Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 6

ANALISIS MINAT KONSUMEN LEBIH MEMILIH BELANJA


SECARA ONLINE SEMENJAK PANDEMI COVID-19 MELANDA

OLEH:
DIAN PRAMUDITA
ERNA FEBRIANA
FITRI LAILATUL JANNAH
QUROTUN AYUN

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DENPASAR BALI
2020 M/1441 H

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyebaran virus corona sudah semakin meluas di Indonesia. Angka positif COVID-
19 di Indonesia kini sudah tembus lima ribu kasus, sebanyak 9,13% dari jumlah orang yang
positif COVID-19 itu telah meninggal dunia, sebanyak 8,68% dari jumlah orang yang positif
COVID-19 telah sembuh. Data ini disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk
Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto (Yuri), data per Kamis (15/4/2020).
Dengan meningkatnya jumlah positif COVID-19 ini pemerintah telah membuat
kebijakan untuk melakukan segala aktivitas di rumah seperti belajar, bekerja, dan beribadah.
Selain itu, sejauh ini sudah ada 10 daerah yang menerapkan PSBB sebagai upaya untuk
memutus tali penyebaran COVID-19.
Hal ini tentu akan semakin membatasi aktivitas masyarakat di luar rumah. Yang
biasanya kita dapat belanja secara langsung ke pasar atau super market, saat ini orang yang
memilih untuk berbelanja online karena lebih mudah, cepat, banyak pilihan, dan yang paling
penting tidak harus berkumpul dengan orang banyak.
Peluang ini tidak disia-siakan oleh e-commerce atau online shop. Mereka
menyediakan berbagai macam produk yang dibutuhkan saat ini mulai dari kebutuhan rumah
tangga, elektronik, pakaian, dan lain-lain. Tidak hanya itu mereka juga memberikan berbagai
macam kemudahan kepada konsumen dan berbagai promosi lainnya seperti diskon,
cashback, dan bonus-bonus lainnya.
Berbagai macam tawaran yang diberikan online shop ini tentu menarik minat
konsumen untuk berbelanja. Karena dengan adanya online shop, mereka dapat memenuhi
kebutuhan rumah tangga dengan mudah dan cepat sehingga tetap mengikuti aturan yang
berlaku. Tanpa harus pergi keluar rumah barang akan tiba dengan aman dan terjamin.
Dengan diberikannya kemudahan dalam berbelanja ini, diharapkan dapat membantu
program pemerintah untuk “di rumah saja”. Anjuran untuk berdiam diri dirumah ini
menyebabkan terjadinya peningkatan penjualan yang signifikan pada online shop. “Saat ini,
permintaan produk yang dicri oleh konsumen bergeser dari keinginan (wants) menjadi
kebutuhan (needs),” kata Chief of Customer Experience Lazada Indonesia Ferry
Kusnowo di Jakarta, Selasa.
Ferry menuturkan ada lonjakan pembelian pada kategori kebutuhan rumah
tangga, seperti sabun cuci piring dan tisu. Konsumen juga memburu produk kesehatan
dan kebersihan seperti vitamin, antiseptic, masker, dan hand sanitizer. Di sisi lain,
dengan adanya online shop ini muncul perilaku konsumtif dari masyarakat. Ketika
kita berada dirumah tentunya kita akan memiliki banyak waktu luang dan hal ini akan
mendorong kita untuk membuka online shop dan secara tidak sadar berbelanja secara
berlebih tanpa melihat kebutuhan yang diperlukan karena berbagai promo yang
ditawarkan.
Perilaku konsumtif merupakan kecenderungan manusia untuk melakukan
konsumsi tiada batas, membeli sesuatu yang berlebihan atau tidak terencana. Pada
banyak kasus, perilaku konsumtif ini tidak didasarkan pada kebutuhan, tetapi
didorong oleh hasrat dan keinginan. Tidak ada yang salah dari promosi yang
dilakukan online shop karena itu merupakan usaha mereka untuk menarik minat
pembeli dan meningkatkan penjualan. Kita sebagai konsumen lah yang seharusnya
bijaksana dalam berbelanja sehingga tidak menimbulkan perilaku konsumtif.
Jangan sampai keadaan ini menyebabkan kita berperilaku konsumtif. Tetap
atur keuangan sesuai kebutuhan sehingga ketika pandemi corona ini hilang tidak
muncul masalah baru. Jadi mari kita bersama-sama bijaksana dalam mengatur segala
aktivitas kita saat ini, mulai dari belajar, bekerja, beribadah, dan berbelanja dari
rumah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana minat konsumen dalam berbelanja secara online.
2. Bagaimana analisis minat konsumen dalam berbelanja secara online di masa pandemi
covid-19

