Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam ruang lingkup pembelajaran bahasa Arab meliputi unsur-unsur
kebahasaan, terdiri atas tata bahasa (qowaidul lughoh), kosa kata(mufrodat),
pelafalan, dan ejaan(ashwat Arobiyah).1 Demikian halnya dengan pembelajaran
kosakata (al-Mufradat). Kosakata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus
dimiliki oleh pembelajar bahasa asing termasuk bahasa Arab. Perbendaharaan
kosakata bahasa Arab yang memadai dapat menunjang seseorang dalam
berkomunikasi dan menulis dengan bahasa tersebut.2
Kosakata(al-Mufrodat) biasanya disajikan oleh para pendidik dengan cara
menghafal, hal ini merupakan suatu hal yang sangat pelik bagi pembelajar yang
daya hafalannya lemah. Karena semua orang memiliki cara tersendiri untuk belajar
dan menghafal. Salah satu usaha untuk mengatasi kejenuhan serta malas
menghafal ialah penggunaan media secara integratif menggunakan media visual
serta permainan dalam metode pengajarannya. Media visual memegang peranan
yang amat penting dalam proses belajar. Media ini dapat memperlancar
pemahaman dan memperkuat ingatan. Dan permainan juga memegang peranan
penting, karena dapat membuat daya minat belajarnya terstimulus dari sesi
permainan tersebut.
Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh beberapa komponen.
Komponen-komponen yang dimaksud diantaranya adalah guru, siswa, sarana
prasarana/media pembelajaran, kurikulum, dan lain-lain. Komponen-komponen ini
akan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Guru tanpa siswa tidak
akan terjadi proses pembelajaran, demikian juga siswa tanpa komponen yang lain
tidak mungkin terjadi proses pembelajaran.
Pembelajaran bahasa asing termasuk di dalamnya bahasa Arab adalah sebuah
proses yang kompleks dengan berbagai fenomena yang pelik sehingga tidak
1
Anshor, Ahmad M. 2009. Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-Metodenya. Yogyakarta :
SUKSES Offset. Hal 160
2
Mustofa, Syaiful. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang : UIN Press. Hal 59

1
mengherankan kalau hal ini bisa mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap
orang(Ellis,1994). Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu perlu dikaji secara inten adanya
pembelajaran bahasa Arab yang tepat bagi peserta non-Arab dengan diadakannya
metode atau media guna menunjang keilmuan bahasa Arab.
Dalam kaitannya dengan usaha menciptakan suasana belajar yang kondusif,
media pembelajaran atau pengajaran mempunyai peranan sangat penting, sebab
media merupakan sarana yang membantu pendidik dalam proses belajar mengajar
karena berkaitan dengan indera manusia, Entah itu berupa media visual ataupun
audio-visual terlebih untuk mengajarkan bahasa Arab yang dianggap oleh
kalangan pembelajar non-Arab materi bahasa Arab sangat membosankan.
Pembelajar di sini kita contohkan dengan murid TPQ/Madin Al-hikmah Al
fathimiyyah Joyosuko Malang, dimana pembelajar bahasa arab disini digolongkan
kategori tingkat dasar untuk belajar. dan mahad juga memiliki peran penting yang
sangat berkesinambungan maka materi yang diberikan pun sangat bervariatif
mulai pembelajaran mufradat, pembelajaran kalam, pembelajaran kitabah, dan
pembelajaran qowaidl.
Demikian halnya Peneliti merasakan ada salah satu materi serta pemahaman
bagi murid-murid belum tersampaikan secara efektif yakni terkait tentang
Mufradat. Karena dosen memberikan penyampaian Mufradat dengan hafalan
tanpa pemahaman dan pengualangan secara intens. Dan harus deketahui pula
setiap individu memiliki cara berbeda untuk belajar memahami suatu materi.
Melihat kenyataan di atas, untuk itulah diperlukan penelitian terkait
metodologi pengajaran berupa media pembelajaran Roda Berputar yang tepat
dalam rangka pembelajaran kosakata bahasa Arab (al-Mufradat). Yang dimana
sesuai saran Peneliti media ini mengaplikasikan media pengajaran integratif antara
Permainan dan Materi Kosakata(al-Mufradat) kiranya seorang guru dapat
menggunakan media pembelajaran ini sebagai alat untuk menimialisir kesulitan
yang dihadapi pembelajar serta kebutuhan pembelajaran Kosakata(al-Mufradat)
tersebut dapat tercapai.

2
Maka dari itu Peneliti memiliki tujuan dari berbagai permasalahan yang
terjadi dan teori literatur yang ada serta berlimpah ruah, maka Peneliti akan
mengembangkan pembelajaran Mufradat menggunakan media roda berputar yang
inovatif kreatif serta menyenangkan. Agar tujuan pembelajaran terkhusus materi
Mufradat dapat berjalan sesuai tujuan Peneliti. Urgensinya mengingat
permasalahan di atas memang cukup pelik maka, Peneliti sangat tertarik dengan
kasus tersebut untuk dikaji secara dalam. Serta Peneliti ingin mengangkat tema
dan judul dalam penelitian ini yakni “Pembelajaran Mufrodat Dengan
Menggunakan Media Roda Berputar di Madin Al-Hikmah Al fathimiyyah
Joyosuko Malang”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkanuraian permasalahan pada latar belakang di atas, dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pembelajaran mufradat dengan menggunakan media roda
berputar di Madin Al-Hikmah Al fathimiyyah Joyosuko Malang?
2. Bagaimana efektifitas pembelajaranMufradat dengan menggunakan media
roda berputar di Madin Al-Hikmah Al fathimiyyah Joyosuko Malang?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah serta ruang lingkup yang ditentukan oleh
Peneliti di atas ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan penelitian
mahasiswa ini, yaitu untuk mengetahui :
1. Pembelajaran mufradat dengan menggunakan media roda berputar di
Madin Al-Hikmah Al fathimiyyah Joyosuko Malang.
2. Efektifitas pembelajaran Mufradat dengan menggunakan media roda
berputar di Madin Al-Hikmah Al fathimiyyah Joyosuko Malang.
D. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan ulasan di atas mencakup latar belakang, rumusan masah, tujuan
serta ruang lingkup ada beberapa kegunaan penelitian yang ingin dicapai Peneliti
terbagi menjadi 2 yakni secara Teoritis dan Praktis.
a. Secara Teoritis :

3
 Penelitian ini diharapkan dapat menambah kekayaan ilmu pengetahuan
khususnya pada pembelajaran mufradat melalui media roda berputar itu
sendiri.
b. Secara Praktis :
 Bagi murid, untuk menjadi murid/mahasiswa yang cerdas, aktif, dan
kreatif, dan untuk mencapai harapan yang diharapkan. Maka murid
harus memiliki pemahaman yang baik dalam suatu pembelajaran.
 Bagi instansi sekolah dan pendidik, sesuai dengan muatan yang
terkandung dalam kurikulum serta pembahasan unsur-unsur bahasa
terkhusus Kosakata (Mufradat), lembaga/instansi sekolah, sekolah
diharapkan mampu mengembangkan pembelajaran karah yang
kontekstual sesuai dengan kebutuhan perserta didik, dan pemelajaran
mmenggunakan media visual berupa roda berputar dipandang dapat
menjawab kebutuhan peserta didikkearah tersebut.
 Bagi peneliti, hal ini dijadikan sebagai media pengembangan pola
berfikir yang logis, kritis, dan sistematis, menambah ilmu serta
wawasan pengetahuan tentang pembelajaran Mufradat dengan media
roda berputar dan pengaruh pemahaman Mufradat terhadap peserta
didik di Madin Al-Hikmah Al fathimiyyah Joyosuko Malang.
E. Hipotesis Penelitian
Untuk mengetahui gambaran yang bersifat sementara dari penelitian ini
diperlukan hipotesis, sebagaimana penjelasan Suharismi Arikunto dalam bukunya
“Prosedur enelitian Suatu Pendekatan Praktis” yaitu : Hipotesis dapat diartikan
sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul.
Dengan memperhatikan latar belakang dan pembahasan masalah serta kajian
literature yang terkait maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis kerja atau disebut dengan hipotesis alternatif, disingkat dengan Ha.
hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variable X dan Y, atau
adanya perbedaan antara dua kelompok Rumusan hipotesis kerja :

4
H1: Efektif pembelajaran mufradat dengan menggunakan media roda
berputar di Madin Al-Hikmah Joyosuko Malang.
2. Hipotesis nol disingkat dengan H0. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya
perubahan antara dua variable atau tidak adanya pengaruh variable X
terhadap variable Y. Rumusan hipotesis nol :
H0 : Tidak efektif pembelajaran mufradat dengan menggunakan media roda
berputar di Madin Al-Hikmah Joyosuko Malang.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka Peneliti dapat menentukan ruang
lingkup/batas penelitian tersebut sebagai berikut :
Bahwasanya Peneliti memilih pembelajaran mufradat serta pemahaman mereka
pembelajar bahasa Arab tingkat dasar terkait pembahasan yang dipelajari murid
menggunakan media roda berputar sebagai pengulasan materi yang sudah di
sampaikan Pendidik. Materi yang dibidik Peneliti yakni materi tentang Mufradat
‘Adhoul Badani .Dan peneliti menggunakan media visual berupa roda berputar
sebagai alat mempermudah penyampaian materi. Dan yang Peneliti sampaikan
kepada santri tentang Adawatul Dirosah.
G. Definisi Operasional
- Mufradat
Kosakata atau dalam bahasa Arab disebut mufradat, dalam bahasa
Inggrisnya vocabulary adalah himpunan kata atau khazanah kata yang
diketahui oleh seseorang atau entitas lain yang merupakan bagian dari suatu
bahasa tertentu.3Kosakata ada yang mengistilahkan sebagai kunci semua kata-
kata yang dimengerti oleh orang tersebut dan kemungkinan akan
digunakannya untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang
secara umum dianggap merupakan gambaran dari kecerdasan dan tingkat
pendidikannya. Kosakata merupakan salah satu unsur penguat dalam
pembentukan kata. Apalagi unsur yang lainnya yakni untuk pengaplikasikan
pada ketrampilan lisan (kalam) serta ketrampilan menulis (kitabah).

