Anda di halaman 1dari 59

Acc Proposal

Dr. Dra. I Gusti Ayu Ketut


Giantari, M.Si

USULAN PENELITIAN

ANTESEDEN FAKTOR PSYCHOLOGICAL TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN KEBUTUHAN POKOK DI
PERUSAHAAN PURI TAMANSUKAWATI

Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk


menyusunskripsi S1 Program Studi Manajemen

OLEH :

ANAK AGUNG GDE GARGA GHANNESVARA D.


1607522152

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia memiliki banyak sekali kebutuhan dan keinginan yang harus

dipenuhi setiap harinya. Teori Hierarchy of needs (Abraham Maslow)

mengklasifikasikan kebutuhan manusia ke dalam beberapa hirarki, dimulai dari

kebutuhan yang harus segera dipenuhi hingga kebutuhan yang tidak harus segera

dipenuhi. Menurut urutan kepentingannya, kebutuhan manusia terbagi menjadi

kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan

untuk dihargai dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis terdiri

dari tiga kebutuhan manusia yang paling mendasar yaitu kebutuhan pangan,

sandang, dan papan. Salah satu kebutuhan manusia yang terpenting setelah

pangan, adalah kebutuhan akan sandang. Kebutuhan sandang adalah kebutuhan

manusia untuk terlindungi dari rasa panas, dingin, dan untuk menutupi diri dari

rasa malu, yang dapat terpenuhi dengan menggunakan pakaian. Pakaian

merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia karena tanpa pakaian,

manusia tidak dapat menutupi tubuhnya dengan aman. Pakaian juga merupakan

hal yang penting untuk menunjang penampilan karena dengan menggunakan

pakaian, manusia dapat memiliki kepercayaan diri dihadapan manusia lainnya.

Kebutuhan manusia akan pakaian akan terus meningkat dari yang tadinya

sekedar kebutuhan mendasar atau pokok bergeser menjadi kebutuhan sosial. Hal

inilah yang membuat kebutuhan akan pakaian pada manusia akan terus meningkat

dari waktu ke waktu, dengan kata lain perusahaan maupun pasar pun akan

2
semakin sulit dalam memahami dan menganalisis kebutuhan dan perilaku

konsumen, oleh karena beragamnya keinginan dan selera konsumen khususnya

pada kebutuhan akan pakaian tersebut. Penelitian ini dilakukan pada keputusan

pembelian konsumen pada produk pakaian. Objek produk pakaian diteliti karena

diperoleh fenomena terkait perilaku konsumen yang cenderung tetap belanja

pakaian walaupun berada dalam situasi Pandemi Covid-19. Tingginya jumlah

transaksi pada produk fashion atau pakaian ini didukung oleh data hasil survey

Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2021 yang dapat dilihat pada Gambar

1.1 berikut:

Gambar 1.1 Tingkat Transaksi Konsumen Selama Pandemi Tahun 2020

Sumber: Katadata Insight Center (KIC), 2021

3
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa produk yang paling banyak di beli oleh

konsumen selama pandemi pada tahun 2020 adalah produk pakaian (fashion)

dengan jumlah transaksi sebesar 22%. Data ini sejalan dengan hasil survey

Kompas yang menyatakan bahwa selama masa pandemi, produk yang lebih

banyak dicari adalah busana kasual dan sederhana karena tidak adanya kebutuhan

mendesak untuk keluar rumah. Selain busana kasual, pakaian olahraga juga

termasuk yang paling banyak dicari selama pandemi. Konsumen

mempertimbangkan kenyamanan, dan tampilan atau model pakaian yang menarik

untuk dilihat. Hal ini disebabkan karena, meskipun olahraga di rumah, banyak

konsumen yang mengikuti zoom session yoga, maupun zumba, sehingga tetap

dilihat orang melalui online. Maka konsumen cenderung menginginkan outfit

yang tetap terlihat keren (Tashandra dan Dewi, 2021). Berlandaskan pada

fenomena yang sudah dijelaskan tersebut maka terlihat adaya pola perubahan

perilaku konsumen dalam memenuhi kebutuhan sandang akan pakaian yang

bergeser menjadi kebutuhan sosial.

Keanekaragaman perilaku konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-

hari tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri

konsumen maupun luar konsumen. Menurut Kotler (2016:202), perilaku

konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan

psikologis. Sebagian besar faktor-faktor ini tidak dapat dikendalikan begitu saja

oleh pemasar, tetapi harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dengan matang.

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam perilaku konsumen adalah

faktor psikologis. Faktor psikologis ini terdiri dari motivasi, persepsi,

4
pengetahuan, serta keyakinan dan sikap. Faktor psikologis tersebut sangat berguna

bagi perusahaan maupun pasar untuk mengidentifikasikan kebutuhan dan

keinginan konsumen terhadap suatu produk pakaian yang dibutuhkan, serta erat

kaitannya dengan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Perilaku

konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian

akan diwarnai oleh ciri kepribadiannya, usia, pendapatan dan gaya hidupnya.

Menurut Firmansyah (2018:25), konsumen dalam melakukan keputusan

pembelian memiliki lima tahapan yaitu, pengenalan masalah, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.

Proses pengambilan keputusan pembelian melibatkan tiga tahapan, antara

lain: input, process, dan output. Tahapan input mempengaruhi rekognisi terhadap

kebutuhan produk dan terdiri dari dua sumber utama, yaitu usaha pemasaran

perusahaan (produk, tempat, harga, dan promosi) dan pengaruh sosioeksternal

konsumen (keluarga, teman, tetangga, kelas sosial, budaya). Tahapan proses fokus

terhadap bagaimana konsumen membuat keputusan yang mencakup faktor

psikologis (motivasi, persepsi, belajar, kepribadian, dan sikap) yang

mempengaruhi rekognisi terhadap kebutuhan, pencarian alternatif sebelum

pembelian, dan evaluasi alternatif. Tahapan output merupakan pembelian dan

perilaku setelah pembelian (Firmansyah, 2018:35). Berdasarkan pada teori proses

pengambilan keputusan pembelian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor psikologis.

Faktor psikologis merupakan cara yang digunakan untuk mengenali

perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis informasi, merumuskan

5
pikiran dan pendapat serta mengambil tindakan (Irwan, 2019). Dari argument

tersebut dapat di artikan bahwa faktor psikologis adalah dorongan dari diri

seseorang yang memengaruhi pemilihan sesuatu terhadap produk yang digunakan,

keinginan yang lebih besar dan kemudahan penggunaan produk tersebut

dibandingkan dengan yang lain. Berlandaskan pada penelitian Puspitorini (2018)

dan Nurgianto dkk (2021) diperoleh hasil bahwa faktor psikologis yang terdiri

dari Motivasi, Persepsi, Sikap dan Pembelajaran secara simultan maupun parsial

berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian. Irwan (2019) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa faktor psikologis berpengaruh secara significant

terhadap keputusan pembelian produk fashion. Hasil analisis serupa dalam

penelitian Lanipi dkk (2017), Pinem (2018), dan Hutauruk (2020) menunjukkan

bahwa physicological berpengaruh positif dan signfikan terhadap buying decision.

Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi physicological maka akan

semakin tinggi buying decision pada masyarakat dalam berbelanja kebutuhan

pokok. Berbeda dengan hasil penelitian Pekerti dan Briliana (2016) yang

menyatakan bahwa faktor psikologis tidak berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian. Hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten tersebut

menyebabkan menarik untuk melakukan penelitian pada variabel psikologis.

Teori psikologis menurut Firmansyah (2018:49) mendasarkan diri pada

faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan

lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku

konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung. Proses

psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan

6
perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen

sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan

keputusan pembelian (Firmansyah, 2018:118). Berlandaskan penelitian Hutauruk

(2020) dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yang terdiri dari costumer solution,

costumer cost, dan convenience.

Customer Solution dapat diartikan bahwa produk itu tidak hanya sekedar

barang/jasa, tapi apakah produk/jasa itu dapat memecahkan problem yang

dihadapi oleh konsumen.Customer Solution berkaitan erat dengan produk apa

yang akan ditawarkan (Rusydi dkk., 2018). Customer Solution (berkolerasi

dengan Produk) berkaitan erat dengan produk apa yang akan ditawarkan. Produk

yang akan ditawarkan ini hendaknya merupakan solusi yang dibutuhkan oleh

konsumen (Sari, 2018). Penelitian Hutauruk (2020), menunjukkan bahwa terdapat

cukup bukti secara statistik untuk menerima hipotesis (H1) di mana customer

solution berpengaruh positif dan signfikan terhadap physicological. Kondisi ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi customer solution maka akan semakin tinggi

physicological pada masyarakat dalam berbelanja kebutuhan pokok di kota

Samarinda. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi customer solution

yang diproksikan dengan tersedianya barang kebutuhan pokok, tersedia dalam

jumlah banyak dan memiliki kualitas yang baik akan membuat semakin tinggi

pshysicological yang terbentuk. Penelitian serupa oleh Ali et al. (2016) dan

Yulidar, et al., (2019) memperoleh hasil bahwa customer solution berpengaruh

positif dan signifikan terhadap physicological sehingga pada akhirnya dapat

mempengaruhi peningkatan keputusan pembelian konsumen.