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui minat konsumen dalam berbelanja secara online
2. Untuk mengetahui analisis minat konsumen dalam berbelanja secara online di masa
pandemic covid-19.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Minat Konsumen


Minat adalah suatu rasa dan suatu ketertarikan pada suatu hal/aktifitas, tanpa ada
yang menyuruh dan timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat
partisipasi, pengetahuan dan kebiasaan (Slameto, 2001:57). Minat juga diartikan sebagai
kondisi yang terjadi disertai dengan perasaan senang dihubungkan dengan
kebutuhan/keinginan sendiri. Minat dianggap sebagai perantara faktorfaktor motivasional
yang mempunyai dampak pada suatu perilaku Minat konsumen tumbuh karena suatu
motif berdasarkan atribut-atribut sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya dalam
menggunakan suatu pelayanan jasa, berdasarkan hal tersebut maka analisa mengenai
bagaimana proses minat dari dalam diri konsumen sangat penting dilakukan.
Perilaku minat konsumen adalah hasil dari evaluasi terhadap merek atau jasa.
Tahapan terakhir dari proses tersebut adalah pengambilan keputusan secara kompleks
termasuk menggunakan merek atau jasa yang diinginkan, mengevaluasi merek atau jasa
tersebut pada saat digunakan dan menyimpan informasi untuk digunakan pada masa yang
akan datang.
Menurut Widyastuti, dkk (2004:45) minat adalah keinginan yang didorong oleh
suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta
mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Minat adalah hal yang
penting untuk mengerti individu dan menuntun aktifitas dimasa yang akan datang.
Widyastuti, dkk (2004:43), menjelaskan minat menunjukan seberapa keras
seseorang berani mencoba dan minat menunjukan seberapa banyak upaya yang
direncenakan seseorang untuk dilakuhkan. Minat merupakan sumber motivasi yang
mendorong orang untuk melakuhkan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas
memilih (Hurlock, 1995:144).
Minat merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang peranan penting
dalam mengambil keputusan masa depan. Minat mengarahkan individu terhadap suatu
obyek atas dasar rasa senang atau rasa tidak senang. Perasaan senang atau tidak senang
merupakan dasar suatu minat. Minat seseorang dapat diketahui dari pernyataan senang
atau tidak senang terhadap obyek tertentu (Dewa Ketut Sukardi, 1994:83).
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari campurancampuran
perasaan, harapan, pendidikan, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang
menggerakkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Andi Mappiare, 1982:62). Dari
pendapat diatas dijelaskan bahwa minat merupakan perangkat mental yang
menggerakkan individu dalam memilih sesuatu. Kemudian Agus Suyanto (1992:101)
juga mendefinisikan minat sebagai suatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang
lahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan. Pemusatan
perhatian menurut pendapat di atas merupakan tanda seseorang yang mempunyai minat
terhadap sesuatu yang muncul dengan tidak sengaja yang menyertai suatu aktifitas
tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:895), minat dapat diartikan
sebagai suatu perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) pada sesuatu yang disertai
keinginan. Minat dan sikap juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat
menyebabkan seseorang giat melakuhkan sesuatu yang telah menarik minatnya.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Konsumen


1) Menurut M. Buchori (1991:136) minat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a) Minat Primitif
Minat primitif disebut minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan
makan, minum, bebas bergaul, dan sebagainya. Jadi pada jenis minat ini meliputi
kesadaran tentang kebutuhan yang langsung dapat memuaskan dorongan untuk
mempertahankan organism.
b) Minat Kultural
Minat kultural atau dapat disebut juga minat sosial yang berasal atau
diperoleh dari proses belajar. Jadi minat kultural disini lebih tinggi nilainya dari
pada minat primitif.