3
Mustofa, Syaiful. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang : UIN Press. Hal 61

5
- Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin yang secara bahasa berarti tengah,
perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara
(wasilah) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.4 atau
yang kita ketahui bersama yakni secara terminology media berasal dari bahasa
Latin “medium” artinya perantara.
- Media Visual berupa Roda Berputar
Media visual terbagi menjadi dua, yaitu media pandang non-proyeksi dan
media pandang berproyeksi.5 Salah satu media pandang pada media pandang
non-proyeksi yakni Roda Berputar.
Suparno (1987: 1) mengungkapkan bahwa media adalah suatu alat yang
dipakai sebagaisaluran (channel) untuk menyampaikan suatu pesan (message)
atau informasi dari suatu sumber (resource) kepada penerimanya (receiver).
Senada dengan pendapat tersebut, Santoso S. Hamijaya juga seperti dikutip
oleh Rohani (1997: 2) menyebutkan definisi media sebagai semua bentuk
perantara yang dipakai orang untuk menyebarkan ide, sehingga ide atau
gagasan itu disampaikan pada penerima. Dari kedua definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa media adalah perantara untuk menyampaikan pesan atau
ide dari suatu sumber kepada penerima. Media yang dipilih pada penelitian ini
adalah media roda berputar. Media roda berputar ini pun di buat dari barang
bekas berupa tutup ember atau gabus yang ditempel kertas warna-warni.
Pemilihan roda berputar ini cukup efektif untuk merangsang perhatian siswa
pada informasi yang akan disampaikan guru.
H. Sistematika Pembahasan
Penyusunan laporan penelitian ini oleh Peneliti, berdasarkan pada acuan
standatr resmi penelitian sebagai berikut ini :

4
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002), 3.
5
Anshor, A Muhtadi. 2009. Pengajaran Bahasa Arab Media dan Metode-metodenya. Yogyakarta :
Sucsess offset. Hal 55.

6
BAB I : Pendahuluan yang meliputi Latar belakang permasalahan penelitian,
rumusan masalah penelitian, ruang lingkup penelitian, penegasan istilah(definisi
operasional), hipotesis penelitian, serta sistematika pembahasan.
BAB II : Kajian pustaka yang meliputi pembelajaran mufradat serta
penggunaan media visual berupa media roda berputar.
BAB III : Metodologi penelitian meliputi pendekatan dan jenis penelitian, data
dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV : Hasil Penelitian meliputi gambaran umum tentang objek penelitia,
penerapan pembelajaran mufradat (Kosakata Bahasa Arab), serta penggunaannya
dalam pembelajaran mufradat dengan media visual berupa media roda berputar pada
peserta didik.
BAB V : Pembahasan hasil penelitian meliputi penerapan pembelajaran Mufradat
(Kosakata Bahasa Arab) yang disertai penggunaan media visual berupa media roda
berputar terhadap peserta didik.
BAB VI : Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran oleh Peneliti.

7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Mufradat (Kosakata Bahasa Arab)
2.1 Penegertian Mufradat
Kosakata atau dalam bahasa Arab disebut mufradat, dalam bahasa
Inggrisnya vocabulary adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahuoi
oleh seseorang atau etnitas lain yang merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.
Kosakata ada yang mendefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang
dimengerti oleh orang tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk
menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap
merupakan gambaran dari intelegensia atau tingkat pendidikannya. Kosakata
merupakan salah satu tiga unsur bahasa yang sangat penting dikuasai, kosakata ini
digunakan dalam bahasa lisan maupun bahsa tulis, dan merupakan salah satu alat
untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Arab seseorang.
Menurut Horn, kosakata adalah sekumpulan kata yang membentuk sebuah
bahasa. Peran kosakata dalam menguasai empat kemahiran berbahasa sangat
diperlukan, sebagaimana yang dinyatakan Vallet bahwa kemampuan seseorang
untuk memahami empat kemahiran berbahasa tersebut sangat bergantung pada
penguasaan kosakata yang dimiliki. Meskipun demikian pembelajaran bahasa
identik dengan hanya mempelajari kosakata. Dalam arti untuk memiliki kemahiran
berbahasa tidak cukup hanya dengan menghafal sekian banyak kosakata.6
Kosakata merupakan kumpulan kata-kata tertentu yang akan membentuk
bahasa. Kata adalah bagian terkecil dari bahsa yang disifatinya bebas, pengertian
ini membedakan antara kata dengan morfem. Morfem adalah satuan bahasa
terkecil yang tidak bisa dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil yang
maknanya relative stabil. Maka kata terdiri dari morfem-morfem, misalnya kata

6
File///d:/kuliyah/browsing/strategi-pembelajaran-mufradat.html

8
muállim (‫ ) معلم‬dalam bahasa Arab terdiri dari satu morfem. Sedangkan kata al-
Muállim (‫ )المعلم‬mempunyai dua morfem yaitu ‫ ال‬dan ‫ معلم‬, adapun kata yang
mempunyai tiga morfem adalah kata yang terbentuk dari morfem-morfem yang
mana masing-masing morfem mempunyai arti khusus. Misalnya kata al-
mu’allimun (‫ )المعلمون‬yang terdiri dari tiga morfem yaitu ‫ معلم‬, ‫ ال‬dan ‫ ون‬.
Dalam pembelajaran bahasa Arab ada beberapa masalah dalam pembelajaran
kosakata yang disebut problematika pembentukan kosakata ( ‫) مشكالث صرفية‬. Hal
ini terjadi karena dalam pembelajaran kosakata mencakup didalamnya tema-tema
yang kompleks yaitu perubahan devariasi, perubahan Infleksi, kata kerja, mufrad,
tasniyah, jama’, ta’nits, tadzkir dan makna leksikal dan fungsional. Tetapi dalam
buku ini, penulis tidak menjelaskan satu persatu dari tema-tema tersebut secara
detail, hanya sekedar ,enegmukan bahwa cakupan pembelajaran kosakata tidak
sederhana tetapi cukup luas dan rumit.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan kumpulan
kata-kata yang membentuk bahasa yang diketahui seseorang, dan kumpulan kata
tersebut akan digunakan dalam menyusun kalimat atau berkomunikasi dengan
masyarakat. Komunikasi seseorang yang dibangun dengan pengunaan kosakata
yang tepat dan memadai menunjukkan gambaran kecerdasan dan tingkat
pendidikan si pemakai bahasa.
2.2 Jenis-jenis Mufradat
Tuáimah memberikan klasifikasi kosakata (mufradat) menjadi 4 (empat),
yang masing-masing terbagi lagi sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai
berikut :7
a) Pembagian Kosakata dalam Konteks Kemahiran Kebahasaan
1. Kosakata untuk memahami (understanding vocabulary) baik bahasa lisan (
‫ )المحادثة‬maupun teks (‫)القراءة‬.

: ‫ وحدة البحوث والمناهج‬،‫ معهد اللغة العربية‬،‫ المراجع في تعليم اللغة العربية للناتقين بلغة اخرى‬. 1991 ،‫ طعيمة رشد احمد‬7
617 -616 ‫ ص‬. 2 ‫ سلسلة دراسات في تعيم العربية جز‬،‫جامعة ام القرى‬

9
2. Kosakata untuk berbicara (speaking vocabulary). Dalam pembicaraan perlu
penggunaan kosakata yang tepat, baik pembicaraan informal (‫ )عادية‬maupun
formal.
3. Kosakata untuk menulis (Writing vocabulary) . penulisan pun membutuhkan
pemilihan kosakata yang baik dan tepat agar tidak di salah artikan oleh
pembacanya. Penulisan ini mencakup penulisan informal seperti catatan
harian, agenda harian dan lain-lain. Juga penulisan formal, misalnya :
penulisan buku, karya ilmiah, majalah, surat kabar dan seterusnya.
4. Kosakata potensial. Kosakata jenis ini terdiri dari kosakata context yang dapat
diinterpretasikan sesuai dengan konteks pembahasan, dan kosakata analisis
yakni kosakata yang dapat dianalisis berdasarkan karakteristik derivasi kata
untuk selanjutnya dipersempit atau diperluas maknanya.8
b) Pembagian Kosakata Menurut Maknanya
1. Kata-kata inti (content vocabulary). Kosakata ini adalah kosakata dasar yang
membentuk sebuah tulisan menjadi valid, misalnya kata benda, kata kerja, dll.
2. Kata-kata fungsi (function words) . kata-kata ini yang mengikat dan
menyatukan kosakata dan kalimat sehingga membentuk paparan yang baik
dalam sebuah tulisan. Contohnya huruf jar, adawat al-iftiham, dan seterusnya.
3. Kata – kata gabungan (cluster words). Kosakata ini adalah kosakata yang
tidak dapat berdiri sendiri, tetapi selalu dipadukan dengan kata-kata lain
sehingga membentuk arti yang berbeda-beda. Misalnya kata ‫ رغب‬dapat berarti
menyukai bila kata tersebut digandengkan dengan ‫ في‬menjadi ‫ رغب في‬.
sedangkan bila diikuti dengan kata ‫ عن‬menjadi ‫ رغب عن‬artinya pun berubah
menjadi benci atau tidak suka.
c) Pembagian Mufradat Menurut Karakteristik Kata (Takhasus)
1. Kata-kata tugas (service words) yaitu kata-kata yang digunakan untuk
menunjukkan tugas, baik dalam lapangan kehidupan secara informal maupun
formal dan sifatnya resmi.