7
Customer cost dapat diartikan bahwa konsumen akan mempertimbangkan

antara cost dan benefit yang dapat diperoleh harga yang dibayarkan konsumen

sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya (Rusydi dkk., 2018). Customer cost

(berkolerasi dengan Price) berkaitan erat dengan aspek penentuan harga, yakni

berapa besar harga yang dikeluarkan produsen untuk memproduksi barang

tersebut dan berapa besar harga yang harus dibayarkan oleh konsumen (Sari,

2018). Hasil penelitian terdahulu ole Rusydi dkk., (2018) dan Sari (2018)

menyatakan ada pengaruh yang positif signifikan dari customer cost terhadap

psikologis konsumen yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen. Berbeda dengan penelitian Hutauruk (2020) yang menunjukkan bahwa

customer cost berpengaruh negatif dan tidak signfikan terhadap physicological.

Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi customer cost maka akan

semakin rendah physicological secara tidak signifikan pada masyarakat dalam

berbelanja kebutuhan pokok di kota Samarinda dalam situasi pandemi COVID-

19. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi customer cost yang

diproksikan dengan kesesuaian harga dengan produk yang dijual, promosi harga

dan kestabilan harga akan membuat semakin rendah pshysicological yang

terbentuk.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi psikologis konsumen adalah

Convenience. Convenience merupakan pelayanan yang mampu menyenangkan

konsumen karena mudah diperoleh dan merupakan segala upaya dalam

memperolehnya dengan mudah dan nyaman (Rusydi dkk., 2018). Convenience

(berkolerasi dengan Place) berhubungan erat pentingnya jaringan distribusi yang

8
akan berkolerasi dengan kemudahan konsumen mendapatkan barang tersebut

(ketersediaan barang) (Sari, 2018). Penelitian Hutauruk (2020) memperoleh hasil

bahwa convenience berpengaruh positif dan signfikan terhadap physicological.

Kondisi ini menunjukkan bahwa tsemakin tinggi convenience maka akan semakin

tinggi pula physicological pada masyarakat dalam berbelanja kebutuhan pokok di

kota Samarinda dalam situasi pandemi COVID-19. Hal ini juga menunjukkan

bahwa semakin tinggi convenience yang diproksikan dengan jauh dekatnya lokasi

berbelanja, dan keamanan akan membuat semakin tinggi pshysicological yang

terbentuk, sehingga hipotesis yang semula diajukan adalah diterima atau dapat

terbukti kebenarannya. Hasil temuan ini sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh (Kotler &y Amstrong, 2008) bahwa convenience adalah salah

satu elemen yang mempu membentuk bauran pemasaran dari sisi konsumen,

artinya konsumen rela melakukan untuk memiliki persepsi atau dorongan akibat

dari adanya faktor convenience ini. Hasil studi ini dapat mengkonfirmasi studi

terdahulu yang dilakukan oleh (Nagarkoti B, 2014), di mana karena kebutuhan

maka konsumen akan termotivasi untuk membentuk niat untuk melakukan

pemenuhan kebutuhan dengan cara yang paling mudah dan nyaman. Penelitian

serupa oleh Rahmat (2021) menyatakan terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan service convenience terhadap psikologis konsumen. Semakin tinggi

penawaran layanan melebihi harapan pelanggan, maka pelanggan akan semakin

merasa puas. Service convenience juga merupakan salah satu strategi yang

digunakan para pebisnis untuk meningkatkan penilaian konsumen. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa service convenience dapat mempengaruhi

9
perilaku pelanggan dalam proses evaluasi berbelanja, baik pada saat konsumsi

atau pasca konsumsi.

Fokus penelitian ini dilakukan di Puri Taman Sukawati yang merupakan

salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penjualan kebutuhan sandang atau

pakaian, mulai dari pakaian dewasa hingga produk bayi seperti pakaian bayi dan

anak, mainan, dan perlengkapan bayi lainnya. Letaknya yang strategis yaitu di

kawasan Pasar Seni Sukawati dan tepat berada didepan Sekolah Saraswati

sehingg membuat toko ini sangat ramai oleh pengunjung. Peneliti tertarik memilih

Toko Puri Taman Sukawati sebagai toko yang akan diteliti disebabkan karena

tingkat persaingan antar toko ini sangat tinggi mengingat letaknya yang berada

dekat dengan Pasar Seni Sukawati, dimana areal ini juga merupakan pusat

perdagangan di Kecaman Sukawati sehingga toko ini memiliki beberapa saingan

yang menjual produk yang serupa. Toko ini setiap harinya ramai pengunjung,

namun tidak semua pengunjung melakukan transaksi jual beli karena perbedaan

harga dengan toko lain yang berada didekat Toko Puri Taman Sukawati.

Banyaknya pilihan produk serupa tentunya akan mempengaruhi psikologi

konsumen dalam memutuskan pembelian. Hal inilah yang menyebabkan Puri

Taman Sukawati merupakan lokasi yang sesuai dengan topik penelitian ini.

Alasan lainnya penelitian ini dilakukan pada Toko Puri Taman Sukawati

karena diperoleh data pembelian pelanggan yang cenderung mengalami

penurunan selama tahun 2019 hingga 2021. Adapun data pembelian konsumen

pada Toko Puri Taman Sukawati dapat dilihat pada Gambar 1.2 sebagai berikut.

10
Gambar 1.2 Data Pembelian Konsumen Pada Toko Puri Taman Sukawati

Sumber: Toko Puri Taman Sukawati, 2020

Gambar 1.2 menunjukkan jumlah pembelian konsumen pada Toko

Puri Taman Sukawati semakin menurun setiap bulannya selama tahun 2020,

sehingga menarik dilakukan penelitian terkait faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian produk pada Toko Puri Taman Sukawati. Berdasarkan

latar belakang yang telah dipaparka, dan hasil penelitian terdahulu yang tidak

konsisten maka dilakukan penelitian dengan judul: “Anteseden Faktor

Psychological Terhadap Keputusan Pembelian Kebutuhan Pokok Di

Perusahaan Puri TamanSukawati”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

disusunlah rumusan masalah sebagai berikut.

1) Bagaimanakah pengaruh Customer Solution terhadap phsysicological

konsumen Toko Puri Taman Sukawati?

11
2) Bagaimanakah pengaruh Customer cost terhadap phsysicological

konsumen Toko Puri Taman Sukawati?

3) Bagaimanakah pengaruh Convenience terhadap phsysicological konsumen

Toko Puri Taman Sukawati?

4) Bagaimanakah pengaruh phsysicological konsumen terhadap keputusan

pembelian pada produk kebutuhan pokok untuk bayi dan anak - anak di Puri

Taman Sukawati?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Customer Solution terhadap

phsysicological konsumen Toko Puri Taman Sukawati.

2) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Customer cost terhadap

phsysicological konsumen Toko Puri Taman Sukawati.

3) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Convenience terhadap

phsysicological konsumen Toko Puri Taman Sukawati.

4) Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh phsysicological konsumen

terhadap keputusan pembelian pada produk kebutuhan pokok untuk bayi dan

anak - anak di Puri Taman Sukawati.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi mahasiswa,

perusahaan, dan Universitas Udayana. Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:

12
1) Manfaar Teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi tambahan wawasan dan bukti empiris

dalam ilmu manajemen pemasaran terkait bagaimana pengaruh customer

solution, customer cost dan convenience terhadap phsysicological

konsumen dan pengaruh phsysicological konsumen terhadap keputusan

pembelian.

2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

menjadi bahan pertimbangan bagi

a) Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diajukan sebagai tugas akhir dalam menempuh

pendidikan di Universitas Udayana pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis. Selain itu penelitian ini juga sebagai tempat untuk

mengaplikasikan ilmu atau teori-teori yang didapat selama kuliah

yang berhubungan dengan pokok permasalahan penelitian dan

membandingakan teori-teori tersebut dengan keadaan atau realita.

b) Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan gambaran dan informasi

bagi Puri Taman Sukawati tentang pengaruh faktor psikologis

terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk kebutuhan

sandang di toko Puri Taman Sukawati.

c) Bagi Universitas Udayana

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu media

13
informasi tentang salah satu permasalahan yang terdapat di industri

sehingga bisa dijadikan referensi didalam melakukan penelitian yang

sejenis serta dapat digunakan sebagai informasi tambahan dalam

proses belajar di lingkungan kampus.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini terdiri dari beberapa bab yang disusun berurutan

secara sistematis, sehingga antara sub bab dengan bab yang lainnya mempunyai

hubungan yang sistematis. Sistematika penulisan dalam penelitian ini yaitu :

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan mengenai permasalahan yang ada dalam

penelitian ini meliputi, uraian mengenai latar belakang, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika

penyajian yang merupakan pengantar bagi pembaca.

Bab II Kajian Pustaka

Pada bab ini diuraikan mengenai sistematis tentang teori-teori dan

konsep-konsep yang relevan yang menjadi dasar dalam

pembahasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, lokasi penelitian,

objek penelitian, identifikasi variabel, jenis dan sumber data,

populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode

pengumpulan data, serta teknik analisis data.

14
Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum subjek penelitian,

deskripsi dari masing-masing variabel yang diteliti, hasil dari

pengolahan data penelitian, serta menguraikan mengenai pembahasan

hasil penelitian.

Bab V Simpulan dan Saran

Pada bab ini diurikan mengenai bagian akhir yang berisi kesimpulan dan

saran yang diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat

bagi perusahaan maupun pihak lain yang membutuhkan

15
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL,DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Perilaku Konsumen

Grand theory yang mendasari penelitian ini adalah teori perilaku konsumen

pada hakikatnya untuk memahami “why do consumers do what they do”. Perilaku

konsumen (consumer behavior) didefinisikan sebagai kegiatankegiatan individu

yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-

barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada

persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Dharmesta & Handoko,

2016). Handika dkk. (2018) menyatakan bahwa perilaku konsumen

menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan

sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-

barang yang berhubungan dengan konsumsi.