2) Menurut Suryaningrum (2004) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada minat,
yaitu:
a) Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai
dampak pada suatu perilaku.
b) Minat menunjukan seberapa keras seseorang berani melakuhkan sesuatu.
c) Minat menunjukan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk
melakuhkan sesuatu.
3) Pintrinch dan Schunk (1996) membagi minat menjadi tiga, yaitu minat pribadi, minat
situasi dan minat dalam ciri psikologi.
a) Minat Pribadi Minat pribadi diartikan sebagai karateristik kepribadian seseorang
yang relatif stabil, yang cenerung menetap pada diri seseorang. Minat pribadi
biasanya dapat langsung membawa seseorang pada beberapa aktifitas atau topik
yang spesifik. Minat pribadi dapat dilihat ketika seseorang menjadikan sebuah
aktifitas sebagai pilihan untuk hal yang pasti, secara umum menyukai aktifitas
tersebut, menimbulkan kesenangan pribadi.
b) Minat Situasi Minat situasi merupakan minat yang sebagian besar dibangkitkan
oleh kondisi lingkungan.
c) Minat dalam Ciri Psikologi Merupakan interaksi dari minat pribadi seseorang
dengan ciriciri minat lingkungan. Minat pada definisi ini tidak hanya karena
seseorang lebih menyukai sebuah aktifitas, tetapi karena aktifitas tersebut memiliki
nilai yang tinggi dan mengetahui lebih banyak mengenai aktifitas tersebut.
4) Minat tidak terbentuk begitu saja dalam diri seseorang, melainkan muncul dari
pengaruh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat yaitu (Widyastuti,
dkk, 2004:47):
a) Adanya hal yang menarik perhatian terhadap sesuatu objek atau kegiatan.
b) Adanya dorongan dari dalam diri seseorang.
c) Adanya dorongan dari luar.
5) Slameto (2001) menjelaskan bahwa minat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah:
a) Faktor dari Dalam Diri Seseorang Faktor dari dalam diri seseorang terdiri dari
faktor fisiologis, yaitu panca indera, pusat syaraf, dan keadaan fisik pada
umumnya , sedangkan faktor psikologis meliputi pengamatan, perhatian, emosi,
motivasi dan intelegensi.
b) Faktor dari Luar Diri Seseorang Faktor dari luar diri individu terdiri dari faktor-
faktor sosial dan faktor non sosial.
6) Menurut Hurlock (1995:117), minat terbagi menjadi tiga aspek, yaitu:
a) Aspek Kognitif Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah
dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta berbagai jenis media massa.
b) Aspek Afektif Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam
sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman
pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya
terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang
dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
c) Aspek Psikomotor berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya
tepat, namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan
meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

C. Manfaat studi minat konsumen


Dengan mempelajari perilaku konsumen tetunya kita mendapatkan manfaat yang baik
untuk memahami konsumen. Manfaat ini dapat dirasakan oleh pemasar, pemerintah, dan
akademisi.

1. Manfaat bagi pemasar

Mempelajari perilaku konsumen erat kaitannya dengan pemasar. Pemasar


atau produsen adalah seseorang yang mampu mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi yang siap untuk dipasarkan. Peran mempelajari
perilaku konsumen bagi pemasar atau produsen adalah

- Dapat membujuk konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan oleh


seorang pemasar/produsen
- Memahami konsumen dalam berperilaku, bertindak dan berfikir, agar
pemasar atau produsen mampu memasarkan produknya dengan baik
- Memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan,
sehingga pemasar atau produsen dapat merancang strategi pemasaran dengan
baik
2. Manfaat bagi pemerintah