8
Djiwandono, M. Soenardi. Tes Bahasa ... Hal. 43.

10
2. Kata-kata inti khusus (special content words). Kosakata ini adalah kumpulan
kata yang dapat mengalihkan arti kepada yang spesifik dan digunakan di
berbagai bidang ulasan tertentu, yang biasa juga disebut local words atau
whility words.
d) Pembagian Kosakata Menurut Penggunaannya
1. Kosakata aktif (active words), yakni kosakata yang umumnya banyak
digunakan dalam berbagai wacana, baik pembicaraan, tulisan atau
bahkanbanyak didengar dan diketahui lewat berbagai bacaan.
2. Kosakata pasif (passive words), yaitu kosakata yang hanya menjadi
perbendaharaan kata seseorang namun jarang ia gunakan. Kosakata ini
diketahui lewat buku-buku cetak yang biasa menjadi rujukan dalam
penulisan buku atau karya ilmiah.9
Prinsip-prinsip dalam pemilihan mufradat yang harus dianjurkan kepada
pembelajar asing (non-Arab) adalah :
1. Tawatur (Frequency), artinya memilih mufradat (kosakata) yang sering
digunakan.
2. Tawazzu’(range) artinya memilih mufradat yang sering digunakan di Negara
Arab atau yang biasa digunakan oleh penutur aslinya.
3. Mataahiyah (availability) artinya memilih kata tertentu dan bermakna tertentu
pula. Yakni kata-kata yang digunakan dalam bidang-bidang tertentu pula.
4. Ulfa (familiarty) artinya memilih kata-kata yang familiar dan terkenal
2.3 Urgensi Mufradat
Urgensi suatu bahasa dapat dilihat dari fungsinya yang mempunyai
peran penting bagi kehidupan manusia. Menurut Halliday (1976:43) ada tiga
fungsi, yaitu ideational, interpersonal, social, dan textual. Dari fungsi ini,
kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari bahasa. Bahasa dan manusia
bagaikan dua sisi mata uang yang apabila hilang salah satunya, maka kehidupan
ini tidak banyak memberi makna bagi dirinya dan orang lain. Oleh sebab itu,
penciptaan manusia seiring dengan penciptaan kemampuan berbahasanya, dan

9
Djiwandono, M Soenardi. Tes Bahasa ... Hal. 43.

11
hanya manusialah yang memiliki bahasa yang sebenarnya. Betapa urgensiya
bahasa bagi kita. Tanpa bahasa kita tidak dapat berbudaya, tidak dapat berkreasi,
dan tidak mempunyai peradaban maju. Hal ini dapat dilihat pada makhluk-
makhluk lain, seperti binatang, tumbuh-tumbuhan,planet, dsb. Kehidu-pan
mereka statis sejak diciptakannya sampai kini. Urgensi bahasa Arab dapat dilihat
dari fungsi dan peranan bahasa Arab bagi kebutuhan masyarakat, karena bahasa
Arab telah menjadi bahasa komunikasi internasional, bahasa agama Islam, bahasa
ekonomi dan perbangkan syari’ah, bahasa kebudayaan, iptek, dsb. Untuk menjadi
pemelajar, ustadz, calon ulama yang bermutu sangat diperlukan pemahaman dan
penguasaan bahasa Arab. Jika tidak, ia akan mengalami kesulitan untuk
membangun dirinya dalam kajian-kajian ilmu keagamaan Islam, dsb. Pelaksanaan
pembelaaran yang efektif memerlukan adanya seleksi terhadap materi ajar dan
desain pembelajaran yang tepat.
2.4 Hubungan Mufradat
a. Maharoh Kitabah
Aktifitas menulis (Kitabah) merupakan suatu bentuk kemampuan dan
ketrampilan berbahasa yang paling sulit dikuasai siswa dibandingkan dengan tiga
kemampuan berbahasa yang lain. Kemampuan menulis (Maharah Kitabah) tidak
hanya sulit dikuasai oleh pembelajar bahasa kedua, akan tetapi oleh penutur asli
sekali pun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan
berbagai unsure kebahasaan dan unsure diluar bahasa itu sendiri yang akan
menghiasi tulisan.
Seperti halnya kemampuan berbicara. Kemampuan menulis mengandalkan
emampuan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif.10 Menulis adalah sebuah
ketrampilan berbahasa yang terpadu, yang ditunjukkan untuk menghasilkan
sesuatu yang disebut tulisan. Sekurang-kurangnya ada tiga komponen yang
tergabung dalam aktifitas menulis tersebut, yaitu :
1. Penguasaan bahasa tulis, meliputi kosakata, struktur, kalimat, paragraph,
ejaan, fragmatik dan sebagainya.

10
Iskandarwassid, Strategi ... Hal. 248

12
2. Penguasaan isi karangan yang sesuai dengan topic yang akan ditulis.
3. Penguasaan tentang jenis-jenis tulisan yaitu bagaimana merangkai isi tulisan
dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi
yang diinginkan, seperti esai artikel, cerita pendek, buku dan sebagainya.
Pada dasarnya, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif. Dalam kegiatan menulis, seorang harus terampil memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Ketrampilan menulis digunakan untuk
mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan
mempengaruhi pembaca. Maksud dari tujuan studi itu hanya dapat dicapai dengan
baik oleh para pembelajar bahasa yang dapat menyusun dan merangkai jalan
pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancer, dan
komunikatif. Kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian,
pemilihan kata, dan struktur kalimat yang digunakan. 11
Menurut Isskandarwassit dalam bukunya menjelaskan bahwa tujuan dari
pembelajaran ketrampilan menulis (maharah kitabah) berdasarkan tingkatan,
diantaranya :
a) Tingkat Pemula
- Menyalin satuan-satuan bahasa yang sederhana
- Menulis satuan bahasa yang sederhana
- Menulis pernyataan dan pertanyaan yang sederhana
- Menulis paragraph pendek
b) Tingkat Menengah
- Menulis pernyataan dan pertanyaan
- Menulis paragraph
- Menulis durat
- Menulis karangan pendek
- Menulis laporan.
c) Tingkat lanjut

11
Efendi, Anwar. 2005. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif, Tiara Wacana : Jogjakarta. Hal.
327

13
- Menulis paragraph
- Menulis surat
- Menulis berbagai jenis karangan
- Menulis laporan.
Adapun tujuan pembelajaran kitabah menurut Syahatah adalah
1) Agar siswa terbiasa menulis bahasa Arab dengan benar
2) Agar siswa mampu mendeskripsikan sesuatu yang dia lihat atau dia alami
dengan cermat dan benar.
3) Agar siswa mampu mendeskripsikan sesuatu dengan cepat.
4) Melatih siswa untuk mengekspresikan ide dan pikirannya dengan bebas.
5) Melatih siswa terbiasa memilih kosakata dan kalimat yang sesuai dengan
konteks kehidupan.
6) Agar siswa terbiasa berfikir dan mengekspresikannya dalam tulisan dengan
tepat.
7) Melatih siswa mengekspresikan ide,pikiran, gagasan, dan perasaannya dalam
ungkapan bahasa Arab yang benar, jelas, terkesan, dan imajinatif.
8) Agar siswa cermat dalam menulis teks Arab dalam berbagai kondisi.
9) Agar pikiran siswa semakin luas dan mendalam serta terbiasa berpikir logis
dan sistematis.12
b. Maharoh Qiraah
Ketrampilan membaca pada dasarnya mengandung dua aspek, yaitu
mengubah lambang tulis menjadi bunyi, dan menangkap arti dari seluruh situasi
yang dilambangkan dengan lambang tulis tersebut. Pembelajaran ketrampilan
membaca (maharah qiraah) juga disebut dengan pembelajaran menelaáh,
keduanya sama-sama berbasis bacaan. Akan tetapi keduanya mempunyai
perbedaan yaitu Qiraáh diartikan sebagai pembelajaran membaca, sedangkan
menelaáh lebih menekankan pada aspek analisis dan pemahan pada bacaan.13

242 : ‫ ص‬. ‫ دار المصرية البننية‬: ‫ مصر‬.‫ تعليم اللغة العربية بين النظريات والتطبيق‬. 1993 .‫ حسن‬،‫ شحاتة‬12
13
Mustofa, Syaiful. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. UIN Press : Malang. Hal : 161

14
Ketrampilan ini menitik beratkan pada latihan-latihan lisan atau penuturan
dengan mulut melatih mulut untuk bisa lancer berbicara, keserasian dan
spontanitas.14 Target pembelajaram ketrampilan membaca (Maharah qiraah) ini
mampu adalah mampu membaca teks Arab dengan fasih, mampu menerjemahkan
dan mampu memahaminya dengan baik dan lancar.
Adapun tujuan khusus dari pembelajaran ketrampilan membaca (maharah
qiraah) ini dibagi menjadi tiga tingkatan berbahasa, yaitu pada tingkat pemula,
menengah, dan lanjut.
1) Tingkat pemula
- Mengenali lambang-lambang (symbol-simbol bahasa)
- Mengenali kata dan kalimat
- Menemukan ide pokok dan kata-kata kunci
- Menceritakan kembali isi bacaan pendek
2) Tingkat menengah
- Menemukan ide pokok dan ide penunjang
- Menceritakan kembali berbagai jenis isi bacaan
3) Tingkat lanjut
- Menemukan ide pokok dan ide penunjang
- Menafsirkan isi bacaan
- Membuat inti sari bacaan
- Menceritakan kembali berbagai jenis isi bacaan.
c. Maharoh Istima’
Menyimak (Istima’) adalah sarana pertama yang digunakan manusia untuk
berhubungan dengan sesama manusia dalam tahapan-tahapan tertentu, melalui
menyimak kita mengenal mufradat, bentuk-bentuk jumlah dan tarakib.15
Salah satu prinsip linguistic menyatakan bahwa bahasa itu pertama-tama
adalah ujaran, yakni bunyi bahasa yang diucapkan dan bisa didengar. Atas dasar
itulah beberapa ahli menetapkan suatu prinsip bahwa pengajaran bahasa Arab

