Anda di halaman 1dari 23

PENUNTUN PRAKTIKUM

KIMIA PEMISAHAN DAN PENGUKURAN

Oleh :

Dr. Wiji, MSi

Dr. Hernani, MSi

Dra. Soja Siti Fatimah, MSi

Dra. Zakiyah, MSi

Drs. Hokcu Suhanda, MSi

LKIUPI
LABORATORIUM KIMIA INSTRUMEN

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA, FPMIPA, UPI

Page 1 of 23
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Alloh SWT, buku penuntun praktikum Kimia
Pemisahan dan Pengukuran ini dapat diselesaikan

Buku ini berisi tentang instruksi kerja, kewajiban mahasiswa, dan berbagai ketentuan-
ketentuan selama pelaksanaan praktikum. Instruksi kerja meliputi lima instrumen yaitu
Spektrofotometer Uv/Vis, Spektrofotometer IR, AAS, HPLC dan GC.

Penyusun menyadari bahwa buku penuntun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
akan senantiasa diperbaiki dari tahun ke tahun berdasarkan masukan ketika buku penuntun
ini diaplikasikan. Semoga bermanfaat

Page 2 of 23
DAFTAR ISI

Kata pengantar 2
Alur layanan praktikum 4
Alur pelaksanaan praktikum 6
Kewajiban mahasiswa praktikan 8
Ketentuan pembuatan jurnal 8
Ketentuan pelaksanaan pretes dan tes akhir praktikum 9
Ketentuan pembuatan laporan praktikum 9
Standar Penilaian Praktikum 11
Instruksi kerja Spektrofotometer UV/Vis 13
Instruksi kerja Spektrofotometer IR 15
Instruksi kerja HPLC 17
Instruksi kerja GC 21
Instruksi kerja AAS 24

Page 3 of 23
ALUR LAYANAN PRAKTIKUM

Pelaksana Proses Dokumentasi

Mulai

KL Menyerahkan daftar MP kepada KLPr CM-LKI-PR.01-01

KL CM-LKI-PR.01-02
Menyerahkan daftar Fasilitator kepada KLPr

KLPr Membagi kelompok CM-LKI-PR.01-03

KLPr Menetapkan jadwal praktikum CM-LKI-PR.02-01

KLPr , DP Menyusun penuntun praktikum CM-LKI-PR.03-01

DP, OI Melakukan ujicoba materi praktikum CM-LKI-PR.03-02

KLPr Memberikan pengarahan pra praktikum kepada MP CM-LKI-PR.04-05

MP Membuat jurnal CM-LKI-PR.01-04

MP Mengikuti pretes CM-LKI-PR.04-05


T
DP Lulus? CM-LKI-PR.01-05
Y
MP Melaksanakan praktikum CM-LKI-PR.04-05

MP Mengikuti ujian akhir praktikum CM-LKI-PR.01-06


CM-LKI-PR.01-07
KLPr CM-LKI-PR.01-08
Menetapkan nilai dan kelulusan MP
CM-LKI-PR.05-01
KLPr, DP Mengevaluasi pelaksanaan layanan praktikum CM-LKI-PR.05-02
CM-LKI-PR.05-03

Selesai

Page 4 of 23
ALUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Pelaksana Proses Dokumentasi


Mulai

DP,OI/Lb, MP Mengisi presensi kegiatan praktikum CM-LKI-PR.04-05

MP, Lb Meminjam peralatan penunjang yang diperlukan CM-LKI-PR.04-01

DP Memberikan pengarahan awal praktikum

OI Menunjukkan cara mengoperasikan instrumen

MP Melakukan preparasi sebelum pengukuran

DP Melakukan pemantauan dan penilaian terhadap kinerja MP CM-LKI-PR.04-02

T
DP Sesuai?