Firmansyah (2018) berpendapat bahwa perilaku konsumen merupakan suatu

proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli,

memakai serta memanfaatkan produk, jasa, serta gagasan atau pengalaman dalam

rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat konsumen. Konsumen yang akan

memutuskan membeli suatu barang atau produk tertentu, biasanya konsumen akan

mempertimbangkan terlebih dahulu barang yang akan dibeli, baik dari segi harga,

kualitas, fungsi, dan bagaimana konsumen melakukan pembelian (Kurniasih,

2018).

16
Perilaku konsumen secara umum dipengaruhi oleh faktor internal (seperti

persepsi, pembelajaran, kepribadian, sikap dan sebagainya) dan faktor eksternal

(seperti situasi, kelompok referensi, keluarga, dan lingkungan pemasaran). Faktor-

faktor tersebut dapat menyebabkan bagaimana konsumen akan memutuskan untuk

melakukan pembelian. Proses pembentukan perilaku konsumen dilakukan

berdasarkan pada suatu proses sebelum dan sesudah pembelian. Seorang pembeli

akan melakukan penilaian terhadap suatu produk yang kemudian akan berdampak

proses pengambilan keputusannya atas pembelian barang atau jasa tersebut

(Kurniasih, 2018). Berdasarkan kajian pustaka sebelumnya, dapat disimpulkan

bahwa perilaku konsumen merupakan cara individu untuk membuat keputusan

dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hasrat konsumen dengan memanfaatkan

sumber daya yang tersedia.

2.1.2 Keputusan Pembelian (Buying Decision)

Buying Decision atau keputusan pembelian merupakan hasil pertimbangan

dan pemikiran yang dinyatakan dalam suatu tindakan individu yang secara

langsung menjadi terlibat dalam pengambilan suatu keputusan untuk melakukan

pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Menurut (Kotler and

Armstrong, 2018) keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan

keputusan yang diambil oleh pembeli di mana konsumen benar-benar membeli

dengan sungguh dari keinginannya. Keputusan pembelian menurut (Schiffman

and Kanuk, 2008) adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan

keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan,

17
haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan pembelian menurut

Sudjatmika (2017) adalah saat konsumen membeli produk yang telah dipilihnya

di e-commerce. Keputusan pembelian didefinisikan oleh Kristiawan & Keni

(2020), yaitu proses seorang konsumen dalam mengelola informasi mengenai

suatu produk dan pemasar memiliki peran penting agar konsumen memilih salah

satu alternatif yang ditawarkan. Pendapat Tjiptono (2016) mengenai keputusan

pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya,

mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi

seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya

yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian. Keputusan pembelian

melibatkan beberapa urutan pilihan yang dibentuk oleh konsumen sebelum

membuat keputusan pembelian yang dimulai setelah konsumen tersebut memiliki

kemauan untuk memenuhi kebutuhan (Hanaysha, 2018). Pada penelitian Nurcaya

& Rastini (2020) menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan yang dimiliki

konsumen mengenai suatu produk, citra merek produk bagi konsumen, serta gaya

hidup dapat menentukan keputusan pembelian konsumen.

Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa

definisi keputusan pembelian pada penelitian ini adalah suatu proses seorang

konsumen dalam mengelola pengetahuan atau informasi mengenai suatu produk

serta melakukan pemilihan atau menentukan pembelian produk yang paling

disukai untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut Kotler & Keller (2016:195), ada lima tahap yang dilalui

konsumen dalam mengambil suatu keputusan pembelian, yaitu:

18
1. Pengenalan Masalah. Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali

masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh

rangsangan internal atau eksternal.

2. Pencarian Informasi. Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan

terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.

3. Evaluasi Alternatif. Pasar harus tahu tentang evaluasi alternatif, yaitu

bagaimana konsumen mengolah informasi merek yang bersaing dan

membuat penilaian akhir.

4. Keputusan Pembelian. Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk

preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.

Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang

paling disukai.

5. Perilaku Pasca pembelian. Setelah membeli produk, konsumen akan

mengalami level kepuasan pascapembelian. Jika kinerja produk lebih

rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa; jika ternyata sesuai

harapan, pelanggan akan puas; jika melebihi harapan, pembeli akan sangat

puas.

Gambar 2.1 Tahap Keputusan Pembelian

Sumber : Kotler dan Keller (2016)

Dalam keputusan pembelian konsumen, terdapat enam indikator keputusan

19
yang dilakukan oleh pembeli menurut Kotler & Keller (2016:199), yaitu :

1. Product choice (pilihan produk). Konsumen dapat mengambil keputusan

untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan

yang lain.

2. Brand choice (pilihan merek). Konsumen harus mengambil keputusan

tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki

perbedaanperbedaan tersendiri.

3. Dealer choice (pilihan tempat penyalur). Konsumen harus mengambil

keputusan tentang penyalur mana yang akan dikunjungi.

4. Purchase amount (Jumlah pembelian atau kuantitas). Konsumen dapat

mengambil keputusan tentang seberapa banyak yang akan dibelinya pada

suatu saat.

5. Purchase timing (waktu pembelian). Keputusan konsumen dalam

pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda misalnya: ada yang

membeli setiap hari, satu minggu sekali, dua minggu sekali, tiga minggu

sekali atau sebulan sekali dan lain-lain.

6. Payment method (Metode Pembayaran). Konsumen dapat mengambil

keputusan tentang metode pembayaran yang akan dilakukan dalam

pengambilan keputusan.

Indikator keputusan pembelian yang digunakan pada penelitian Sholihat

(2019) terdapat 4 indikator, yaitu :

1. Kemantapan pada sebuah produk, yaitu pelanggan tersebut benar-benar

yakin dan mantap untuk membeli produk yang diinginkannya.

20
2. Kebiasaan dalam membeli produk, yaitu perilaku membeli konsumen

pada sebuah produk atau kebiasaan konsumen untuk membeli produk

yang sama, karena produk tesebut sesuai dengan keinginannya.

3. Kesedian merekomendasikan, yaitu wujud kepuasan konsumen pada

produk yang telah dibelinya, dengan kepuasan tersebut pelanggan mau

dan berkeinginan untuk merekomendasikan produk yang telah dibelinya

tersebut kepada orang-orang terdekat mereka seperti keluarga, saudara

maupun teman-temannya.

4. Minat berkunjung kembali, yaitu kesedian konsumen untuk membeli

ulang produk tersebut karena konsumen merasa puas dengan apa yang

telah didapatkannya dan sesuai dengan keinginannya.

Dewi & Sutanto (2018) pada penelitiannya menggunakan 5 indikator

keputusan pembelian yaitu sikap konsumen, preferensi produk, preferensi harga,

preferensi promosi dan preferensi lokasi. Penelitian Yunita dkk. (2019)

menjelaskan terdapat 4 indikator keputusan pembelian yaitu sesuai kebutuhan,

mempunyai manfaat, ketepatan dalam membeli produk dan pembelian ulang.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya maka di penelitian ini akan

menggunakan indikator kemantapan pada sebuah produk, kebiasaan dalam

membeli produk, kesedian merekomendasikan dan minat berkunjung kembali.

2.1.3 Customer Solution

Custumer solution merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan

produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau

dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang

21
bersangkutan. Produk yang ditawarkan adalah meliputi barang fisik, jasa, orang

atau orang pribadi, tempat, organisasi dan ide.Jadi produk dapat berupa manfaat

tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan (Hutauruk, 2020).

Customer Solution (berkolerasi dengan Produk) berkaitan erat dengan

produk apa yang akan ditawarkan. Produk yang akan ditawarkan ini hendaknya

merupakan solusi yang dibutuhkan oleh konsumen (Sari, 2018). Indikator

Customer Solution menurut Ekawati (2021) terdiri dari:

1) Packaging

Packaging merupakan sarana informasi dan edukasi kepada konsumen

terkait detail produk

2) Quality

Kualitas adalah jaminan dalam memenuhi harapan terhadap suatu produk,

termasuk dari sisi ekologi dan sosial.

3) Label

Label merupakan komponen yang terhubung langsung dengan kemasan.

Label harus mengandung informasi yang jelas.

4) Brand

Brand merupakan ciri pembeda terhadap perusahaan lain. Dalam brand,

citra produk dan layanan yang dapat memberi nilai tambah bagi konsumen

pada sisi ekonomi, sosial dan lingkungan.

Purwanti dkk. (2021), menyatakan indikator yang digunakan untuk

mengukur customer solution, terdiri dari:

1) Penampilan fisik produk dengan tampilan desain yang menarik

22
2) Kemasan produk rapi dan keamanan kemasan terjamin

2.1.4 Customer cost

Customer cost, di mana dalam hal ini keputusan penentuan tarif dari

sebuah produk jasa baru harus memperhatikan beberapa hal. Hal yang paling

utama adalah bahwa keputusan penentuan tarif harus sesuai dengan strategi

pemasaran secara keseluruhan. Perubahan berbagai tarif diberbagai pasar juga

harus dipertimbangkan. Lebih jauh lagi, tarif spesifik yang akan ditetapkan akan

bergantung pada tipe pelanggan yang menjadi tujuan pasar jasa tersebut

(Hutauruk, 2020).

