5. Berikut adalah keterkaitan antara tujuan pokok kredit dari bank dengan
rentabilitas dan likuiditas bank yang bersangkutan, kecuali :
a. Bank fokus pada safety, maka rentabilitas bank menjadiburuk, namun
likuiditas bank menjadi baik.
b. Bank fokus pada profitability, maka rentabilitas bankmenjadi baik, namun
likuiditas bank menjadi buruk.
c. Bank fokus pada safety, maka likuiditas bank akan menjadi baik, sedangkan
rentabilitas bank menjadi buruk.
d. Bank fokus pada rentability dan safety, baik rentabilitas dan likuiditas
bank menjadi baik.
e. Bank fokus pada profitability dan safety, maka baikrentabilitas maupun
likuiditas bank yang bersangkutan menjadi baik.
9. Kolekbilitas, adalah :
a. Penggolongan nasabah kredit berdasarkan besar kecilnya modal perusahaan.
b. Penggolongan nasabah kredit berdasarkan character manajer perusahaan.
c. Penggolongan nasabah kredit berdasarkan kelancaran membayar
kewajibannya.
d. Penggolongan nasabah kredit berdasarkan tingkat keuntungannya.
e. Penggolongan nasabah kredit berdasarkan lokasi perusahaannya.
11. Dalam prosedur penyaluran kredit, secara umum tahap – tahap yang dilakukan
oleh bank pemberi fasilitas kredit adalah berikut ini, kecuali :
a. Tahap Pemutakhiran Data.
b. Tahap Permohonan.
c. Tahap Analisis.
d. Tahap Supervisi.
e. Tahap penyelamatan kredit.
12. Dalam Tahap Penilaian Kredit, sebelum bank menyalurkan fasilitas kredit kepada
calon nasabah debitur, 3 (tiga) hal yang harus menjadi pertimbangan bank yang
bersangkutan adalah :
a. Safety, Profitability, dan Continuity.
b. Profitability, Safety, dan Suitability.
c. Suitability, Continuity, dan Profitability.
d. Continuity, Safety, dan Suitability.
e. Profitability, Suitability, dan Marketability.
13. Fungsi dari dilaksanakannya analisa kredit adalah berikut ini, kecuali :
a. Sebagai syarat kredit dan sarana untuk menentukan
struktur, jumlah plafond kredit, jangka waktu kredit, sifat kredit, tujuan kredit
dan sebagainya.
b. Sebagai sarana untuk pengendalian resiko dalam
penyaluran kredit yang dihadapi oleh bank.
c. Sebagai dasar bagi bank dalam menetukan tingkat suku
bunga kredit serta jaminan yang disyaratkan untuk dapat dipenuhi oleh calon
nasabah debitur.
d. Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan / direksi bank dalam proses
pengambilan keputusan.
e. Sebagai sarana untuk meningkatkan profitability bagi bank dan nasabah
yang bersangkutan.
14. Berikut adalah aspek – aspek yang perlu dinilai / dianalisa untuk menentukan
layak tidaknya fasilitas kredit disalurkan :
a. AMDAL, Finansial, Manajemen, Teknis, Party.
b. Manajemen, Profitabiliy, Yuridis, AMDAL, Finansial.
c. Yuridis, Profitability, Teknis, Finansial, Sosial Ekonomi.
d. Sosial Ekonomi, AMDAL, Manajemen, Yuridis, Teknis.
e. Marketing, Sosial Ekonomi, AMDAL, Yuridis, Party.
15. Tujuan dari Tahap Pengawasan Kredit, adalah berikut ini kecuali :
a. Untuk memastikan bahwa kebijakan perkreditan yang telah ditetapkan,
meliputi manual perkreditan, yakni surat – surat edaran yang terkait
perkreditan dapat dipatuhi serta dilaksanakan dengan baik.
b. Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan dan tata
laksana bidang perkreditan dan mendorong tercapainya rencana usaha yang
diajukan dalam permohonan kredit.
c. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran dari data administrasi bidang
perkreditan, serta penyusunan dokumentasi perkreditan yang lebih baik.
d. Untuk menghindari penyelewengan – penyelewengan dalam penyaluran kredit
baik dari intern bank maupun pihak ekstern bank.
e. Untuk meningkatkan keuntungan dari perusahaan calon nasabah
kreditur maupun bank penyalur fasilitas kredit.