14
Izzan, Ahmad. Metodologi ... Hal. 94
15
Hamid, M. Abdul dkk. Pembelajaran ... Hal : 37

15
harus dimulai dengan mengajarkan aspek-aspek pendengaran dan pengucapan
sebelum membaca dan menulis. Menyimak merupakan proses aktif dari aspek
pendengaran untuk menyusun wacana yang bersumber dari deretan suara atau
bunyi.
Secara umum, ketrampilan menyimak dimaksudkan sebagai kemampuan
siswa untuk memahami bunyi atau ujaran dalam bahasa Arab dengan baik dan
benar. Yunus membagi kemampuan menyimak (Maharah Istima’) menjadi
empat, yaitu :16
1) Memahami makna secara global.
2) Menafsirkan kalimat yang didengar.
3) Memberikan analisis terhadap kalimat yang didengar.
4) Memahami dengan sepenuh hati dari apa yang didengar.
Ada tiga ketrampilan yang perlu diperhatikan dan dikembangkan dalam
menyimak, yaitu :
1) Kemampuan mengidentifikasi bunyi kata bahasa Arab dengan tepat
2) Kemampuan menirukan apa yang telah didengar
3) Kemampuan memahami apa yang didengar
Dalam pembelajaran menyimak (Maharah Istima’) ada beberapa tahapan
latihan yang harus dilakukan oleh seorang guru agar tercipta sebuah proses
pembelajaran yang runtut dan sistematis. Dalam tahapan pembelajaran menyimak
(Istima’) itu meliputi latihan pengenalan (identifikasi), latihan mendengarkan dan
menirukan, latihan mendengarkan dan memahami. Adapun latihan mendengarkan
dan memahami dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik, antara lain :
latihan melihat dan mendengar (‫مع‬nn‫ر و اس‬nn‫) انظ‬, lalu ada Latihan membaca dan
mendengar ( ‫) اقرأ و اسمع‬.
d. Maharoh Kalam
Ketrampilan berbicara (Maharah Kalam) sering juga disebut dengan istilah
ta’bir. Meski demikian keduanya memiliki perbedaan penekanan, dimana
(Maharah Al-kalam) lebih menekankan kepada kemampuan lisan, sedangkan

16
111 : ‫ ص‬.‫ داراالقفة‬.‫ القاهرة‬.‫ اساسيات تعليم اللغة العربية والتربية الدينية‬. 1981 ،‫ فتحي على واخرون‬،‫يونس‬

16
ta’bir di samping secara lisan juga dapat diwujudkan dalam bentuk tulisan. Oleh
karena dalam pembelajaran bahasa Arab ada istilah ta’bir syafahi (kemampuan
berbicara) dan ta’bir tahriri (kemampuan menulis), keduanya memliki kesamaan
secara mendasar, yaitu bersifat aktif untuk menyatakan apa yang ada dalam pikiran
seseorang.
Tahapan-tahapan pembelajaran ketrampilan berbicara ini dibagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu tahapan pada tingkat pemula, tingkat menengah dan tingkat lanjut.
Adapun penjelasannya adalah sebagai beikut :
1) Bagi tingkat Mubtadi’ (pemula)
- Siswa diminta untuk belajar mengucapkan kata, menyusun kalimat dan
mengungkapkan pikiran mereka secara sedehana
- Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa
sehingga berakhir membentuk sebuah tema yang sempurna.
- Guru mulai melatih bicara dengan member pertanyaan-pertsnyssn
sederhana.
- Guru bisa menyuruh siswa menjawab latihan-latihan syafahiyah dengan
menhafalkan percakapan, atau menjawab petanyaan yang berhubungan
dengan isi teks yang telah dibaca siswa
2) Bagi tingkat Mutawasith (menengah)
- Belajar berbicara dengan bermain peran.
- Berdiskusi dengan tema tertentu
- Berbicara tentang peristiwa yang terjadi pada siswa
- Bercerita tentang informasiyang telah didengar dari televii, radio, dan lain-
lainnya.
3) Bagi tingkat Mutaqaddim (tingkat atas)
- Guru memilihkantema untuk berlatih berbicara
- Tema yang dipilih hendaknya menarik, yang berhubungan dengan
kehidupan siswa sehari-hari.
- Tema harus jelas dan terbatas.

17
- Siswa dipersilahkan untuk memilih satu tema atau lebih sampai akhirnya
siswa bebas memilih tema yang dibicarakan tentang apa yang mereka
ketahui.
2.5 Pembelajaran Mufradat
a. Metode Pembelajaran Mufradat
Mengajarkan mufradat yang baik, harus memper-timbangkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Frekuensi (al-tawâtur), yaitu mengutamakan kata-kata yang lebih populer
dalam dunia komunikasi bahasa Arab secara umum.
2. Range (al-tawâzzu’), yakni mengutamakan kata-kata bahasa Arab yang
lebih banyak dipakai di banyak negara Arab dari pada yang hanya dipakai
di sebuah negara Arab.
3. Availability (al-matâhiyyah), yakni mengutamakan kata-kata yang mana
jika seseorang menginginkan atau mencarinya dengan mudah dapat
ditemukan.
4. Familiaritas (al-ulfah), yakni mengutamakan kata-kata yang lebih akrab
bagi pembelajar dari pada yang jarang digunakan oleh mereka.
5. Coverage (al-syumûl), yakni kata-kata yang menjadi pilihan (diksi) redaksi
dari banyak majalah, koran dari pada yang tidak atau jarang karena hanya
terdapat pada selebaran-selebaran tertentu saja.
6. Urgensi (al-ahammiyyah), yakni mengutamakan kata-kata yang lebih
memenuhi kebutuhan pembelajar dari pada yang kurang dibutuhkan.
7. Al-‘arûbah, yakni mengutamakan kata-kata Arab yang masih murni, buka
kata serapan. Kecuali kata yang tidak ada pasdanannya dalam bahasa arab,
seperti kata virus.
b. Strategi Pembelajaran Mufradat
Metode pembelajaran pada hakikatnya adalah tehnik-tehnik dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang jenisnya beragam dan
pemanfaatannya disesuaikan dengan kebutuhan. Begitu pula halnya dengan
pembelajaran bahasa Arab khususnya kosakata (al-mufradat) ini menuntut adanya

18
metode-metode dasar yang dapat diterapkan tanpa mengharuskan adanya sarana
yang tidak terjangkau oleh lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa
Arab.
Pemilihan kata-kata tertentu yang dianggap mudah atau kata-kata yang
memang hanya dapat dipahami secara baik dan utuh maknanya bilamana
dihubungkan serta disesuaikan dengan konteks wacana.
a) Strategi Pembelajaran Kosakata Tingkat Dasar (Mubtadi’)
Strategi pembelajaran kosakata (al-mufradat) pada tingkat dasar ini pengajar
dapat menggunakan beberapa strategi, antara lain :
1) Menggunakan nyanyian/lagu dalam pembelajaran bahasa Arab, dapat
dibedakan antara bernyanyi sambil belajar dan belajar sambil bernyanyi.
Penggunaan lagu dalam pembelajaran mufradat dapat menghilangkan
kejenuhan belajar, dan dapat memberikan kesenangan kepada pembelajar
dapat meningkatkan penguasaan mufradat atau menambah perbendaharaan
mufradat.
2) Menunjukkan benda yang dimaksud seperti mendatangkan sampelnya atau
benda aslinya, contoh : pengajar menunjukkan pensil didepan siswa pada saat
belajar menyebutkan kalimat mirsamun, dan menunjukkan bolpoin ketika
menyebut kalimat qolamun.
b) Strategi Pembelajaran Kosakata Tingkat Menengah (Mutawassid)
Strategi pembelajaran kosakata (al-mufradat) pada tingkat menengah ini
pengajar dapat menggunakan beberapa strategi, antara lain :
1) Menggunakan peragaan tubuh
2) Menulis kata-kata
3) Dengan bermain peran
4) Memberikan padanan kata (sinonim)
5) Member lawan kata (antonym)
6) Memberikan asosiasi makna
7) Guru menyebutkan akar kata dan derivasinya (kata yang mengalami
perubahan).

19
c) Strategi Pembelajaran Kosakata Tingkat Lanjut (Mutaqaddim)
Strategi pembelajaran kosakata (al-mufradat) pada tingkat lanjut ini pengajar
dapat menggunakan beberapa strategi, antara lain :
1) Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.
2) Mencari makna kata dalam kamus.
3) Mengacak mufradat agar menjadi susunan kata yang benar.
4) Meletakkan kata dalam kalimat.
5) Memilih contoh mufradat yang baik untuk siswa, jangan sampai mengajarkan
mufradat yang kurang mendidik apalagi propokatif seperti ‫ رفس‬،‫ قتل‬،‫ضرب‬
6) Menyusun kalimat yang benar dari beberapa mufradat yang telah disediakan
7) Memberikan harakat pada kita
8) Menerjemahkan kosakata ke dalam bahasa ibu, cara ini merupakan jalan
terakhir, ketika seluruh cara digunakan tidak mampu memberi pemahaman
siswa.
c. Evaluasi Pembelajaran Mufradat

Pada umumnya, evaluasi diartikan sebagai suatu proses


mempertimbangkan suatu hal atau gejala dengan mempergunakan patokan-
patokan tertentu yang bersifat kualitatif, misalnya baik-tidak baik, kuat-lemah,
memadai-tidak memadai, tinggi-rendah, dan sebagainya. Dalam membicarakan
tetang evaluasi, tidak bisa lepas dari pengukuran sebagai bagian integral dari
evaluasi dan tes yang merupakan alat pengukuran sampel pengetahuan yang
hasilnya dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam melakukan
evaluasi.

Tes dalam pembelajaran kosakata dapat dikelompokkan menjadi tes


pemahaman dan tes penggunaan.20 Tes pemahaman lebih ditekankan pada
pengukuran kemampuan siswa dalam memahami arti kosakata, sedangkan tes
penggunaan lebih dititikberatkan pada kemampuan siswa menggunakan
kosakata dalam suatu kalimat. Khusus untuk tes pemahaman kosakata, indikator
kompetensi yang diukur dapat berupa arti kosakata, padanan kata, antonim kata,

20
sinonim kata, pengertian kata, dan kelompok kata. Sebagai contoh, berikut ini
adalah tes pemahaman kosakata,

‫“خطابا‬ ‫معنى‬ . ‫تلقى حسن وأصدقاؤه خطابا من مريم‬ ” :

1. ‫الفلوس‬

2. ‫الحوالة‬

3. ‫الرزمـة‬

4. ‫الرسالة‬

Adapun contoh untuk tes penggunaan kosakata seperti :

‫يلبس الناس المالبس الصوفيـة فـى فصل‬ ………..

