Anda di halaman 1dari 9

KECEMASAN DAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA SAAT PANDEMI

COVID-19

Annisa Julianti

Universitas Gunadarma, annisa_julianti@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRAK
Mewabahnya virus Covid-19 di dunia dan termasuk di Indonesia menimbulkan banyak
dampak. Salah satu dampak dari pandemi Covid-19 adalah kecemasan yang
menimbulkan perilaku membeli yang impulsif. Pembelian impulsif banyak terjadi pada
produk kesehatan yang dinilai dapat melindungi diri dari terpapar virus sehingga
dapat meminimalisir rasa cemas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan
kecemasan dan pembelian impulsif pada saat pandemi Covid-19. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan alat pengumpul data
berupa kuesioner, yang terdiri dari skala pembelian impulsif dan Fear of Covid-19
Scale (FCV-19S). Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan
jumlah subjek sebanyak 145 orang dengan karakteristik pria dan wanita berusia
minimal 20 tahun dan telah menikah. Hasil uji reliabilitas dengan teknik alpha
cronbach diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,830 pada skala pembelian impulsif
dan sebesar 0,858 pada skala FCV-19S. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu analisis korelasi product moment pearson. Hasil analisis
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p≤0,01) dengan nilai koefisien korelasi
antara kecemasan dan pembelian impulsif sebesar 0,327. Hasil analisis tersebut
menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecemasan
dan pembelian impulsif pada saat pandemi Covid-19. Semakin tinggi kecemasan yang
dirasakan oleh individu akan menimbulkan pembelian impulsif yang tinggi juga.
Kata Kunci: Kecemasan, Pembelian Impulsif, Pandemi, Covid-19.

PENDAHULUAN kontak dengan lingkungan luar atau


Dunia kini sedang berjuang disebut social distancing. Hal tersebut
melawan novel corona virus disiase menyebabkan masyarakat menjadi
2019 atau yang biasa disebut dengan panik dalam menjalankan aktifitasnya
Covid-19. Worldometers mencatat terutama dalam memenuhi kebutuhan
angka kasus positif Covid-19 di seluruh rumah tangganya sehari-hari (Harahap,
dunia telah mencapai 2.737.154 pasien 2020).
pertanggal 24 April 2020. Termasuk di Sejumlah pusat perbelanjaan di
Indonesia yang hingga pertanggal 24 Jakarta seketika dipenuhi orang-orang
April 2020 sebanyak 8.211 pasien yang membeli dalam jumlah sangat
terdeteksi positif Covid-19 (dalam banyak karena khawatir akan adanya
Idhom, 2020). Fakta ini isolasi kota. Menurut Harahap (2020)
menggambarkan begitu cepatnya virus jenis perilaku yang ditandai dengan
corona mewabah, akibatnya berdampak peningkatan cepat dalam volume
ke seluruh aktifitas kehidupan. Tanggal pembelian, biasanya menyebabkan
2 Maret 2020 Presiden Joko Widodo suatu barang atau keamanan meningkat
menyatakan bahwa ada dua warga disebut dengan panic buying. Panic
negara Indonesia yang terpapar Covid- buying juga muncul karena manusia
19 dan menghimbau agar seluruh merasakan adanya tekanan sosial, yakni
masyarakat di Indonesia melakukan menjadikan apa yang dilakukan orang
aktifitasnya di rumah dan membatasi lain sebagai dasar penilaian untuk

UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020 23


setiap tindakan yang akan diambil adalah adanya emosi negatif yang
(Palupessy dalam Anonim, 2020). melibatkan perasaan tertekan, keadaan
Sehingga orang mempersepsikan semua yang tidak menyenangkan dan
orang membeli dan menimbun barang, mengakibatkan kurangnya kendali
maka akan terdorong melakukan hal terhadap keinginan berbelanja (Beatty
yang sama. Psikolog memandang panic & Ferrell dalam Choirul & Artanti,
buying sebagai kontrol dari kebutuhan 2019). Aspek-aspek pembelian impulsif
dasar manusia. Epidemi dipandang menurut Verplanken dan Herabadi
sebagai situasi kehilangan kontrol (2001) terdiri dari dua aspek yaitu
(Widiyarti, 2020). aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek
Penelitian yang dilakukan oleh kognitif adalah kurangnya pada unsur
Leonard Lee menjelaskan jenis-jenis pertimbangan dan unsur perencanaan
produk yang menarik bagi konsumen dalam pembelian yang dilakukan.
ketika mereka kehilangan kontrol, Aspek afektif meliputi dorongan
ditemukan bahwa konsumen akan emosional yang secara serentak
mengimbangi hilangnya kontrol yang meliputi perasaan senang dan gembira
dirasakan dengan membeli produk setelah membeli tanpa perencanaan,
berguna yang dirancang untuk setelah itu secara tiba-tiba muncul
memenuhi kebutuhan dasar atau perasaan atau hasrat untuk melakukan
menyelesaikan tugas (dalam Harahap, pembelian berdasarkan keinginan hati
2020). Kepanikan yang terus berlanjut yang sifatnya berkali-kali atau
menyebabkan masyarakat terus kompulsif, tidak terkontrol, kepuasan,
melakukan pembelian barang-barang kecewa, dan penyesalan karena telah
yang berkaitan langsung dengan membelanjakan uang hanya untuk
pencegahan penyakit, seperti masker memenuhi keinginannya. Faktor-faktor
wajah, pembersih tangan, disinfektan, yang memengaruhi pembelian impulsif
dan berbagai bahan kebutuhan pokok adalah dorongan untuk berbelanja,
serta vitamin. Konsumen dengan emosi positif, emosi negatif, melihat-
tingkat stres tinggi cenderung lihat toko, kesenangan belanja,
melakukan pembelian secara impulsif ketersediaan waktu, ketersediaan uang,
(Widiyarti, 2020). Konsumen berpikir dan kecenderungan pembelian impulsif
jika mereka tidak membeli barang pada (Beatty & Ferrell dalam Choirul &
saat itu mereka mungkin akan Artanti, 2019).
kehilangan seluruhnya sehingga dapat Pandemi Covid-19 jelas
memunculkan perilaku pembelian yang menimbulkan berbagai emosi negatif,
tidak direncanakan atau biasa disebut salah satunya adalah kecemasan.
dengan pembelian impulsif (impulsive Seperti yang diungkapkan oleh Namora
buying). (dalam Nevid, Rathus & Greene, 2005)
Verplanken dan Herabadi bahwa kecemasan adalah tanggapan
(2001) menyatakan bahwa pembelian dari sebuah ancaman nyata maupun
impulsif sebagai pembelian yang cepat khayalan yang disebabkan karena
dan tidak direncanakan, diikuti oleh ketidakpastian dimasa yang akan
adanya konflik pikiran dan dorongan datang. Rasa cemas ini memengaruhi
emosional. Menurut Solomon dan aktivitas individu dalam melakukan
Rabolt (2009) pembelian impulsif pembelian atau belanja (Supriyanto,
merupakan suatu kondisi yang terjadi 2020). Suatu riset menyebutkan bahwa
ketika individu mengalami perasaan kecemasan meningkatkan keinginan
terdesak secara tiba-tiba dan tidak dapat untuk berbelanja secara royal.
dilawan. Salah satu faktor yang Kecemasan yang terkait dengan
memengaruhi pembelian impulsif pertanyaan tentang kematian dan

24 UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020


kelangsungan hidup juga memiliki efek oleh Verplanken dan Herabadi (2001)
paradoks pada perilaku pembelian yang mengacu pada dua aspek
(dalam Supriyanto, 2020). Ketua Pusat pembelian impulsif yaitu aspek kognitif
Krisis UI Dicky Palupessy (dalam dan aspek afektif. Skala pembelian
Anonim, 2020) mengungkapkan impulsif ini terdiri dari 20 aitem yaitu
perilaku membeli barang secara 12 aitem bersifat favorable dan 8 aitem
berlebihan dalam satu waktu atau panic bersifat unfavorable. Sedangkan
buying di tengah merebaknya wabah pengukuran kecemasan dalam
Covid-19 didasari oleh kecemasan yang penelitian ini mengadaptasi Fear of
tinggi. Berdasarkan uraian di atas maka Covid-19 Scale (FCV-19S) yang
peneliti tertarik untuk menguji secara dikembangkan oleh Ahorsu, Lin, Imani,
empiris apakah ada hubungan Saffari, Griffiths, dan Pakpour (2020)
kecemasan dan pembelian impulsif yang terdiri dari 7 aitem bersifat
pada masyarakat saat pandemi Covid- favorable. Skala pembelian impulsif
19 saat ini? dan skala Fear of Covid-19 dalam
penelitian ini mengacu pada skala likert
METODE PENELITIAN lima tingkat, yaitu bergerak dari Sangat
Pendekatan Penelitian Sesuai, Sesuai, Netral, Tidak Sesuai,
Penggunaan metode kuantitatif dan Sangat Tidak Sesuai.
akan diperoleh signifikansi perbedaan
kelompok atau signifikansi hubungan Teknik Analisis Data
antar variabel yang diteliti. Oleh karena Teknik analisis data yang
itu, sesuai dengan tujuan penelitian digunakan dalam penelitian ini yaitu,
yaitu untuk menguji hubungan teknik korelasi product moment
kecemasan dan pembelian impulsif, pearson dengan bantuan program
maka penelitian ini menggunakan SPSS. Teknik tersebut digunakan untuk
pendekatan kuantitatif. menguji hubungan kecemasan sebagai
variabel prediktor dan pembelian
Partisipan Penelitian impulsif sebagai variabel kriterium.
Partisipan dalam penelitian ini
adalah pria dan wanita berusia minimal HASIL DAN PEMBAHASAN
20 tahun dan telah menikah. Partisipan Uji Daya Diskriminasi Aitem dan
dalam penelitian ini sebanyak 145 Reliabilitas
partisipan. Penelitian ini menggunakan Hasil uji daya diskriminasi
teknik purposive sampling. aitem pada skala pembelian impulsif
dari 20 aitem yang diuji coba terdapat
Teknik Pengumpulan Data 12 aitem yang baik dan 8 aitem yang
Data-data dalam penelitian ini gugur. Dari 12 aitem yang memiliki
diperoleh melalui metode angket atau daya diskriminasi yang baik tersebut
kuesioner yang disusun dalam bentuk memiliki korelasi total aitem dari 0,362
googleform. Kuesioner dalam penelitian sampai dengan 0,636. Hasil uji daya
ini terdiri dari data diri partisipan, Skala diskriminasi aitem pada skala FCV-19S
Pembelian Impulsif, dan Skala dari 7 aitem yang diuji coba, seluruh
Kecemasan. Data diri partisipan terdiri aitem memiliki daya diskriminasi yang
dari jenis kelamin, usia, jumlah anak, baik yakni dengan korelasi total aitem
dan sumber mendapatkan berita mulai dari 0,561 sampai dengan 0,682.
mengenai Covid-19. Hasil uji reliabilitas dengan teknik
Pengukuran pembelian impulsif alpha cronbach diperoleh koefisien
dalam penelitian ini mengadaptasi skala reliabilitas sebesar 0,830 pada skala
pembelian impulsif yang dikembangkan pembelian impulsif dan sebesar 0,858

UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020 25


pada skala FCV-19S. Hal tersebut memiliki rerata empirik paling tinggi
menunjukkan bahwa alat ukur dalam daripada kelompok usia lainnya pada
penelitian ini memiliki stabilitas yang variabel pembelian impulsif dan
tinggi (reliabel). kecemasan.
Kemudian rerata empirik
Uji Hipotesis deskripsi subjek berdasarkan jumlah
Teknik analisis data yang anak dapat dilihat pada tabel 3.
digunakan untuk uji hipotesis dalam Berdasarkan rerata empirik pada
penelitian ini adalah analisis korelasi tabel di atas menunjukkan bahwa
product moment pearson. Uji korelasi subjek yang memiliki satu anak dalam
dilakukan pada variabel kecemasan penelitian ini memiliki rerata empirik
sebagai variabel prediktor dan variabel paling tinggi daripada kelompok subjek
pembelian impulsif sebagai variabel lainnya pada variabel pembelian
kriterium. Hasil analisis korelasi impulsif. Sedangkan subjek yang
menunjukkan bahwa nilai koefisien memiliki tiga anak dalam penelitian ini
korelasi antara kecemasan dan memiliki rerata empirik paling tinggi
pembelian impulsif sebesar 0,327 daripada kelompok subjek lainnya pada
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 variabel kecemasan.
(p≤0,01). Hal tesebut menunjukkan Kemudian rerata empirik
bahwa hipotesis penelitian ini diterima, deskripsi subjek berdasarkan sumber
artinya ada hubungan positif yang media mendapatkan informasi
sangat signifikan antara kecemasan dan mengenai Covid-19 dapat dilihat pada
pembelian impulsif pada saat pandemi tabel 4.
Covid-19. Rerata empirik pada tabel di
atas menunjukkan bahwa subjek yang
Analisis Deskriptif mendapatkan berita mengenai Covid-19
Analisis deskriptif dilakukan dari media sosial dalam penelitian ini
dengan melihat identitas subjek dengan memiliki rerata empirik paling tinggi
menggunakan perhitungan rerata daripada kelompok subjek lainnya pada
empirik pada setiap variabel. variabel pembelian impulsif. Sedangkan
Karakteristik subjek yang ditentukan subjek yang mendapatkan berita
dalam penelitian ini adalah jenis mengenai Covid-19 dari surat kabar
kelamin, usia, jumlah anak, dan sumber cetak maupun daring dalam penelitian
informasi mengenai Covid-19. Rerata ini memiliki rerata empirik paling
empirik deskripsi subjek berdasarkan tinggi daripada kelompok subjek
jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 1. lainnya pada variabel kecemasan.
Berdasarkan rerata empirik pada
tabel di atas menunjukkan bahwa HASIL DAN PEMBAHASAN
subjek dengan jenis kelamin wanita Hasil uji hipotesis dengan
dalam penelitian ini memiliki rerata teknik korelasi product moment
empirik yang lebih tinggi daripada pearson menunjukkan nilai signifikansi
subjek pria pada variabel pembelian sebesar 0,000 (p≤0,01) dengan nilai
impulsif dan kecemasan. Kemudian koefisien korelasi antara kecemasan dan
rerata empirik deskripsi subjek pembelian impulsif sebesar 0,327. Hal
berdasarkan usia dapat dilihat pada tersebut berarti hipotesis penelitian ini
tabel 2. diterima, artinya ada hubungan positif
Berdasarkan rerata empirik pada yang sangat signifikan dan cukup erat
tabel di atas menunjukkan bahwa antara kecemasan dan pembelian
subjek dalam kelompok usia dewasa impulsif pada saat pandemi Covid-19.
awal (20-40 tahun) dalam penelitian ini Kecemasan diartikan sebagai rasa takut

26 UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020


atau khawatir pada situasi tertentu yang subjek dengan jenis kelamin wanita
dialami individu dalam kegiatan sehari- dalam penelitian ini memiliki rerata
harinya sehingga berpengaruh pada empirik lebih tinggi daripada subjek
perilaku membeli yang impulsif. pria pada variabel pembelian impulsif
Seperti yang diungkapkan oleh Beatty dan kecemasan. Hal ini didukung oleh
dan Ferrel (dalam Choirul & Artanti, hasil penelitian Papanastasiou dan
2019) bahwa emosi negatif akan Zembylas (2008) yang menyatakan
melibatkan perasaan tertekan, keadaan bahwa wanita memiliki tingkat
yang tidak menyenangkan dan kecemasan lebih tinggi daripada pria.
mengakibatkan kurangnya kendali Penyebab timbulnya kecemasan dalam
terhadap keinginan berbelanja. diri seseorang adalah sebagai akibat
Kegiatan berbelanja dapat menjadi alat dari proses berfikir, dan bukan
untuk meredakan stres, terlebih barang disebabkan oleh peristiwa yang
yang dibeli merupakan suatu barang dialaminya. Dengan demikian
yang memang dapat memberikan rasa kemungkinan timbulnya kecemasan
aman dan tenang. Berkaitan dengan pada wanita disebabkan karena terlalu
kondisi saat pandemi Covid-19, rasa banyaknya tuntutan yang harus
cemas yang dirasakan individu dipenuhi sebagai wanita, terlebih
menyebabkan pembelian impulsif pada apabila sudah memiliki peran sebagai
masker wajah, pembersih tangan, cairan istri dan ibu dan bahkan sebagai wanita
disinfektan, dan suplemen vitamin yang bekerja. Berkaitan dengan hal
beserta bahan pangan lainnya yang tersebut juga menyebabkan wanita
diyakini dapat melindungi diri dari cenderung lebih impulsif dalam
paparan virus corona. Terlebih berbelanja daripada pria (Lin & Lin,
ketersediaan barang yang terbatas 2003). Pandemi Covid-19 saat ini
semakin memengaruhi pembelian menjadi salah satu sebab kecemasan
impulsif, karena seseorang akan pada wanita muncul dan menjadi salah
cenderung membeli ketika barang satu faktor terjadinya pembelian suatu
tersebut tersedia. Hal ini sejalan dengan barang secara impulsif.
hasil penelitian oleh Darrat, Darrat, dan Hasil analisis deskriptif subjek
Amyx (2016), dan penelitian oleh berdasarkan kelompok usia
Muchnisa dan Sulaiman (2020) yang menunjukkan bahwa subjek dalam
menunjukkan ada hubungan positif kelompok usia dewasa awal (20-40
antara kecemasan dan pembelian tahun) dalam penelitian ini memiliki
impulsif. Semakin tinggi kecemasan rerata empirik lebih tinggi daripada
yang dirasakan individu maka akan kelompok usia lainnya pada variabel
semakin tinggi juga kecenderungan pembelian impulsif dan kecemasan. Hal
pembelian impulsif yang dilakukan. ini sejalan dengan pendapat Wood
Sebaliknya, semakin rendah kecemasan (dalam Nguyen & Cakanlar, 2016)
yang dirasakan individu maka akan yaitu, pembelian yang tidak
semakin rendah juga kecenderungan direncanakan dipengaruhi oleh
pembelian impulsif yang dilakukan. karakteristik personal dan meningkat
Kemudian, penelitian ini juga pada masa dewasa awal. Hal ini dapat
melakukan analisis deskriptif pada berkaitan dengan fase dewasa awal
kedua variabel berdasarkan data diri yang merupakan pembentukan
subjek sebagai analisis tambahan yang kemandirian seseorang secara pribadi
dapat memberikan gambaran masing- maupun ekonomi, seperti
masing variabel pada subjek. Hasil perkembangan karir, pemilihan
analisis deskriptif subjek berdasarkan pasangan dan memulai keluarga
jenis kelamin menunjukkan bahwa (Santrock, 2002). Hal tersebut juga

UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020 27


sejalan dengan kecemasan yang dialami Covid-19 menunjukkan bahwa subjek
pada masa dewasa awal, karena adanya yang mendapatkan berita mengenai
tuntutan perkembangan yang terjadi Covid-19 paling banyak bersumber dari
pada masa dewasa awal. Seperti yang media sosial dalam penelitian ini
dikatakan oleh Hurlock (2009), masa memiliki rerata empirik paling tinggi
dewasa awal merupakan masa di mana daripada kelompok subjek lainnya pada
individu mengalami ketegangan emosi. variabel pembelian impulsif. Hal ini
Hasil analisis deskriptif subjek dapat dipengaruhi oleh keberadaan
berdasarkan jumlah anak menunjukkan media sosial yang menyajikan berbagai
bahwa subjek yang memiliki satu anak informasi berkaitan dengan dampak
dalam penelitian ini memiliki rerata dari pandemi Covid-19 ini. Terlebih
empirik paling tinggi daripada media massa melaporkan rak-rak
kelompok subjek lainnya pada variabel kosong di supermarket, kelangkaan
pembelian impulsif. Individu yang telah barang, dan komentar orang yang panik
menikah memiliki tanggung jawab membeli barang sehingga memicu
keluarga yang lebih dibandingkan individu tersebut akan ikut melakukan
individu yang belum menikah pencarian barang-barang yang dianggap
(Santrock, 2002), terlebih adanya dapat memberikan rasa aman dari
kehadiran seorang anak yang menerima paparan virus (Taylor dalam Anonim,
perhatian lebih dari orang tuanya. 2020). Sedangkan subjek yang
Sedangkan subjek yang memiliki tiga mendapatkan berita mengenai Covid-19
anak dalam penelitian ini memiliki paling banyak bersumber dari surat
rerata empirik paling tinggi daripada kabar cetak maupun daring dalam
kelompok subjek lainnya pada variabel penelitian ini memiliki rerata empirik
kecemasan. Tanggungan anak yang paling tinggi daripada kelompok subjek
lebih banyak dapat memengaruhi lainnya pada variabel kecemasan. Hal
tingkat kecemasan, terlebih dalam ini dapat disebabkan oleh karena surat
kondisi pandemi saat ini di mana ada kabar cetak maupun daring lebih
anak-anak yang perlu diperhatikan dipercaya dalam memberikan informasi
kesehatannya. Seperti yang dinyatakan yang aktual dibandingkan dari media
oleh Durand dan Barlow (2006) bahwa sosial yang belum tentu kebenarannya.
kecemasan berkaitan dengan suasana Hasil penelitian McCauley, Minsky,
hati yang berorientasi pada masa yang dan Viswanath (dalam Ruliana, 2020)
akan datang, yang ditandai oleh adanya menunjukkan bahwa terlalu banyak
kekhawatiran karena individu tidak informasi, tidak seimbang atau disaring,
dapat memprediksi dan mengontrol berbahaya dan mengaburkan keputusan
kejadian yang akan datang. terkait kesehatan yang baik.
Hasil analisis deskriptif subjek
berdasarkan sumber media
mendapatkan informasi mengenai

