Abstrak
Sumber daya manusia menjadi modal utama (human capital), kinerja perusahaan perkebunan
sangat dipengaruhi oleh kinerja sumber daya manusia. Kinerja, kualitas, dan produktivitas
karyawan BUMN relatif rendah jika dibandingkan dengan karyawan perusahaan swasta (Sitio,
2014). Secara internal, persoalan dan tantangan pada kurang memuaskannya kinerja
perusahaan BUMN (Wahyudin, 2008). Kebun Blawan salah satu kantor unit dari PT.
Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) sebagai perusahaan perkebunan milik BUMN.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : (1) tingkat kinerja karyawan tetap Kebun kopi
Blawan, (2) faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kinerja karyawan tetap Kebun
Blawan, (3) hubungan faktor-faktor kinerja dengan tingkat kinerja karyawan tetap Kebun
Blawan. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif dengan metode kuantitatif dan teknik
survei. Populasi dalam penelitian adalah karyawan tetap di 9 afdeling, jumlah populasi 44
karyawan tetap. Pengambilan sampel menggunakan teknik sensus yaitu mengambil seluruh
jumlah populasi. Instrumen yang digunakan yaitu kuisioner dengan skala likert 4 alternatif
jawaban. Uji validitas instrumen menggunakan analisis butir dan dihitung dengan
menggunakan rumus product moment, sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus
Croncbach’s Alpha. Selanjutnya menggunakan uji analisis korelasi Rank Spearman. Hasil
penelitian menunjukkan sebagai berikut : (1) tingkat kinerja termasuk dalam kategori baik; (2)
faktor yang berhubungan dengan tingkat kinerja yaitu tingkat motivasi kerja dalam kategori
tinggi, tingkat kemampuan kerja dalam kategori baik, tingkat kondisi pelaksanaan kerja dalam
kategori baik; (3) Hasil analisis signifikansi hubungan dengan uji korelasi tingkat motivasi
kerja signifikan dan korelasi kategori sedang terhadap tingkat kinerja, tingkat kemampuan
kerja signifikan dan korelasi kategori sedang terhadap tingkat kinerja, tingkat kondisi
pelaksanaan kerja tidak signifikan dan korelasi kategori rendah terhadap tingkat kinerja.
Pendahuluan
Sumber daya manusia menjadi modal dan investasi jangka panjang bagi keberlanjutan
perusahaan. Konsep human capital menjelaskan bahwa kinerja perusahaan sebagian besar
E-ISSN: 2615-7721 Vol 4, No. 1 (2020) 296
P-ISSN: 2620-8512
dipengaruhi intangible capital, yaitu sumber daya manusia (SDM). Perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) di Indonesia dirasa belum mencapai tahapan efisiensi, sehingga
berdampak pada menurunnya tingkat kinerja dari perusahaan tersebut. Penurunan kinerja akan
berdampak pada tidak terpenuhinya pasok sumber daya, penambahan nilai hutang negara, dan
berbagai dampak lainnya.
Kebun Blawan merupakan perusahaan cabang atau kantor unit PT. Perkebunan Nusantara
XII milik BUMN. Kebun Blawan dalam prosesnya menggunakan sumber daya manusia
sebagai modal utama dalam budidaya tanaman kopi arabika. Luas total Hak Guna Usaha
(HGU) Kebun Blawan merupakan luas areal paling luas diantara 3 kantor kebun kopi arabika
PT. Perkebunan Nusantara XII lainnya. Luas areal tanam menghasilkan (TM) kebun kopi
arabika tersebut, meliputi; Kebun Kayumas (606,89 Ha), Kebun Pancur Anggrek (1040,67 Ha),
Kebun Blawan (1716,56 Ha), dan Kebun Kalisat Jampit (1355,24 Ha). Afdeling merupakan
satuan unit dari kantor kebun, afdeling dipimpin oleh asisten tanaman. Luas total Kebun
Blawan yaitu 4.751,45 ha terbagi dalam 9 afdeling kebun.
Kebun kopi Blawan sudah sangat terkenal kualitas cita rasanya bagi kalangan pecinta kopi
baik dalam tingkat nasional hingga internasional. Kualitas yang diunggulkan tersebut membuat
permintaan produksi kopi arabika blawan semakin tinggi setiap tahunnya, hal ini membuat
target produksi harus dapat meningkat guna memenuhi kebutuhan konsumen. Hasil produksi
kopi arabika Kebun Blawan sebagian besar dilakukan pengiriman (ekspor) ke berbagai negara
di Eropa. Berdasarkan sisi luas areal tanam, Kebun Blawan dapat meningkatkan kuantitas
produksi kopinya dibanding perusahaan kebun lainnya. Luas total Kebun Blawan masih belum
dikelola secara sepenuhnya untuk melakukan produksi kopi arabika.