1. ‫الشـتاء‬

2. ‫الربيع‬

3. ‫الجفـاف‬

4. ‫الصيف‬
B. Media Pembelajaran
2.6 Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’,’perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara

21
(‫ ) و سائل‬atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach &
Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.17
Telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian di antaranya akan
diberikan berikut ini. AECT (Association of Education and Communication
Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata
“teknologi” yang berasal dari kata latin tekne (bahasa Inggris art) dan logos
(bahasa Indonesia “ilmu”). Menurut Webster (1983 : 105), “art” adalah
ketrampilan (skill) yang diperoleh lewat pengalaman, studi dan observasi.18
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media di atas, berikut
dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung pada setiap batasan itu19 :
a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai
Hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, diindera,
didengar, atau diraba dengan panca indera.
b. Media pendidikan memeiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai
software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
c. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
d. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di
dalam maupun di luar kelas.
e. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan
siswa dalam proses pembelajaran.
f. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya : radio, televise),
kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film slide, video, OHP), atau
perorangan (misalnya : modul, computer, radio/tape, kaset, video rcorder).
17
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. 2002. Jakarta. Hal : 3.
18
Ibid. Hal : 5.
19
Ibid. Hal : 6.

22
g. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan
dengan penerapan suatu ilmu.
2.7 Fungsi dan Manfaat Media
Hamalik (1986) mengemukan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan
media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesn pelajaran pada saat itu.
Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat
membantu siswa membantu meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang
menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Sejalan dalam uraian ini, Yunus (1942:78) dalam bukunya Attar biyatu watta’lim
mengunkapkan sebagai berikut :

‫ فماراء كمن سمع‬...‫انها أعظم تاثيرا في الحواس واضمن للفهم‬


Maksudnya : bahwasanya media pembelajaran paling berpengaruhnya
pada indera dan lebih dapat menjamin pemahaman… orang yang mendengarkan
saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang
dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan
mendengarnya. Selanjutnya, Ibrahim (194:432) menjelaskan betapa pentingnya
media pembelajaran karena :

‫ انهــا تســاعد على تثــبيت الحقــائق‬..‫تجلب الســرور للتالميــذ وتجــدد نشــاطهم‬

‫ انها تحيي الدرس‬.... ‫في ااهان التالميذ‬


Maksudnya : media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa
senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka …

23
membantu memantapkan pengetahuan pada benak para siswa serta
menghidupkan pelajaran.

Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran,


khususnya media visual, yaitu (a) fungsi etensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi
kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris.
- Fungsi Atensi media visual merupakan inti, yaitu meanrik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan
dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
- Fungsi Afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (tau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambing
visual menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang
menyangkut masalah social atau ras.
- Fungsi Kognitif media visual terlihat dari temuan – temuan penelitian yang
mengungkapakan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung dalam gambar.
- Fungsi Kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media
pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan
lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau
disajikan secara verbal.
2.8 Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya.  Mulai yang paling
kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya.  Ada
media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi
pabrik.  Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita

24
manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk
keperluan pembelajaran.
Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis
media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah.  Beberapa media yang paling
akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku).  selain
itu banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain gambar, model,
dan Overhead Projector (OHP) dan obyek-obyek nyata.  Sedangkan media lain
seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran
komputer masih jarang digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi
bagi sebagian besar guru.
Jenis-jenis Media Pembelajaran :
1)      Media Audio
Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke
penerima pesan. Media audio berkaitan erat dengan indra pendengaran.contoh
media yang dapat dikelompokkan dalam media audio diantarany : radio, tape
recorder, telepon, laboratorium bahasa, dll.
2)      Media Visual
Media visual yaitu media yang mengandalkan indra penglihat. Media visual
dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan media visual gerak
a) Media visual diam
contohnya foto, ilustrasi, flashcard,gambar pilihan dan potongan
gambar, film bingkai, film rangkai,OHP20, grafik, bagan, diagram, poster,
peta, dan lain- lain.
Menanggapi transparansi OHP visualnya diproyeksikan ke layar
menggunakan proyektor. Media ini terdiri dari dua perangkat, yaitu perangkat
lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Perangkat lunaknya berupa
transparansi yang disebut OHT21 Sedangkan perangkat lunaknya adalah OHP
Beberapa kelebihan media transparansi OHP adalah:

20
OHP (overhead pro jector).
21
OHT (overhead transparancy).

25
 tidak memerlukan ruangan gelap, sehingga aktivitas belajar siswa
dapat berjalan seperti biasa
 praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas dan ruangan,
dan bisa disajikan tanpa layar khusus (dapat langsung ke dinding
kelas)
 memberi kemungkinan siswa mencatat informasi yang ditayangkan
 bisa disajikan dengan berbagai variasi yang menarik sehingga tidak
membosankan
 transparansi dapat dicopy dan dibagikan kepada siswa sebagai hand
out
 dapat dipakai guru sebagai pointer (pokok-pokok materi)
 dapat dipakai berulang-ulang
 guru dapat mengatur, mengurutkan, dan merevisi materi yang akan
disajikan
 guru bebas mengatur waktu, kecepatan, dan teknik penyajiannya
 mudah pembuatannya, tulisan dapat dihapus, ditambah, atau dikurangi
serta mudah  pengoperasiannya
 visual yang disajikan jauh lebih menarik dibandingkan kalau hanya
digambar di papan tulis
 guru dapat bertatap muka (tidak perlu membelakangi siswa) sambil
menggunakan OHP
 lebih bersih dan sehat jika dibandingkan dengan menggunakan kapur
dan papan tulis
Meskipun banyak kelebihannya media ini juga memiliki kelemahan yang
perlu diperhatikan, yaitu:
 tergantung pada adanya aliran listrik
 urutan penyajianya mudah kacau jika sebelumnya tidak dipersiapkan
secara sistematis

26
 bagi sekolah-sekolah tertentu, pengadaan peralatannya masih dirasakan
mahal
 bila rusak, misalnya lampunya putus, suku cadangnya sulit diperoleh,
khususnya untuk sekolah  yang jauh dari kota besar
 untuk jenis OHP tertentu, tidak mudah dibawa kemana -mana.
Oleh karena media OHP ini sudah banyak dimiliki dan digunakan oleh
banyak sekolah, maka pemanfaatan media ini akan dibahas lebih lanjut pada
bagian akhir modul ini.
b) Media visual gerak
contohnya gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan
sebagainya.
3)      Media audio visual
Media audiovisual merupakan media yang mampu menampilkan suara dan
gambar. Ditinjau dari karakteristiknya media audio visual dibedakan menjadi 2
yaitu media audio visual diam, dan media audio visual gerak.
a)      Media audiovisual diam diantaranya TV diam, film rangkai bersuara, halaman
bersuara, buku bersuara.
b)      Media audio visual gerak diantaranya film TV, TV, film bersuara, gambar
bersuara, dll.
4)      Media Serbaneka
Media serbaneka merupakan suatu media yang disesuaikan dengan potensi
di suatu daerah, di sekitar sekolah atau di lokasi lain atau di masyarakat yang dapat
dimanfaatkan sebagai media pengajaran. Contoh media serbaneka diantaranya :
Papan tulis, media tiga dimensi, realita, dan sumber belajar pada masyarakat.
a)      Papan (board) yang termasuk dalam media ini diantaranya : papan
tulis, papan buletin, papan flanel, papan magnetik, papan listrik, dan papan paku.
b)      Media tiga dimensi diantaranya : model, mock up, dan diorama.
c)      Realita adalah benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya .
contoh pemanfaatan realit misalnya guru membawa kelinci, burung, ikan atau

27
dengan mengajak siswanya langsung ke kebun sekolah atau ke peternakan
sekolah.
d)     Sumber belajar pada masyarakat diantaranya dengan karya wisata dan
berkemah
2.9 Pemilihan Media
 Beberapa penyebab orang memilih media antara lain adalah : 
a)      bermaksud mendemosntrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang
media; 
b)      merasa sudah akrab dengan media tersebut, c. ingin memberi gambaran
atau penjelasan yang lebih kongkrit; dan
c)      merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa
dilakukannya.  Jadi dasar pertimbangan untuk memilih media sangatlah sederhana,
yaitu memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.  Mc.
Connell (1974) mengatakan bila media itu sesuai pakailah “If The Medium Fits,
Use It!”
Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologi yang
perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah
sebagai berikut :
a)      Motivasi;
b)      Perbedaan individual;
c)      Tujuan pembelajaran;
d)     Organisasi isi;
e)      Persiapan sebelum belajar;
f)       Emosi;
g)      Partisipasi Umpan balik;
h)      Penguatan (reinforcement);
i)        Latihan dan pengulangan;
j)        Latihan dan pengulangan;
k)      Penerapan.
2.10 Media Roda Berputar