Y
Melakukan analisis/pengukuran
MP & OI

MP Mencatat hasil pengukuran/ analisis

MP, DP Mendiskusikan interpretasi hasil analisis instrumen

MP, Lb Mengembalikan peralatan penunjang yang telah digunakan

MP
Membuat analisis data dan kesimpulan

MP Membuat dan menyerahkan laporan akhir praktikum CM-LKI-PR.04-03

DP Menilai laporan akhir praktikum CM-LKI-PR.04-04

Selesai

Page 5 of 23
KEWAJIBAN MAHASISWA PRAKTIKAN
1. Menghadiri dan melaksanakan seluruh kegiatan praktikum (100%)
2. Menggunakan jas lab selama kegiatan praktikum di laboratorium
3. Membawa kertas milimeter block
4. Membawa kit praktikum yang terdiri dari lap, 5 pipet tetes, korek api, tissu gulung,
sabun cuci, sikat tabung, kertas label, gunting, dan botol vial
5. Membuat jurnal sebelum melaksanakan praktikum
6. Mengikuti dan lulus pretes sebelum melaksanakan praktikum
7. Mengikuti seluruh tahapan kegiatan praktikum
8. Membuat laporan setelah melaksanakan praktikum
9. Mengikuti tes akhir praktikum

KETENTUAN PEMBUATAN JURNAL

1. Jurnal ditulis dalam buku berukuran A4


2. Jurnal sekurang-kurangnya berisi :
a. Tanggal praktikum
b. Judul praktikum
c. Tujuan praktikum
d. Prinsip dasar (termasuk skema dan fungsi setiap komponen instrument)
e. Alat dan bahan praktikum
f. Bagan alir prosedur kerja
g. Cara pembuatan larutan (termasuk perhitungan konsentrasinya)
h. Data pengamatan
i. Analisis
j. Kesimpulan
3. Jurnal harus dibawa ketika pretes dan praktikum

Page 6 of 23
KETENTUAN PELAKSANAAN PRETES DAN TES AKHIR PRAKTIKUM
1. Pretes dilakukan secara lisan dan/atau tertulis oleh dosen praktikum sesuai judul
praktikum
2. Pretes dilaksanakan sebelum praktikum sesuai jadwal/perjanjian
3. Komponen-komponen pertanyaan pretes meliputi : prinsip kerja instrumen, komponen-
komponen instrumen dan fungsinya, serta ruang lingkup kegiatan praktikum
4. Tes akhir praktikum dilakukan dalam bentuk tes tertulis atau tes keterampilan
5. Tes akhir dilaksanakan setelah mahasiswa praktikan menyelesaikan praktikum dan telah
mengumpulkan laporan praktikum
6. Komponen-komponen pertanyaan tes akhir praktikum difokuskan kepada cara
pengoperasoian alat, preparasi sampel, penyiapan larutan standar dan interpretasi hasil
pengukuran instrumen

KETENTUAN PEMBUATAN LAPORAN


1. Laporan dibuat oleh kelompok bukan perorangan
2. Laporan dikumpulkan satu pekan setelah praktikum berakhir
3. Laporan diketik menggunakan kertas A4 dengan kover
4. Laporan berisi :
a. Tanggal praktikum
b. Judul praktikum
c. Tujuan praktikum
d. Tinjauan pustaka
e. Alat dan bahan praktikum
f. Prosedur kerja praktikum
g. Hasil dan analisis data
h. Kesimpulan
i. Daftar pustaka
j. Lampiran (cara pembuatan larutan, perhitungan, data pengamatan)
5. Laporan disusun dalam bentuk bundel seluruh kelompok, per judul praktikum dan
diurutkan berdasarkan tanggal praktikum

Page 7 of 23
6. Apabila dalam satu judul praktikum, ditemukan 2 atau lebih laporan yang diduga “copy
paste” maka laporan-laporan tersebut tidak syah dan nilainya 0 (nol)

STANDAR PENILAIAN PRAKTIKUM

A. PRETES
Nilai Pretes maksimum 100 dengan kriteria sebagai berikut :

Bobot
No Indikator
Penilaian
1 Menjelaskan prinsip kerja instrumen 30 %
2 Mengetahui komponen-komponen instrumen dan fungsinya 30 %
3 Menjelaskan ruang lingkup praktikum yang akan dilakukan 40 %

