Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK TENTANG KASUS HOSPITALISASI PADA

ANAK

DISUSUN
OLEH :

NAMA :SHEILA CLARITA SARI


NIM : PO.71.20.2.19.030
TINGKAT : II.A
DOSEN PEMBIMBING : SUPARNO.APP.MKES

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN BATURAJA
TAHUN 2020
BAB I  
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
 Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit dan dapatmenimbulkan
trauma dan stress pada klien yang baru mengalami rawat inap dirumah sakit.Hospitalisasi
dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan yang memaksa seseorang harusmenjalani rawat
inap di rumah sakit untuk menjalani pengobatan maupun terapi yangdikarenakan klien
tersebut mengalami sakit. Pengalaman hospitalisasi dapat
mengganggu psikologi seseorang terlebih bila seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi den
ganlingkungan barunya di rumah sakit. Pengalaman hospitalisasi yang dialami klien
selamarawat inap tersebut tidak hanya mengganggu psikologi klien, tetapi juga akan
sangat berpengaruh pada psikososial klien dalam berinteraksi terutama pada pihak rumah saki
ttermasuk pada perawat.Masalah yang dapat ditimbulkan dari hospitalisasi biasanya berupa
cemas, rasakehilangan, dan takut akan tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, jika
masalahtersebut tidak diatasi maka akan mempengaruhi perkembangan psikososial, terutama
padaanak-anak. Masalah tersebut akan berpengaruh pada pelayanan keperawatan yang
akandiberikan, karena yang mengalami masalah psikososial akibar hospitalisasi cenderung
tidakdapat beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit. Hal ini tentu saja akan
menyebabkanterganggunya interaksi baik dari perawat maupun tim medis lain di rumas
sakit.Untuk mencegah supaya masalah hospitalisasi teratasi maka peran perawat adalah
tetapmemberikan dukungan (support) dan dorongan kepada klien yang efektif agar tidak
terjadihal-hal yang tidak diinginkan dan tetap menjaga kepercayaan klien agar klien tidak
merasatakut akan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat.Selain itu perawat
juga berperan sebagai promotif yang memberikan pandangan padakeluarga agar selalu setia
mendampingi dan memberi perhatian lebih pada klien yang sedangmenjalani perawatan di
rumah sakit. Hal ini menjadi salah satu pendukung karena kehadiranorang terdekat dapat
mengurangi rasa cemas maupun jenuh selama klien mengalami perawatan.
Pengertian

 Hospitalisasi adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama individu


tersebutdirawat dirumah sakit. Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alas
an
yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi dan p
erawatan sampai pemulangannya ke rumah.Hospitalisasi merupakan pengalaman yang
mengancam bagi individu karena stressoryang dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak
aman, seperti.

1. Lingkungan yang asing

2. Berpisah dengan orang yang berarti

3. Kurang informasi

5. Pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan , semakin sering


berhubungandengan rumah sakit, maka bentuk kecemasan semakin kecil atau malah
sebaliknya.

6. Prilaku petugas Rumah Sakit


4. Kehilangan kebebasan dan kemandirian

2.2
 
Perubahan Yang Terjadi Akibat Hospitalisai

1.Perubahan konsep diri.Akibat penyakit yang di derita atau tindakan seperti


pembedahan,pengaruh citra

tubuh , perubahan citra tubuh dapat menyebabkan perubahan peran , idial diri, harga diri d
an identitasnya

2.Regresi Klien mengalami kemunduran ketingkat perkembangan sebelumnya atau lebih


rendahdalam fungsi fisik, mental, prilaku dan intelektual.

3. DependensiKlien merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.

4. DipersonalisasiPeran sakit yang dialami klien menyebabkan perubahan kepribadian, tidak


realistis, tidakdapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, perubahan identitas dan sulit
bekerjasamamengatasi masalahnya.
5. Takut dan AnsietasPerasaan takut dan ansietas timbul karena persepsi yang salah
terhadap penyakitnya.

6. Kehilangan dan perpisahan Kehilangan dan perpisahan selama klien dirawat muncul
karena lingkungan yang asingdan jauh dari suasana kekeluargaan, kehilangan kebebasan,

berpisah dengan pasangan danterasing dari orang yang dicintai. .


2.3
 
Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi
 
 
Reaksi tersebut bersifat individual dan sangat tergantung pada usia
perkembangananak,pengalaman sebelumnya terhadap sakit,sistem pendukung yang tersedia
dankemampuan koping yang dimilikinya,pada umumnya,reaksi anak terhadap sakit
adalahkecemasan karena perpisahan,kehilangan, perlukaan tubuh,dan rasa nyeri.Reaksi anak
pada hospitalisasi :

1.Masa bayi(0-1 th)Dampak perpisahanPembentukan rasa P.D dan kasih sayingUsia anak > 6
bln terjadi stanger anxiety /cemas- Menangis keras- Pergerakan tubuh yang banyak- Ekspresi
wajah yang tak menyenangkan

2. Masa todler (2-3 th)Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini respon perilaku
anak dengan tahapan nya
> Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain
> Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat bermain,
sedih,apatis
> Pengingkaran/ denial- Mulai menerima perpisahan- Membina hubungan secara dangkal-
Anak mulai menyukai lingkungannya.

