Anda di halaman 1dari 8

axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol 6 No.

1, April 2018, Hal 25-32

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI


DI SURABAYA

Oleh :
1 2 3
Randy Putra Agritama, Miftahul Huda, Titien Setiyo Rini
1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UWKS
2,3
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

ABSTRAK
Pelaksanaan proyek konstruksi selalu mengalami hambatan yang mengakibatkan
keterlambatan penyelesaian pekerjaan, sehingga waktu penyelesaian pekerjaan tidak
sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen kontrak kerja. Penundaan terlambat akan
merugikan pihak, terutama pemilik dan kontraktor, karena umumnya disertai oleh konflik,
tuntutan waktu dan biaya, serta penyimpangan dari kualitas penyelesaian proyek.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi
keterlambatan proyek konstruksi di Surabaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah studi pustaka, observasi, wawancara dan kuesioner / kuesioner. Penentuan
populasi dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, dan analisis faktor yang
dilengkapi dengan program Statistik SPSS Statistics 21. Berdasarkan analisis faktor
terbentuk 11 faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek konstruksi di Surabaya.
Sedangkan faktor dominan yang mempengaruhi keterlambatan proyek konstruksi di
Surabaya ada 5 yaitu perubahan desain oleh pemilik, keterlambatan pengiriman material,
keterlambatan pembayaran kepada pekerja, sistem pembayaran pemilik ke kontraktor
yang tidak sesuai kontrak karena alasan tertentu.

Kata kunci: Analisis Faktor, Penundaan Proyek, Sampling Purposive, Faktor Dominan.

1. PENDAHULUAN konstruksi dapat diukur dari dua hal yaitu


Kota Surabaya merupakan kota yang terus keuntungan yang didapat serta ketepatan
berkembang dengan tingkat pembangunan waktu penyelesaian. Semakin cepat proyek
yang tidak pernah menunjukkan angka pembangunan proyek konstruksi selesai
penurunan. Perkembangan pembangunan semakin cepat juga para calon pembeli
yang semakin meningkat melahirkan atau owner menggunakan bangunannya
pesatnya perkembangan perusahaan dan semakin cepat pula pengembang
konstruksi. Oleh karena itu juga mendapatkan keuntungan. Lain halnya jika
pembangunan proyek konstruksi kian giat terjadi suatu keterlambatan, keterlambatan
dilakukan oleh pengembang untuk tersebut dapat menjadi kendala bagi
memenuhi kebutuhan bagi warga pembangunan dan dapat disebabkan oleh
Surabaya. Pada kenyataannya beberapa faktor (Sakinah, 2015).
pelaksanaan pembangunan proyek Keterlambatan proyek konstruksi berarti
konstruksi selalu mengalami kendala yang bertambahnya waktu pelaksanaan
mengakibatkan keterlambatan penyelesaian yang telah direncanakan dan
penyelesaian pekerjaan, sehingga waktu tercantum dalam dokumen kontrak.
penyelesaian pekerjaan tidak sesuai Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu
dengan yang telah ditetapkan pada adalah merupakan kekurangan dari tingkat
dokumen kontrak pekerjaan (Wirabakti et produktivitas dan sudah tentu semuanya ini
al., 2014). akan mengakibatkan pemborosan dalam
Keterlambatan akan menyebabkan pembiayaan, baik berupa pembiayaan
kerugian bagi pihak-pihak terkait terutama langsung yang dibelanjakan untuk proyek –
pemilik dan kontraktor, karena umumnya proyek pemerintah, maupun berwujud
disertai konflik, tuntutan waktu dan biaya, pembengkakan investasi dan kerugian –
serta penyimpangan kualitas penyelesaian kerugian pada proyek swasta (Purnomo,
proyek. Berbagai cara dilakukan guna 2016). Dari kasus tersebut penelitian ini
menghindari masalah yang mengakibatkan difokuskan untuk mengetahui faktor – faktor
keterlambatan dan kerugian (Bakhtiyar et yang mempengaruhi keterlambatan
al., 2012). Keberhasilan suatu proyek

25
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DI
SURABAYA
(Randy Putra Agritama, Miftahul Huda, Titien Setiyo Rini)