Customer Cost (berkolerasi dengan Price) berkaitan erat dengan aspek

penentuan harga, yakni berapa besar harga yang dikeluarkan produsen untuk

memproduksi barang tersebut dan berapa besar harga yang harus dibayarkan oleh

konsumen (Sari, 2018). Purwanti dkk. (2021), menyatakan indikator yang

digunakan untuk mengukur Customer Cost, terdiri dari:

1) Harga sesuai dengan kuantitas dan kualitas produk

2) Konsumen mendapatkan jaminan potongan harga dari harga semula yang

telah ditentukan

Indikator Customer Cost menurut Ekawati (2021) terdiri dari:

1) Purchase Cost

Purchase Cost merupakan biaya yang terdiri dari biaya pencarian

(berhubungan dengan biaya pengumpulan informasi), biaya informasi

(berhubungan dengan perbandingan yang dilakukan konsumen terhadap

23
penawaran produk alternatif), dan biaya transaksi.

2) Use Cost

Use Cost merupakan biaya yang dikeluarkan konsumen saat penggunaan

produk.

3) Post-Use Cost

Post-Use Cost merupakan biaya yang berkaitan dengan pengumpulan,

prnyimpanan dan pembuangan produk.

2.1.5 Convenience

Convenience, di mana diartikan sebagai saluran distribusi (zero channel,

two level channels, dan multilevel channels), sedangkan untuk produksi industri

jasa, place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Lokasi pelayanan jasa yang

digunakan dalam memasok jasa kepada pelanggan yang dituju merupakan

keputusan kunci. Keputusan mengenai lokasi pelayanan yang akan digunakan

melibatkan pertimbangan bagaimana menyerahkan barang dan jasa kepada

pelanggan dan di mana itu akan berlangsung. Tempat juga penting sebagai

lingkungan di mana dan bagaimana barang dan jasa akan diserahkan, sebagai

bagian dari nilai dan manfaat dari barang dan jasa (Hutauruk, 2020).

Convenience (berkolerasi dengan Place) berhubungan erat pentingnya

jaringan distribusi yang akan berkolerasi dengan kemudahan konsumen

mendapatkan barang tersebut (ketersediaan barang) (Sari, 2018). Purwanti dkk.

(2021), menyatakan indikator yang digunakan untuk mengukur Convenience,

terdiri dari:

24
1) Ketersediaan produk beras organik terbatas sehingga sulit ditemukan

dipasaran

2) Lokasi pemasaran produk beras organik strategis sehingga konsumen

mudah untuk melakukan pembelian

Indikator Convenience menurut Ekawati (2021) terdiri dari:

1) Convenience of Purchase

Convenience of Purchase tidak hanya terkait ketersediaan produk, ragam

produk, pengemasan, kecepatan pengiriman, tetapi juga manfaat tambahan

bagi pelanggan seperti penggunaan kemasan yang dapat digunakan

kembali, mendorong pelanggan untuk berbelanja sesuai kebutuhan dan

memilih untuk menjual produk lokal

2) Convenience of Use

Convenience of Use merupakan fitur yang dapat membantu konsumen

dalam mengenali produk, yaitu dikarenakan produk dapat digunakan

dengan lebik baik dibanding produk lain.

3) Convenience of Post-Use

Convenience of Post-Use mengacu pada tahap menyingkirkan produk

lama, produk yang sudah tidak diperlukan atau produk bekas

2.1.6 Physicological

Physicological mencakup aspek internal seseorang, di mana karena

kebutuhannya, maka konsumen termotivasi untuk memiliki keinginan untuk

mengkonsumsi sesuatu demi pemenuhan kebutuhan tersebut (Nagarkoti, 2014).

25
Perilaku konsumen juga akan ditentukan oleh bagaimana mereka memandang

produk, mengevaluasi, dan perasaan mereka tentang produk tersebut (Li, S., & Li,

Y., 2010).

Menurut Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2008:14) menyatakan

“psikologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,

menjelaskan, dan terkadang mengubah perilaku manusia dan makhluk lain.

Psikologi konsumen merupakan suatu studi yang mengenai psikologis dan

perilaku pembelian seseorang di pasar dan menggunakan produk tersebut. Studi

ini dapat dilihat baik dari sudut pandang penjual atau konsumen bahkan dapat

juga dari sudut pandang keduanya (Carlson et, al., dalam Ferrinadewi, 2008:7).

Secara umum, psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah

laku manusia atau gejala-gejala jiwa seorang individu. Mempelajari sifat dari

konsumen disebut dengan psikologis. Kata psikologis diambil dari kata

psychological yang artinya adalah psikologis, kejiwaan, penyelidikan kejiwaan

(Pinem, 2018).

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi konsumen

merupakan suatu ilmu yang mempelajari sifat dan jiwa seseorang yang

berhubungan dengan perilaku pembelian yang bersifat abstrak. Manusia yang

memiliki gejala-gejala jiwa berdasarkan tingkah lakunya dijadikan sebagai objek

yang akan diteliti dan kepribadian yang akan menjadi titik fokus di dalam studi

psikologi konsumen. Adapun tujuan dan manfaat dari faktor psikologis yaitu

psikologis konsumen bertujuan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan

konsumen. Sedangkan manfaat faktor psikologis yaitu agar keinginan dan

26
kebutuhan konsumen dapat terpenuhi dan memberikan kepuasan.

Kotler (2000:238-245) berpendapat bahwa faktor psikologis konsumen

dapat diukur melalui beberapa hal sebagai berikut:

1. Motivasi

Menurut Setiadi (2003), motivasi konsumen adalah keadaan di dalam

pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi

pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada

suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Adapun tujuan dari

motivasi ialah dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan

menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk

mencapai sasaran kepuasan. Sedangkan manfaat motivasi ialah kebutuhan

yang ada dalam diri seseorang dapat terpenuhi sesuai keinginannya.

2. Persepsi

Kotler (2000:241) menyatakan bahwa persepsi adalah proses bagaimana

seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk

menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Adapun tujuan dari

persepsi ialah memberi arti dalam lingkungan yang berdasarkan pada

kenyataan. Sedangkan manfaat persepsi itu sendiri ialah interpretasi proses

dimana konsumen dapat memahami lingkungan mereka sendiri.

3. Pengetahuan

Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen

mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang

27
berkaitan dengan fungsinya sebagai konsumen (Yuniarti Vinna,

2015:129). Adapun tujuan dari pengetahuan ialah mengetahui produk apa

yang dibeli, berapa banyak produk yang akan dibeli, dimana produk dibeli,

dan kapan produk dibeli. Sedangkan manfaat pengetahuan itu sendiri ialah

konsumen merasakan bukan hanya manfaat positif saja tetapi juga

merasakan manfaat negatif dari suatu produk yang dikonsumsi.

4. Kepercayaan dan Sikap

Kotler (2000:243) mendefinisikan kepercayaan sebagai pemikiran

deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Kepercayaan

itu didasarkan atas pengetahuan, opini, dan keyakinan yang mungkin

dipengaruhi atau tidak dipengaruhi rasa emosional. Setelah kepercayaan

maka akan timbul sikap yang telah dipengaruhi oleh kepercayaan

sebelumnya. Kotler (2000:243) sikap adalah evaluasi, perasaan, dan

kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang

terhadap objek atau ide. Sikap adalah pernyataanpernyataan atau penilaian

evaluatif berkaitan dengan objek, orang atau suatu peristiwa (Robbins,

2006). Adapun tujuan dari kepercayaan dan sikap ialah mengubah sikap

seseorang dilakukan dengan cara memaparkan beberapa fungsi sikap

untuk menarik perhatian konsumen, sehingga mereka terdorong untuk

mengubah sikapnya. Sedangkan manfaat kepercayaan dan sikap itu sendiri

ialah mengubah keyakinan tentang merek pesaing.

28
Pinem (2018) menyatakan psikologis konsumen dapat diukur dengan

indikator sebagai berikut:

1) Motivasi

Indikator ini diukur dari persepsi konsumen yang merasa nyaman saat

menggunakan produk, kemudian konsumen merasa toko mampu

memahami segala keinginan dan mampu memenuhi segala kebutuhan

konsumen

2) Persepsi

Indikator ini diukur dari persepsi konsumen yaitu konsumen dapat

masukan informasi mengenai produk apa saja yang memiliki kualitas baik

yang dijual di Toko, kemudian toko selalu ramai oleh pengunjung karena

konsumen selalu diutamakan disekitar lingkungan Toko.

3) Pengetahuan

Indikator ini diukur dari persepsi konsumen yaitu konsumen memiliki

pengetahuan mengenai produk yang dijual di Toko dan konsumen bukan

hanya merasakan manfaat positif tetapi juga negatif setelah menggunakan

bahan kain yang dijual di Toko.

4) Kepercayaan dan Sikap

Indikator ini diukur dari persepsi konsumen yaitu Toko dapat menarik

perhatian konsumen dengan cara memaparkan beberapa fungsi dari produk

yang dijual, dan konsumen meyakini bahan produk yang dijual di Toko

memiliki kualitas yang baik.

29
2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggambarkan

pengaruh costumer solution, costumer cost, convenience, phsysicological terhadap

buying decision. Kerangka konseptual penelitian ini yaitu sebagai berikut.

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Pengaruh Customer Solution terhadap physicological

Customer Solution dapat diartikan bahwa produk itu tidak hanya sekedar

barang/jasa, tapi apakah produk/jasa itu dapat memecahkan problem yang

dihadapi oleh konsumen.Customer Solution berkaitan erat dengan produk apa

yang akan ditawarkan (Rusydi dkk., 2018). Customer Solution (berkolerasi

dengan Produk) berkaitan erat dengan produk apa yang akan ditawarkan. Produk

yang akan ditawarkan ini hendaknya merupakan solusi yang dibutuhkan oleh

konsumen (Sari, 2018). Penelitian Hutauruk (2020), menunjukkan bahwa terdapat

cukup bukti secara statistik untuk menerima hipotesis (H1) di mana Customer

30
Solution berpengaruh positif dan signfikan terhadap physicological. Kondisi ini

menunjukkan bahwa semkain tinggi Customer Solution maka akan semakin tinggi

physicological pada masyarakat dalam berbelanja kebutuhan pokok di kota

Samarinda. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi Customer Solution

yang diproksikan dengan tersedianya barang kebutuhan pokok, tersedia dalam

jumlah banyak dan memiliki kualitas yang baik akan membuat semakin tinggi

pshysicological yang terbentuk. Penelitian serupa oleh Ali et al. (2016) dan

Yulidar, et al., (2019) memperoleh hasil bahwa Customer Solution berpengaruh

positif dan signifikan terhadap physicological sehingga pada akhirnya dapat

mempengaruhi peningkatan keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut.

H1: Customer Solution berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

physicological

2.3.2 Pengaruh Customer cost terhadap physicological

Customer cost dapat diartikan bahwa konsumen akan mempertimbangkan

antara cost dan benefit yang dapat diperoleh harga yang dibayarkan konsumen

sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya (Rusydi dkk., 2018). Customer cost

(berkolerasi dengan Price) berkaitan erat dengan aspek penentuan harga, yakni

berapa besar harga yang dikeluarkan produsen untuk memproduksi barang

tersebut dan berapa besar harga yang harus dibayarkan oleh konsumen (Sari,

2018). Hasil penelitian terdahulu ole Rusydi dkk., (2018) dan Sari (2018)

menyatakan ada pengaruh yang positif signifikan dari Customer cost terhadap

31
psikologis konsumen yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen. Berbeda dengan penelitian Hutauruk (2020) yang menunjukkan bahwa

customer cost berpengaruh negatif dan tidak signfikan terhadap physicological.

Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi customer cost maka akan

semakin rendah physicological secara tidak signifikan pada masyarakat dalam

berbelanja kebutuhan pokok di kota Samarinda dalam situasi pandemi COVID-

19. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi customer cost yang

diproksikan dengan kesesuaian harga dengan produk yang dijual, promosi harga

dan kestabilan harga akan membuat semakin rendah pshysicological yang

terbentuk. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka

dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.

H2: Customer cost berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

physicological

2.3.3 Pengaruh Convenience terhadap physicological

Convenience merupakan pelayanan yang mampu menyenangkan

konsumen karena mudah diperoleh dan merupakan segala upaya dalam

memperolehnya dengan mudah dan nyaman (Rusydi dkk., 2018). Convenience

(berkolerasi dengan Place) berhubungan erat pentingnya jaringan distribusi yang

akan berkolerasi dengan kemudahan konsumen mendapatkan barang tersebut

(ketersediaan barang) (Sari, 2018). Penelitian Hutauruk (2020) memperoleh hasil

bahwa convenience berpengaruh positif dan signfikan terhadap physicological.

Kondisi ini menunjukkan bahwa tsemakin tinggi convenience maka akan semakin

tinggi pula physicological pada masyarakat dalam berbelanja kebutuhan pokok di

32
kota Samarinda dalam situasi pandemi COVID-19. Hal ini juga menunjukkan

bahwa semakin tinggi convenience yang diproksikan dengan jauh dekatnya lokasi

berbelanja, dan keamanan akan membuat semakin tinggi pshysicological yang

terbentuk, sehingga hipotesis yang semula diajukan adalah diterima atau dapat

terbukti kebenarannya. Hasil temuan ini sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh (Kotler &y Amstrong, 2008) bahwa convenience adalah salah

satu elemen yang mempu membentuk bauran pemasaran dari sisi konsumen,

artinya konsumen rela melakukan untuk memiliki persepsi atau dorongan akibat

dari adanya faktor convenience ini. Hasil studi ini dapat mengkonfirmasi studi

terdahulu yang dilakukan oleh (Nagarkoti B, 2014) (Li, S., & Li, Y., 2010), di

mana karena kebutuhan maka konsumen akan termotivasi untuk membentuk niat

untuk melakukan pemenuhan kebutuhan dengan cara yang paling mudah dan

nyaman. Penelitian serupa oleh Rahmat (2021) menyatakan Terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan service convenience terhadap psikologis konsumen.

Semakin tinggi penawaran layanan melebihi harapan pelanggan, maka pelanggan

akan semakin merasa puas. Service convenience juga merupakan salah satu

strategi yang digunakan para pebisnis untuk meningkatkan penilaian konsumen.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa service convenience dapat

mempengaruhi perilaku pelanggan dalam proses evaluasi berbelanja, baik pada

saat konsumsi atau pasca konsumsi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

diuraikan sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian berikut.

H3: Convenience berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

physicological

33
2.3.4 Pengaruh Physicological terhadap buying decision

Proses pengambilan keputusan pembelian melibatkan tiga tahapan, antara

lain: input, process, dan output. Tahapan input mempengaruhi rekognisi terhadap

kebutuhan produk dan terdiri dari dua sumber utama, yaitu usaha pemasaran

perusahaan (produk, tempat, harga, dan promosi) dan pengaruh sosioeksternal

konsumen (keluarga, teman, tetangga, kelas sosial, budaya). Tahapan proses fokus

terhadap bagaimana konsumen membuat keputusan yang mencakup faktor

psikologis (motivasi, persepsi, belajar, kepribadian, dan sikap) yang

mempengaruhi rekognisi terhadap kebutuhan, pencarian alternatif sebelum

pembelian, dan evaluasi alternatif. Tahapan output merupakan pembelian dan

perilaku setelah pembelian (Firmansyah, 2018:35). Berdasarkan pada teori proses

pengambilan keputusan pembelian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor psikologis.

Faktor psikologis merupakan cara yang digunakan untuk mengenali

perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis informasi, merumuskan

pikiran dan pendapat serta mengambil tindakan (Irwan, 2019). Dari argument

tersebut dapat di artikan bahwa faktor psikologis adalah dorongan dari diri

seseorang yang memengaruhi pemilihan sesuatu terhadap produk yang digunakan,

keinginan yang lebih besar dan kemudahan penggunaan produk tersebut

dibandingkan dengan yang lain. Berlandaskan pada penelitian Puspitorini (2018)

dan Nurgianto dkk (2021) diperoleh hasil bahwa faktor psikologis yang terdiri

dari Motivasi, Persepsi, Sikap dan Pembelajaran secara simultan maupun parsial

34
berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian. Irwan (2019) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa faktor psikologis berpengaruh secara significant

terhadap keputusan pembelian produk fashion. Hasil analisis serupa dalam

penelitian Lanipi dkk (2017), Pinem (2018), dan Hutauruk (2020) menunjukkan

bahwa physicological berpengaruh positif dan signfikan terhadap buying decision.

Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi physicological maka akan

semakin tinggi buying decision pada masyarakat dalam berbelanja kebutuhan

pokok. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.

H4: physicological berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian konsumen (buying decision)

35
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau

lebih. Hubungan antara dua variabel atau lebih dalam penelitian ini membahas

mengenai pengaruh costumer solution terhadap physicological, pengaruh

costumer cost terhadap physicological, pengaruh convenience terhadap

physicological, dan pengaruh physicological terhadap buying decision.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Puri Taman Mom&Baby Shop yang

beralamat di Jl. Lettu Nengah Duaji, Sukawati, Gianyar. Ruang lingkup penelitian

ini berada di Kecamatan Sukawati sebagai salah satu kecamatan yang memiliki

kepadatan penduduk yang cukup tinggi dengan tingkat daya beli masyarakat yang

cukup tinggi pula. Hal ini disebabkan karena adanya Pasar Seni Sukawati yang

merupakan salah satu tujuan wisata di Kabupaten Gianyar. Masyarakat dengan

daya beli tinggi diasumsikan memiliki kesadaran akan kebutuhan sandang yang

lebih tinggi pula.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pelanggan produk kebutuhan pokok anak pada

Puri Taman Mom & Baby Shop di Sukawati yang pernah berbelanja pada

perusahaan ini. Objek penelitian ini yaitu buying decision yang tumbuh

36
dipengaruhi oleh costumer solution, costumer cost, convenience, dan

physicological pada produk dari perusahaan Puri Taman Mom & Baby Shop ini.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Identifikasi Variabel

Berdasarkan pokok permasalahan dan hipotesis yang diajukan, variabel-

variabel dalam analisis ini dapat diidentifikasikan secara garis besar menjadi dua

yakni:

1) Variabel bebas (independen) adalah suatu variabel yang mempengaruhi

atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat

(dependen). Variabel bebas pada penelitian ini adalah costumer solution,

costumer cost, convenience, dan physicological.

2) Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat dari variabel bebas (independen). Variabel terikat yang digunakan

penelitian ini adalah buying decision.

