia kecil. Hitler harus memiliki banyak cobaan dalam hidupnya,
penolakan, pengasingan dan semacamnya. Sampai akhirnya dia bisa menjadi seorang
pemimpin besar bagi rakyat Jerman, itu semua hasil pembentukan karakter
kepemimpinannya, bukan anugerah langsung dari Tuhan.
 
2. Teori Sifat (Trait Theory). 
Pada Teori Sifat atau Trait Theory ini, para ahli mengemukakan bahwa setiap pemimpin
memiliki mental, fisik dan kepribadian tertentu yang sangat berbeda dengan mereka yang
bukan pemimpin. Tidak seperti teori kepemimpinan yang sebelumnya, yaitu Teori Great-
Man, yang mana banyak para ahli berpendapat seorang pemimpin adalah mereka yang
terlahir dengan genetik kepemimpinan di dalam dirinya masing-masing, sehingga semua
karakteristik kepemimpinan sudah melekat semenjak lahir. Nah, teori sifat atau trait theory
ini mengabaikan faktor genetik kepemimpinan tersebut. Tidak hanya itu, teori sifat ini juga
tidak begitu yakin bahwa seorang pemimpin dapat dibentuk atau dilatih. 
 
Lantas, bagaimana dengan pandangan umum terhadap pemimpin yang dikatakan oleh teori
sifat ini? Seorang ahli bernama Jenkins mengidentifikasikan sifat-sifat kepemimpinan dari
teori ini. Beberapa sifat yang secara garis keturunan menurun kepada orang tersebut seperti,
kecerdasan, tinggi badan, ketampanan dan kecantikan (daya tarik), kepribadian dan juga
karisma. Bahkan, seorang filsuf terkenal bernama Max Weber mengatakan bahwa karisma
adalah suatu kekuatan revolusioner terbesar yang mampu mengajak orang lain untuk
melakukan pengabdian dan mengikuti arahan pemimpin berkarismatik tersebut. 
 
3. Teori Kepemimpinan Situasional (Situational Theories).  
Teori Kepemimpinan Situasional ini merekomendasikan kepada kita bahwa tidak ada gaya
kepemimpinan yang paling tepat dalam kehidupan ini. Dalam hal ini, gaya
kepemimpinan yang perlu kita terapkan tergantung dengan suatu keadaan tertentu. Lantas,
situasi seperti apa yang dimaksud dalam teori ini? Teori Kepemimpinan Situasional
menyampaikan kepada kita bahwa gaya kepemimpinan yang tepat itu bergantung pada
faktor-faktor tertentu seperti, kualitas dan situasi para pengikut kita (anggota tim).
 
Teori kepemimpinan ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969 yang mengungkapkan
bahwa tidak ada cara yang paling tepat untuk memimpin, yang ada hanyalah para pemimpin
harus mampu beradaptasi dengan segala situasi dan mengubah gaya kepemimpinan
berdasarkan situasi yang dirinya hadapi. 
 
Jadi, setiap gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda, karena semuanya
tergantung dari tingkat kesiapan para pengikut atau anggota timnya.
 
4. Teori Gaya dan Perilaku (Style and Behavior Theory).
Dalam teori gaya dan perilaku ini, kita bisa melihat bahwa kesuksesan dan keberhasilan yang
diraih oleh seorang pemimpin semuanya tergantung dengan perilaku, sikap, dan karakteristik
yang dirinya miliki. Dengan kata lain, keberhasilan kepemimpinan tergantung pada sikap dan
perilaku pemimpin dalam memenuhi fungsi-fungsi kepemimpinannya. 
 
Seperti apa saja contohnya? Misalnya, kita perlu melihat bagaimana cara seorang
pemimpin mengambil keputusan dengan tepat, bagaimana cara seorang pemimpin
memotivasi karyawannya, bagaimana cara pemimpin tersebut memberikan perintah atau
instruksi, berkomunikasi dengan sesama pemimpin maupun dengan seluruh anggota timnya. 
 
5. Teori Transaksional (Transactional Theory). 
Ini adalah teori kepemimpinan yang hadir pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an.
Dalam teori kepemimpinan ini, baik seorang pemimpin dan pengikut terlibat dalam praktik
yang memungkinkan adanya pertukaran antara pengikut dan pemimpin. Dengan kata lain,
teori ini digambarkan sebagai suatu asosiasi yang melibatkan pemimpin dan pengikut terjadi
karena adanya serangkaian perjanjian antara pemimpin tersebut dengan para pengikutnya.  
 
6. Teori Transformasional (Transformational Theory). 
Kepemimpinan transformasional adalah sebuah teori yang relevan dengan kehidupan modern
saat ini. Dalam hal ini, teori kepemimpinan transformasional mencakup dua elemen yang
sangat penting. Apa sajakah elemen tersebut? Kedua elemen yang dimaksud adalah relasional
dan hal-hal yang berurusan dengan perubahan riil. Teori kepemimpinan ini terjadi ketika satu
orang atau sekelompok orang berhubungan dengan orang banyak dengan upaya untuk
mengangkat posisi atau pencapaian para pemimpin dan pengikut (anggota tim). Dengan kata
lain, antara pemimpin dan pengikut saling mengangkat pencapaian mereka sampai kepada
tingkat motivasi dan moralitas (semangat) yang lebih tinggi. 

4. sifat dan gaya kepemimpinan


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, gaya adalah sikap; gerakan; tingkah laku.
Menurut Mondy Mondy (1991) dalam buku “Management Concepts, Practices, and Skills”,
terdapat 4 dasar gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam memimpin yaitu otokratis,
parsitipatif, demokratis dan laissez-faire.
1.      Gaya Otokratis
“.. is a leader who tells subordinates what to do and expects to be obeyed without question.”
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan seperti ini memusatkan segala keputusan dan
kebijakan diambil dari dirinya secara penuh. Semua bawahan harus mematuhi dan menerima
perintah pemimpin tanpa banyak bertanya.
2.      Gaya Partisipatif
“.. is a leader who involves subordinates in decision making but may retain the final
authority.”
Dalam mengambil keputusan, pemimpin juga membuka kesempatan bagi anak buahnya
untuk menentukan keputusan terakhir.
3.      Gaya Demokratis
“.. is a person who tries to do what the majority of subordinates desire.”
Dalam kepemimpinan ini, pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para
bawahan dan selalu mengutamakan kerja tim dalam menyelesaikan suatu masalah. Terjadi
banyak komunikasi dua arah antara pemimpin dan bawahan. Selain itu, bawahan juga dapat
bekerja dengan mudah karena pemimpin menginformasikan dengan jelas tugas-tugas
bawahannya.
4.      Gaya Laissez-Faire
“.. is a leader who is uninvolved in the work of the unit.”
Gaya kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari gaya kepemimpinan otokratis. Disini,
pemimpin hanya terlibat dalam kuantitas kecil, jadi para bawahanlah yang aktif menentukan
tujuan dan penyelesaian masalah. Gaya kepemimpinan ini merupakan gaya yang memberikan
kebebasan berekspresi paling besar bagi bawahan.

Anda mungkin juga menyukai