pelaksanaan proyek konstruksi di Kota responden yang terlibat dalam


Surabaya. pembangunan proyek yang diteliti.
Dari latar belakang yang sudah Deskripsi tersebut merupakan identitas
dipaparkan di atas maka masalah yang personal dari beberapa aspek mulai dari
dapat diteliti adalah sebagai berikut : Jabatan, jenis kelamin, umur,
1) Faktor – faktor apa saja yang pendidikan terakhir, pengalaman kerja di
mempengaruhi keterlambatan dunia proyek, skala proyek yang
pekerjaan pembangunan proyek ditangani, jenis proyek dan kontrak yang
konstruksi di Kota Surabaya ? sering dipakai. Adapun profil responden
2) Faktor – faktor apa saja yang paling yang terlibat dalam pembangunan
dominan menyebabkan proyek yang di teliti adalah sebagai
keterlambatan pekerjaan berikut:.
pembangunan proyek konstruksi di
Kota Surabaya ? Table 1 Profil Responden
Presentase
Jabatan Responden
2. TINJAUAN PUSTAKA %
2.1. Jenis Penelitian Manajer
5 6,02
Jenis penelitian ini adalah penelitian Proyek
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah Site
5 6,02
Engineer
suatu proses menemukan pengetahuan
Site
yang menggunakan data berupa angka Manager
6 7,23
sebagai alat menganalisis keterangan Engineer 4 4,82
mengenai apa yang ingin diketahui Kepala
(Kuntjojo. 2010). Populasi dalam penelitian 5 6,02
Pelaksana
ini adalah semua manager proyek, site Pelaksana 34 40,96
manager, pelaksana dan pihak – pihak lain Surveyor 24 28,92
yang terlibat dalam manajemen proyek Total 83 100
pekerjaan bangunan gedung bertingkat. Jenis
Orang
Presentase
Dalam penelitian ini akan dipilih 5 proyek kelamin %
yang ada di kota Surabaya dengan asumsi Pria 66 79,52
jumlah sampel masing – masing proyek Wanita 17 20,48
akan ditentukan dengan rumus Taro Total 83 100
Yamane, yaitu : Umur Presentase
Orang
(tahun) %
........................................ (1) 20 – 30 26 31,33
Keterangan : 30 – 40 42 50,60
n = Jumlah sampel > 40 15 18,07
N = Jumlah Populasi Total 83 100
d = Tingkat kesalahan yang Pendidikan Presentase
Orang
dikehendaki (5%) Terakhir %
3) Instrumen dalam penelitian ini adalah SMP 0 0
SMA/SMK 4 4,82
kuesioner dengan skala likert (1 - 5).
D3 24 28,91
Skala Analisis data yang digunakan
S1/S2/S3 55 66,27
dalam penelitian ini yaitu Total 83 100
menentukan skor untuk kuesioner, uji
validitas, uji reliabilitas dan analisis
faktor Pengalaman
Presentase
Kerja Orang
%
3. METODOLOGI PENELITIAN (tahun)
3.1 Hasil Pengamatan Identitas 1–5 39 46,99
Responden 5 – 10 29 34,94
1) Dalam penelitian ini telah dipilih 5 > 10 15 18,07
proyek yang di kerjakan oleh 5 Total 83 100
kontraktor. Sehingga jumlah populasi Presentase
Nilai proyek Orang
%
yang ditargetkan adalah sebanyak
1 – 20 Milyar 40 48,19
13+19+17+16+18= 83 orang. Deskripsi
20 – 40 40 48,19
Penelitian ini dikemukakan dalam Milyar
gambaran umum mengenai profil > 40 Milyar 3 3,61

26
axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol 6 No.1, April 2018, Hal 25-32