3.Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )


- Menolak makan
- Sering bertanya
- Menangis perlahan
- Tadak kooperatif terhadap petugas kesehatan.
 
Perawatan di rumah sakit :
- Kehilangan control
- Pembatasan aktivitasSering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman. Sehingga
ada perasaanmalu, takut sehingga menimbulkan reaksi agresif, marah, berontak,tidak mau
bekerja samadengan perawat.

4. Masa sekolah 6 sampai 12 tahun


Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang dicintai ,keluarga,
kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan. Kehilangan kontrol
berdampak pada perubahan peran dlm keluarga, kehilangan kelompok sosial,perasaan takut 
mati,kelemahan fisik. Reaksi nyeri bisa digambarkan dgn verbal dan non verbal.

5.Masa remaja (12 sampai 18 tahun )


Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya. Saat MRS cemaskarena
perpisahan tersebut. Pembatasan aktifitas kehilangan control Reaksi yang muncul :
> Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
> Tidak kooperatif dengan petugasPerasaan sakit akibat perlukaan menimbulkan respon :
- bertanya-tanya- menarik diri
- menolak kehadiran orang lain

2.4 
Reaksi Orang Tua Terhadap Hospitalisasi

Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi & Perasaan yang muncul dalam hospitalisasi:
Takut dan cemas,perasaan sedih dan frustasi:
Kehilangan anak yang dicintainya:
- Prosedur yang menyakitkan-
Informasi buruk tentang diagnosa medis
- Perawatan yang tidak direncanakan
- Pengalaman perawatan sebelumnya & Perasaan sedih:Kondisi terminal perilaku isolasi
/tidak mau didekati orang lain & Perasaan frustasi: Kondisiyang tidak mengalami perubahan
Perilaku tidak kooperatif,putus asa,menolak

tindakan,menginginkan P.P & Reaksi saudara kandung terhadap perawatan anak di


RS:Marah,cemburu,benci,rasa bersalah

2.5
Intevensi Keperawatan Dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi

 Fokus intervensi keperawatan adalah


- meminimalkan stressor
- memaksimalkan manfaat hospitalisasi memberikan dukungan psikologis
pada anggotakeluarga
- mempersiapkan anak sebelum masuk rumah sakit.
Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress dapat dilakukan dengan cara :
- Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
- Mencegah perasaan kehilangan control
- Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa nyeri
Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan :
1. Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
2. Modifikasi ruang perawatan
3. Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah:
- Surat menyurat, bertemu temansekolah
4.Mencegah perasaan kehilangan control
:- Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif.
- Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
- Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain
- Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua
dalam perencanaan kegiatan.
5.Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri:
> Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang
menimbulkanrasa nyeri
> Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak
> Menghadirkan orang tua bila memungkinkan
> Tunjukkan sikap empati
> Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang dilakukan
melaluicerita, gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang kemampuan psikologis anak
menerimainformasi ini dengan terbuka.

6.Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak:


> Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk belajar
.> Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak.
> Meningkatkan kemampuan kontrol diri
> Memberi kesempatan untuk sosialisasi
.> Memberi support kepada anggota keluarga.
7.Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit:
> Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak
.> Mengorientasikan situasi rumah sakit.
8.Pada hari pertama lakukan tindakan :
- Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
- Kenalkan pada pasien yang lain
.- Berikan identitas pada anak.
- Jelaskan aturan rumah sakit.
- laksanakan pengkajian
.- Lakukan pemeriksaan fisik
BAB III
 
PENUTUP
 
3.1 Kesimpulan

 Hospitalisasi pada anak biasanya menimbulkan masalah berupa cemas, rasakehilangan, dan
takut akan tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Hospitalisasi pada
anak tidak hanya berdampak pada anak itu sendiri tapi juga berdampak pada orang tuadari
anak tersebut.Peran perawat sangat diperlukan untuk mencegah masalah hospitalisasi pada
anak.Perawat harus memberikan dukungan dan dorongan kepada anak yang efektif agar
tidakterjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tetap menjaga kepercayaan anak agar anak
tidakmerasa takut akan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat.Selain itu perawat juga
berperan sebagai promotif yang memberikan pandangan padakeluarga agar selalu setia
mendampingi dan memberi perhatian lebih pada anak yang sedangmenjalani perawatan di
rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA
 http://wwwbroniescom.blogspot.com/2010/05/makalah-hospitalisasi.html http://www.psy
chologymania.com/2012/08/hospitalisasi-pada-anak.html http://kumpulan-
askepaskep.blogspot.com/2011/03/hospitalisasi-pada-anak.html 

Anda mungkin juga menyukai