B. KINERJA
Nilai kinerja maksimum 100 dengan kriteria sebagai berikut :

Bobot
No Indikator
Penilaian
1 Menyiapkan alat dan bahan dengan benar 10 %
2 Melakukan preparasi larutan standar dengan benar 20 %
3 Mendapatkan hasil pengukuran yang baik 25 %
4 Melakukan pekerjaan secara berkelompok 10 %
5 Menginterpretasi hasil analisis dengan benar 25 %
6 Memperhatikan penanganan limbah dan lingkungan 10 %

C. LAPORAN
Nilai laporan maksimum 100 dengan kriteria sebagai berikut :

Bobot
No Indikator
Penilaian
1 Mencantumkan tanggal dan judul praktikum 5%
2 Menuliskan tinjauan pustaka yang meliputi prinsip dasar analis suatu 20 %
instrumen, gambar skema instrument dan fungsi setiap komponen-
komponen dari instrumen
3 Menuliskan alat praktikum dengan ukuran dan jumlah yang benar 10 %
4 Menuliskan prosedur kerja praktikum secara lengkap, jelas tahapan- 10 %
tahapannya dan sesuai dengan pekerjaan praktikum
5 Menuliskan hasil percobaan, analisis data dan kesimpulan sesuai 30 %
tujuan percobaan
6 Mengutip daftar pustaka yang relevan 10 %

Page 8 of 23
7 Menuliskan lampiran yang terdiri dari cara pembuatan larutan, data 15 %
pengamatan, dan perhitungan yang diperlukan

D. UJIAN AKHIR
Nilai ujian akhir maksimum 100 dengan kriteria sebagai berikut :

Bobot
No Indikator
Penilaian
1 Menjelaskan cara preparasi sampel dan standar 35 %
2 Menjelaskan cara pengoperasian instrumen 30 %
3 Menafsirkan hasil pemisahan/pengukuran instrumen 35 %

E. NILAI AKHIR PRAKTIKUM

1. Kehadiran mahasiswa 100 % menjadi syarat mutlak kelulusan


2. Komponen penilaian terdiri dari :
a. Nilai pretes dan jurnal dengan bobot 15%
b. Nilai kinerja dengan bobot 35%
c. Nilai laporan dengan bobot 20%
d. Nilai tes akhir praktikum dengan bobot 30 %
3. Range nilai antara 0 sampai dengan 100
4. Mahasiswa dinyatakan lulus pretes apabila memiliki nilai diatas 50
5. Nilai mutu diberikan berdasarkan rentang nilai sebagai berikut :
a. Antara 0 sampai dengan 54 nilai mutu E
b. Antara 55 sampai dengan 59 nilai mutu D
c. Antara 60 sampai dengan 65 nilai mutu C
d. Antara 66 sampai dengan 70 nilai mutu C+
e. Antara 71 sampai dengan 75 nilai mutu B-
f. Antara 76 sampai dengan 80 nilai mutu B
g. Antara 81 sampai dengan 85 nilai mutu B+
h. Antara 86 sampai dengan 91 nilai mutu A-
i. Antara 92 sampai dengan 100 nilai mutu A
6. Mahasiswa dinyatakan lulus praktikum apabila tidak mendapatkan nilai mutu E

Page 9 of 23
INSTRUKSI KERJA SPEKTROFOTOMETER UV/VIS

1. Tujuan
Mahasiswa dapat menentukan kadar Fe(II) dalam sampel dengan menggunakan alat
spektrofotometer UV-Vis dan dapat mengoperasikan alat spektrofotometer UV-Vis.

2. Prinsip Dasar
Penentuan kadar besi berdasarkan pada pembentukan senyawa kompleks berwarna
antara besi (II) dengan orto-fenantrolin yang dapat menyerap sinar tampak secara
maksimal pada panjang gelombang tertentu. Banyak sinar yang diserap akan berkorelasi
dengan kuantitas analit yang terkandung di dalamnya sesuai dengan Hukum Lambert-
Beer.