Total 83 100 3.4. Analisis Faktor Dengan SPSS


Jenis Presentase Analisis faktor dapat mengidentifikasi
Orang
Proyek % hubungan antar serangkaian variabel
Perumahan 29 34,94 (faktor – faktor yang mempengaruhi
Gudang, keterlambatan proyek konstruksi) sehingga
Pabrik, 50 60,24
membentuk ketergantungan dari semua
Gedung
variabel yang memiliki peranan yang sama.
Jalan,
2 2,41 Tujuan penting dari penggunaan analisis
Bendungan
Lain – Lain 2 2,41 faktor ini adalah menjelaskan hubungan di
Total 83 100 antara banyak variabel menjadi beberapa
Kontrak bentuk faktor. Analisis faktor ini dilakukan
Presentase
Yang Orang dengan menggunakan program IBM SPSS
%
Dipakai 21.
Standart a. KMO Test dan Bartlett Test
2 2,41
Internasional Tes KMO dan Bartlett digunakan untuk
Kontrak Baru menilai apakah sampel yang
Pada digunakan telah memenuhi syarat
79 95,18
Setiap
untuk dianalisis lebih lanjut ke dalam
Proyek
Kontrak
proses faktoring. Pengujian dengan
Proyek 2 2,41 prinsip korelasi ini artinya jika sebuah
Sebelumnya indikator valid mengukur suatu
Total 83 100 variabel laten, indikator tersebut harus
berkorelasi secara signifikan dan kuat
dengan indikator lain di sesama
3.2. Hasil pengujian validitas variabel latennya. Hasil KMO test
Dalam pra penelitian ini peneliti diperlihatkan pada Tabel 2
menyebarkan kuesioner kepada 10
responden untuk diketahui kelayakannya. R Tabel 2 KMO dan Bartlett Test
tabel yang digunakan adalah 0.6319
dengan tingkat signifikansi dua arah
sebesar 0.05. Dipakai 0.05 karena peneliti
menetapkan tingkat kepercayaan 95%. Dari
hasil pengujian validitas dapat dilihat pada
tabel di atas menunjukkan setiap
pertanyaan tentang faktor – faktor yang Pada hasil pengujian pada Sig
mempengaruhi keterlambatan ternyata Bartlett > 5% sehingga ada korelasi antar
valid terkecuali pada X37, X38, X39, X310 indikator. Nilai KMO yang didapat saat ini
yang tidak valid. adalah 0,591 > 0,5 sehingga analisis
dapat dilanjutkan menggunakan proses
3.3. Hasil Pengujian Reliabilitas faktoring, karena korelasi yang kuat
Cara perhitungan yang digunakan sama adalah jika nilai KMO > 50%
dengan perhitungan validitas. Reliabilitas
diukur dari koefisien korelasi antara b. Communalities
percobaan pertama dengan percobaan Communalitites adalah seberapa besar dari
berikutnya. Bila koefisien korelasi positif masing – masing variabel tersebut
dan signifikan sesuai dengan tabel dapat menjelaskan faktor. Semakin
interpretasi nilai koefisien korelasi R maka kecil nilai extraction pada
instrumen tersebut sudah dinyatakan communalities, maka hubungan
reliabel. Dari hasil perhitungan reliabilitas dengan faktor yang akan terbentuk
diatas maka nilai r hitung dari hasil akan semakin lemah. Tabel 3
pengukuran ke dua yang didapatkan yaitu : dapat diketahui bahwa keeratan
antara 0.981 – 0.984 dengan nilai variabel X11 (Kurangnya keahlian
interpretasi tinggi. Hal ini menunjukkan tenaga kerja) terhadap faktor yang
bahwa data yang diperoleh dari hasil terbentuk sebesar 0,579 yang artinya
pengukuran ke dua, yaitu relatif konsisten hubungan variabel X11 terhadap
atau reliabel terhadap hasil pengukuran faktor terbentuk erat. Atau dapat juga
pertama dikatakan kontribusi variabel X11
terhadap faktor yang terbentuk

27
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DI
SURABAYA
(Randy Putra Agritama, Miftahul Huda, Titien Setiyo Rini)