3.4.2 Definisi Operasional Variabel

1) Costumer Solution

Costumer solution didefinisikan sebagai sesuatu yang diperoleh

pelanggan, bisa berupa barang fisik, jasa, tempat, organisasi dan ide. Jadi,

produk dapat berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat

membantu dan mampu memecahkan masalah pelanggan sehingga

pelanggan dapat terpuaskan. ditawarkan ini hendaknya merupakan solusi

yang dibutuhkan oleh pelanggan (Sari, 2018). Indikator Customer Solution

37
yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi dan memodifikasi

indikator dari Ekawati (2021) terdiri dari:

a) Packaging

Packaging merupakan sarana informasi dan edukasi kepada pelanggan

terkait detail produk. Indikator ini diukur dengan persepsi responden

yaitu packaging produk pada Puri Taman Mom & Baby Shop sudah

memiliki informasi dan detail produk yang jelas bagi pelanggan.

b) Quality

Kualitas adalah jaminan dalam memenuhi harapan terhadap suatu

produk, termasuk dari sisi ekologi dan sosial. Indikator ini diukur

dengan persepsi responden yaitu produk pada Puri Taman Mom &

Baby Shop sudah memiliki kualitas yang terjamin sesuai harapan

pelanggan

c) Label

Label merupakan komponen yang terhubung langsung dengan

kemasan. Label harus mengandung informasi yang jelas. Indikator ini

diukur dengan persepsi responden yaitu produk pada Puri Taman

Mom & Baby Shop sudah menampilkan label produk dengan

informasi yang jelas

d) Brand

Brand merupakan ciri pembeda terhadap perusahaan lain. Dalam

brand, citra produk dan layanan yang dapat memberi nilai tambah

bagi pelanggan pada sisi ekonomi, sosial dan lingkungan. Indikator ini

38
diukur dengan persepsi responden yaitu Puri Taman Mom & Baby

Shop sudah memberikan berbagai macam pilihan brand produk.

2) Costumer Cost

Costumer cost didefinisikan sebagai harga yang dibayarkan pelanggan

untuk membeli produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

Indikator costumer cost yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi

dan memodifikasi indikator dari Purwanti dkk. (2021), agar sesuai dengan

penelitian ini. Indikator tersebut adalah:

a) Harga sesuai dengan kuantitas yaitu pelanggan merasa harga produk

yang ditawarkan Puri Taman Mom & Baby Shop sesuai dengan

kuantitas produk yang pelanggan dapatkan.

b) Harga sesuai dengan kualitas produk yaitu pelanggan merasa harga

produk yang ditawarkan Puri Taman Mom & Baby Shop sesuai

dengan kalitas produk yang diterima

c) Pelanggan mendapatkan jaminan potongan harga dari harga semula

yang telah ditentukan yaitu pelanggan memperoleh potongan harga

dari Puri Taman Mom & Baby Shop dari harga semula yang telah

ditentukan

3) Convenience

Convenience didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk dapat

menyenangkan pelanggan karena mudah diperoleh dimana-mana.

convenience adalah salah satu elemen yang mampu membentuk bauran

pemasaran dari sisi pelanggan, artinya pelanggan rela melakukan

39
keputusan pembelian karena memiliki dorongan akibat dari adanya faktor

convenience ini. Indikator costumer cost yang digunakan dalam penelitian

ini mengadaptasi dan memodifikasi indikator dari Purwanti dkk. (2021),

agar sesuai dengan penelitian ini. Indikator tersebut adalah:

a) Convenience of Purchase

Indikator ini diukur dengan persepsi responden yaitu Puri Taman

Mom & Baby Shop menyediakan beragam produk pakaian dan

kelengkapan bayi yang sesuai kebutuhan pelanggan

b) Convenience of Use

Indikator ini diukur dengan persepsi responden yaitu Puri Taman

Mom & Baby Shop menyediakan produk dengan fitur produk yang

lebik baik dibanding produk lain

c) Convenience of Post-Use

Indikator ini diukur dengan persepsi responden yaitu produk-produk

dari Puri Taman Mom & Baby Shop memiliki kualitas yang baik

sehingga produk tahan lama

4) Physicological

Physicological didefinisikan sebagai aspek internal seseorang terkait

dengan kebutuhan, karena dengan adanya kebutuhan maka pelanggan

termotivasi untuk memiliki niat untuk mengkonsumsi sesuatu demi

pemenuhan kebutuhan tersebut. Indikator Keputusan Pembelian yang

digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi dan memodifikasi indikator

dari Pinem (2018) agar sesuai dengan penelitian ini. Indikator tersebut

40
adalah:

a) Motivasi

Indikator ini diukur dari persepsi pelanggan yang merasa nyaman saat

menggunakan produk-produk Puri Taman Mom & Baby Shop

b) Persepsi

Indikator ini diukur dari persepsi pelanggan yaitu pelanggan merasa

dihargai saat belanja di Puri Taman Mom & Baby Shop tanpa pilih

kasih

c) Pengetahuan

Indikator ini diukur dari persepsi pelanggan yaitu pelanggan memiliki

pengetahuan mengenai produk yang dijual di Toko Puri Taman Mom

& Baby Shop tanpa pilih kasih

d) Kepercayaan dan Sikap

Indikator ini diukur dari persepsi pelanggan yaitu Toko Puri Taman

Mom & Baby Shop tanpa pilih kasih dapat menarik perhatian

pelanggan dengan cara memaparkan beberapa fungsi dari produk yang

dijual.

5) Buying decision

Buying decision didefinisikan sebagai keputusan pelanggan untuk benar-

benar membeli suatu produk karena timbulnya niat membeli sebagai hasil

penilaian yang dilakukan oleh individu setelah mengevaluasi suatu produk

dan layanan mengenai merek yang akan dibeli. Indikator Keputusan

Pembelian yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi dan

41
memodifikasi indikator dari Sholihat (2019) agar sesuai dengan penelitian

ini. Indikator tersebut adalah:

a) Kemantapan pada sebuah produk,

Indikator ini diukur dengan persepsi responden yaitu pelanggan benar-

benar yakin untuk berbelanja pada Puri Taman Mom & Baby Shop.

b) Kebiasaan dalam membeli produk

Indikator ini diukur dengan persepsi responden yaitu pelanggan

berulang-ulang kali berbelanja pada Puri Taman Mom & Baby Shop

karena merasa puas terhadap layanan yang diberikan.

c) Kesedian merekomendasikan

Indikator ini diukur dengan persepsi responden yaitu wujud kepuasan

pelanggan pada pengalaman berbelanja di Puri Taman Mom & Baby

Shop dengan merekomendasikan Puri Taman Mom & Baby Shop

kepada kerabat terdekat.

d) Minat berkunjung kembali

Indikator ini diukur dengan persepsi responden yaitu kesedian

pelanggan untuk berbelanja kembali pada Puri Taman Mom & Baby

Shop karena pelanggan merasa puas dengan apa yang telah

didapatkannya.

Secara lengkap, masing-masing variabel dan indikator dalam penelitian ini

disajikan pada tabel 3.1 sebagai berikut.

42
Tabel 3.1 Variabel dan Indikator

Variabel Indikator Sumber


Custumer Packaging (X1,1) Ekawati
solution Quality (X1,2) (2021)
Label (X1,3)
Brand (X1,4)
Harga sesuai dengan kuantitas (X2,1)
Harga sesuai dengan kualitas produk (X2,2) Purwanti
Costumer cost
Konsumen mendapatkan jaminan potongan dkk. (2021)
harga (X2,3)
Convenience of Purchase
Purwanti
Convenience Convenience of Use
dkk. (2021)
Convenience of Post-Use
Physicological Motivasi (Y1,1) Pinem
Persepsi (Y1,2) (2018)
Pengetahuan (Y1,3)
Kepercayaan dan Sikap (Y1,4)
Buying decision Kemantapan pada sebuah produk (Y2,1) Sholihat
Kebiasaan dalam membeli produk (Y2,2) (2019)
Kesedian merekomendasikan (Y2,3)
Minat berkunjung kembali (Y2,4)
Sumber: data diolah, 2022

3.5 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, populasi

yang digunakan yaitu pelanggan yang pernah membeli produk kebutuhan pokok

Puritaman yang berdomisili di kecamatan Sukawati yang jumlahnya tidak dapat

disebutkan atau dihitung secara pasti (infinite).

43
3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2018). Sampel yang diambil merupakan responden

yang representatif atau dapat mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis purporsive sampling.

Purporsive sampling adalah penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2018). Kriteria yang digunakan dalam memilih responden adalah

sebagai berikut:

1) Minimal pendidikan berada pada jenjang SMA dengan pertimbangan

seseorang dengan jenjang pendidikan minimal SMA sudah memiliki

pemahaman yang lebih luas sehingga mampu mengisi dan memahami

kuesioner dengan baik.

2) Minimal pernah melakukan pembelian pada Puri Taman Mom & Baby

Shop sebanyak 2 kali dalam kurun waktu 6 bulan terakhir.

Menururt Sugiyono (2016;74), jumlah sampel yang digunakan agar

memperoleh hasil yang valid dapat ditentukan paling sedikit (5-10) x jumlah

indikator yang diteliti, sehingga jumlah anggota sampel atau ukuran sampel

(sample size) yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 105 responden

dengan pertimbangan ukuran sampel 5 x dari jumlah indikator yang ada (5 x 18

indikator = 90 responden).

3.6 Jenis dan Sumber Data

3.6.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah jenis data kuantitatif dan kualitatif.

44
1) Data kuantitatif, menurut Rahyuda (2016) adalah data yang berbentuk

angka atau data. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah jumlah

responden penelitian.

2) Data kualitatif, menurut Rahyuda (2016) didefinisikan sebagai data yang

dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, atau gambar. Data kualitatif

kemudian diangkakan dengan memberi skor. Pada penelitian ini adalah

data kualitatif berupa hasil kuesioner dari responden.

3.6.2 Sumber Data

Menurut sumbernya, penelitian ini menggunakan dua data, yaitu :

1) Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri yang

digunakan untuk menunjang penelitian. Data primer dalam penelitian ini

adalah hasil kuesioner dan jawaban dari responden yang memenuhi

kriteria penelitian.

2) Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh suatu organisasi atau

instansi lain yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data dari Katadata Insight Center

(KIC) terkait Tingkat Transaksi Konsumen Selama Pandemi Tahun

2020.