3. Alat dan Bahan


a. Alat
 Spektrofotometer
 Labu takar 100 mL dan 25 mL
 Gelas kimia
 Botol semprot
 Spatula
 Corong pendek
 Pipet seukuran
 Pipet tetes
 Batang pengaduk
b. Bahan
 Garam Fe(NH4OH)2SO4
 Larutan Hidroksilamin HCl 5 %
 Larutan 1,10 fenantrolin 0,1%
 Larutan CH3COONa 5 %
 Aquades
Page 10 of 23
4. Langkah kerja
a. Pembuatan larutan induk Fe(II) 100 ppm
 Timbang ± 0,0700 gr garam Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O
 Larutkan dalam labu takar 100 mL.
 Tambahkan 5 mL asam sulfat 2 M untuk menghindari hidrolisis.

b. Pembuatan larutan sandar Fe(II) 10 ppm


 Pipet sebanyak 10 mL larutan Fe(II) 100 ppm ke dalam labu ukur 100 mL, encerkan
hingga tanda batas.

c. Preparasi deret standar dan sampel


 Buatlah larutan deret standar Fe (II) 1 ppm; 1,5 ppm, 2 ppm; 2,5 ppm dan 3 ppm;
dari larutan standar 10 ppm ke dalam labu takar 25 mL.
 Sebelum diencerkan, tambahkan ke dalam masing-masing labu 1 mL larutan
hidroksilamin-HCl 5 %, 8 mL CH3COONa 5% dan 5 mL 1,10-fenantrolin 0,1%.
 Untuk larutan sampel, pipet sejumlah sampel ke dalam labu takar 25 mL, tambahkan
pereaksi dengan jumlah yang sama dengan larutan deret standar sebelum diencerkan.
 Diamkan larutan deret standar maupun sampel selama 10 menit sebelum dilakukan
pengukuran.

d. Penentuan panjang gelombang maksimum


 Dari larutan deret standar, gunakan larutan dengan konsentrasi 2 ppm untuk
menentukan panjang gelombang maksimum.
 Pengukuran absorban larutan dilakukan pada rentang panjang gelombang 400-600
nm (jarak rentang 10 nm, setelah mendekati panjang gelombang maksimum perkecil
rentangnya).

e. Pengukuran deret standar dan sampel


 Lakukan pengukuran serapan larutan deret standar dan sampel pada panjang
gelombang maksimum.
 Buatlah kurva kalibrasi antara konsentrasi dan serapan deret standar.
 Encerkan sampel bila serapan berada diluar rentang deret standar.

f. Perhitungan hasil analisis


Dari kurva kalibrasi diperoleh persamaan garis :
y = ax + b
dimana y adalah serapan dan x adalah konsentrasi.
Jadi konsentrasi sampel adalah
y–b
X=
a

Page 11 of 23
INSTRUKSI KERJA SPEKTROFOTOMETER IR

1. TUJUAN
1. Menentukan keberadaan zat aditif pada plastik kemasan melalui perlakuan
pemanasan.
2. Memahami prinsip dasar spektrometri inframerah dan menggunakannya untuk
identifikasi zat.
3. Mengembangkan kemampuan komunikasi verbal dan non verbal berkaitan dengan
hasil analisis.

2. PRINSIP DASAR
Senyawa kimia tertentu (hasil sintesa atau alami) mempunyai kemampuan menyerap
radiasi elektromagnetik dalam daerah spektrum inframerah (IR). Absorpsi radiasi IR
pada material tertentu berkaitan dengan fenomena bergetarnya molekul atau atom.
Spektrum serapan inframerah suatu senyawa mempunyai pola yang khas, sehingga
berguna untuk identifikasi senyawa (identifikasi keberadaan gugus-gugus fungsi yang
ada)
Posisi pita dalam analisa inframerah dinyatakan dalam satuan frekuensi. Frekuensi
sering dinyatakan sebagai bilangan gelombang, yakni jumlah gelombang atau panjang
gelombang per centimeter (cm –1). Daerah yang sering dianalisa dengan spektroskopi
inframerah adalah dalam kisaran 4000-600 cm-1 (setara dengan 2,5 – 25 mm) atau lebih
rendah. Hasil analisa dicatat dalam modus pemancar (%T) atau serapan (Abs).
Plastik merupakan polimer sintetik yang terbentuk dari reaksi polimerisasi monomer-
monomernya, seperti diperlihatkan pada reaksi berikut:

R R

R = -H (Polietilena)
-
= CH3 (Polipropilena)
= -C6H5 (Polistirena)
= -CH2CONH2 (Poliamida)

Page 12 of 23
Keberadaan gugus R akan mempengaruhi jenis, sifat kimia, sifat mekanik, dan
penggunaan polimer. Jenis-jenis polimer karena perbedaan gugus R dapat ditentukan
melalui metode spektrometri inframerah.
Zat aditif bermassa molekul rendah sering ditambahkan ke dalam polimer untuk
memperoleh sifat-sifat berkaitan dengan keterbakaran dan keluwesannya. Zat aditif ini
dapat berpindah ke dalam makanan-minuman jika mengalami kontak yang cukup lama
dengan makanan-minuman atau terkena perlakuan panas. Metode spektrometri
inframerah dapat digunakan untuk menentukan keberadaan zat aditif ini jika diberikan
perlakuan panas.

3. ALAT DAN BAHAN


a. Gunting
b. Interferometer FTIR Shimadzu 8400
c. Pengaduk Magnet dengan Pemanas
d. Labu Erlenmeyer 50 mL
e. Diklorometana
f. Sampel Plastik Kemasan Makanan-Minuman

4. LANGKAH KERJA
a. Sediakan sampel film plastik kemasan dan gunting dengan ukuran (2 x 1) cm.
b. Buatlah dua buah guntingan film. Film pertama akan langsung diukur sedangkan
film kedua ditempatkan dalam labu erlenmeyer berisi 10 mL pelarut diklorometana.
c. Panaskan dan aduk dengan pengaduk magnet pelarut diklormetana dan film dalam
labu erlenmeyer selama 2 jam.
d. Dapatkan spektra inframerah film tanpa perlakuan dan film setelah perlakuan, dan
bandingkan spektra keduanya.
e. Dapatkan pula spektra inframerah pelarut diklorometana awal dan setelah perlakuan,
dan bandingkan spektra keduanya.

Page 13 of 23
INSTRUKSI KERJA HPLC

1. Tujuan
b. Mahasiswa memahami cara kerja instrumen HPLC untuk analisis kuantitatif.
c. Mahasiswa dapat melakukan preparasi dengan tepat dan akurat , serta dapat
mengikuti manual pengoperasian HPLC.
d. Mahasiswa dapat menentukan/menghitung kadar zat aditif dalam sampel minuman.

2. Prinsip Dasar
Teknik HPLC merupakan suatu metode kromatografi cair-cair, yang dapat
digunakan baik untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif
dengan teknik HPLC didasarkan pada pengukuran luas area puncak analit dalam
kromatogram, dibandingkan dengan luas area standar. Pada prakteknya, metode
pembandingan area standar dan sampel kurang menghasilkan data yang akurat bila hanya
melibatkan satu konsentrasi standar. Oleh karena itu, dilakukan dengan menggunakan
teknik kurva kalibrasi.
Terdapat berbagai zat aditif yang digunakan oleh produsen makanan dan minuman
diantaranya : natrium benzoat, vitamin C,dan kafein untuk masing-maing tujuan tertentu.
Ketiga zat aditif tersebut merupakan senyawa yang memiliki sifat kepolaran yang berbeda,
dan memiliki gugus kromofor yang menyebabkan senyawa tersebut dapat menyerap sinar
UV. Berdasarkan karaktersitik senyawa ini memungkinkan dilakukannya analisis dengan
teknik HPLC menggunakan kolom nonpolar seperti C-18 dan fasa gerak polar.