Kopi arabika Kebun Blawan seiring waktu mengalami peningkatan permintaan kopi, akan
tetapi kondisi realitas produksi kebun dalam beberapa rentan waktu terakhir mengalami
penurunan. Berdasarkan data jumlah capaian produksi kopi Kebun Blawan, jumlah produksi
tahun 2018 yaitu 728.935 kg dengan rencana target produksi 795.000 kg. Jumlah target rencana
produksi tahun 2019 yaitu 875.500 kg, sedangkan realisasi produksi kopi pada tahun 2019
mengalami penurunan dengan jumlah produksi sebesar 549.377 kg, prosentase ketercapaian
realitas produksi sejumlah 62,75%.
Kebun Blawan memiliki sumber daya manusia yang kurang memadai dalam hal kualitas
dan kuantitas bekerja di perkebunan kopi. Karyawan mempunyai fungsi utama dalam proses
kegiatan perawatan tanaman hingga hasil produksi kopi. Salah satu kegiatan perawatan
tanaman kopi yaitu kegiatan pemangkasan, kegiatan pemangkasan yang dilakukan 3 kali dalam
satu tahun bertujuan untuk meningkatkan produksi dari pohon kopi dengan cara melakukan
E-ISSN: 2615-7721 Vol 4, No. 1 (2020) 297
P-ISSN: 2620-8512
pangkas pada cabang yang sudah 3 kali berbuah, cabang tidak normal dan cabang tidak
produktif lainnya. Peningkatan kinerja seorang karyawan akan berdampak pada peningkatan
hasil produksi tanaman kopi. Kebun Blawan yang merupakan bagian dan milik BUMN
diharapkan memiliki kinerja yang baik, perubahan tingkat kinerja karyawan akan memberikan
dampak pada tingkat kinerja perusahaan kebun secara langsung ataupun tidak langsung, karena
terbatasnya jumlah sumber daya manusia yang ada di Kebun Blawan.
Tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis tingkat kinerja, 2) Menganalisis faktor-faktor
yang berhubungan dengan tingkat kinerja, dan 3) Menganalisis hubungan antara faktor-faktor
kinerja dengan tingkat kinerja karyawan tetap di afdeling Kebun Blawan PT. Perkebunan
Nusantara XII. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu 1) Menganalisis tingkat kinerja
karyawan, 2) Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kinerja karyawan
tetap, dan 3) Menganalisis hubungan antara faktor-faktor kinerja dengan tingkat kinerja
karyawan tetap di afdeling Kebun Blawan PT. Perkebunan Nusantara XII.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yaitu metode yang digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu (Sugiyono, 2014). Penentuan lokasi secara
purposive (sengaja) di Kebun Blawan. Kebun Blawan merupakan salah satu cabang kebun kopi
arabika PTPN XII diantara 3 cabang kebun kopi arabika lainnya, Kebun Blawan merupakan
kebun yang memiliki lahan paling luas diantara kebun lainnya. Kondisi kebun yang paling luas
berbanding terbalik dengan jumlah karyawan yang dimiliki oleh Kebun Blawan, Kebun
Blawan memiliki jumlah karyawan paling sedikit dibanding kebun lainnya. Banyaknya
masyarakat yang tinggal sekitar kebun tidak menjamin tersedianya karyawan disana.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan afdeling Kebun Blawan yang bukan
karyawan pimpinan, karyawan juru tulis afdeling dan bukan karyawan bagian keamanan.
Jumlah populasi yang ada sebanyak 44 karyawan tetap pada 9 afdeling kebun. Pengambilan
sampel menggunakan teknik sensus (Arikunto, 2010). Apabila jumlah populasi pada penelitian
kurang dari 100 orang, maka sampel yang diambil berasal dari seluruh populasi tersebut.