3.7 Metode Pengumpulan Data dan Pengujian Instrumen

3.7.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan alat bantu kuesioner kepada responden. Menurut Sugiyono

(2018) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

45
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Metode kuesioner cocok digunakan bila jumlah

responden cukup besar serta tersebar di wilayah yang luas. Butir-butir

pernyataan selanjutnya diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang

fenomena sosial (Sugiyono, 2018). Jawaban setiap pernyataan diberi nilai

dengan skala dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju.

Tabel 3.2 Penentuan Skor

Jawaban Kode Skor


Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Cukup Setuju CS 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber : Sugiyono (2018)

3.7.2 Pengujian Instrumen

1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner (Ghozali, 2016:52). Suatu instrumen dapat dikatakan valid jika

koefisien korelasi instrumen 0,3 (sugiyono, 2018:218).

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

memberikan hasil yang konsisten bila dilakukan pengukuran kembali

terhadap gejala yang sama. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila

nilai Cronbach’s Alpha 0,6 (Sugiyono, 2018:220).

46
3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan obyek yang diteliti

melalui sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2018:239).

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dan tanggapan

responden terhadap item-item pertanyaan pada kuesioner.

3.8.2 Analisis Statistik Inferensial

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan PLS (Partial Least

Square) yaitu analisis persamaan struktural (SEM) berbasis varians yang secara

simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran sekaligus pengujian

model struktural (Abdillah dan Hartono, 2016). Penelitian ini menggunakan

model struktural yang bersifat rekursif yaitu model penyebab satu arah dan tidak

ada arah membalik (feed bank loop) dan tidak ada pengaruh sebab akibat

(reciprocal). Sehingga masalah un-identified atau over-identified juga tidak akan

terjadi. Menurut Hussein (2015) dalam Analisa menggunakan PLS dilakukan tiga

tahap pengujian yaitu:

1) Evaluasi Model Pengukuran (Measurement Model/Outer Model)

Sehubungan dengan indikator-indikator yang membentuk variabel laten

dalam penelitian ini bersifat refleksif, maka evaluasi model pengukuran

(measurement model/outer model), untuk mengukur validitas dan reliabilitas

47
indikator-indikator tersebut adalah a) convergent validity, b) discriminant

validity, dan c) composite reliabilitya dan cronbach alpha. Model pengukuran

tersebut digunakan karena indikator-indikator yang membentuk variabel laten

dalam penelitian ini bersifat refleksif. Adapun tahap pengujian yang akan

dilakukan yaitu:

(1) Convergent Validity

Convergent validity merupakan suatu kriteria dalam pengukuran validitas

indikator yang bersifat refleksif. Evaluasi ini dilakukan melalui

pemeriksaan terhadap koefisien outer loading masing-masing indikator

terhadap variabel latennya. Menurut Chin (1998) bahwa indikator individu

pada tahap pengembangan skala pengukuran penelitian dikatakan tinggi

apabila memiliki nilai cross loading berkisar 0.50 sampai 0.60. Pada

penelitian ini nilai cross loading yang digunakan adalah 0.60.

(2) Discriminant Validity

Menurut Ghozali (2017) bahwa discriminant validity digunakan untuk

mengukur seberapa jauh suatu konstruk berbeda dari konstruk lainnya.

Nilai discriminant validity yang tinggi diartikan bahwa konstruk tersebut

unik dan mampu menangkap fenomena yang diukur. Indikator dianggap

valid jika nilai AVE masing-masing konstruk > 0,50 dan nilai √ AVE

seluruh konstruk > nilai korelasi antar variabel.

(3) Composite Reliability dan Cronbach Alpha

Menurut Ghozali (2017) suatu konstruk dapat dikatakan reliable apabila

memiliki nilai composite reliability lebih besar dari 0,70. Uji

48
unidimensionality dilakukan dengan menggunakan indikator composite

reliability dan alpha Cronbach untuk memastikan bahwa tidak ada

masalah terkait pengukuran dalam evaluasi outer model.

2) Evaluasi Model Struktural (Structural Model/Inner Model)

Evaluasi model struktural (Structural Model/Inner Model) adalah

pengukuran untuk mengevaluasi tingkat ketepatan model dalam penelitian

secara keseluruhan, yang dibentuk melalui beberapa variabel beserta dengan

indikator-indikatornya. Dalam evaluasi model struktural ini akan dilakukan

melalui beberapa pendekatan diantaranya: a) R-Square (R2), b) Q-Square

Predictive Relevance (Q2), dan c) Goodness of Fit (GoF). Analisis inner

model dilakukan untuk memastikan bahwa model struktural yang dibangun

kuat dan akurat. Beberapa tahap yang akan dilakukan pada model struktural

atau inner model:

(1) Evaluasi Model Struktural melalui R-Square (R2)

R-Square (R2) dapat menunjukkan kuat lemahnya pengaruh yang

ditimbulkan oleh variabel dependen terhadap variabel independen. R-

Square (R2) juga dapat menunjukkan kuat lemahnya suatu model

penelitian. Menurut Chin (Lathan dan Ghozali, 2012:85), nilai R-Square

(R2) sebesar 0,67 tergolong model kuat, R-Square (R2) sebesar 0,33 model

moderat, dan R-Square (R2) sebesar 0,19 tergolong model yang lemah.

Perubahan nilai R2 digunakan untuk mengetahui pengaruh substantif antara

variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen.

49
(2) Evaluasi Model Struktural melalui Q-Square Predictive Relevance (Q2)

Square Predictive Relevance (Q2) adalah merupakan pengukur

seberapa baik observasi yang dilakukan memberikan hasil terhadap model

penelitian. Nilai Q-Square Predictive Relevance (Q2) berkisar antara 0

(nol) sampai dengan 1 (satu). Hasil predictive relevance memiliki kriteria

baik dengan dengan besaran Q2 memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1,

dimana semakin mendekati 1 berarti model semakin baik. Perhitungan Q-

Square dilakukan dengan rumus:

Q2 = 1 – (1 – R12) (1– R22)

Dimana R12, R22 adalah R-square variabel endogen (dependen)

dalam model persamaan yaitu kepuasan pelanggan dan niat beli ulang.

Dengan asumsi data terdistribusi bebas (distribution free), model struktural

pendekatan prediktif Smart PLS dievaluasi dengan R-square untuk

konstruk dependen, Q-square test untuk relevansi prediktif.

(3) Evaluasi Model Struktural melalui Goodness of Fit (GoF)

Goodness of Fit (GoF) merupakan pengukuran ketepatan model

secara keseluruhan (global), karena dianggap merupakan pengukuran

tunggal dari pengukuran outer model dan pengukuran inner model. Nilai

pengukuran berdasarkan Goodness of Fit (GoF) memiliki rentang nilai

antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Nilai Goodness of Fit (GoF) yang

semakin mendekati 0 (nol), menunjukkan model semakin kurang baik,

sebaliknya semakin menjauh dari 0 (nol) dan semakin mendekat 1 (satu),

50
maka model semakin baik. Kriteria kuat lemahnya model berdasarkan

pengukuran Goodness of Fit (GoF) menurut Lathan dan Ghozali

(2012:88), yaitu nilai GoF dikatakan kuat (large) apabila memiliki nilai

minimal 0,36, nilai GoF dikatakan sedang (medium) apabila memiliki nilai

minimal 0,25 dan nilai GoF dikatakan lemah (small) apabila memiliki nilai

minimal 0,10 (Tenenhaus et al., 2004: 175).

51
DAFTAR RUJUKAN

Ajzen, I.(1991). The theory planned behavior. Organizational Behavior and


Human Decision Processes.

Amrullah, A. R., & Agustin, S. (2016). Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan
Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Honda Beat. Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen, 5(7):1-15.

Ariyanto, A., Nuryani, A., & Sunarsi, D. (2020). Pengaruh Store Atmosphere Dan
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Alfamart Bsd Tangerang
Selatan. Jurnal Ekonomi Efektif, 3(1), 29–36.

Ayunita, & Muskita, S. M. W. (2021). Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial


Dan Electronic Word Of Mouth ( E-WOM ) Terhadap Keputusan
Pembelian ( Studi Kasus Pada Online Shop Thyy Thyy ) Di Kota Sorong.
Jurnal BADATI Ilmu Sosial & Humaniora, 4(1), 42–53.

Azizah, S. N. (2017). Promosi Instagram Terhadap E-Wom Dan Keputusan


Pembelian Pada the Simple. Jurnal Ekonomi, 6(1), 106–129.

Dewi, O. I., & Sutanto, E. M. (2018). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap


Keputusan Pembelian Konsumen Chang Tea di Surabaya. Agora, 6(2), 1-
6.

Dharmesta, B. S., & Handoko, T. H. (2016). Manajemen Pemasaran: Analisis


Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE UGM.

Ekawati, A.D. (2021). Pengaruh Sustainable Marketing Terhadap Minat Beli Dan
Keputusan Pembelian Pada Zero Waste Shop Di Jakarta. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universltas Brawijaya

Febriasari, P. (2017). Pengaruh Traditional Word-Of-Mouth dan Electronic Word-


Of-Mouth di Internet Terhadap Proses Keputusan Pembelian Laptop
Merek Acer Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura
Pontianak. Jurnal Manajemen Update, 3(4), h: 1-20.

Filieri, R., Raguseo, E., & Vitari, C. (2018). When are extreme ratings more
helpful? Empirical evidence on the moderating effects of re view
characteristics and product type. Computers in Human Behavior, Vol 88,
pages 134–142.

Firmansyah, M. A. (2018). Perilaku Konsumen (Sikap dan Pemasaran).


Yogyakarta: Deep Publish.

