Anda di halaman 1dari 9

HALAMAN PENGESAHAN

STUDI VARIASI WIRING KWH METER ELEKTRONIK


TIGA FASA

Disusun oleh :
Nama : Gilang Pramudyo Angga Irawan
NPM : 1330501015

Telah diperiksa dan disetujui:

ii
Studi Variasi Wiring KWh Meter Elektronik
Tiga Fasa
Gilang Pramudyo Angga Irawan1), Sapto Nisworo2), Deria Pravitasari3)
1,2,3
Jurusan Teknik Elektro FT UNTIDAR
Jl. Kapten S. Parman No. 39 Magelang 56116 INDONESIA
g.lunkz88@gmail.com1, saptonisworo@gmail.com2, deria.pravitasari@untidar.ac.id3

Intisari – Setiap konsumen listrik yang menggunakan jasa dari listrik terjadi transaksi jual beli tenaga listrik antara PT.
perusahaan yang memproduksi listrik diharuskan untuk PLN (Persero) dan pelanggan. Proses transaksi tenaga
membayar biaya transaksi. Besar biaya transaksi yang harus listrik antara penyedia dan pelanggan dihitung dari
dibayar dapat diketahui dengan menggunakan kWh meter. penggunaan daya listrik oleh pelanggan. APP diperlukan
Dalam pelaksanaan transaksi tenaga listrik diperlukan
untuk menghitung penggunaan daya listrik pada
pengukuran yang akurat terhadap daya listrik yang digunakan
konsumen. Kesalahan dalam pengukuran akan pelanggan. APP merupakan kumpulan dari alat pengukur
mengakibatkan daya listrik yang terukur menjadi berbeda pembatas dengan perlengkapannya yang terpasang dalam
dengan daya listrik yang dikonsumsi. Salah satu penyebab kotak yang telah ditentukan jenis dan ukurannya.
terjadinya kesalahan pengukuran daya listrik adalah adanya Pengukuran untuk menentukan besarnya penggunaan daya
kesalahan dalam pengkabelan (wiring) yang menghubungkan listrik, dalam pengukuran ini alat pengukur yang dipakai
antar kumparan-kumparan yang terdapat pada alat ukur daya meliputi alat ukur kWh, alat ukur kVARh, alat ukur arus
listrik. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh variasi dan alat ukur tegangan. Pembatasan untuk menentukan
wiring pada alat ukur konsumsi daya listrik dalam skala batas penggunaan daya listrik sesuai dengan kontrak daya
laboratorium. Setelah dilakukan penelitian di skala
listrik tersambung. Alat pembatas meliputi pemutus arus,
laboratorium dengan menggunakan metode analisis fasor
maka dapat dibuktikan bahwa pemasangan wiring yang salah pengaman lebur dan relai pembatas. Perlengkapan adalah
akan mengakibatkan perubahan faktor daya sehingga daya peralatan yang dipasang untuk meliputi transformator
listrik yang terukur menjadi berbeda dengan yang seharusnya. arus, transformator tegangan, dan kabel pengawatan
(SPLN 55: 1990).
Kata kunci – Wiring, kWh meter, Sudut Fasa, Analisis Fasor. Sistem tenaga listrik di Jawa Tengah menggunakan
sistem tiga fasa empat kawat dengan tegangan nominal
I. PENDAHULUAN 20kV antar fasa. Pada pelanggan dengan daya listrik di
atas 200kVA, PT. PLN (Persero) memberikan pelayanan
Dalam peradaban modern, sumber daya listrik tenaga listrik langsung dari sistem tegangan menegah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dengan tegangan terpasang 20kV. Karena alat pengukur
manusia. Berkembangnya teknologi, peralatan dengan daya listrik yang tersedia mempunyai batasan tegangan
catu daya listrik serta meningkatnya jumlah pelanggan apabila dipasang pada sistem tegangan menengah, maka
daya listrik menuntut tersedianya daya listrik yang perlu digunakan transformator arus dan transformator
berkualitas dan kontinuitas penyaluran yang handal (Short tegangan sebagai perlengkapan pengukuran daya listrik.
T. A., 2004). Penggunaan transformator arus dan transformator
Seiring dengan perkembangan masa, daya listrik tegangan terdapat kerugian yang disebabkan pemilihan
memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan peralatan tansformator instrumen yang tidak sesuai
hidup manusia. Semakin bertambahnya permintaan daya dengan arus dan tegangan yang masuk dan kesalahan
listrik, PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan negara yang wiring yang berakibat pada kesalahan hasil pengukuran
bergerak di bidang kelistrikan tentunya berusaha untuk (Wahyudi, 2009).
memberikan pelayanan secara maksimal dalam proses Dalam pelaksanaan transaksi tenaga listrik
penyaluran daya listrik kepada pelanggan. Penyaluran diperlukan pengukuran yang akurat terhadap daya listrik
daya listrik dari PT. PLN (Persero) selaku penyedia yang digunakan oleh pelanggan. Kesalahan dalam
layanan kepada pelanggan disebut dengan sistem pengukuran dapat mengakibatkan kerugian pada pihak
distribusi tenaga listrik. Sistem tenaga listrik terdiri atas penyedia tenaga listrik atau pihak pelanggan tenaga listrik.
lima bagian utama, yakni pusat pembangkit, saluran Kesalahan pengukuran daya listrik dapat terjadi karena
transmisi, saluran distribusi, sambungan ke pelanggan dan kesalahan pada alat ukur dan kesalahan pada instalasi
beban tenaga listrik (Pansini, A. J., 2005). peralatan pengukuran daya listrik. Salah satu penyebab
Sistem distribusi tenaga listrik di Jawa Tengah kesalahan pengukuran daya listrik adalah kesalahan dalam