28
1. Rotar Sebagai Media Pembelajaran
a. Roda
Pengertian Roda Putar (ROTAR) Menurut kamus bahasa Indonesia (W.J.S.
Poerwadarminta : 829), Roda adalah barang bundar (berlingkar dan biasanya
berjeruji); 6 Barang bundar yang bisa bergerak maju dan mundur, biasa digunakan
untuk menjalankan suatu kendaraan.
Sedangkan menurut Wikipedia, Roda merupakan obyek berbentuk lingkaran,
yang bersama dengan sumbu, dapat menghasilkan suatu gerakan dengan gesekan
kecil dengan cara bergulir.7 Contoh umum ditemukan dalam penerapan dalam
transportasi. Istilah roda juga sering digunakan untuk obyek-obyek berbentuk
lingkaran lainnya yang berputar seperti kincir air.
Roni Yusron , Jenis – Jenis Media Pembelajaran yang Patut Diketahui Guru ,
(diakses tanggal 31 Oktober 2012) 6 Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa
Indonesia . hlm 829 7 http://kamusbahasaindonesia.org/ (diakses tanggal 31
Desember 2011)
b. Putar
Menurut kamus bahasa Indonesia (Purwodarminto : 782), Putar mempunyai
definisi: gerakan berpusing atau berputar ; berkitar; berganti arah; berbelok;
berkeliling. Sehingga, ROTAR (Roda Putar) adalah suatu alat yang berbentuk
bundar yang bisa bergerak dan dapat berputar – putar atau berkeliling yang dapat
digunakan sebagai media pembelajaran.
2. Manfaat Roda Putar (ROTAR)
(a) Kelebihan
Alat peraga ROTAR ini merupakan media pendidikan yang termasuk baru
untuk bidang pendidikan Agama Islam khususnya pembelajaran Menulis huruf
hijaiyah. Disamping itu media ROTAR ini dapat menyajikan pesan atau informasi
mengenai cara menulis huruf hijaiyah dengan lebih praktis dan menarik. Sehingga
dengan menggunakan peraga ROTAR ini, siswa dapat tertarik dan semangat untuk
menulis huruf Al Qur’an dengan lebih cepat memahaminya.
(b) Kekurangan

29
Alat ROTAR ini, siswa kelas III mengalami kesulitan dalam menghafal
perbedaan tempat dan bentuk huruf yang jumlahnya banyak.
3. Uraian ROTAR (Roda Putar)
(a) Langkah Pembuatan
ROTAR terdiri dari tiga bagian, yaitu lingkaran dalam (lapisan atas),
lingkaran tengah (lapisan tengah) dan lingkaran luar (lapisan luar). Dengan
keterangan :
(1) Lingkaran dalam
Yang berisi huruf hijaiyah /Al Qur’an yang ditulis di depan kalimat, dari
huruf alif ( ‫ ) آ‬sampai dengan huruf ya’ ( ‫) ي‬ , dengan bentuk huruf sambung
yang letaknya di awal kalimat.
(2) Lingkaran tengah
Yang berisi huruf hijaiyah /Al Qur’an yang ditulis di tengah kalimat, dari
huruf alif ( ‫ ) آ‬sampai dengan huruf ya’ ( ‫) ي‬ , dengan bentuk huruf sambung
yang letaknya di tengah kalimat, bisa satu huruf, dua huruf atau lebih.
(3) Lingkaran luar
Yang berisi huruf hijaiyah /Al Qur’an yang ditulis di akhir kalimat, dari
huruf alif ( ‫ ) آ‬sampai dengan huruf ya’ (‫) ي‬.

30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Madin Al Hikmah Al Fathimiyah Joyosuko


Malang, yang beralamat di Jl. Joyosuko 60A Meriosari Joyosuko Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang 61252. Telp/Fax 0341-564172. Peneliti memilih lokasi
di Madin Al Hikmah Al Fathimiyah Joyosuko Malang, karena merupakan
lembaga yang representatif untuk dijadikan penelitian, sehingga dapat dijadikan
contoh bagi lembaga lainnya.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis
eksperimental. Penelitian eksperimental adalah observasi di bawah kondisi buatan
(artificial condition).22 Dalam penelitian ini desain penelitiaan yang dipilih
peneliti adalah Quasi Eksperimen Design atau yang biasa disebut eksperimen
semu. Dengan tujuan untuk mencari pengaruh tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan. Pendekatan penelitian yang tepat harus digunakan
agar peneliti dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah
yang harus diambil dan ditempuh serta gambaran mengenai permasalahan
penelitian. Pendekatan peneletian yang berdasarkan sifat datanya, antara lain
pedekatan penelitian kuantitatif dimana data yang dikumpulkan bersifat angka-
angka statistik. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditentukan. Berdasarkan
rumusan masalahnya peneliti juga menggunakan jenis penelitian eksperimen. Hal-
hal /pendekatan yang perlu diperhatikan di dalam penelitian eksperimental, anara
lain:
1. Mengidentifikasi sampel dan populasi
22
Masyhuri dan M. Zainuddin, Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dan Aplikatif(Bandung : Refika
Aditama, 2008), hlm. 37

31
2. Teknik sampling mana yang digunakan
3. Variabel apa yang dicobakan
4. Desain penelitian mana yang dipilih
5. Teknik analisi mana yang sesuai

Tujuan dari penelitian eksperimental adalah menyelidiki ada tidaknya


hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan
cara memberikan perlakuan-perlakuan (treatment). Setiap penelitian tentu
memiliki tujuan yang hendak dicapai, sesuai dengan tujuan tersebut maka
pengaruh pembelajaran mufradat dengan menggunakan Media Roda Berputar (X)
menjadi variabel bebas (independen) sedang pemahaman siswa Madin Al-hikmah
Joyosuko (Y) menjadi variabel terikat (dependen).

Variabel X Variabel Y

Pada penelitian ini menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design. Di


dalam desain ini pre test diberikan sebelum diberi perlakuan, dengan demikian hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan
sebelum diberi perlakuan.23 Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :

X −T −Y
Pola :
X : Pre Test
T : Traetment atau Percobaan
Y : Post Test
Berikut ini adalah nilai – nilai hasil penelitian lapangan :

23
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta,

32
No Nama Pre – Test Post – Test
.

1 Ferdi 60 100

2 Izza 70 90

3 Febri 80 100

4 Hanin 90 100

5 Putri Bilqis Salsabila 70 100

6 Dinda Rizqi 90 100

7 Awa 90 100

8 Firzara Ayu 70 100

9 Nia Aurilia 80 100

10 Najma Elia F 90 90

11 Harum M F 80 100

12 Zahra Puspita 90 100

13 Bilqis 80 90

14 Salsa 100 100

33
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. Agar variabel dapat bervariasi maka penelitian harus
didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi. Adapun
yang menjadi variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel bebas/Variabel Independen
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
a. Definisi Operasional
Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah proses
pembelajaran mufradat yang diterapkan adalah
(X) : Pembelajaran mufradat menggunakan Media Roda Berputar (kelas
eksperimen) Proses pembelajaran mufradat yang sama untuk kelas control dan
eksperimen karena keterbatasan siswa.
2. Variabel Terikat/Variabel Dependen
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
1) Definisi Operasional
Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah
(Y) : hasil belajar siswa Madin Al-Hikmah Al fathimiyyah Joyosuko Malang.
2) Indikator
Dengan menggunakan indikator penguasaan materi pada pelajaran mufradat,
usaha untuk mencapai hasil belajar yang lebih meningkat, melalui nilai postes.
D. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari 194 santri yang ada di

34
Madin akan tetapi yang kami ambil untuk sampling dari kelas Mubtadi’ untuk
penelitian ini yakni sekitar 17 santri.

E. Data dan Sumber Data

Data adalah keterangan atau informasi untuk memperkuat penelitian .


dengan demikian yang dimaksud data dalam penelitian ini adalah berbagai
keterangan atau informasi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data
yang diperlakukan dalam penelitian ini merupakan data yang dikumpulkan ,
diolah dan disajikan oleh pihak lain yang biasanya dalam bentuk publikasi atau
jurnal. Sumber data dalam
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan oleh Peneliti yakni
a. Interview (wawancara)
Menurut Moleong, interview atau wawancara dilaksanakan dengan
maksud untuk mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan,
organisasi, perasaan motivasi, tuntutan, kepedulian dan kebutuhan lain-lain.24
Sedangkan menurut M. Nazir, interview (wawancara) adalah proses
memperolah keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab,
sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si
penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan
interview guide (panduan wawancara).

Untuk memperoleh data yang diinginkan, peneliti menggunakan


pedoman interview dengan informan sebagai berikut: kepala sekolah dan guru
atau pembimbing pendidikan agama Islam di Madin Al Hikmah Al
Fathimiyyah Joyosuko Malang..

b. Observasi
Observasi adalah pengamatan melalui pemusatan terhadap suatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indera yaitu penglihatan, peraba,
24
Lexy Moleong, op.cit., hlm. 186

35
penciuman, pendengaran, pengecapan. Teknik ini digunakan oleh peneliti
dengan maksud agar memperoleh data yang lebih akurat dengan mendatangi
langsung lokasi penelitian serta menjadi partisipan di sana.

Observasi ini dilakukan oleh peneliti selama penelitian untuk


mengoptimalkan data mengenai upaya kreativitas guru pendidikan agama
Islam dalam penggunaan media pembelajaran, kondisi bangunan, interaksi
siswa dan guru di sekolah, dan keadaan sarana dan prasarana pendidikan.

Pelaksanaan obsevasi dilakukan dengan tiga cara:

a. Pengamatan secara langsung yaitu pengamatan yang


dilakukan tanpa perantara terhadap obyek yang diteliti.
b. Pengamatan tidak langsung yaitu pengamatan terhadap
suatu obyek melalui perantara sesuatu alat atau cara baik dilakukan dalam
situasi sebenarnya atau tiruan.
c. Partisipasi yaitu pengamatan yang dilakukan dengan cara
ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh obyek yang
diditeliti.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data yang merupakan
merupakan sumber informasi yang kaya, secara kontekstual relevan dan mendasar
dalam konteksnya. Alat pengumpul data ini terdiri dari dokumen pribadi dan
dokumen resmi. Dokumen pribadi berasal dari catatan atau keterangan kepala
sekolah, dan keterangan dari guru agama. Dokumen resmi berasal dari dokumen
internal seperti pengumuman, memo, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat
tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Dan dokumen eksternal yang
dihasilkan oleh lembaga seperti majalah, artikel, buletin, pernyataan, dan berita
yang disiarkan kepada media masa.
G. Teknik Pengumpulan Data

36
Salah satu kegiatan dalam penelitian ini adalah menentukan cara
mengukur variabel penelitian dan alat pengumpulan data. Adapun teknik
pengumpulan data pada penelitian ini ada dua macam, yaitu:
1. Metode Tes
Metode Tes merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan
memberikan tes kepada obyek yang diteliti. Instrument tes yang terdiri dari
sejumlah pertanyaan, atau butir-butir soal yang digunakan untuk memperoleh data
atau informasi melalui jawaban peserta tes, sehingga diperoleh karakteristik
peserta tes. Tes yang digunakan harus valid dan dapat dipercaya sehingga tesTer
sebut mampu menilai apa yang harus dinilai. Langkah peneliti dalam
mengumpulkan data dengan metode tes adalah menyiapkan soal-soal tes,
memberikan soal tes, mengawasi pelaksanaan tes, mengumpulkan hasil tes, dan
memeriksa serta memberi nilai tes. Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil
belajar yang dilakukan pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai yang
diperoleh mulai dari 0-100.