3. Alat dan Bahan


a. Alat
 Perangkat HPLC
 Spatula
 Labu ukur 50 mL dan 10 mL (6 buah)
 Neraca analitik terkalibrasi
 Corong pendek
 Pipet tetes

Page 14 of 23
 Gelas kimia 20 mL
 Gelas ukur 500 mL
 Ultrasonic vibrator
 Pipet seukuran (1,2,3,4, dan 5 mL)
 kertas saring whattman
 membrane PTFE dan selulosa nitrat

b. Bahan
 Natrium benzoat p.a 20 mg
 Vitamin C standar 20 mg
 Kafein 20 mg
 Metanol for HPLC
 Sampel minuman yang mengandung vit. C
 Kalium dihidhirogenfosfat
 Aquabides
 asetonitril

4. Langkah Kerja
a. Pembuatan fasa gerak (Pelarut)
 Hitunglah jumlah KH2PO4 yang diperlukan untuk membuat larutan KH2PO4
0.01 M sebanyak 500mL dalam akuades. Kemudian ‘ajust’ pH pada nilai 2,65
dengan asam fosfat.
 Lakukan penyaringan untuk larutan KH2PO4 menggunakan membran selulosa
nitrat
 Lakukan penyaring pula untuk asetonitril dengan PTFE
 Hilangkan gelembung pada larutan dengan ultrasonic vibrator selama 15 menit.
 Buatlah campuran larutan fasa gerak KH2PO4 dan asetonitril (60:40) untuk
keperluan larutan standar dan larutan sampel, sesuai kebutuhan

Page 15 of 23
b. Pembuatan larutan induk natrium benzoat, Vit C, dan kafein
 Timbanglah zat standar natrium benzoat 20mg, vit C 20 mg dan kafein 20 mg
 Campurkan ketiga zat standar dengan melarutkan dalam 50 mL fasa gerak secara
kuantitatif pada labu ukur.
 Homogenkan selama 5 menit menggunakan ultra sonic vibrator.

5.3 Pembuatan deret larutan standar natrium benzoat, Vit C, dan kafein
 Pipet larutan induk masing-maing 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL, dan 5 mL encerkan
dengan fasa gerak dalam labu ukur 10 mL.

 Homogenkan larutan, kemudian, saringlah semua larutan standar tersebut


dengan menggunakan membrane PTFE.
 Tempatkan hasil saringan ke dalam vial bertutup yang telah diberi label.
 Lakukan degassing selama 5 menit. Larutan standar siap diinjeksikan.

5.4. Pembuatan larutan sampel


 Pipet 5 mL larutan sampel larutkan dengan fasa gerak hingga 10 mL secara
kuantitatif pada labu ukur.
 Lakukan penyaringan dengan PTFE, tampung dalam botol vial bertutup.
 Hilangkan gelembung pada larutan sampel dengan menggunakan ultrasonic
vibrator selama 5 menit.

5.5. Penyiapan Instrumen HPLC


Sementara melakukan preparasi sampel dan standar, hidupkan peralatan HPLC
sesuai dengan langkah berikut :
 Kondisikan instrumen HPLC dengan:
Fasa gerak dengan sistem elusi gradien dengan kondisi:

Page 16 of 23
Waktu(menit) % asetonitril %KH2PO4

0 60 40

1 40 60

2 20 80

3 30 70

4 40 60

5 60 40

Kolom : C-18 (12,5 cm)


Panjang gelombang : 254 nm
Laju alir : 0,75 mL/menit
Volume injeksi : 20 µL

 Pastikan kabel penghubung listrik telah tersambung dengan benar.


 Tekan tombol “ON” pada sakelar listrik.
 Isi botol fasa gerak dengan volume yang memadai dan kosongkan botol penampung.
 Tekan tombol “ON” pada alat, berturut-turut untuk power, detector dan pompa.
 Lakukan pemrograman alat dengan computer.Ikuti langkahnya sesuai isntruksi
dalam komputer .
 Pilihlah mode yang akan digunakan sesuai dengan parameter kondisi instrumen
 Apabila kromatogram telah menunjukkan base line yang mendatar, maka instrumen
siap digunakan,
 Injeksikan berturut-turut larutan standar (mulai dari konsentrasi terendah), dan
terakhir larutan sampel
 Cetak hasil pengukuran, catat kondisi percobaannya.
 Setelah selesai digunakan, matikan pompa dengan menyoroti tanda pompa dalam
computer.