Pemerintah dengan berbagai kebijakan yang mendukung memiliki berbagai


lembaga yang didalamnya terdapat banyak institusi yang salah satunya mengurusi
perekonomian negara. Perekonomian ini banyak bergerak atau disumbang dari sektor
perdagangan yang semakin lama semakin banyak pesaing antar perusahaan yang ada.
Pemerintah dituntut untuk mampu mensejahterakan kehidupan masyarat. Untuk
mencapai tujuan tersebut pemerintah harus mengambil keputusan yang dapat dilihat
dari perilaku konsumen (masyarakat). Pada perkembangan perdagangan, saat ini
menunjukkan bahwa lebih banyak produk yang ditawarkan daripada permintaan.
Kelebihan penawaran tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kualitas
barang tidak layak, tidak memenuhi keinginan konsumen atau konsumen tidak
mengetahui keberadaan produk tersebut. Dengan mempelajari perilaku konsumen
ini, pemerintah akan mengetahui apa yang diinginkan konsumen, dapat menentukan
kebijakan apa yang harus diambil, dan dapat mengubah perilaku masyarakat terhadap
suatu produk.

3. Manfaat bagi akademisi


Perilaku konsumen merupakan suatu tindakan individu, kelompok, maupun
organisasi dalam memilih, mengamankan, menggunakan produk untuk memuaskan
keinginannya. Perilaku konsumen merupakan studi yang melibatkan sikap atau usaha
untuk memenuhi kebutuhan, keputusan, kepuasan, evaluasi, selera, tawar-menawar,
serta persepsi atau penilaian konsumen dalam membeli dan memakai produk atau
jasa. Pengambilan keputusan sebagai proses penting dalam yang mempengaruhi
perilaku konsumen. Untuk itu mempelajari perilaku konsumen merupakan hal yang
penting bagi seorang akademisi, untuk membuat suatu strategi pemasaran. Dengan
demikian dapat menyusun strategi pemasaran berdasarkan sikap konsumen,
keinginan, dan perilaku kosumen terhadap suatu barang.
A. Perubahan dan tantangan Lembaga keuangan syariah dalam menghadapi
perubahan perilaku konsumen

Virus Corona atau yang dikenal dengan Covid-19 telah meluluh lantahkan
perekonomian dunia, menurut kebanyakan peneliti dan ekonom dunia, wabah ini
dianggap menjadi penyebab krisis keuangan global yang paling parah jika
dibandingkan dengan krisis keuangan Asia pada tahun 1997-1998, atau krisis
subprime mortgage pada 2008. Bagaimanapun juga, virus ini telah mempengaruhi
kepercayaan pasar keuangan dan pangan global, yang mau tidak mau berimbas
kepada seluruh sektor dan yang paling merasakan imbasnya adalah sektor pariwisata,
perhotelan dan penerbangan, bagaimana dengan sector perbankan syariah?

Dalam urusan industri perbankan syariah, kemunculan perbankan syariah di


Indonesia adalah keinginan murni masyarakat Indonesia yang ingin melakukan
transaksi keuangan mereka sesuai syariah, pertumbuhan perbankan syariah di
Indonesia sendiri tidaklah mudah, hal itu dikarenakan kurang adanya support dari
pemerintah, sejak awal berdiri sampai dengan tahun 2019 market share bank syariah
di Indonesia hanya menyentuh angka 6% berdasarkan data dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).

Akan tetapi dengan adanya wabah virus corona yang melanda dunia tak
terkecuali Indonesia, pertumbuhan perbankan syariah di tahun 2020 ini diyakini akan
mengalami penurunan, beberapa kota besar sudah memberlakukan pembatasan sosial
berskala besar (PSBB) untuk mengurangi penyebaran virus ini, imbasnya banyak
sekali kantor, toko dan pabrik yang harus memeberlakukan pekerjaan dari rumah atau
betul-betul berhenti beroperasi sementara waktu.

Selain itu, pemerintah Indonesia sendiri telah menegeluarkan paket stimulus


senilai Rp 405 triliun untuk menghadapi dampak terhadap penyebaran corona. Untuk
mendukung pemerintah pusat OJK juga menerbitkan POJK No.11/POJK.03/2020
untuk memberikan relaksasi terhadap nasabah perbankan, termasuk nasabah
perbankan syariah di dalamnya yaitu kemudahan proses restructuring rescheduling
untuk nasabah yang terkena dampak penyebaran virus corona, khususnya nasabah
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), ataupun non- UMKM yang memiliki
pembiayaan dibawah Rp 10 milyar yang berlaku kedepan tergantung kebijakan dari
masing-masing perbankan syariah. Khususnya nasabah yang berkaitan langsung
dengan sektor pariwisata, transportasi, perhotelan, perdagangan, pengolahan dan
pertambangan.