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif, sedangkan sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Pengumpulan data dalam
penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Analisis data untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor kinerja dengan tingkat kinerja
1. Tingkat kinerja karyawan tetap afdeling Kebun Blawan PT. Perkebunan Nusantara
XII, Kab. Bondowoso
Tabel 1. Tingkat kinerja karyawan tetap afdeling Kebun Blawan PT. Perkebunan Nusantara
XII, Kabupaten Bondowoso
2. Faktor-faktor kinerja karyawan tetap Kebun Blawan PT. Perkebunan Nusantara XII,
Kab. Bondowoso
Faktor-faktor kinerja menjadi suatu hal yang penting karena memberikan dampak pada
perubahan tingkat kinerja seorang karyawan. Menurut Blumberg dan Pringle (1982) kinerja
karyawan merupakan fungsi dari interaksi antara motivasi (motivation), kemampuan
(ability) dan kesempatan kerja (opportumity), konsep tersebut menjelaskan bahwa jika salah
satu dari tiga dimensi berada pada tingkat rendah maka akan berpengaruh terhadap
menurunnya kinerja seorang karyawan. Faktor-faktor kinerja pada penelitian ini melibatkan
faktor tingkat motivasi kerja, tingkat kemampuan kerja, dan tingkat kondisi pelaksanaan
kerja. Adapun analisis faktor-faktor kinerja sebagai berikut:
Berdasarkan data pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa tingkat motivasi kerja
responden dalam penelitian ini sebagian besar memiliki motivasi kerja yang tinggi.
Responden pada kategori tinggi yaitu sebanyak 26 orang dari jumlah total responden 44
orang. Skor interval di kategori tinggi yaitu 51 – 65 dengan jumlah prosentase 59,10%.
Distribusi motivasi kerja responden yang tergolong tinggi di Kebun Blawan, memiliki arti
Tabel. 3 Uji Statistik Hubungan antara Faktor-Faktor Kinerja dengan Tingkat Kinerja
Karyawan Tetap Kebun Blawan PT. Perkebunan Nusantara XII, Kab. Bondowoso
Nilai koefisien korelasi Rank Spearman (𝑟𝑠 ) antara tingkat motivasi kerja dengan
tingkat kinerja yaitu 0,494**, apabila nilai 𝑟𝑠 > 0,40 – 0,599 maka tingkat keeratan
hubungan korelasi antar kedua variabel termasuk kategori korelasi sedang dengan arah
hubungan positif (+), artinya arah hubungan searah atau tidak berlawan. Hasil analisis uji
korelasi Rank Spearman 𝑟𝑠 tingkat motivasi kerja (X1) dengan tingkat kinerja (Y)
mendapatkan hasil sangat signifikan berdasarkan nilai sig. (2-tailed). Hasil uji nilai sig. (2-
tailed) sebesar (0,001) < α (0,05), pada taraf signifikansi 95%. Hal ini menunjukkan terdapat
hubungan yang sangat signifikan antara tingkat motivasi kerja dengan tingkat kinerja
karyawan Kebun Kopi Blawan.
Hubungan yang kuat antara tingkat motivasi kerja (X1) dengan tingkat kinerja (Y)
membuat perusahaan kebun kopi Blawan harus dapat menjaga dan meningkatkan faktor
pembentuk motivasi kerja, perubahan pada faktor pembentuk kerja berupa fasilitas kerja,
hubungan antar rekan kerja dan atasan, peluang karir dan besaran kompensasi untuk
memadai kebutuhan dasar karyawan akan memberi perubahan pada tingkat kinerja
karyawan kebun kopi Blawan. Kekurangan pada tingkat motivasi kerja disebabkan fasilitas
kerja dan peluang karir yang tidak merata antar afdeling. Hasil penelitian Putri (2016),
menjelaskan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang
Tingkat kinerja karyawan tetap Kebun Blawan sebagian besar berada pada kategori
baik. Faktor-faktor kinerja yaitu tingkat motivasi kerja dalam kategori tinggi, tingkat
kemampuan kerja dalam kategori baik, dan kondisi pelaksanaan kerja dalam kategori baik.
Faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kinerja yaitu tingkat motivasi kerja
dan tingkat kemampuan kerja. Saran yang disampaikan yaitu Kebun Blawan secara khusus
atau PTPN XII dapat meningkatkan tingkat kinerja karyawan kebun dengan memperhatikan
tingkat motivasi kerja dan tingkat kemampuan kerja yang dimiliki PTPN XII.
Ucapan Terimakasih
Penulis menyampaikan terimakasih kepada keluarga, sahabat, bapak dan ibu dosen
pembimbing, PT. Perkebunan Nusantara XII, Kebun Blawan, dan semua pihak yang telah
banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian penelitian ini.
Daftar Pustaka
Ardiana, I Putu, Made Nuridja, Luh Indrayani. (2014). Pengaruh kemampuan kerja dan
motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Balai Penelitian dan Observasi Laut
(BPOL). J Pendidikan Ekonomi Undiksha 4(1): 1 - 10.