sebesar 57,9% begitu pula dengan Total varians explained menunjukkan


variabel lainnya di mana semuanya besarnya presentase keragaman total yang
bernilai > 50% karena itu dapat mampu diterangkan oleh keragaman faktor
disimpulkan bahwa semua variabel – faktor yang terbentuk. Dalem tabel di
dapat menjelaskan faktor bawah juga terdapat nilai eigenvalue dari
tiap- tiap faktor yang terbentuk.
Tabel 3 Communalities Berdasarkan alasan nilai eigenvalues
No Variabel Extract kesebelas faktor yang lebih dari 1 dan
Initial ion besarnya presentase kumulatif kesebelas
X11 Kurangnya keahlian tenaga kerja 1,000 0.579 faktor sebesar 71.314 %, dapat disimpulkan
X12 Kurangnya kedisiplinan tenaga 1,000 0.750
kerja
bahwa kesebelas faktor tersebut sudah
X13 Kurangnya kehadiran tenaga 1,000 0.627 cukup mewakili keragaman variabel –
kerja variabel asal. Berikut hasil total varians
X14 Kurangnya ketersediaan tenaga 1,000 0.675 exlpained dari 32 variabel menggunakan
kerja
program spss dapat dilihat pada tabel 4
X15 Buruknya komunikasi antara 1,000 0.695
tenaga kerja dan badan berikut ini:
pembimbing
X16 Kecelakaan kerja yang terjadi 1,000 0.711 Tabel 4 Total Varians Explained
pada pekerja Extraction Sums of
X17 Keahlian dalam mengoperasikan 1,000 0.835 Initial Eigenvalues
Squared Loadings
peralatan konstruksi Co
mp. Cumu
X21 Keterlambatan pengiriman 1,000 0.652 % of % of Cumula
Total lative Total
bahan Varian Varian tive %
%
X22 Ketersediaan bahan terbatas di 1,000 0.706
1 5.156 16.112 16.112 5.156 16.112 16.112
pasaran
2 4.396 13.737 29.849 4.396 13.737 29.849
X23 Kualitas bahan jelek 1,000 0.659
3 2.259 7.060 36.909 2.259 7.060 36.909
X24 Adanya perubahan material oleh 1,000 0.763
4 1.862 5.818 42.727 1.862 5.818 42.727
owner
5 1.755 5.485 48.212 1.755 5.485 48.212
X25 Kerusakan bahan di tempat 1,000 0.827
penyimpanan 6 1.444 4.514 52.726 1.444 4.514 52.726
X26 Terjadi pencurian material 1,000 0.751 7 1.321 4.129 56.854 1.321 4.129 56.854
X27 Jumlah material yang dikirim 1,000 0.701 8 1.260 3.936 60.790 1.260 3.936 60790
supplier tidak tepat/sesuai 9 1.218 3.806 64.596 1.218 3.806 64.596
X31 Kual itas pengontrolan pekerjaan 1,000 0.697 10 1.109 3.467 68.063 1.109 3.467 68.063
X32 Pengalaman manajer lapangan 1,000 0.752 11 1.040 3.251 71.314 1.040 3.251 71.314
X33 Perhitungan kebutuhan 1,000 0.824 12 0.990 3.095 74.409
X34 Komunikasi antara konsultan 1,000 0.833 13 0.858 2.682 77.091
dan kontraktor 14 0.787 2.459 79.551
X35 Komunikasi antara kontraktor 1,000 0.671 15 0.724 2.261 81.812
dan pemilik 16 0.704 2.202 84.013
X36 Kesalahan manajemen material 1,000 0.809 17 0.660 2.063 86.076
dan peralatan 18 0.594 1.855 87.932
X37 Tata letak dan pengelolaan 1,000 0.635 19 0.486 1.518 89.449
material di lapangan 20 0.481 1.504 90.954
X41 Perubahan design oleh pemilik 1,000 0.665 21 0.465 1.453 92.407
X42 Kesalahan design oleh 1,000 0.803 22 0.409 1.280 93.687
perencana 23 0.341 1.066 94.753
X43 Ketidaklengkapan pemberian 1,000 0.817 24 0.302 0.944 95.697
detail gambar 25 0.266 0.830 96.527
X44 Kurang jelasnya design rekayasa 1,000 0.618 26 0.221 0.691 97.218
perencanaan 27 0.193 0.605 97.823
X51 Harga bahan/material yang 1,000 0.760 28 0.168 0.526 98.349
mahal 29 0.163 0.509 98.858
X52 Alokasi dana yang tidak cukup 1,000 0.711 30 0.144 0.452 99.310
X53 Telatnya pembayaran kepada 1,000 0.676 31 0.133 0.417 99.726
pekerja
X54 Sistem pembayaran pemilik ke 1,000 0.688
kontraktor yang tidak sesuai
kontrak akibat alasan tertentu
X55 Administrasi keuangan pada 1,000 0.574
kontraktor
X56 Modal kontraktor tidak 1,000 0.695
mencukupi
X57 Tingkat upah tenaga kerja 1,000 0.652
Berdasarkan tabel di atas pada kolom
c. Total Varians Explained Initial eigenvalues yang menggunakan

28
axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol 6 No.1, April 2018, Hal 25-32