Page 17 of 23
 Tutup file sesuai petunjuk, lalu matikan computer.
 Untuk mematikan, tekan tombol “Off” pada pompa, detector dan power secara
berurutan. Putuskan sambungan listrik.

5.6. Perhitungan hasil analisis


Dari hasil operasi instrumen akan diperoleh kurva kalibrasi. Bila kurva kalibrasi
diperoleh dengan koefisien regresi > 0,997, anda boleh melanjutkan perhitungan
kadar zat aditif dalam sampel. Hitunglah kadarnya dalam satuan % w/w
Bila tidak diperoleh kurva yang linier, maka lakukan diskusi untuk mencari
penyebabnya.

Page 18 of 23
INSTRUKSI KERJA GC
1. Tujuan
1.1. Mahasiswa dapat mengenal cara pengoperasian instrumen GC
1.2. Mahasiswa dapat memahami cara kerja instrumen GC untuk analisis kualitatif
1.3. Peserta dapat menentukan beberapa komponen dalam sampel premium, pertamak,
dan pertamak plus

2. Prinsip Dasar
Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan komponen-komponen dalam suatu
campuran berdasarkan perbedaan distribusi komponen-komponen ke dalam 2 fasa, yaitu
fasa gerak berupa gas dan fasa diam bisa cairan atau padatan. Selain pemisahan,
kromatografi gas juga dapat melakukan pengukuran kadar komponen-komponen dalam
sampel.
Kromatografi gas merupakan salah satu teknik kromatografi yang bisa digunakan untuk
memisahkan senyawa-senyawa organik. Senyawa-senyawa tersebut harus mudah
menguap dan stabil pada temperatur pengujian. Senyawa yang sukar menguap atau tidak
stabil juga apat diukur tetapi harus melalui proses derivatisasi terlebih dahulu.
Komponen-komponen utama dalam instrumentasi kromatografi gas terdiri dari gas
pembawa, injektor, kolom, detektor dan recorder.
Kromatografi gas dapat digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif. Analisis
kualitatif dilakukan dengan cara membandingkan waktu retensi, ko-kromatografi atau
spiking, dan spektrometri.

3. Alat dan Bahan


3.1. Alat
 Perangkat GC
 Botol vial
 Gelas ukur 10 mL
3.2. Bahan
 Standar Heksana p.a
 Standar Toluena p.a

Page 19 of 23
 Standar Xilen p.a
 Sampel Pertalite
 Sampel pertamak
 Sampel pertamak plus

4. Langkah Kerja
4.1. Siapkan Larutan standard dengan cara mencampurkan 0,5 mL hexane; 0,5 mL
toluene dan 0,5 mL xilena.
4.2. Siapkan larutan sampel pertalite/pertamax/pertamax plus sebanyak 1 mL
4.3. Siapkan larutan campuran sampel dan standar masing-masing 0,5 mL
4.4. Simaklah operator dalam menyiapkan dan menjelaskan cara mengoperasikan
instrumen GC.
 Seting gas pembawa dan gas pembakar
 Menyalakan GC, diikuti computer.
 Mengatur parameter operasional GC
suhu injector 150ºC, suhu detector 250ºC, suhu awal kolom pada 40ºC kemudian
diprogram dengan kenaikan 8ºC permenit sampai 150ºC dipertahankan selama 2
menit , detector FID, kolom DB-5, gas pembawa H2 tekanan 4-5 Bar.
4.5. Ukurlah larutan standar, sampel dan campuran yang sudah disiapkan dengan
instrumen GC
 Ambil sebanyak 0,5 µL larutan yang akan diukur dengan syringe dan injeksikan
pada GC.
4.6. Simaklah operator mengukur dan mencetak hasil
4.7. Diskusikan hasil pengukuran dengan dosen praktikum

Page 20 of 23
INSTRUKSI KERJA AAS

1. Tujuan
Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat:
a. mempreparasi sampel air limbah yang akan ditentukan kadar tembaganya dengan
alat spektrometer serapan atom.
b. menyiapkan larutan kerja dari larutan “stock” yang tersedia.
c. memahami prinsip penentuan kadar logam dalam suatu sampel dengan alat
spektrometer serapan atom.