Sebelum adanya penyebaran virus corona di Indonesia, perbankan syariah


diharapkan tetap mencatat rekor pertumbuhan double-digit. Akan tetapi saat ini
perbankan syariah harus mulai revisi kembali target pertumbuhan mereka disebabkan
dampak dari penyebaran Covid-19. Perbankan syariah juga diharapkan mampu
memberikan solusi-solusi terbaik kepada nasabahnya.

Dengan adanya pelemahan perekonomian disebabkan pandemic covid ini


yang terjadi perubahan kebiasaan perilaku konsumen yang awalnya cenderung
mempercayakan dananya untuk diinvestasikan pada Lembaga keuangan syariah
khususnya. Dan itu menjadi tantangan terbesar bagi Lembaga keuangan syariah
tersebut, karena hal tersebut menyebabkan kemampuan liquiditas perbankan tidak
seimbang antara menghimpun dana (funding) dengan penyaluran dana (landing).

D. Minat Belanja Online selama pandemi


Penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang mana sesuai PP No 21
tahun 2020 bawasanya PSBB merupakan pembatasan kegiatan tertentu dalam suatu
wilayah yang terinfeksi covid-19. Dengan adanya pembatasan sosial, masyarakat diimbau
agar bekerja, beribadah, bersekolah dan berbelanja dari rumah. Dengan memanfaatkan
belanja secara online dalam masa pandemi covid-19. Belanja online diyakini bisa
memutus rantai penyebaran virus corona. Berbelanja daring merupakan dampak
globalisasi ekonomi.
Perkembangan arus globalisasi yang semakin cepat membuat orang semakin
mudah untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Peluang ini tidak disia-siakan oleh
e-commerce atau online shop. Mereka menawarkan dan menyediakan berbagai macam
produk yang dibutuhkan saat ini mereka juga memberikan berbagai macam kemudahan
kepada konsumen dan berbagai promosi lainnya seperti diskon, cashback, dan bonus-
bonus lainnya.
Beberapa toko online yang hadir di Indonesia adalah Tokopedia, Shopee,
Bukalapak dan Lazada. Berbagai barang terjual di toko online tersebut, tentunya
kebutuhan pokok yang dijual pada masa pademi ini. Seperti, pakaian, sembako, masker
dan hand sanitizer. Produk dan harga yang beragam. Toko-toko online tersebut memiliki
iklan dengan informasi yang relevan sehingga konsumen lebih mudah mengaksess
produk yang diinginkan melalui website yang ada diiklan.
Berbagai macam tawaran yang diberikan online shop ini tentu menarik minat
konsumen untuk berbelanja. Karena dengan adanya online shop, mereka dapat memenuhi
kebutuhan rumah tangga dengan mudah dan cepat sehingga tetap mengikuti aturan yang
berlaku. Tanpa harus pergi keluar rumah barang akan tiba dengan aman dan terjamin.
Namun ketika kita berada dirumah tentunya kita akan memiliki banyak waktu luang dan
hal ini akan mendorong kita untuk membuka situs online shop dan secara tidak sadar
berbelanja secara berlebihan tanpa melihat kebutuhan yang diperlukan karena berbagai
promo yang ditawarkan. Hal inilah yang mendorong konsumen untuk berperilaku
konsumtif.
Perilaku konsumtif adalah tindakan individu sebagai konsumen untuk membeli,
menggunakan atau mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan, tidak rasional,
menimbulkan pemborosan dan hanya mengutamakan keinginan atau kesenangan tanpa
mempertimbangkan kebutuhan atau manfaat dari barang atau jasa tersebut, bahkan hanya
untuk memperoleh pengakuan sosial, mengikuti mode atau kepuasan pribadi. Memang
tidak ada yang salah dari promosi yang dilakukan online shop karena itu merupakan
usaha mereka untuk menarik minat pembeli dan meningkatkan penjualan. Kita sebagai
konsumen lah yang seharusnya lebih bijaksana dalam berbelanja sehingga tidak