program SPSS ditentukan nilainya satu 7 0 4 1


X . . . .1 - - - . . . .
varians, jika 32 variabel disingkat 2 7 1 1 1 . . . 1 0 0 0
menjadi satu faktor, maka varians yang 2 3 8 2 6 1 1 0 4 5 4 7
9 8 4 9 4 6 3 9 0 9
dapat dijelaskan oleh satu faktor 6 8 0
(component 1) adalah sebagai berikut X . . . - . . . . . - .
2 0 2 1 .5 2 3 2 1 1 . 0
5.156/32 x 100% = 16.112%, begitu 3 3 3 0 0 9 4 5 7 2 1 7
juga pada component yang lain. Karena 8 8 3 9 4 4 2 2 7 0 4
8
nilai eigenvalues yang ditetapkan 1, X . . . - . . - . . . .
maka nilai total yang akan diambil >1 2 0 5 0 .2 3 3 . 2 0 3 0
4 3 2 6 5 7 1 1 3 7 1 6
yaitu component 1 sampai 11, dengan 9 6 6 5 1 7 0 9 9 3 7
demikian faktor maksimal yang bisa 5
X - . . .0 . . . . . . .
terbentuk adalah 11 faktor. 2 . 1 0 6 0 8 0 1 0 0 0
5 1 0 6 1 2 7 7 0 1 2 5
7 9 4 7 0 9 3 3 8 3
d. Rotated Component Matrix 1
Rotated component matrix dapat X - . . - . . . - . . .
2 . 0 0 .1 1 0 7 . 0 2 0
memperlihatkan distribusi variabel 6 0 3 7 1 6 9 6 2 3 2 4
secara lebih jelas dan nyata. Adapun 2 2 4 7 2 9 9 2 3 7 1
5 0
hasil dari Rotated component matrix X . - - .1 . . . . . - -
dapat dilihat pada tabel 5 2 2 . . 0 1 1 1 1 6 . .
7 9 2 1 7 3 7 9 0 2 0 1
6 7 3 7 6 6 3 7 2 3
Component 2 4 0 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 X . - . - . - . . - - .
0 1 3 0 . 3 .0 1 . 4 3 . . 2
X . . - .7 . . . . . 0 - 1 7 2 7 2 7 0 9 1 2 1 1
1 0 2 . 0 1 0 0 0 0 . . 5 0 4 2 6 4 8 2 6 1 2
1 5 2 0 6 3 3 0 6 3 3 0 4 7 8 5
4 0 1 6 3 1 9 4 9 3 X . - . .4 - . . . - . .
9 5 3 2 . 0 4 . 1 2 2 . 0 2
X . - - .7 - . - . . . . 2 4 4 2 6 3 2 2 4 0 5 4
1 3 . . 4 . 0 . 0 2 0 0 0 5 5 2 1 3 4 0 0 8
2 0 1 1 0 0 9 1 7 0 5 0 3 0 1
0 1 9 4 9 1 3 4 0 3 X - . - .4 - - . . . . .
2 0 6 7 3 . 0 . 2 . . 0 1 1 5 3
X - . - .3 - - . . . . . 3 0 7 0 2 0 4 6 2 1 3 6
1 . 0 . 2 . . 0 6 1 1 1 1 7 5 6 2 0 3 4 9 3
3 0 4 0 7 1 0 0 4 7 8 0 5 8 6 0
0 7 9 0 1 1 9 6 2 3 X . - - .0 - . . - - . -
6 9 8 6 3 2 . . 4 . 0 0 . . 8 .
X . . . - . . . . - - - 4 1 0 0 2 0 7 7 0 0 7 0
1 0 0 0 .0 2 1 0 7 . 1 . 2 9 1 1 7 0 7 0 0 6
4 1 5 4 4 2 3 1 5 0 5 0 2 1 2 2 5 5
9 6 8 9 0 4 1 6 1 2 7 X . - . .2 - . - - . . -
6 4 3 4 . 0 3 1 4 . . 2 2 .
X . - . - . - - - . . . 5 6 1 4 9 1 2 1 0 8 6 1
1 2 . 0 .0 0 . . . 0 0 7 7 2 3 6 1 1 0 7 6 3
5 7 0 5 2 0 0 0 0 1 1 8 3 4 3 4
3 0 3 0 8 2 5 1 2 9 3 X . . . .1 . - - . . . .
4 0 1 6 3 0 2 2 0 1 . . 0 7 0 2
X . . . +. - . . - . - . 6 7 1 1 9 1 0 1 5 8 4 2
1 1 0 7 0 . 2 1 . 0 . 1 2 9 7 2 5 2 2 3 1 1
6 6 3 4 6 0 5 2 0 1 1 1 4 1
2 9 4 6 4 0 8 8 9 5 2 X - . . - . . . . . - .
5 5 6 3 . 3 1 .0 0 2 2 0 2 . 4
X . . . - . - - - . . . 7 0 6 4 8 9 7 5 6 9 1 4
1 1 1 8 .1 1 . . . 0 1 0 9 7 6 3 4 1 8 3 6 5 6
7 1 4 5 3 2 0 0 0 7 5 5 9 3
0 7 5 6 6 2 3 0 4 9 9 X . - - - 0 . . . . . .
1 7 1 4 7 . . .0 . 0 0 0 0 0 2
X . - - .1 . - - . . . . 1 7 1 0 2 5 6 8 0 0 6 0
2 7 . . 3 0 . . 0 0 0 1 0 0 1 6 6 8 8 9 0 8 1
1 4 0 0 8 6 2 0 0 8 5 5 5 3
2 3 1 1 0 5 9 0 7 2 X . . . .0 - - - . - . -

29
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DI
SURABAYA
(Randy Putra Agritama, Miftahul Huda, Titien Setiyo Rini)