2. Prinsip Dasar
Metode AAS adalah metode spektrometri yang didasari oleh adanya serapan/absorpsi
cahaya ultra violet (uv) atau visible (vis) oleh atom-atom suatu unsur dalam keadaan
dasar yang berada di dalam nyala api. Cahaya UV atau vis yang diserap berasal dari
energi yang diemisikan oleh sumber energi tertentu.
Besarnya cahaya yang diserap oleh suatu atom dalam keadaan dasar sebanding dengan
konsentrasinya. Hal ini berdasarkan hukum Lambert-Beer yang secara sederhana
dirumuskan sebagai berikut:

A=abC
Keterangan:
A = absorbansi/ daya serap
a = absorftivitas
b = lebar kuvet (cm)
C = konsentrasi

Dengan cara kurva kalibrasi, yaitu hubungan linier antara absorbansi (sumbu Y) dan
konsentrasi (sumbu X), kita dapat menentukan konsentrasi suatu sampel.

Ada tiga komponen alat yang utama dalam SSA, yaitu (1) unit atomisasi, berupa nyala
api dari pembakaran bahan bakar tertentu dengan oksidan; (2) sumber energi, berupa
hollow cathode; dan (3) unit pengukur fotometrik, terutama berupa detektor yang
dapat mendeteksi intensitas cahaya yang melaluinya.

Page 21 of 23
3. Alat dan Bahan
a. Alat
 Labu takar 50 mL 2 buah
 Labu takar 25 mL 4 buah
 Pipet tetes 1 buah
 Gelas kimia 100 mL 1 buah
 Gelas kimia 600 mL 1 buah
 Corong kecil 1 buah
 Pipet ukur 1 mL 1 buah
 Hot plate 1 buah
 Kaca arloji 1 buah
b. Bahan
 Larutan HNO3 0,2M
 Larutan stock Cu(II) 1000 ppm

4. Langkah Kerja
a. Preparasi sampel
 Ambil 50 mL sampel dan masukkan ke dalam gelas kimia 100 mL.
 Tambahkan 2,5 mL HNO3 pekat, aduk, kemudian uapkan di atas hot plate sampai
volumenya menjadi + 15 mL.
 Tambahkan lagi 2,5 mL HNO3 pekat, tutup dengan kaca arloji dan panaskan
kembali sampai warna larutan jernih.
 Dinginkan larutan sampel, tambahkan sedikit aquades dan tuangkan ke dalam
labu takar 50 mL
 Tepatkan volume sampel sampai dengan 50 mL dengan cara menambahkan
aquades.
 Jika masih ada yang tidak larut saring dengan kertas saring Whatmann.
b. Pembuatan Larutan blanko
 Buatlah larutan blanko berupa larutan HNO3 yang memiliki pH 2,0.
c. Pembuatan larutan kerja Cu (II)

Page 22 of 23
 Buatlah larutan kerja Cu(II) dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm; dengan
cara mengencerkan larutan stock dengan larutan blanko.
Catatan:
Untuk larutan kerja konsentrasi terkecil dibuat dalam labu takar 50 mL, sedangkan
untuk larutan standar lainnya dibuat dalam labu takar 25 mL.
d. Pembuatan kurva kalibrasi dan pengukuran konsentrasi sampel
 Ukur absorbansi masing-masing larutan kerja yang telah anda siapkan dimulai
dari konsentrasi terendah.
 Ukur absorbansi larutan sampel.
 Buat grafik hubungan absorbansi vs. konsentrasi dengan program Excell,
 Tentukan persamaan matematik hubungan linier antara absorbansi dengan
konsentrasi.
 Tentukan konsentrasi (ppm) tembaga(II) dalam larutan contoh uji.

Page 23 of 23

Anda mungkin juga menyukai