menimbulkan perilaku konsumtif.
Jangan sampai keadaan ini menyebabkan kita berperilaku konsumtif. Tetap atur
keuangan sesuai kebutuhan sehingga ketika pandemi Covid-19 ini hilang tidak akan
menyebabkan munculnya masalah baru. Maka dari itu, mari kita bersama-sama bijaksana
dalam mengatur segala aktivitas kita saat ini, mulai dari belajar, bekerja, beribadah, dan
berbelanja dari rumah.
E. Tren Belanja Online meningkat selama pandemi, Apa saja produk yang paling
diminati?
Pandemi COVID-19 dengan aturan social distancing  ini rupanya membuat
perubahan pada cara dan minat belanja masyarakat. Aktivitas belanja online kini jauh
lebih diminati. Dari data Bain & Company dan Facebook, kawasan Asia Tenggara
mengalami peningkatan pembelian online selama pandemi COVID-19, dan ini akan terus
mengalami peningkatan meski pandemi COVID-19 mulai berakhir. Sistem belanja online
dan juga pembayaran online dinilai lebih praktis daripada proses offline. Aktivitas
belanja online bertumbuh besar, hingga tiga kali lipat. 
Sedangkan dari data iPrice.co.id, didapatkan rangkuman tentang kebiasaan
belanja dan pembayaran online masyarakat Indonesia periode Februari dan Maret 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat belanja online masyarakat Indonesia
terhadap sejumlah produk selama masa pandemi COVID-19. Berikut data produk paling
diminati selama aktivitas belanja online menurut iPrice.co.id. 
1. Produk Kesehatan
Produk kesehatan mengalami peningkatan yang drastis selama pandemi Covid-19 ini.
Pembelian hand sanitizer sebagai salah satu produk preventif penyebaran virus COVID-
19 memiliki minat beli yang tinggi, mencapai  5.585%. Produk kedua selanjutnya adalah
vitamin C dengan peningkatan minat hingga 1.986%. Selain hand sanitizer dan vitamin
C, produk termometer yang berfungsi untuk mengukur suhu tubuh juga banyak diminati.
Ada peningkatan daya beli termometer biasa sebesar 1.007% dan termometer Lotus
sebesar 167%.
2. Produk Mendukung WFH (Work From Home)
Pergantian tren bekerja menjadi WFH waktu lalu juga mempengaruhi minat belanja
online masyarakat. Tingginya jadwal meeting dan video conference secara online
menyebabkan peningkatan minat belanja webcam mencapai 1.572%. Selain webcam,
pembelian ATK atau alat tulis juga mengalami peningkatan. 
3. Produk Makanan dan Minuman
Tren pembelian makanan dan minuman secara online juga mengalami peningkatan.
Jenis bahan makanan yang paling banyak dibeli adalah mie instan, peningkatannya
sebesar 159%. Selain mie instan, produk minuman lokal juga mengalami peningkatan. 
4. Jenis Produk Hobi Indoor atau Outdoor
Pandemi juga berdampak pada munculnya hobi baru di kalangan masyarakat, salah
satunya hobi bersepeda. Ini menyebabkan minat belanja sepeda naik hingga 1.036%.
Selain alat olahraga, game jenis Nintendo dan PlayStation mengalami peningkatan yang
signifikan. 

KESIMPULAN

A. Simpulan
Dari data di atas, bisa disimpulkan jika tren belanja online ini akan terus
mengalami peningkatan di tengah pandemi COVID-19. Meningkatnya intensitas dan
minat belanja online masyarakat ini menjadi momentum bagi para pelaku bisnis untuk
berjualan secara online. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat
simpulkan bahwa faktor kepercayaan dan keamanan berpengaruh terhadap minat beli
konsumen. Hal ini menjadikan perhatian bagi konsumen untuk memilih / melakukan
pembelian melalui toko online. Maka dari itu penjual di toko online diharapkan
meningkatkan baik kepercayaan maupun keamanan sehingga mampu merangsang
konsumen untuk berbelanja melalui toko online.

Anda mungkin juga menyukai