merupakan sistem yang meliputi jaringan tegangan pemasangan pengkabelan (wiring) antar perlengkapan
menengah (JTM) 20kV 3-fasa 4 kawat dan jaringan pengukuran daya listrik. Hal ini mengakibatkan terjadi
tegangan rendah (JTR) 220V 1-fasa dan 380V 3-fasa ketidak sesuaian antara daya listrik yang digunakan oleh
hingga alat pengukur dan pembatas (APP) di instalasi pelanggan dengan daya yang diukur oleh alat ukur,
pelanggan. Pada proses penyaluran atau penggunaan daya
sehingga transaksi tenaga listrik merugikan salah satu hubungkan ke kumparan arus secara seri, seperti
pihak. ditunjukkan pada Gambar 1 berikut.
Dalam penelitian ini akan membahas mengenai
pengaruh kesalahan wiring alat pengukur daya listrik
terhadap penggunaan daya listrik yang sebenarnya pada
alat pengukur daya listrik milik PT. PLN (Persero) yang
dipasang pada pelanggan tenaga listrik pada skala
laboratorium. Tujuan yang akan dicapai pada penelitian
ini adalah untuk menganalisis hasil pengukuran daya
listrik pada skala laboratorium pada saat pemasangan
wiring perlengkapan pengukuran daya benar dan salah
pada skala laboratorium dengan beban seimbang,
mengetahui selisih pengukuran daya listrik pada saat
pemasangan wiring perlengkapan pengukuran daya benar
dan salah, mengetahui pengaruh jenis beban terhadap daya
terukur saat wiring benar dan salah.
Gambar 1 Prinsip suatu meter penunjuk energi listrik analog
II. ALAT UKUR KWH METER
B. KWh Meter Elektronik
KWh meter merupakan peralatan yang berfungsi
untuk menghitung penggunaan daya listrik. kWh meter Seiring perkembangan teknologi alat ukur,
digunakan PT. PLN untuk mengetahui jumlah penggunaan kWh meter dengan piringan alumunium
penggunaan daya listrik oleh konsumen. Energi listrik mulai digantikan dengan penggunaan kWh meter digital
yang dihitung oleh kWh meter adalah perhitungan daya sering disebut dengan kWh meter elektronik. KWh meter
aktif yang digunakan dikalikan dengan waktu dalam elektronik merupakan suatu alat ukur besaran listrik yang
satuan jam (hours) dan faktor daya. bekerja berdasarkan prinsip elektronik (pulsa). Indikator
pemakaian kWh meter elektronik adalah LED indikator
A. KWh Meter Analog yang berkedip. Konstanta pada kWh meter elektronik
adalah Pulse/kWh. Kelebihan penggunaan kWh meter
Sistem kWh meter adalah alat penghitung pemakaian elektronik adalah karena kelas ketelitian yang lebih tinggi
daya listrik tiap satuan waktu. Alat ini bekerja daripada kWh meter dengan piringan alumunium dan
menggunakan metode induksi medan magnet dimana kemudahan dalam melakukan analisa terhadap
medan magnet tersebut menggerakkan cakram yang pengukuran daya listrik. Prinsip kerja kWh meter
terbuat dari alumunium. Pada cakram alumunium itu elektronik seperti ditunjukkan gambar 2:
terdapat poros yang mana poros tersebut akan
menggerakkan counter digit sebagai tampilan jumlah kWh
yg digunakan. KWh meter memiliki dua kumparan yaitu
kumparan tegangan dengan koil yang diameternya tipis
dengan kumparan lebih banyak dari pada kumparan arus
dan kumparan arus dengan koil yang diameternya tebal
dengan kumparan lebih sedikit. kWh meter dilengkapi
dengan magnet permanen yang berfungsi menetralkan
piringan alumunium dari induksi medan magnet. Arus
listrik yang melalui kumparan arus mengalir sesuai
dengan perubahan arus terhadap waktu. Hal ini
menimbulkan adanya medan di permukaan kawat tembaga
pada koil kumparan arus. Kumparan tegangan membantu Gambar 2 Diagram skematik kWh meter elektronik
mengarahkan medan magnet agar menerpa permukaan
alumunium sehingga terjadi suatu gesekan antara piringan Pengukuran pemakaian energi listrik dengan
alumunium dengan medan magnet di sekelilingnya. menggunakan kWh meter elektronik adalah dengan cara
Dengan demikian maka piringan tersebut mulai berputar mendeteksi nilai sinyal arus dan tegangan pada line.
dan kecepatan putarnya dipengaruhi oleh besar kecilnya Gambar 3 adalah diagram blok dari proses pengukuran
arus listrik yang melalui kumparan arus. Pengawatan kWh energi listrik dalam sistem digital.
meter terdapat empat buah terminal yang terdiri dari dua
buah terminal masukan dari jala – jala listrik PLN dan dua
terminal lainnya merupakan terminal keluaran yang akan
menyuplai tenaga listrik ke pelanggan. Dua terminal
masukan dihubungkan ke kumparan tegangan secara
paralel dan antara terminal masukan dan keluaran di Gambar 3 Diagram blok dari sistem kWh meter elektronik
Arus dan tegangan bolak-balik dikonversikan oleh
tranducer r.m.s menjadi tegangan searah, tegangan searah
diubah menjadi bilangan biner oleh analog to digital
converter. Daya listrik rata-rata dihitung dengan proses
multiplikasi bilangan biner antara arus dan tegangan,
kemudian komsumsi daya listrik didapatkan dari proses
akumulasi daya listrik setiap selang waktu (T S). Proses
perhitungan konsumsi energi listrik ditunjukkan pada blok
diagram gambar 4.