H. Uji Validitas & Reliabilitas


- Uji Validitas
Uji Validitas yaitu instrumen atau tes tersebut mencerminkan isi yang
dikehendaki tetap dipakai untuk tujuan praktis (kesahihan instrumen). Validitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content Validity) dari
suatu tes yang dapat diketahui dengan satu jalan mencocokkan antara isi yang
terkandung dalam soal tes dengan materi yang terdapat di dalam interactive
handout Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dengan bantuan
validator atau orang yang lebih ahli atau sesama pendidik. Dalam penelitian ini
menggunakan tiga validator guna menelaah instrument soal tes. Dan dengan
bantuan SPSS 16.0. Untuk menentukan valid dari hasil output-SPSS nilai
probabilitas korelasi [(sig. (2-tailed)] < taraf signifikan sebesar 0,05.
- Uji Reliabilitas

37
Uji reliabilitas digunakan untuk meneliti reliabel atau tidaknya suatu
instrument penelitian. Jika reliabel berarti instrument tersebut dapat dipercaya
kebenarannya. Untuk mempermudah penghitungan peneliti menggunakan uji
reliabilitas dengan bantuan SPSS 16.0 Kriteria pengujian reliabilitas Uji statistik
Cronbach Alpha di interpretasikan ada di lampiran belakang.
I. Analisis Data
Analisis data selama dilapangan dalam penelitian ini tidak dikerjakan
setelah pengumpulan data selesai, tetapi selama pengumpulan data berlangsung
dan dikerjakan terus menerus hingga penyusunan laporan selesai. Kegiatan
analisis data ini melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Penetapan fokus penelitian
b. Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah
terkumpul.
c. Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan
temuan-temuan pengumpulan data sebelumnya.
d. Pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka
pengumpulan data berikutnya.
e. Penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data (informan, situasi,
dokumen) berikutnya.
Analisis data setelah pengumpulannya meliputi mengembangkan
kategori koding dengan sistem koding yang ditetapkan kemudian, penyortiran
data, dan penarikan kesimpulan.

J. Prosedur Penelitian
a. Tahap Pra Lapangan
Menyusun proposal penelitian Proposal penelitian ini digunakan untuk
meminta izin kepada lembaga yang terkait sesuai dengan sumber data yang
diperlukan.
b. Tahap Pelaksanaan Penelitian
1) Pengumpulan Data

38
Pada tahap ini peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:
Wawancara dengan ketua Madin Al Hikmah Joyosuko Malang
a) Observasi langsung dan
pengambilan data langsung dari lapangan.
b) Praktek lapangan di Madin
Al Hikmah Joyosuko Malang
c) Menelaah teori-teori yang
relevan.
d) Wawancara dengan guru
atau pembina agama di Madin Al Hikmah Joyosuko Malang
2) Mengidentifikasi data
Data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara dan observasi
diidentifikasi agar memudahkan peneliti dalam menganalisa sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.

c. Tahap Akhir Penelitian


1) Menyajikan data dalam bentuk deskripsi
2) Menganalisa data sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
No Bulan dan Minggu
. Kegiatan
Mei Juni Juli Agustus September
1. Inventarisasi sumber Minggu
data ke 3
2. Menelaah data dari Minggu Minggu
sumber primer dan ke 4 ke 1
sekunder
3. Observasi lapangan Minggu
ke 2
Minggu
ke 3
Minggu
ke 4
4. Melakukan analisis Minggu
data ke 1
Minggu
ke 2

39
Minggu
ke 3
Minggu
ke 4
5. Menyusun hasil Minggu
penelitian ke 1
6. Membuat draf Minggu
laporan penelitian ke 2
7. Membuat laporan Minggu
Akhir Penelitian ke 3
8. Menjilid Laporan Minggu
Penelitian ke 4
9. Menyerahkan Minggu
Laporan Hasil ke 1
Penelitian

40
BAB IV
PAPARAN DATA
A. Paparan Data
- Tentang Madin Al Hikmah Al Fathimiyyah Joyosuko Malang.
Selayang pandang tentang berdirinya Madin ini bersamaan dengan berdirinya
pesantren Al Fathimiyyah pula. Yang di rintis oleh KH Dr. Muhammad Yahya,
M.A. tidak hanya berdiri ada pondok seperti itu. Di dalamnya ponpes tersebut ada
3 lembaga yakni kepengurusan pondok Al Fathimiyah itu sendiri, Madin Al
Hikmah dan Bimbel AI. Yang dimana semuanya aktif dalam bidangnya masing-
masing. Madin Al Hikmah Al Fathimiyah Joyosuko Malang, yang beralamat di Jl.
Joyosuko 60A Meriosari Joyosuko Kecamatan Lowokwaru Kota Malang 61252.
Telp/Fax 0341-564172. Lalu dari masa itulah beliau berinisiatif tidak hanya
menampung mahasiswa yang ingin menimba ilmu, melainkan beliau berinisiatif
membuka Madrasah Diniyah guna mengajarkan ilmu minimal huruf hijaiyyah
kepada santri minimal anak Pra TK sampai kelas 6 MI/SD. Dan kepengurusan di
Pesantern Al Fathimiyyah sendiri di urus oleh Para Mahasiswa. Dan tenaga
pengajar untuk Madin itu sendiri dari mahasiswa yang di pilih langsung oleh
Pengasuh Al Fathimiyyah yang memang diakui kualifikasi nya mampu
memberikan ilmu kepada adek-adek.
- Tentang observasi dan wawancara dengan Pengurus Madin Al Hikmah .
Setelah menjalani proses penelitian eksperimen di Madin Al Hikmah Al
Fathimiyyah Joyosuko Malang, maka Peneliti langkah awal yakni melakukan

41
observasi terelebih dahulu ke tempat lokasi yang dimaksud. Pertama-pertama
Peneliti melakukan observasi selama kurang lebih 1 minggu, yang dimana
kegiatannya diantaranya : materi yan yang di ajarkan, model pembelajaran seperti
apakah, jumlah santri, mahasantri serta santri yang berada di Madin tersebut, lalu
sejarah Madin dan berdirinya Ponpes.
- Tentang paparan data Peneliti di Madin Al Hikmah Al fathimiyyah Joyosuko
Malang.
Pada penelitian ini menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design. Di
dalam desain ini pre test diberikan sebelum diberi perlakuan, dengan demikian
hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan.25 Desain ini dapat digambarkan sebagai
berikut :

X −T −Y

Pola :

X : Pre Test
T : Traetment atau Percobaan
Y : Post Test

Berikut ini adalah nilai – nilai hasil penelitian lapangan :

No Nama Pre – Test Post –


. Test

1 Ferdi 60 100

2 Izza 70 90

3 Febri 80 100

25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta,

42
4 Hanin 90 100

5 Putri Bilqis Salsabila 70 100

6 Dinda Rizqi 90 100

7 Awa 90 100

8 Firzara Ayu 70 100

9 Nia Aurilia 80 100

10 Najma Elia F 90 90

11 Harum M F 80 100

12 Zahra Puspita 90 100

13 Bilqis 80 90

14 Salsa 100 100

B. Hasil Penelitian
Dari pemaparan data di atas secara kuantitatif dan deskriptif terkait tentang
Profil Madin dan Ponpes Al fathimiyyah. Dan dari 40 santri yang diteliti oleh
Peneliti hanya 14 santri, memberikan hasil sebagai berikut :
Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum 81.43 14 10.995 2.938

Sesudah 97.86 14 4.258 1.138

43
Output BagianPertama( Group Statistics) :
 Pada bagian ini disajikan deskripsi dari pasangan variable yang dianalisis, yang
meliputi rata-rata (mean).
 Sebelum treatment Media Roda Berputar 81.43 dg Standart Deviasi 10.995
 Sesudah Treatment Media Roda Berputar 97.86 dg Standart Deviasi 4.258
Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum & Sesudah 14 .070 .811

Output BagianKedua (Correlations) :


 Padabagianinidiperolehhasilkorelasiantarakedua variable.
 Hasil korelasi = 0.070
 Nilai Probabilitas (sig) = 0.811
 Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara sebelum dan sesudah Traetment
tidak berhubungan secara Nyata, karena nilai Probabilitas > 0.05
 Dengan nilai korelasi (0.070) antara 2 variabel berarti Tidak Ada hubungan
Kuat dan Positif sebab nilai (0.070)menjauhi Nilai = 1 / mendekati Nilai =
0.
 Dalam korelasi : 1 = Kuat ; 0 = Lemah
Paired Samples Test

Paired Differences T df Sig. (2-tailed)

95% Confidence
Interval of the
Std. Difference
Deviatio Std. Error
Mean n Mean Lower Upper

Pair Sebelum –
-16.429 11.507 3.075 -23.073 -9.784 -5.342 13 .000
1 Sesudah

44
Output Ketiga (Paired Sample Test)
 Rata-rata korelasi Pre-posialah -16.429
 Standar Deviasi keduanya ialah11.507
 Hasil Uji T (StatistikHitung) adalah -5.342
 Jika dihitung, menggunakan rumus :

ds /√ 10 −16.42911 .507/√ 10 = -5.342


t= t=
❑ ❑
 Tingkat signifikasi 5% atau tingkat kepercayaan 95%
 Df (degree of freedom) / derajat kebebasan adalah n-1 atau14-1 = 13

Pengambilan Keputusan Berdasarkan NILAI PROBABILITAS (sig.)

