Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1 SOSIOLOGI

Soal

1) Kemukakan fenomena kondisi masyarakat yang sekarang dalam masa pandemic


Covid 19, dianalisis dari perspektif konflik, structural fungsional dan interaksionisme
simbolik.

Jawaban

Pandemi COVID-19 masih berlangsung di seluruh dunia terutama di Indonesia.


Sudah satu tahun lamanya masyarakat Indonesia berjuang melawan virus COVID-19.
Melalui protokol kesehatan yang berlaku, seluruh komponen masyarakat bersama
mencegah penyebaran dan penularan COVID 19. Namun, seiring dengan berjalannya
waktu satu demi satu permasalahan muncul di kalangan masyarakat. Mulai dari masalah
kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lain sebagainya. Salah satu permasalahan yang saat
ini tidak kalah penting yaitu perilaku panic buying .

Panic buying adalah perilaku membeli suatu kebutuhan dan menimbunnya dalam
jumlah yang banyak pada saat terjadi situasi darurat tertentu (Taylor, 2019). Menurut
Indah S.P .M. Si dosen program studi Agribisnis Universitas Jember menjelaskan bahwa
panic buying adalah dampak dari sikap manusia yang terlalu berlebihan dalam merasakan
kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan sehingga melakukan tindakan panic buying .
Perilaku panic buying memiliki beberapa faktor pencetus seperti halnya pada situasi dan
kondisi yang tidak diharapkan seperti pada saat ini, dimana terjadi pandemi COVID-19.
Melalui wawancara yang dilakukan oleh Relawan Tim TDKB COVID-19 Batch 1 Tahun
2021, beliau menambahkan bahwa Pandemi COVID 19 adalah suatu bencana, jadi istilah
panic buying ini sudah lama bukan karena masa pandemi saja misal-nya saat terjadi
bencana alam banjir dan gempa. Orang – orang memiliki 3 rasa yang disebutkan tadi
(kekhawatiran, kecemasan, ketakutan yang berlebihan) sehingga masyarakat melakukan
tindakan membeli yang berlebihan karena panik. (18/06).

Meskipun pandemi COVID 19 sudah mulai memasuki tahun ke 2 di Indonesia,


perilaku panic buying di masyarakat masih menjadi kebiasaan yang tidak bisa dilepaskan.
Hal ini dibenarkan oleh Indah S.P .M. Si, beliau mengungkapkan bahwa perilaku panic
buying saat ini masih menjadi kebiasaan. Hal ini disebabkan karena terjadinya lonjakan
kasus COVID-19 akibat pasca lebaran, selain itu masyarakat yang merasa mulai jenuh
karena telah masuk tahun kedua, merasa aman dengan vaksinasi, serta merasa bosan
dengan protokol kesehatan. Oleh karena hal tersebut, masyarakat yang mengalami panic
buying saat ini merasa cemas, takut, dan khawatir sehingga bersiap – siap untuk
memenuhi kebutuhan ketika corona virus lebih mudah menular. Menurut Indah S.P .M. Si
terdapat beberapa solusi atau cara yang dapat diterapkan dalam mengatasi panic buying
pada saat ini, antara lain :

Berpikir positif. Menerapkan sikap berpikir positif sehingga diharapkan pada tiap
individu di masyarakat tidak melakukan panic buying sebab tidak memiliki rasa khawatir,
cemas dan ketakutan yang berlebihan.

Berbelanja sesuai dengan porsi dan kondisi. Masyarakat yang melakukan belanja
bulanan ataupun yang terpapar COVID-19 dimana butuh untuk mencukupi kebutuhan
hanya dalam 2 minggu. Diperkenankan bagi mereka untuk mendata apa saja yang
dibutuhkan selama 2 minggu dan membelinya melalui jasa atau perantara sehingga
akhirnya mereka tidak sering melakukan kontak langsung atau keluar rumah serta tidak
menyebabkan peningkatan risiko penularan COVID 19.

Peduli dengan sesama manusia. Selalu mengingat bahwa diluar sana masih
banyak masyarakat yang juga membutuhkan barang pokok maupun non pokok yang
dibutuhkan di saat pandemi. Sehingga tidak melakukan panic buying dan merugikan antar
sesama manusia.