4 1 8 1 4 . . . 1 . 0 . dan pemilik, Perubahan design oleh


2 6 4 2 4 0 0 0 8 0 4 0 pemilik, Telatnya pembayaran kepada
2 5 6 3 5 2 4 0 1 7
1 0 1 3 4 pekerja, Sistem pembayaran pemilik
X - . . .0 . . . - . - . ke kontraktor yang tidak sesuai
4 . 8 1 0 0 0 0 . 0 . 1 kontrak akibat alasan tertentu.
3 0 5 7 6 8 3 7 1 1 1 1 2) Faktor (2) : Adanya perubahan
5 0 5 5 4 4 5 1 0 6
9 0 3 material oleh owner, Pengalaman
X - . . .1 . . . . - - . manajer lapangan, Kesalahan design
4 . 6 2 6 1 1 1 0 . . 0 oleh perencana, Ketidaklengkapan
4 2 2 0 0 8 6 7 7 0 0 7 pemberian detail gambar, Kurang
4 0 1 7 0 5 4 3 8 0
1 8 1
jelasnya design rekayasa
X - . . - . - . . . - . perencanaan.
5 . 2 2 .0 7 . 1 1 0 . 0 3) Faktor (3) : Kecelakaan kerja yang
1 0 2 4 1 7 0 4 2 9 0 7 terjadi pada pekerja, Keahlian dalam
9 3 3 0 0 0 6 1 2 0 3
5 1 6
mengoperasikan peralatan konstruksi,
X . . . .4 . . - . . - - Administrasi keuangan pada
5 3 0 0 9 5 0 . 0 1 . . kontraktor, Tingkat upah tenaga kerja.
2 6 2 3 9 3 2 1 7 3 1 0 4) Faktor (4) : Kurangnya keahlian
3 0 4 0 8 0 5 2 0 4 tenaga kerja, Kurangnya kedisiplinan
8 3 0
X . . - .1 . . . - . . - tenaga kerja, Kualitas bahan jelek.
5 6 0 . 4 3 1 1 . 0 0 . 5) Faktor (5) : Harga bahan/material yang
3 0 2 0 7 5 8 9 2 3 8 1 mahal, Alokasi dana yang tidak cukup.
3 6 6 7 8 0 6 4 0 1 6) Faktor (6) : Kerusakan bahan di
2 1 3
X . - . .1 - - . . . 0 - tempat penyimpanan.
5 5 . 0 9 . . 1 0 4 . . 7) Faktor (7) : Terjadi pencurian material,
4 5 1 6 6 2 0 6 2 0 6 2 Kualitas pengontrolan pekerjaan,
0 9 7 1 6 9 5 7 2 2 Modal kontraktor tidak mencukupi.
9 9 6 7
X - . . - . - . . . - -
8) Faktor (8) : Kurangnya kehadiran
5 . 2 6 .0 1 . 0 0 0 . . tenaga kerja, Kurangnya ketersediaan
5 1 9 4 3 0 0 8 7 4 0 1 tenaga kerja.
4 3 3 0 6 9 5 0 5 2 2 9) Faktor (9) : Jumlah material yang
5 5 7 9
X . . . - - - . . . - -
dikirim supplier tidak tepat/sesuai,
5 1 2 0 .0 . . 6 3 0 . . Kesalahan manajemen material dan
6 5 8 9 4 2 0 1 1 8 1 1 peralatan.
6 9 3 7 0 1 6 8 2 3 6 10) Faktor (10) : Perhitungan kebutuhan,
4 3 6 9
Komunikasi antara konsultan dan
X - . . .1 . . . - . - .
5 . 3 4 0 1 1 2 . 0 . 3 kontraktor.
7 3 2 6 5 5 4 2 0 2 0 2 Faktor (11) : Buruknya komunikasi antara
4 7 2 0 7 0 1 6 4 3 tenaga kerja dan badan pembimbing, Tata
9 5 9 letak dan pengelolaan material di lapangan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan tabel di atas penentuan Untuk mengetahui faktor –faktor dominan
variabel masuk faktor mana dapat dan faktor – faktor yang mempengaruhi
ditentukan dengan melihat nilai korelasi keterlambatan pekerjaan pembangunan
terbesar dalam hal ini X11 (Kurangnya proyek konstruksi di Surabaya, maka
keahlian tenaga kerja) korelasi terbesar dilakukan analisis data yaitu dengan
dengan faktor (component) 4 dengan analisis faktor menggunakan program IBM
jumlah 0.706, begitu pula X12 (Kurangnya SPSS 21. Adapun penjelasannya adalah
kedisiplinan tenaga kerja) lebih berkorelasi sebagai berikut :
dengan faktor (component) 4 dengan
jumlah 0.740 maka X12 masuk ke faktor 4. 4.1. Faktor Dominan Yang
Maka dapat disimpulkan anggota masing – Mempengaruhi Keterlambatan Proyek
masing faktor adalah sebagai berikut Konstruksi
Berdasarkan hasil analisis faktor dengan
1) Faktor (1) : Keterlambatan pengiriman menggunakan program IBM SPSS 21,
bahan, Ketersediaan bahan terbatas di berikut ini adalah faktor – faktor dominan
pasaran, Komunikasi antara kontraktor

