Anda di halaman 1dari 4

1.

a.   Tes Seleksi
Tes seleksi atau yang sering kita dengar dengan “ujian saringan” atau “ujian masuk” merupakan tes
yang dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk
memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
Materi pada tes seleksi ini merupakan materi prasyarat untuk mengikuti program pendidikan yang akan
diikuti oleh calon. Sebagai tindak lanjut dari hasil tes seleksi, maka para calon yang dipandang
memenuhi batas persyaratan minimal yang telah ditentukan dinyatakan sebagai peserta tes yang lulus
dan dapat diterima sebagai siswa baru.
b.   Tes Awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh
peserta didik.
Isi atau materi tes awal pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya
sudah diketahui atau dikuasai oleh peserta didik sebelum pelajaran diberikan kepada mereka. Sebagai
tindak lanjut dari tes awal ini, maka :
a)    Jika dalam tes awal itu semua materi yang ditanyakan dalam tes sudah dikuasai dengan baik oleh
peserta didik, maka materi yang telah ditanyakan dalam tes awal itu tidak akan diajarkan lagi.
b)    Jika materi yang dapat dipahami oleh peserta didik baru sebagian saja, maka yang diajarkan adalah
materi pelajaran yang belum cukup dipahami oleh para peserta didik tersebut.
c.   Tes Akhir
Sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya
oleh para peserta didik.
Isi atau materi tes akhir ini adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah
diajarkan kepada para peserta didik dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes
awal.
d.   Tes Diagnostik
Tes ini dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh para
peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Tes ini bertujuan ingin menemukan jawaban atas
pertanyaan “apakah peserta didik sudah apat menguasai pengetahuan yang merupakan dasar atau
landasan untuk dapat menerima pengetahuan selanjutnya?”.
Materi yang ditanyakan dalam tes diagnostik pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan
tertentu yang biasanya atau menurut pengalaman sulit dipahami siswa. Sesuai dengan nama tes itu
sendiri (diagnose = pemeriksaan), maka jika hasil “pemeriksaan” itu menunjukkan bahwa tingkat
penguasaan peserta didik yang sedang “diperiksa” itu termasuk rendah, harus diberi bimbingan secara
khusus agar mereka dapt memperbaiki tingkat penguasaannya terhadap mata pelajaran tertentu.
e.   Tes Formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah
peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Materi dari tes formatif ini pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang telah
diajarkan. Tindak lanjut yang perlu dilakukan setelah diketahuinya hasil tes formatif adalah:
a)  Jika materi yang diteskan itu telah dikuasai dengan baik, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok
bahasan yang baru.
b)  Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai, maka sebelum dilanjutkan dengan pokok bahasan baru,
terlebi dahulu diulangi atau dijelaskan lagi bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik.
f.    Tes Sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program
pengajaran selesai diberikan. Di sekolah dikenal dengan istilah “Ulangan Umum” atau “EBTA” (Evaluasi
Belajar Tahap Akhir), dimana hasilnya digunakana untuk mengisi nilai rapor atau mengisi ijazah (STTB).
Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama. Yang
menjadi tujuan utama tes sumatif adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan
peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, sehingga
dapat ditentukan:
a)    Kedudukan dari masing – masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya;
b)   Dapat atau tidaknya peserta didik untuk mengikuti program pengajaran berikutnya (yang lebih tinggi),
dan;
c)  Kemajuan peserta didik, untuk diinformasikan kepada pihak orang tua, petugas bimbingan dan konseling,
lembaga-lembaga pendidikan lainnya, atau pasaran kerja, yang tertuang dalam bentuk Rapor atau Surat
Tanda Tamat Belajar.
3.

C1 (Pengetahuan/Knowledge), Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam mengingat


kembali materi yang telah dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta khusus, konvensi,
kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi.  Tingkatan atau jenjang ini
merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Di jenjang ini,
peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan hapalan saja.

C2 (Pemahaman/Comprehension), Pada jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan dalam


memahami materi tertentu yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu: (1) Translasi
(kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain), (2) Interpretasi (kemampuan
menjelaskan materi), (3) Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti). Di jenjang ini, peserta didik
menjawab pertanyaan dengan kata-katanya sendiri dan dengan memberikan contoh baik prinsip
maupun konsep.

C3 (Penerapan/Application), Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan menerapkan


informasi pada situasi nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara
menggunakannya secara nyata. Di jenjang ini, peserta didik dituntut untuk dapat menerapkan konsep
dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang belum pernah diberikan sebelumnya.

C4 (Analisis/Analysis), Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah kemampuan menguraikan
suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa: (1) Analisis
elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi), (2) Analisis hubungan ( identifikasi hubungan), (3) Analisis
pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi (identifikasi organisasi). Di jenjang ini, peserta didik
diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan
pendapat dan fakta serta menemukan hubungan sebab akibat.

C5 (Sintesis/Synthesis), Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi dan
mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik. Kemampuan ini dapat
berupa memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan yang utuh, dan seperangkat
hubungan abstrak. Di jenjang ini, peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri
dengan memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan.

C6 (Evaluasi/Evaluation), Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai manfaat suatu
hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu ide,
kreasi, cara atau metode.

Ada beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan proporsi jumlah soal kategori mudah sedang dan
sukar.Pertimbangan pertama adalah adanya keseimbangan, yakni jumlah soal sama untuk ke tiga
kategori tersebut. dan ke dua proposi jumlah soal untuk ke tiga kategori tersebut artinya sebagian besar
soal berada dalam kategori sedang sebagian lagi termasuk kategori mudah dan sukar dengan proporsi
yang seimbang.
Perbandingan antara soal mudah sedang sukar bisa di buat 3-4-3. Artinya, 30% soal kategori mudah 40%
soal kategori sedang dan 30% lagi soal kategori sukar.

Di samping itu oleh karena suatu tes dimaksutkan untuk memisahkan antara murid-murid yang betul-
betul mempelajari suatu pelajaran dengan murid-murid yang tidak mempelajari pelajaran itu, maka tes
atau item yang baik adalah tes atau item yang betul-betul dapat memisahkan ke dua golongan murid
tadi. Jadi setiap item disamping harus mempunyai derajat kesukaran tertentu, juga harus mampu
membedakan antara murid yang pandai dengan murid yang kurang pandai.

Setelah judgment dilakukan oleh guru kemudian soal tersebut di uji cobakan dan dianalisis apakah
judgment tersebut sesuai atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai