Anda di halaman 1dari 5

Nama:Risthin.ester.aldin.

yoweni

Prodi:Misiologi

Nirm:20208093

Kuis VII & VIII

1.Sebutkan prinsip-prinsip pemecahan masalah menurut Anthony Yeo?


2.Bagaimana seorang konselor seharusnya mengenal dan mengetahui langkah-langkah
atau strategi pemecahan masalah?
3.Sebut dan Jelaskan tiga dimensi Psychological strength menurut Cavanagh?
4.Setiap agama mengandung empat "C": Creed, Code, Cult, and Community-structure.
Bagaimana itu jelaskan?

5. Bagaimana itu manusia hidup untuk memanusiakan sesama manusia?Jelaskan!

Jawab:

1.Strategi pemecahan masalah bertujuan menolong konseli bertindak dan mencari


bagian-bagian tindakan yang aktif dilakukan. Konselor yang efekltif dapat menggunakan prinsip-
prinsip pemecahan masalah, menurut Anthony Yeo (1994) sebagai berikut (1) Konselor harus
memastikan bahwa ia tidak mengambil alih masalahnya (2) Konselor harus membantu konseli
dapat melihat manfaat menyelesaikan masalah tersebut (3) Konselor harus menyadari alasan-
alasan munculnya kesulitan dalam diri konseli (4) Konselor harus memahami bahwa dengan
masalah yang dialami konseli, bukan berarti konseli adalah seorang yang bodoh, karena itu
konselor harus memperlakukan mereka sebagaimana layaknya seorang manusia yang
berpendidikan dan budi pekerti yang tinggi. Peran konselor disini adalah menuntun konseli untuk
menemukan rasa percaya diri, bahwa ia mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. (5)
Pemecahan masalah harus dimulai dari posisi konseli, maksudnya mulai dengan masalah yang
diajukan (6) Konselor perlu membantu konseli menetapkan sejumlah patokan untuk menguji
gagasan-gagasan tentang pemecahan masalah (7) Konselor perlu melihat usaha-usaha positif
konseli.
2.mengenal dan mengetahui langkah-langkah atau strategi pemecahan masalah sebagai
berikut :