30
axial, Jurnal Rekayasa dan Manajemen Konstruksi Vol 6 No.1, April 2018, Hal 25-32

yang menyebabkan keterlambatan proyek perubahan design oleh pemilik,


konstruksi di Surabaya : keterlambatan pengiriman bahan,
1) Perubahan design oleh pemilik. ketersediaan bahan terbatas, telatnya
2) Keterlambatan pengiriman bahan. pembayaran kepada pekerja, sistem
3) Ketersediaan bahan terbatas di pembayaran pemilik ke kontraktor
pasaran. yang tidak sesuai kontrak akibat
4) Telatnya pembayaran kepada alasan tertentu.
pekerja. 2) Faktor – faktor yang mempengaruhi
5) Sistem pembayaran dari pemilik ke keterlambatan pekerjaan
kontraktor yang tidak sesuai kontrak pembangunan proyek konstruksi di
akibat alasan tertentu. Surabaya adalah komunikasi antara
kontraktor dan pemilik, ketidakleng-
4.2. Faktor yang mempengaruhi
kapan pemberian hasil detail gambar,
keterlambatan proyek konstruksi
kesalahan design oleh perencana,
Berdasarkan hasil analisis faktor dengan
kurang jelasnya design rekayasa
menggunakan program IBM SPSS 21,
perencanaan, adanya perubahan
berikut ini adalah faktor – faktor yang
material oleh owner, pengalaman
mempengaruhi keterlambatan proyek
manajer lapangan, keahlian dalam
konstruksi di Surabaya :
mengoperasikan peralatan konstruksi,
1) Komunikasi antara kontraktor dan
kecelakaan kerja yang terjadi pada
pemilik.
pekerja, administrasi keuangan pada
2) Ketidaklengkapan pemberian detail.
kontraktor, tingkat upah tenaga kerja,
3) Kesalahan design oleh perencana.
kurangnya kedisiplinan tenaga kerja,
4) Kurang jelasnya design rekayasa
kurangnya keahlian tenaga kerja,
perencanaan.
kualitas bahan jelek, harga
5) Adanya perubahan material oleh
bahan/material yang mahal, kerusakan
owner.
bahan di tempat penyimpanan, terjadi
6) Pengalaman manajer lapangan.
pencurian material, modal kontraktor,
7) Keahlian dalam mengoperasikan
kualitas pengontrolan pekerjaan,
peralatan konstruksi.
kurangnya ketersediaan tenaga kerja.
8) Kecelakaan kerja yang terjadi pada
pekerja.
5.2. Saran
9) Administrasi keuangan pada
Melihat hasil penelitian yang telah
kontraktor.
dilakukan, maka untuk mengantisipasi
10) Tingkat upah tenaga kerja.
keterlambatan pekerjaan proyek tersebut,
11) Kurangnya kedisiplinan tenaga kerja.
disarankan hal – hal sebagai berikut :
12) Kurangnya keahlian tenaga kerja.
1) Kepada para kontraktor yang hendak
13) Kualitas bahan jelek.
melaksanakan proyek di Kota
14) Harga bahan/material yang mahal.
Surabaya hendaknya memperhatikan
15) Alokasi dana yang tidak cukup.
5 (lima) faktor dominan penyebab
16) Kerusakan bahan di tempat
keterlambatan sehingga 5 (lima) faktor
penyimpanan.
tersebut dapat diatasi.
17) Terjadi pencurian material.
2) Untuk para kontraktor agar lebih
18) Modal kontraktor tidak mencukupi.
meningkatkan kualitas (design,
19) Kualitas pengontrolan pekerjaan.
keuangan dan manajerial) para
20) Kurangnya ketersediaan tenaga kerja.
pengelola proyek agar lebih dapat
memahami keterlambatan yang terjadi
5. KESIMPULAN DAN SARAN
agar setiap keterlambatan yang terjadi
5.1. Kesimpulan
dapat diketahui penyebabnya dan
Hasil penelitian yang telah dilakukan
cepat diatasi.
mengenai studi faktor – faktor yang
3) Untuk penelitian selanjutnya perlu
mempengaruhi keterlambatan proyek
dilakukan penambahan kriteria
konstruksi di Surabaya, dapat disimpulkan :
responden tidak hanya kontraktor yang
1) Berdasarkan hasil uji analisis faktor
melaksanakan tapi juga MK
diperoleh faktor – faktor yang paling
(manajemen konstruksi) dan pemilik
dominan menyebabkan keterlambatan
proyek (owner), juga penambahan
pekerjaan pembangunan proyek
daerah penelitian di sekitar daerah
konstruksi di Kota Surabaya adalah

31
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI DI
SURABAYA
(Randy Putra Agritama, Miftahul Huda, Titien Setiyo Rini)