- Jika Nilai Sig. > 0.05, maka H0 di TERIMA


- Jika Nilai Sig. < 0.05, maka H0 di TOLAK
 Perhatikan Nilai Probabilitas Sig (2-Tailed) = 0.00000
 0.00000 < 0.05 ( Probabiltas Lebih Kecil dari Tingkat Kesalahan)
 Keputusannya H0 di TOLAK
 Jika di terjemah : H0 : TIDAK ADA – H1 : ADA –
Kesimpulannya : Ada Pengaruh Pembelajaran Mufradat Dengan
Menggunakan Media Roda Beputar di Madin Al Hikmah Joyosuko Malang.

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Perbandingan antara T-Hitung dengan


T-Tabel

 Perbandingan T – Hitung& T-Tabel untuk menguji Hipotesa sehingga


kesimpulan dapat diambil.
 Ada 3 cara Pengujian Hipotesa dg Perbandingan ini
1. Uji Dua Sisi (Two Tail Test)
2. Uji Sisi Kanan ( One Tail Test)
3. Uji Sisi Kiri (One tail Test
 Semua bisa dipakai, tapi yang sering ada Two Tail Test.

45
 Dari data di atas di ketahui :
 Nilai T-Hitung : -5.342 dandf : 13. Sesuaidengan T-Tabel.
 Two Tail Test : 2.064 (df13 ----- 0.05)
 One Tail Test : 1.711 (df13 ----- 0.05)

BAB V

PEMBAHASAN

A. Menjawab Masalah Penelitian


Pembelajaran mufradat menggunakan media Roda Berputar di Madin Al
Hikmah Al Fathimiyyah Joyosuko Malang berhasil dilaksanakan pada tanggal 21
Juni 2016 tepat hari selasa pukul 15.00 – 17.00 Butuh durasi 120 menit saja dalam
perrtemuan sekaligus eksperimen singkat ini Karen aobjek terbatas dan yang
dibutuhkan hanya dmikian. Maka Peneliti menggunakan pendekatan penelitian
Kuantitatif dengan Quasi eksperiment. Guna memudahkan Peneliti agar tidak
membuat banyak kelas. Karen atawaran dari pihak pengurus Madin sendiri yakni
hanya diberikan waktu hanya 90-120 menit saja. Membuat materi yang akan di
ajarkan yakni tentang Adawatul Madrosah(Peralatan Sekolah). Dan soal untuk
pretest yakni ‘Adhoul Badani(Seluruh bagian tubuh).
Sebelum melakukan penelitian ini Peneliti melakukan observasi terhadap
Madin Al Hikmah tersebut dari mulai Ponpesnya, kondisi Ponpesnya dan santri,
serta materi bahasa arab yang dipelajari disana. Setelah semua teramati maka dari
itu Peneliti mencoba memberikan soal PreTest untuk santri TPQ/madin tersebut
yang sudah di pelajari tentunya. Sebelum itu Peneliti juga melakukan wawancara
terkait Materi apa yang disampaikan, lalu tentang metode apa yang digunakan
Pendidik atau Ustadz/ah. Setelah mengerti semuanya yakni mereka semua
menggunakan metode mubasyarah yakni secara langsung belajarnya tanpa ada
media belajar yang mendukung.

46
Memahami situasi yang demikian Peneliti berinisiatif untuk menggunakan
Media Belajar berupa Media Roda Berputar untuk menunjang serta mengasah
harapan belajar bahasa arab secara kiat. Penggunaan media roda berputar sangatlah
simpel/mudah. Yakni hanya diputarkan sesuai urutan dan kreatifitas pendidik.
Disini Peneliti memposisikan sebagai pendidik, jadi dimana pendidik harus
mencoba kreatif serta inovatif untuk mengajarkan setiap huruf-huruf dan bait-bait
ilmu. Setelah pembelajaran selesaii ketika itu Peneliti memberikan Post test terkait
materi yang di ajarkan oleh Peneliti. Setelah proses belajar mengajar atau lebih
tepatnya eksperiment Peneliti selesai maka dilanjutkan observasi atau wawancara
bersama staf yang mengurusi madin disana yakni kak Ainusshofa jurusan
Matematika UIN Maliki maulana Malik Ibrahim Malang pada semester 9 untuk
saat ini. Dan para pengurus Madin yakni para semester 3-7 yang dimana itu tadi
adalah bagian dari pengurus Ponpes.
Penggunaan Media ROTAR oleh Peniliti dapat berpengaruh besar dan dapat
diteruskan untuk pembelajaran mufradat secara PAKEM (Pembelajaran Aktif
Kreatif Efektif dan Menyenangkan). Terbukti dengan keantusian adek-adek santri
yang semangat menjalani pembelajaran mufradat yang dibina oleh Peneliti
langsung dengan menggunakan media roda berputar tersebut.
Banyaknya literature yang mendukung serta dukungan pihak sekitar, baik
antara adanya murid, dan mudarris/ah yang ada maka Peneliti meneliti dari segi
factor eksternalnya yakni dari adanya semangat akan belajar tersebut. Hasilnya
membuat Peneliti membuat trobosan baru untuk membuat media roda berputar dan
mengajarkannya dalam bidang mufradat tentunya agar mudah dan lebih inovatif,
dan menyenangkan dan pelajaran yang dipelajari terasa tidak berat dan
menyenangkan.
B. Menafsirkan Temuan Penelitian
Analisis data dan hasil data yang sudah di olah Peneliti sudah jelas “ada
pengaruh dalam pembelajaran mufradat dengan menggunakan media roda berputar
di Madin Al Hikmah Al Fathimiyyah Malang” maka dari itu dapat ditafsiri temuan
penelitian berikut dengan pandangan Peneliti yang begitu banyak.

47
Dari olahan data yang diperoleh Peneliti maka dapat disimpulkan bahwa
Penggunaan Media ROTAR pada pembelajaran mufradat di Madin Al Hikmah
dapat membangun kefektifitasan pelajar atau santri untuk menambah ketertarikan
belajar karena dengan semua itu Media ROTAR tersebut di design oleh Peneliti
dengan tampilan yang semenarik mungkin. Berbagai gambar yang ditampilkan
aneka karikatur dan mufradat amiyyah (umum) yang dimana sehari-hari kita pakai.
Penggunaan Media ini pantas dijadikan pacuan atau patokan atas penelitian
kecil ini. Dari penggunaan inilah para santri atau pelajar dapat mencerna dengan
baik. Dan menerap materi secara cepat. Terbukti ketika Peneliti memberikan soal
PreTest mereka mengerjakan soal dengan susah payah,. Berbeda pula dengan
setelah pemberian treatment Peneliti mereka mengerjakan bahkan tidak sampai
dengan durasi yang ditetapkan. Dan hasil daripada pengujian Post Test kepada
santri sesuai dengan hipotesis yang dikehendaki oleh Peneliti.

48
BAB VI

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Dari pengolahan data, pemaparan data, dan analisis penelitian ini oleh
Peneliti maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penggunaan media roda berputar pada pembelajaran
mufradat di Madin Al Hikmah Al Fathimiyyah Joyosuko Malang, dapat
berjalan dengan baik dan lancer. Dan peserta yang mendapat perlakuan
treatment tersebut sesuai dengan harapan serta tuuan oleh Peneliti.
Kesesuaian yang harus dipenuhi untuk keberhasilan penggunaan media
ROTAR pada pembelajaran mufradat khususnya juga sudah melewati masa
pengklasifikasian untuk materi apa yang akan disampaikan Peneliti
melewati wawancara serta observasi objek yang ditentukan. Tidak hanya itu
Penggunaan media roda berputar antara keefektifitasannya dapat
dikolaborasikan kepada pembelajaran nahwu dan shorof dapat diterapkan
pula. Dan penggunaan media ROTAR sangat fleksibel untuk pembelajaran
apapun terlebih pembelajara mufradat yang diterapkan di Madin AL
Hikmah Al Fathimiyyah Joyosuko Malang.
2. Keefektifitasan penggunaan media roda berputar
pada pembelajaran mufradat yang diterapkan di Madin Al Hikmah Al
Fathimiyyah Joyosuko Malang sangat membantu dan menunjang
perkembangan dan daya tarik untuk belajar mufradat. Sejauh ini cukup
berhasil dikarenakan media yang digunakan yakni sangat menarik perhatian

49
serta materi yang disampaikan pun terasa lebih ringan tidak terasa beratnya.
Karena terstimulus dengan gambar yang ada tanpa harus Pendidik
menyebutkan artikata yang ditampilkan atau diajarkan kepada peserta didik.
Keberhasilan yang dicapai Peneliti ini merupakan terobosan terbaru untuk
para pendidik untuk menciptakan suasana belajar yang efektif serta
B. Saran

Setelah Penulis mengadakan penelitian di Madin Al Hikmah Al Fathimiyyah


joyosuko Malang. maka timbulah saran – saran yang akan Penulis kemukan
sebagai berikut :
1. Penggunaan media roda berputar oleh Peneliti pada pembelajaran
mufradat di Madin Al Hikmah Al Fathimiyyah Joyosuko Malang,
dapat berjalan dengan baik dan lancer. Penulis berharap bagi generasi
muda mendatang bisa memotivasi dirinya untuk lebih mengetahui
dan mempunyai rasa ingin tahu yang lebih pada pembelajaran
mufradat dengan menggunakan media roda berputar yang akan
berguna bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
2. Untuk bidang pendidikan ini, agar lebih dikembangkan serta
diterapkan media pembelajaran berupa roda berputar ini pada
pembelajaran mufradat kepada kalangan khalayak umum untuk
betapa tingginya kreatifitas untuk pendidikan bagi para pelajar untuk
tetap menciptakan pembelajaran yang aktif, efektif, inovatif, dan
menyenangkan.

50

Anda mungkin juga menyukai