Sosialisasi oleh lembaga terkait. Memberikan sosialisasi kepada para penjual atau
seller untuk menjual barang barang produksinya dengan melakukan pembatasan. Misal
pembatasan pembelian, satu konsumen hanya diperbolehkan membeli 3 masker. Adanya
pembatasan ini diharapkan mampu konsentrasi atau supply barang sehingga masih bisa
dipenuhi dan tidak tiba tiba hilang atau habis. Sosialisasi oleh lembaga formal atau non
formal sangat mempengaruhi hal hal tersebut dalam hal ini misal gugus COVID -19 baik
secara mikro maupun makro untuk mensosialisasikan adanya program program
pembatasan jumlah pembelian dan menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang,
sehingga tidak menimbulkan perilaku panic buying .

Selain itu, tindak lanjut secara tegas kepada oknum yang curang juga diperlukan
dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, kadang rasa kemanusiaan terkesampingkan
karena ketakutan. Ada pula yang justru memanfaatkan momen genting untuk meraup
untung yang lebih besar. Perlu adanya tindak tegas sehingga hal ini dapat menjadikan
sebuah ancaman dan untuk memberi efek jera pada oknum-oknum tidak bertanggung
jawab yang menimbun kebutuhan pokok di masa pandemi seperti masker, hand sanitizer,
bahan pangan, vitamin, dan lain sebagainya. (Wahyu dkk., 2021)

Jadi dapat disimpulkan bahwa memenuhi kebutuhan dengan panic buying


merupakan hal yang berbeda. Panic buying ditandai dengan adanya rasa kekhawatiran,
kecemasan dan ketakutan berlebihan sehingga menambah kecenderungan munculnya
sikap serakah dan tidak memikirkan orang lain. Masyarakat harus bisa membedakan
antara panic buying dan memenuhi kebutuhan selama dua minggu terisolasi atau belanja
bulanan untuk menghindari kontak langsung, hendaknya masyarakat juga menghindari
sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan panic buying. Selain itu, upaya dari pihak
atau lembaga pemerintah terkait sangat dibutuhkan sehingga perilaku panic buying dapat
dihindari dan bukan lagi menjadi masalah masyarakat Indonesia di kemudian hari.