Surabaya agar mendapatkan hasil S1 Tesis, Universitas Atma Jaya


penelitian yang lebih teliti lagi. Yogyakarta, Yogyakarta.
Messah, Tunita Afliana, Theodorus Widodo,
6. DAFTAR PUSTAKA Marisya L. Ador, 2013. “Kajian
Astina, Dhian C. Nur, Ida Ayu Rai Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan
Widhiawati. I G. Putu Joni, 2016. Proyek Konstruksi Gedung Di Kota
“Analisis Faktor – Faktor Penyebab Kupang”, Jurnal Teknik Sipil, Vol. 2, No.
Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan 2, hal. 157-168.
Proyek Konstruksi Dikabupaten . Norken, I Nyoman, 2012. “Manajemen
Tabanan”, Jurnal Imliah Elektronik Risiko pada Proyek Konstruksi di
Teknik Sipil, Vol. 3, No. 1, hal. 45-58. Pemerintah Kabupaten Jembrana”,
Bakhtiyar, Ariful, Agoes Soerhardjono, M. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol.16 No.2,
Hamzah Hasyim, 2012. “Analisis Faktor hal. 12-27.
– Faktor Yang Mempengaruhi Nugroho, Bayu Adi, 2012. Analisis Faktor
Keterlambatan Proyek Konstruksi Keterlambatan Proyek Terhadap
Pembangunan Gedung Di Kota Pembengkakan Biaya Proyek Bangunan
Lamongan”, Jurnal Rekayasa Sipil, Vol. Gedung Di Surakarta, TA, Universitas
6, No. 1, hal. 55-66. Sebelas Maret, Surakarta
Handayani, Ria, Ariany Frederika, A. A. Nurlela, 2014. “Identifikasi dan Analisis
Wiranata, 2013. “Analisis FaktoR – Manajemen Risiko pada Proyek
Faktor Keterlambatan Pelaksanaan Pembangunan Insfrastruktur Bangunan
Pekerjaan Proyek Gedung Di Gedung Bertingkat”, Jurnal Desain
Kabupaten Jembrana, Jurnal Ilmiah Konstruksi, Vol. 13, No. 1, hal. 50-63.
Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Vol. Pinori, Mickson, 2015. “Analisis Faktor
2, No. 1, hal. 1-7. Keterlambatan Penyelesaian Proyek
Hervanda, Yosi, 2012. “Analisis Konstruksi Gedung Terhadap Mutu,
Keterlmabatan Proyek Konstruksi Jalan Biaya Dan Waktu Di Dinas Pekerjaan
Yang Disebabkan Faktor material Umum Kota Manado”, Jurnal Imliah
Dikabupaten Rokan Hulu”, Jurnal Teknik Media Engineering, Vol. 5, No. 2, hal.
Sipil, Vol. 5, No. 5, hal. 44-57. 401-405.
Huda, Miftahul, 2016. Metodologi Purnomo, Hendrita Abraham Angga, 2016.
Penelitian, Lecture Handout: Metodologi “Analisa Faktor – Faktor Yang
Penelitian, Universitas Wijaya Kusuma Mempengaruhi Kinerja Waktu
Surabaya, Surabaya Pelaksanaan Proyek Konstruksi Di
Kuntjojo, 2010. Metodologi Penelitian, Wilayah Surabaya”, Rekayasa Teknik
Lecture Handout: Metodologi Penelitian, Spil, Vol. 03, No. 03, hal. 55-63.
Kediri. Sakinah, Baiq Farida, 2015. “Analisis
Lembaga Pengembangan Jasa Penyebab Keterlambatan Pada
Konstruksi Nasional (LPJKN), 2014. Pekerjaan Konstruksi Jalan Kabupaten
Badan Usaha Jasa Konstruksi Lombok Tengah Dengan Metode
Berdasarkan Kualifikasi di Indonesia. Analisa Faktor”, Jurnal, Vol. 6, No. 1,
http://www.lpjk.net/statistik-1-badan- hal. 1-8.
usaha-lpjk.html (diakses, 12 Januari Supranto, Johanes, 2010. Analisis
2017, pukul 16,45). Multivariat : Arti Dan Interpretasi,
Lewokeda, Erik, 2012. Indikator Indonesia Jakarta : Rineka Cipta.
Sehat, http://lewokedaerik.blogspot.co.id Wirabakti, Deden Matri, Rahman Abdullah,
/2012/10/indikator-indonesia-sehat- Andi Maddeppungeng, 2014. “Faktor –
7400.html, (diakses 12 Januari 2017, Faktor Penyebab Keterlambatan Proyek
pukul 17,55) Konstruksi Bangunan Gedung”, Jurnal
Likumahuwa, Hendy, 2015. Analisa Konstruksia, Vol. 6, No. 1, hal. 15-29.
Produktivitas Tenaga Kerja Pada
Gedung Bertingkat, TA, Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya, Surabaya.
Mahendra, Adrianus Adhika, 2011. Studi
Tentang Penyebab Keterlambatan
Dalam Pelaksanaan Proyek Konstruksi,

32

Anda mungkin juga menyukai