Fitriah, N. L., & Budiyanto. (2020). Pengaruh kualitas produk, promosi dan
kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pada Kedai Friday Kopi

52
Surabaya. Jurnal Ilmu Dan Riset Manajemen, 9(3), 1–23.

G. Leon, Schiffman dan Lazar L Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. EdisiKetujuh.

Hanaysha, J. R. (2018). An examination of the factors affecting consumer’s


purchase decision in the Malaysian retail market. PSU Research Review,
2(1), 7–23. https://doi.org/10.1108/prr-08-2017-0034

Hasbiyadi, Suartini, Mursalim, Djunaid, S., & Masrum, A. A. (2016). Pengaruh


Lokasi Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Perumahan Villa
Samata Sejahtera Pada Pt . Sungai Saddang. Jurnal Ilmiah Boganya
(Manajemen & Akuntansi), Xxii, 57–64.

Hutauruk, M. R. (2020). Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Faktor Yang


Menentukan Perilaku Konsumen Untuk Membeli Barang Kebutuhan
Pokok Di Samarinda. Jurnal Riset Inossa, 2(June), 1–15.

Khalida, J., Yulianto, E., & Kumadji, S. (2016). ( Survei pada Mahasiswa
Fakultas Ilmu Administrasi Angkatan 2013 / 2014 Universitas Brawijaya
Malang yang Pernah Membeli dan Menggunakan Smartphone Samsung ).
Jurnal Administrasi Bisnis, 35(1), 59–67.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT Indeks


Kelompok Gramedia.

Kotler, P., & Amstrong, G. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jilid
1.Alih bahasa : Bob Sabran. Jakarta: Erlangga.

Kristiawan, T. A., & Keni, K. (2020). Pengaruh packaging, social media


marketing dan electronic word of mouth terhadap keputusan pembelian
busana brand lokal 1). DeReMa (Development of Research Management),
15(2), 244–256.

Kurniasih, R. (2018). Analisis perilaku konsumen terhadap produk batik tulias


Banyumas. Jurnal Ekonomi, Bisnis, Dan Akuntansi, 20(1).
https://doi.org/10.32424/jeba.v20i1.1082

Laoli, Y., & Hasan, S. (2020). Pengaruh Kualitas Produk, Harga Dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan Di Kota
Bangkinang. Jurnal Riset Manajemen Indonesia, 2(1), 50–59.
https://jurnal.pascabangkinang.ac.id/index.php/jrmi/article/view/20

Permana, D. I. (2017). Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian Produk


Lantai Kayu dan Pintu PT. Piji di Jawa Timur. Jurnal Manajemen dan
StartUp Bisnis, Volume 2, Nomor 1, April 2017.

53
Pinem, R. (2018). Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Pada Produk Kain Di Pajak Ikan Medan ( Studi Pada Toko
Indotex ). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara

Priansa, D. (2017). Komunikasi Pemasaran Terpadu. Bandung: Pustaka Setia.

Purwanti, N.M.D., Satriawan, I.K., & Yoga, I.W.G.S. (2021). Pengaruh


Sustainable Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Beras Organik.
Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri Vol. 9, No. 4, 549-559

Rahyuda, I. K. (2016). Metodologi Penelitian Bisnis Edisi Revisi 2017. Denpasar:


Udayana University Press.

Riatmaja, D. (2018). Pengaruh Faktor – Faktor Marketing Mix Terhadap Niat Beli
Di Hypermarket Dengan Persepsi Nilai Konsumen Sebagai Variabel
Mediasi. Jurnal Aghinya Stiesnu Bengkulu, 1(1), 57–73.

Sari, D. A. P. (2018). Pengaruh Bauran Pemasaran dan Kualitas Layanan


TERhadap Loyalitas Pelanggan yang Dimediasi Variabel Kepuasan (Studi
Pada Pelanggan Indihome PT. Telekomunikasi Indonesia Regional
Bogor). Tesis, Universitas Muhammadiyah Malang, 1–138.
http://eprints.umm.ac.id/39208/

Sholihat, A. (2019). Pengaruh Promosi Penjualan Dan Kualitas Pelayanan


Terhadap Keputusan Pembelian Di Krema Koffie. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 4.

Solimun., Fernandes, A. A., & Nurjannah. (2017). Metode Statistika Multivariat


Pemodelan Persamaan Struktural (Sem) Pendekatan Warppls. Malang: UB
Press.

Sudaryono. (2016). Manajemen Pemasaran Teori & Implementasi, Edisi 1.


Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta.

Tjiptono. (2016). Service, Quality & Satisfaction. Yogyakarta: Andi.

Widyanto, I., & Albetris. (2021). Pengaruh Citra Merek, Harga, Promosi dan
Electronic Word of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Produk Bedak
Padat Wardah Pada PT Pargon Tecnology and Inovation (Studi Kasus
Mahasiswa Fakultas Ekonomi STIE Graha Karya Muara Bulian). Jurnal
Manajemen Dan Sains, 6(April), 138–145.

54
Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

Kepada,
Yth. Responden
Di tempat

Bersama ini saya :

Nama : Anak Agung Gde Garga Ghannesvara D.


NIM : 1607522152
Pogram Studi : Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana

Sehubungan dengan penelitian untuk menyusun Skripsi Program Studi


Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, saya
memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang akan saya lakukan
dengan judul “Anteseden Faktor Psychological Terhadap Keputusan Pembelian
Kebutuhan Pokok Di Perusahaan Puri TamanSukawati”.
Untuk ini saya mohon kesediaan Saudara/i berpartisipasi dalam penelitian
ini dengan kuesioner yang terlampir. Kesediaan Saudara/i mengisi kuesioner ini
sangat menentukan penelitian yang saya lakukan.
Perlu saya samapikan bahwa penelitian ini bersifat dan bertujuan akademis
atau keilmuan semata dan hasil penelitian atau laporan tidak disebarluaskan.
Besar harapan saya Saudara/i berkenan mengisi kuesioner ini dengan lengkap.
Atas perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Anak Agung Gde Garga Ghannesvara D.

55
IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden :

Jenis Kelamin :

Usia :

Pekerjaan :

KUESIONER

Berikut ini adalah daftar pertanyaan dalam bentuk pernyataan yang berkaitan

dengan “Anteseden Faktor Psychological Terhadap Keputusan Pembelian

Kebutuhan Pokok Di Perusahaan Puri Taman Sukawati”. Berikanlah jawaban

yang anda anggap sesuai dan mewakili diri anda.

PETUNJUK PENGISIAN

Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dan bubuhkan tanda checklist (√)

pada kolom yang telah tersedia. Adapun ketentuan daripada kolom tersebut :

Sangat Setuju =5

Setuju =4

Cukup Setuju =3

Tidak Setuju =2

Sangat Tidak Setuju =1

56
VARIABEL COSTUMER SOLUTION (X1)
No PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Menurut saya, packaging produk pada
Puri Taman Mom & Baby Shop sudah
memiliki informasi dan detail produk
yang jelas bagi konsumen.
2 Menurut saya, produk pada Puri Taman
Mom & Baby Shop sudah memiliki
kualitas yang terjamin sesuai harapan
pelanggan
3 Menurut saya, produk pada Puri Taman
Mom & Baby Shop sudah menampilkan
label produk dengan informasi yang
jelas
4 Menurut saya, Puri Taman Mom & Baby
Shop sudah memberikan berbagai
macam pilihan brand produk
Sumber: Ekawati (2021)

VARIABEL COSTUMER COST (X2)


No PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Saya merasa harga produk yang
ditawarkan Puri Taman Mom & Baby
Shop sesuai dengan kuantitas produk
yang diberikan
2 Saya merasa harga produk yang
ditawarkan Puri Taman Mom & Baby
Shop sesuai dengan kualitas produk yang
diterima
3 Saya memperoleh potongan harga dari
Puri Taman Mom & Baby Shop dari
harga semula yang telah ditentukan
Sumber: Purwanti dkk. (2021)

57
VARIABEL CONVENIENCE (X3)
No PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Puri Taman Mom & Baby Shop
menyediakan beragam produk pakaian
dan kelengkapan bayi yang sesuai
kebutuhan saya
2 Menurut saya, Puri Taman Mom & Baby
Shop menyediakan produk dengan fitur
produk yang lebik baik dibanding
produk lain
3 Menurut saya, produk-produk dari Puri
Taman Mom & Baby Shop memiliki
kualitas yang baik sehingga produk
tahan lama
Sumber: Purwanti dkk. (2021)

VARIABEL PHYSICOLOGICAL (Y1)


No PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Saya merasa nyaman saat menggunakan
produk-produk Puri Taman Mom &
Baby Shop
2 Saya merasa dihargai saat belanja di Puri
Taman Mom & Baby Shop tanpa pilih
kasih
3 Saya memiliki pengetahuan mengenai
produk yang dijual di Toko Puri Taman
Mom & Baby Shop tanpa pilih kasih
4 Saya percaya berbelanja di Toko Puri
Taman Mom & Baby Shop karena
melayani pelanggan tanpa pilih kasih
Sumber: Pinem (2018)

58
VARIABEL BUYING DECISION (Y2)
No PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Saya benar-benar yakin untuk berbelanja
pada Puri Taman Mom & Baby Shop
2 Saya berulang-ulang kali berbelanja
pada Puri Taman Mom & Baby Shop
karena merasa puas terhadap layanan
yang diberikan
3 Saya merekomendasikan Puri Taman
Mom & Baby Shop kepada kerabat
terdekat
4 Saya bersedia berbelanja kembali pada
Puri Taman Mom & Baby Shop karena
konsumen merasa puas dengan apa yang
telah didapatkannya
Sumber: Sholihat (2019)

59

Anda mungkin juga menyukai