Mengidentifikasi dan memperjelas masalah. Konselor dapat membantu konseli untuk


menjelaskan masalahnya secara konkrit dan meyakinkan konseli bahwa ia memiliki masalah-
masalah itu. Menguraikan masalah-masalah kedalam bagian-bagian yang dapat dipahami dan
dimengerti baik oleh konseli maupun konselor.
Menentukan prioritas masalah. Menentukan masalah mana yang butuh perhatian dengan
segera, maksudnya : (a) Memilih masalah yang langsung mampu dikendalikan oleh individu
yang ditolong (b) Memilih masalah yang dapat ditangani dengan relatif mudah (c) Memilih
masalah yang jika dipecahkan akan membawa perbaikan-perbaikan (d) Memilih masalah
yang kurang berat ke masalah yang lebih berat.
Menentukan tujuan-tujuan yang dapat dicapai. Masalah menggambarkan keadaan sekarang
ini, sedang tujuan menunjukkan masa yang akan datang. Oleh karena itu, tujuan meruipakan
kekuatan bagi individu mencapai perubahan. Tujuan harus konkrit dan dapat dilakukan untuk
memecahkan masalah.
Mencari alternatif. Pilihlah cara-cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Cara-cara yang dipilih harus selaras dengan nilai-nilai individu yang ditolong.
Mencari alternatif yang sesuai dengan tujuan dan menentukan kon-sekwensi yang akan
muncul ketika alternatif tersebut diterapkan.
Menentukan prioritas alternatif. Menentukan alternatif mana yang dapat dilakukan segera,
maksudnya: (a) Memilih alternatif yang langsung dapat dikendalikan oleh individu yang
ditolong (b) Memilih alternatif yang dapat ditangani dengan relatif mudah (c) Memilih
alternatif yang jika dilakukan akan membawa perbaikan-perbaikan (d) Memilih alternatif
yang mudah dijangkau ke alternatif yang lebih sulit dilakukan.
Penerapan alternatif. Laksanakanlah cara-cara yang dipilih untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Evaluasi. Setelah cara yang dipilih dilaksanakan, nilailah hasilnya. Dari sini kita akan
memperoleh gambaran tentang perubahan yang terjadi. Dalam mengevaluasi hasil
pemecahan masalah ini, kita dapat meninjau kembali langkah-langkah dari awal lagi.
3.Konseling pastoral merupakan dimensi spiritual dalam kerangka berpikir psikologi.
Secara psikologi, konseling pastoral dibutuhkan ketika terjadi benturan-benturan dalam upaya
mencari makna dalam realitas hidup. Karena itu konseling pastoral dalam kerangka bepikir
psikologi lebih menekankan pada psychological strength. Psychological strength adalah suatu
kekuatan yang menggerakkan individu untuk menghadapi berbagai tantangan dalam keseluruhan
hidupnya, termasuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya (Cavanagh, 1982:33).
Orang mencari konseling, karena tidak memiliki kekuatan psikologis untuk memecahkan
masalahnya, sehingga mengalami lebih banyak tekanan dan ketidakpuasan dalam kehidupannya.
Psychological strength memiliki tiga dimensi yaitu pemenuhan kebutuhan, kompetensi
intrapersonal, dan kompetensi interpersonal.
Pertama, pemenuhan kebutuhan menurut Cavanagh (1982:35-42) adalah kekuatan psikis
yang diperlukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup, agar dapat mencapai kualitas
kehidupan secara bermakna dan memberikan kebahagiaan. Pemenuhan kebutuhan meliputi: 1)
memberi dan menerima kasih sayang adalah membangun rasa percaya diri dan belajar untuk
memenuhi kebutuhan afeksi; 2) kebebasan, adalah tanggungjawab dalam meningkatkan
pengendalian diri untuk mencapai kesuksesan dan menerima setiap kekukarangan serta
kegagalan sebagai kesempatan memotivasi dan menginspirasi diri; 3) memiliki kesenangan
adalah bagian penting dari kesehatan psikologis melalui olah raga, menulis, membaca, melukis,
mendengarkan musik. bersantai, membantu orang yang kurang beruntung, peduli dengan
lingkungan; 4) menerima tantangan adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru
yang menguji ketahanan diri, prestasi, konsistensi, konsekuensi; 5) pencapaian prestasi adalah
kemampuan memotivasi diri dalam meraih kesuksesan dan perolehan hasil maksimal; 6)
memiliki harapan adalah termotivasi untuk suatu sasaran pencapaian dan memeiliki kekuatan
untuk suatu tujuan hidup; 7) memiliki ketenangan adalah kemampuan untuk menghilangkan bad
mood, galau, resah, cemas dan rasa takut; 8) memiliki tujuan hidup secara nyata adalah
kemampuan terpenuhi kebutuhan hidup, menemukan makna dibalik keterpurukan hidup.
4.Pemaknaan spiritual dan spiritualitas dalam agama (Creed, Code, Cult, and
Community-structure) dapat ditemukan dalam falsafah hidup kearifan lokal yang berdasarkan
kesepakatan sosial dan budaya agama masyarakat (civil religion) di Indonesia sebagai berikut.
Falsafah hidup orang Timor, hutan adalah rambut, batu adalah tulang, tanah adalah tubuh, darah
adalah air, alam adalah rahim perempuan, tenun diidentikkan dengan perempuan Mollo.
Merusak alam sama dengan merusak perempuan, merusak perempuan sama dengan merusak
generasi. Nilai-nilai inilah yang menjadi spiritualitas perempuan Mollo bersama Mama Aleta
melawan masuknya perusahaan asing terutama perusahan tambang Mangan di NTT, dengan
cara yang sangat khas perempuan, melalui tenun sebagai dirinya sendiri (The Goldman
Enviromental Prize, 2013).
Filosofi orang Minahasa, si tou timou tumou tou mengandung arti manusia hidup untuk
memanusiakan sesama manusia. Dapat dikatakan manusia jika sudah dapat memanusiakan
manusia. Ungkapan ini berhubungan dengan solidaritas kemanusiaan dan kesetiakawanan
yang menghidupkan, berarti menghargai kehadirannya, memberdayakan dalam kebersamaan
(Sondakh, 2003:21-24, 35).
Mangrambu langi adalah upacara adat di Toraja yang merupakan acara pembakaran hewan
(dalam hal ini kerbau atau babi) yang dilakukan oleh yang bersalah (berbuat zinah dan
membakar kuburan). Mangrambu langi mengandung makna penerimaan kembali dalam
rangka penguatan dan pemberdayaan orang yang telah melakukan kesalahan (Sara Paulus,
2016).
Giwu dalam masyarakat Pamona Sulawesi Tengah adalah sanksi adat bagi mereka yang
melanggar ketentuan adat sebagai kontrak sosial, demi untuk menjaga keseimbangan kosmos
dengan membayar sejumlah kain, binatang dan uang sesuai besar-kecil pelanggaran. Sanksi
adat tersebut memberi pemahaman ganda tentang dampak psikologis seperti rasa malu, rasa
bersalah, tidak layak, penyesalan, dan di sisi lain memberdayakan mereka yang kena giwu
keluar dari keterpurukan untuk menjalani suatu kehidupan yang diperbaharui (Sigilipu WL &
Sigilipu PDO, 2015:187).

Dimensi spiritual yang dipahami dalam kerangka berpikir agama adalah nilai-nilai hidup
dari kehidupan sosial dan budaya masyarakat Indonesia dalam hubungan dengan agama
masyarakat (civil religion) seperti yang dideskripsikan di atas, menggeneralisasikan suatu
pemahaman bahwa falsafah hidup kearifan lokal setiap budaya di Indonesia mengandung makna
spiritual. Dengan itu, dimensi spiritual yang bersumber dari kearifan lokal masyarakat Indonesia,
dapat menjadi kontribusi dalam menyikapi dilema konseling pastoral dalam masyarakat plural.

5.secara bermakna dan memberikan kebahagiaan. Pemenuhan kebutuhan meliputi: 1)


memberi dan menerima kasih sayang adalah membangun rasa percaya diri dan belajar untuk
memenuhi kebutuhan afeksi; 2) kebebasan, adalah tanggungjawab dalam meningkatkan
pengendalian diri untuk mencapai kesuksesan dan menerima setiap kekukarangan serta
kegagalan sebagai kesempatan memotivasi dan menginspirasi diri; 3) memiliki kesenangan
adalah bagian penting dari kesehatan psikologis melalui olah raga, menulis, membaca, melukis,
mendengarkan musik. bersantai, membantu orang yang kurang beruntung, peduli dengan
lingkungan; 4) menerima tantangan adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru
yang menguji ketahanan diri, prestasi, konsistensi, konsekuensi; 5) pencapaian prestasi adalah
kemampuan memotivasi diri dalam meraih kesuksesan dan perolehan hasil maksimal; 6)
memiliki harapan adalah termotivasi untuk suatu sasaran pencapaian dan memeiliki kekuatan
untuk suatu tujuan hidup; 7) memiliki ketenangan adalah kemampuan untuk menghilangkan bad
mood, galau, resah, cemas dan rasa takut; 8) memiliki tujuan hidup secara nyata adalah
kemampuan terpenuhi kebutuhan hidup, menemukan makna dibalik keterpurukan hidup.

Anda mungkin juga menyukai