19. Secara umum, kredit sindikasi memiliki ciri – ciri sebagai berikut, kecuali :
a. Melibatkan lebih dari 1 (satu) bank atau lembaga
keuangan.
b. Mempunyai syarat – syarat dan ketentuan yang sama bagi masing – masing
bank atau lembaga pembiayaan yang menjadi peserta kredit sindikasi.
c. Hanya ada 1 (satu) dokumentasi yang menjadi pegangan dari masing –
masing bank atau lembaga keuangan peserta.
d. Kerjasama dalam kredit sindikasi ini diadministrasikan
oleh 1 (satu) agen yang sama bagi semua bank / lembaga keuangan peserta.
e. Kerjasama dalam kredit sindikasi ini didokuemntasikan
oleh 1 (satu) agen dan 1 (satu) participant yang sama bagi semua bank /
lembaga keuangan peserta.
20. Berikut ini adalah beberapa klausul dalam perjanjian kredit yang memberatkan
nasabah debitur, kecuali :
a. Pencantuman klausul – klausul eksemsi yang
membebaskan bank dari tuntutan ganti kerugian oleh nasabah denitur atas
terjadinya kerugian yang diderita olehnya sebagai akibat tindakan bank.
b. Kuasa nasabah debitur yang tidak dapat dicabut kembali kepada bank untuk
dapat melakukan segala tindakan yang dipandang perlu oleh bank.
c. Kewajiban nasabah debitur untuk tunduk kepada segala
petunjuk dan peraturan bank yang telah ada dan yang masih akan ditetapkan
kemudia oleh bank.
d. Bank tidak berwenang secara sepihak menentukan harga jual dari
barang agunan dalam hal penjualan barang agunan, karena kredit
nasabah debitur macet.
e. Pencantuman klausul eksemsi mengenai tidak adanya hak nasabah debitur
untuk dapat menyatakan keberatan atas pembebanan bank terhadap
rekeningnya.
Kedua tujuan tersebut saling terkait, dimana ketika kredit yang disalurkan
memenuhi safety maka akan mendatangkan profit bagi bank. Sehingga yang harus
diperhatikan terlebih dahulu iyalah bagaimana safety nya kredit yang
disalurkannagar dikemudian hari kredit tersebut tidak mengalami risiko yang
tidak diinginkan sepert adanya kredit macet, jika terjadi kredit macet jelas akan
mengurangi profit yang didapat untuk pihak kreditur baik itu lembaga bank
maupun lembaga non bank. Sehingga penting bagaimana memperhatikan safety
pada kredit yang akan disalurkan agar nantinya akan memberikan profit bagi
lembaga penyalur kredit.
Contoh:
Ketika PT Adhikari Food Indonesia mengajukan kredit pada Bank Amanah ,maka
pihak bank sebelumnya melakukan survei bagaimana usaha yang dilakukan,
bagaimana laba yang dapat diperoleh selama usaha tersebut berjalan, seberapa
banyak aset-aset yang dimiliki perusahaan yang dapat dijadikan penjamin kredit
yang diajukan, bagaimana keefektifan produktivitas usaha tersebut dan bagaimana
proses distribusi dan pemasaran usaha tersebut apakah telah meluas di pasaran
apakah hanya fokus pada satu titik pemasaran. Semakin baik pemasaran yang
dilakukan semakin baik bagi perusahaan karena akan mendapatkan laba yang
menguntungkan bagi perusahaan dan meningkatkan penjualan. Hal ini dilakukan
agar ketika bank memenuhi permohonan dari PT Adhikari Food Indonesia
diharapkan tidak ada risiko yang menyebabkan kerugian bagi bank. Untuk itu
bank benar-benar mempertimbangkan ketika ingin menyalurkan kredit sehingga
nantinya kredit yang disalurkan akan memenuhi tujuan pokok daripada kredit
yaitu safety sehingga akan mencapai profit yang diperoleh oleh pihak bank yang
bersangkutan.
2. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan prinsip protection dalam
penyaluran fasilitas kredit ! (nilai 8)
Jawab :
Prinsip protection, adalah upaya dari bank dalam menganalisis bagaimana kredit
yang akan disalurkan tetap mendapat perlindungan. Protection ini juga mengacu
pada jaminan yang dapat diberikan oleh calon peminjam. Selain jaminan berupa
barang seperti aset rumah atau perusahaan, tanah dan aset lainnya yang memiliki
nilai tinggi , protection ini juga dapat berupa jaminan asuransi yang dimiliki oleh
nasabah. Prinsip protection ini juga salah satu upaya dari bank untuk menghindari
kredit bermasalah atau kredit macet.
Contoh :
3. Jelaskan mengapa “Prospect” dari usaha yang akan dibiayai oleh fasilitas
kredit juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan oleh bank
sebelum kredit disalurkan ! (nilai 9)
Jawab:
Prinsip prospect adalah upaya bank untuk menilai usaha dari calon nasabah
debitur dimasa yang akan datang. Apakah usaha yang dilakukan calon nasabah
tersebut menguntungkan atau justru merugikan di masa yang akan datang. Hal ini
penting dilakukan, sebab jika fasilitas kredit yang disalurkan kepada usaha yang
tidak mempunyai prospek dimasa depan, jelas bukan hanya bank yang rugi,
namun calon nasabah debitur yang bersangkutan juga akan mengalami kerugian.
Contoh :
PT Adhikari Food Indonesia mengajukan pinjaman kredit kepada Bank ABC,
sebelum menyetujui kredit tersebut, Bank ABC akan mengecek laporan keuangan
dari PT Adhikari Food Indonesia, laporan keuangan dari PT Adhikari Food
Indonesia ini menjadi acuan atau landasan bagi bank apakah PT Adhikari Food
Indonesia layak untuk diberikan pinjaman atau tidak, karena dari laporan
keuangan kinerja perusahaan dapat terlihat apakah prospect kedepannya bagus
atau tidak, apakah perusahaan ini mampu mengembalikan kredit yang disalurkan
atau tidak. Jika laporan keuangan PT Adhikari Food Indonesia selama minimal 3
tahun terakhir terus mengalami kenaikan baik itu dari tingkat penjualan,
pemasaran yang dilakukan sehingga menghasilkan laba yang menguntungkan
maka PT Adhikari Food Indonesia layak untuk mendapatkan fasilitas kredit dari
Bank ABC.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Kredit Sindikasi ! Mengapa bank perlu
melakukan Kredit Sindikasi ? (nilai 20)
Jawab :
Menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) , kredit sindikasi
adalah kredit yang diberikan secara bersama – sama oleh 2 (dua) bank atau lebih
atau perusahaan pembiayaan lainnya kepada calon nasabah debitur, dengan
pembagian dana, resiko dan pendapatan (baik bunga dan provisi/komisi) sesuai
dengan porsi kepesertaan masing – masing anggota sindikasi.
Tentunya dalam hal ini bank perlu melakukan sindikasi karena terkadang suatu
bank mengalami kendala atau ketidakmampuan dalam menyiapkan dana yang
dibutuhkan oleh calon nasabah debitur. Hal ini bisa terjadi, karena pada saat calon
nasabah debitur mengajukan permohonan kredit kepada bank yang bersangkutan,
secara kebetulan saat itu bank tersebut belum memiliki dana cash (tunai) dalam
jumlah yang memungkinkan, namun bank yang bersangkutan punya keyakinan
bahwa calon nasabah debitur tersebut layak (feasible) untuk menerima kredit yang
diajukan. Hal inilah mengapa bank perlu melakukan sindikasi.
Dengan adanya bank perlu melakukan sindikasi, maka pihak bank yang
melakukan sindikasi juga akan memberikan keuntungan, yaitu :