Analisis

a) Perspektif Konflik
Perspektif Konflik adalah teori yang memandang bahwa perubahan sosial
tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi
terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda
dengan kondisi semula.
Teori ini menjelaskan bahwa pada masa pandemi covid membuat banyak
perubahan yang sangat signifikan di masyarakat kita ini. Bahwasanya covid 19 ini
memicu konflik dalam negeri seperti adanya panic buying dalam hal ptotokol
kesehatan dimana masyarakat harus mematuhi peraturan pemerintah dengan adanya
peraturan memakai masker, PPKM, memakai hand sanitizer, serta selalu mencuci
tangan. Panic Hyung menjadi salah satu fenomena baru ketika awal adanya covid 19
dimana masyarakat melakukan pembelian masker dan alat kesehatan dengan secara
langsung dan adanya perilaku penjual yang banyak menimbun alat kesehatan seperti
masker. Sehingga adanya konflik antar sesama masyarakat. Dikarenakan berburu
banyak masker. Selain itu pemerintah menekankan agar penjual tidak menimbun
barang, serta harga tetap sesuai seperti biasanya karena harga dari masyarakat tersebut
melonjak drastis tanpa adanya kompromi satu sama lain.
b) Struktural Fungsional
Teori struktural fungsional adalah sebuah teori yang berisi sudut pandang yang
menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian-bagian yang saling
berkaitan. Cirinya adalah gagasan tentang kebutuhan masyarakat.
Pandemi covid-19 sangatlah memprihatinkan bagi semua masyarakat di dunia
khususnya di Indonesia ini. Semua kalangan masyarakat merasa malang kabur akan
adanya covid -19 mereka tidak bisa keluar rumah, tidak bisa bekerja, bahkan kita
tidak bisa bersalaman antar tetangga kita sendiri. Hal ini membuat pemerintah bekerja
dengan cepat untuk memenuhi semua yang dibutuhkan dari ekonomi, sosial,
kesehatan dan lain-lain pemerintah sudah merencanakan sesuatu. Salah satunya
adanya panic buying dimana para masyarakat takut untuk keluar dan mereka membeli
kebutuhan pokok dan peralatan kesehatan dengan belanja dengan skala yang besar.
Selain itu ada juga oknum yang tidak bertanggung jawab dalam menjual kebutuhan
pokok seperti mahal nya masker, hand sanitizer, APD, dan lain-lain. Pemerintah
langsung menindak lanjuti perilaku ini dengan banyak nya laporan masuk dalam
pemerintahan. Lembaga Masyarakat langsung turun tangan ke lapangan untuk menge
cek adanya kecurangan. Selain itu untuk panic biting pemerintah menghimbau kepada
masyarakat untuk tidak berperilaku untuk panic buying mereka masih bisa berbelanja
dengan membatasi diri selama 2 minggu isolasi mandiri dirumah. Keterkaitan struktur
disini sangat jelas fungsi pemerintah untuk mengendalikan kejaidan/peristiwa seperti
ini secara cepat sudah baik. Dari melakukan observasi lapangan terhadap penjual dan
memberikan peraturan untuk tidak terlalu panik dalam berbelanja karena bisa merusak
diri sendiri.
c) Interaksionisme Simbolik
Interaksi simbolik menurut perspektif interaksional, merupakan salah satu
perspektif yang ada dalam studi komunikasi, yang barangkali paling bersifat
“humanis” (Ardianto. 2007: 40). Dimana, perspektif ini sangat menonjolkan
keagungan dan maha karya nilai individu diatas pengaruh nilai-nilai yang ada selama
ini. Perspektif ini menganggap setiap individu di dalam dirinya memiliki esensi
kebudayaan, berinteraksi di tengah sosial masyarakatnya, dan menghasilkan makna
“buah pikiran” yang disepakati secara kolektif. Dan pada akhirnya, dapat dikatakan
bahwa setiap bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh setiap individu, akan
mempertimbangkan sisi individu tersebut, inilah salah satu ciri dari perspektif
interaksional yang beraliran interaksionisme simbolik.
Teori interaksi simbolik menekankan pada hubungan antara simbol dan
interaksi, serta inti dari pandangan pendekatan ini adalah individu (Soeprapto. 2007).
Banyak ahli di belakang perspektif ini yang mengatakan bahwa individu merupakan
hal yang paling penting dalam konsep sosiologi
Teori ini menjelaskan bahwa adanya interaksi serius antara pemerintah dan
masyarakat dalam menghentikan perilaku panik buying selama covid 19 tersebut.
Dimana pemerintah sangat senang karena masyarakat Indonesia lebih dari 77%
dengan mematuhi aturan pemerintah. Pro kontra pun terjadi pada saat itu karena
pemerintah dengan peraturan yang ada sehingga masyarakat Indonesia dan
pemerintah harus memukan jalan / atau strategi dan selalu berkomunikasi
2) Buatlah satu ilustrasi tentang interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari Anda yang
mendeskripsikan konsep-konsep berikut, dan berikan masing-masing alasan teoritis
jawaban Anda:
Komunikasi non-verbal
Pengaturan kesan
Ekspresi yang diberikan
Ekspresi yang dilepaskan
Panggung depan
Panggung belakan

Jawaban

Di sebuah kantor Utama PT agraria modem yang diadakan rapat tahunan. Yang
dipimpin oleh seorang CEO perusahaan dan didampingi dengan sekretaris pribadinya.
Dijalan dapat shio menjelaskan tentang kemajuan perusahaan secara detail dengan
menggunakan bahasa tubuh dengan baik seperti contohnya Dia memberikan kesempatan
kepada karyawan cari kepada salah satu anggota untuk menyebutkan sebuah pertanyaan atau
pendapat dari masing-masing karyawan yang ditunjuk. Dan disini Sio menjawab atau serta
memahami semua pertanyaan dan pendapat karyawan-karyawan tersebut dengan ditulis di
kertas atau di buku S sebuah rapat tersebut cio sangat ramah dalam melakukan dapatnya
karena dia senang perusahaan dia mengalami peningkatan dalam satu terakhir ini titik dalam
proses terdapat di dalam memberikan apresiasi atau award kepada para semua karyawannya
untuk berlibur ke Thailand. Keadaan karyawan pada saat itu sok dan senang secara
berlangsungan karena dia refleks sebelumnya tidak pernah terbayangkan akan diadakan
liburan bersama karyawan yang lainnya ke luar negeri. Suasana di sana semakin ricuh karena
mereka sangat amat senang dan antara bahagia karena peningkatan dalam pencapaian kantor
dan liburan ke Thailand. Rapat selesai semua karyawan Kembali ke tempat kerjanya masing-
masing.

Referensi :

1. Materi Diskusi
2. Pendapat Pribadi
3. https://www.google.com/search?q=Komunikasi+non-verbal
%0APengaturan+kesan%0AEkspresi+yang+diberikan
%0AEkspresi+yang+dilepaskan%0APanggung+depan
%0APanggung+belakang&client=ms-android-xiaomi-
rvo2&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai