Anda di halaman 1dari 1

NAMA: ADZANIA CANTIKA

NIM : 2019730004

TUGAS FILSAFAT

Filsafat dan cara berpikir manusai, merupakan evolusi tertinggi untuk mencapai hidup yang
bahagia. Kebahagiaan dan ketengan jiwa, suatu capaian umat manusia dalam menemukan jati
dirinya, dengna berpikir meluas dan mendalam tentang kehidupan yang sangat terkadang pelan dan
dengan gejolak yang tidak terduga dan sulit dipastikan. Menentukan pilihan jalan keilmuan
merupakan kebahagiaan dalam perkelanaan pada hakikat dan mendasar, memberikan inspirasi
dahsyat dalam memuliakan kehidupan. Berfikir falsafah adalah ciri dan jalan yang benar bagi hasrat
memajukan keilmuan, berpikir dengan gejolak dan tak menentu dan terkadang berpaling pada logika
umum, terasa asing, tetapi penuh kedalaman dan berpikir cerdas mulia.

Karakteristik berpikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh. Karakteristik berfikir
filsafat selanjutnya adalah sifat mendasar. Karekateristik yang terakhir adalah spekulatif.
Memanfaatkan filsafat ilmu sebagai titik tolak untuk menjelajah berbagai filsafat pengetahuan
lainnya, seperti filsafat bahasa, logika, matematika, statistika, agama, seni dan filsafat moral adalah
sangat berguna sebagai pengetahuan tentang hakikat. Substansi hakikat sebagai paradigma dasar
dari pengetahuan. Paradigma diartikan sebagai konsep yang dianut dan diamalkan oleh komunitas
tertentu pada periode tertentu. Berbagai aliran pemikiran filsafat, adalah suatu kecenderungan yang
terbuka, bahwa filsafat terus bergelora dan menyesuaikan dengan sistem kemasyarakatan dan
bahkan sistem politik. Sehingga dapat dijumpai, bahwa pergolakan berpikir dari umat manusia, dari
masa ke masa, selalu diwarnai oleh sistem berpikir falsafahnya masing-masing.

Terdapat 4 (empat) unsur utama dalam bidang filsafat. Dua unsur bersifat teoritis, dan
duanya lagi bersifat praktis. Dua unsur yang bersifat teoritis adalah metafisikan dan logika,
sedangkan dua unsur yang bersifat praktis adalah filsafat terapan dan otologi. Unsur metafisika
ditetapkan dengan pertanyaan “apa yang merupakan realitas puncak?”. Unsur logika ditentukan
persoalannya melalui pertanyaa “bagaimanakah kita memahami makna kata-kata?”. Unsur filsafat
terapan disebut juga dengan science, yang berasal dari bahasa latin sciens, artinya “mengetahui”.
Pertanyaa mengenai unsur ini dapat dikemukakan dengan “Di manakah garis tapal batas yang tepat
antara pengetahuan dan kebebalan?”. Adapun unsur ontologi, mengajukan pertanyaan “apa makna
ada?”. Dengan mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan ontologi, kita dapat
meningkatkan pemahaman kita tentang sifat dasar berbagai benda.

Berfilsafat mencari jalan kedalaman dalam mengaruni keilmuan, yang terus bercabang dan menjadi
ranting. Berfilsafat yang tidak hanya rasional, tetapi mandalam, telah diteguhkan dengan sandaran
keagamaan, dan bahkan islam telah juga memberikan penjelasan akal piker, dalam mengaruni
kehidupan ilmu pengetahuan, dan dengan doktrin keimanan dari agama, menguatkan jalan berpikir
filsafat, dan keyakinan dalam kehidupan umat manusia. Berfikir filsafat, adalah jalan pikiran atas
kesadaran kekuasaan Tuhan, kegemilangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam perubahan-
perubahan kehidupan, dan bahkan dapat memanfaatkan evolusi tata surya dengan berbagai
energinya. Sehingga berfilsafat dapat menuangkan karya manusia, di berbagai kemajuan yang
menuangkan karya manusia, di berbagai kemajuan yang dapat dinikmati dan semakin nyata. Jadi
berfilsafat bukan tanpa makna, tanpa arti, tetapi berpikir tentang keagungan Tuhan, dan kemuliaan
agama, untuk menghantarkan pada kehidupan akhir kelas. Karenanya berpikir filsafat adalah berfikir
tentang hakekat.

Anda mungkin juga menyukai