Tabel 1.
Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin
Rerata Empirik
Jenis Kelamin Jumlah %
Pembelian Impulsif Kecemasan
Pria 43 29,7% 28,49 19,23
Wanita 102 70,3% 30,16 20,93
Total 145 100% - -

28 UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020


Tabel 2.
Deskripsi Subjek Berdasarkan Rentang Usia
Kelompok Rerata Empirik
Jumlah %
Usia Pembelian Impulsif Kecemasan
Dewasa awal
97 66,9% 31,12 20,64
(20-40 tahun)
Dewasa madya
44 30,3% 26,73 20,14
(41-65 tahun)
Dewasa akhir
4 2,8% 26,50 18,50
(>65 tahun)
Total 145 100% - -

Tabel 3.
Deskripsi Subjek Berdasarkan Jumlah Anak
Rerata Empirik
Jumlah Anak Jumlah %
Pembelian Impulsif Kecemasan
Belum memiliki
22 15,2% 29,95 20,00
Anak
47 32,4% 30,06 20,72
1 anak
52 35,9% 29,81 19,63
2 anak
19 13,1% 28,79 22,05
3 anak
5 3,4% 26,40 21,60
Lebih dari 3 anak
Total 145 100% - -

Tabel 4.
Deskripsi Subjek Berdasarkan Sumber Media Mendapatkan Informasi Mengenai
Covid-19
Rerata Empirik
Sumber Media Jumlah % Pembelian
Kecemasan
Impulsif
Media sosial
91 62,8% 30,22 20,51
Televisi
45 31% 29,22 20,16
Surat kabar cetak maupun
7 4,8% 25,86 22,29
daring
2 1,4% 27,50 16,50
Lainnya
Total 145 100% - -

KESIMPULAN DAN SARAN individu maka semakin rendah pula


Berdasarkan hasil penelitian, kecenderungan individu melakukan
diketahui bahwa ada hubungan positif pembelian impulsif.
yang sangat signifikan antara Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kecemasan dan pembelian impulsif pembelian impulsif berkaitan dengan
pada saat pandemi Covid-19 ini. Maka kecemasan, terlebih dalam kondisi
dapat disimpulkan bahwa semakin pandemi saat ini. Oleh karena itu, perlu
tinggi kecemasan yang dirasakan oleh adanya pemahaman mengenai
individu maka semakin tinggi pula penyebaran virus tersebut, agar lebih
kecenderungan individu melakukan bijak lagi dalam membeli suatu barang.
pembelian impulsif, sebaliknya semakin Individu juga diharapkan dapat
rendah kecemasan yang dirasakan oleh mengurangi konsumsi pemberitaan

UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020 29


yang tidak terjamin kebenarannya. 485813/alasan-psikologi-di-balik-
Ketika individu sudah lebih paham panic-buying.
mengenai pencegahan terinfeksi dari Choirul, A. & Artanti, Y. (2019).
Covid-19, maka rasa cemas yang timbul Millennia’s impulsive buying
akan lebih dapat dikontrol dengan behavior: does positive emotion
melakukan berbagai upaya untuk mediate?. Journal of economics,
meningkatkan imunitas tubuh dan business, and accountancy ventura,
memberi perlindungan diri, namun (22) 223-236.
tetap lebih bijak dalam membeli barang Darrat, A.A, Darrat, M., & Amyx, D.
secukupnya sesuai kebutuhan. (2016) How impulse buying
Masyarakat diharapkan dapat influences compulsive buying: the
lebih menyaring berita-berita yang central role of consumer anxiety and
dikonsumsi agar tidak mudah escapism. Journal of Retailing and
terpengaruh dan dapat meningkatkan Consumer Services. 31, 103-108.
kecemasan karena berita palsu. Durand, V.M., & Barlow, D.H. (2006).
Masyarakat juga dihimbau ikut Intisari psikologi abnormal.
berperan serta dalam pencegahan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
penyebaran virus dengan menjaga Harahap, D.A. (2020). Virus corona
kebersihan, menggunakan masker, dan panic buying yang impulsif.
memerhatikan asupan makanan, dan https://www.researchgate.net/publica
menerapkan social distancing juga tion/340453297.
physical distancing. Penerapan tersebut Hurlock, E.B. (2009). Psikologi
dapat memberikan rasa aman dan perkembangan: suatu pendekatan
meminimalisir kecemasan dapat sepanjang rentang kehidupan.
menimbulkan perilaku lainnya, salah Jakarta: Erlangga.
satunya pembelian impulsif. Idhom, A.M. (2020). 24 April 2020.
Penelitian selanjutnya dapat meneliti Update corona 24 April 2020
lebih lanjut variabel lainnya yang Indonesia & dunia: perkembangan
mungkin memiliki hubungan dengan terkini. https://tirto.id/update-corona-
pembelian impulsif. Penelitian 24-april-2020-indonesia-dunia-
selanjutnya juga dapat perkembangan-terkini-eVjw.
mempertimbangkan faktor-faktor lain Lin, C.H., & Lin, M. (2005). An
yang dapat memengaruhi pembelian exploration of Taiwanese
impulsif., juga karakteristik subjek yang adolescencts’ impulsive buying
lebih spesifik. tendencies. Adolescene. 40, 154.
Muchnisa, F., & Sulaiman. (2020).
DAFTAR PUSTAKA Pengaruh pembelian impulsif
Ahorsu, D. K., Lin, C. Y., Imani, V., terhadap kecemasan konsumen yang
Saffarri, M., Griffiths, M. D., & berdampak pada pembelian
Pakpour, A. H. (2020). The Fear of kompulsif dan dimediasi oleh
COVID-19 Scale: Development and ezkapisme (studi kasus pada
initial validation. International matahari departement store di Banda
Journal of Mental Health and Aceh). Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Addiction. Ekonomi Manajemen. 5, (1), 236-
https://doi.org/10.1007/s11469-020- 249.
00270-8 Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene, B.
Anonim. 22 Maret 2020. Alasan (2005). Psikologi abdnormal, jilid 1.
psikologi di balik ‘panic buying’. Jakarta: Erlangga.
https://www.cnnindonesia.com/gaya Nguyen, T., & Cakanlar, Ö.A. (2016).
-hidup/20200322161747-284- The influence of culture on impulse

30 UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020


buying: a cross-cultural study on Supriyanto, Y. 31 Maret 2020.
impulse buying. (Thesis). Linnaeus Kecemasan virus corona
University, Växjö. meningkatkan belanja online.
Papanastasiou, E. C., & Zembylas, M. https://lifestyle.bisnis.com/read/2020
(2008). Anxiety in undergraduate 0331/220/1220509/kecemasan-virus-
research methods courses: its nature corona-meningkatkan-belanja-
and implications. International online.
Journal of Research & Methods in Verplanken, B. & Herabadi, A. (2001).
Education, 31(2), 155-167. Individual differences in impulse
Ruliana, P. 24 Maret 2020. Covid-19: buying tendency: feeling and no
pandemi media sosial. thinking. European Journal of
https://www.inews.id/news/nasional/ Personality. 15, S71-S83.
covid-19-pandemi-media- Walgito, B. (2010). Bimbingan dan
sosial?page=all. konseling perkawinan. Yogyakarta:
Santrock, J.W. (2002). Psikologi Andi Offset.
Perkembangan, jilid 2. Jakarta: Widiyarti, Y. 2 April 2020. Belanja
Erlangga. impulsif, pelarian dari kecemasan
pada covid-19.
https://gaya.tempo.co/read/1327098/
belanja-impulsif-pelarian-dari-
kecemasan-pada-covid-
19/full&view=ok.

UG JURNAL VOL.14 Edisi 12 Desember 2020 31

Anda mungkin juga menyukai