Gambar 5 Pemasangan wiring yang benar pada kWh meter

Sedangkan gambar 6 menunjukkan gambar contoh saat


wiring salah. Pada gambar 2.11 terlihat bahwa terjadi
kesalahan pemasangan pada terminal tegangannya, yaitu
terminal kumparan tegangan fasa S dihubungkan dengan
terminal kumparan arus fasa R, terminal kumparan
tegangan fasa T dihubungkan dengan terminal kumparan
arus fasa S, dan terminal kumparan tegangan fasa R
dihubungkan dengan terminal kumparan arus fasa T.
Kesalahan pemasangan wiring ini dapat menyebabkan
nilai daya yang terukur tidak sesuai dengan nilai terukur
yang seharusnya.
Gambar 4 Proses perhitungan pemakaian daya listrik tiap satuan waktu

C. Wiring KWh Meter Elektronik

Pada kWh meter terdapat istilah wiring yang


merupakan sistem pengkabelan yang menghubungkan
antara kumparan tegangan dan kumparan arus pada setiap
fasanya. Pemasangan wiring antara kumparan arus dan
kumparan tegangan pada setiap fasa (R, S, T, dan netral)
harus tepat untuk mendapatkan hasil pengukuran energi
yang akurat. Pada prinsipnya kumparan arus dan tegangan Gambar 6 Pemasangan wiring yang salah pada kWh meter
harus tersambung pada fasa yang sama. Kesalahan
pemasangan wiring pada alat ukur daya listrik antara III. KESALAHAN KWH METER
kumparan arus dan kumparan tegangan pada setiap
fasanya akan berakibat pada kesalahan pengukuran daya KWh meter menghitung jumlah daya listrik yang
listrik. Dengan demikian sistem pengkabelan (wiring) mengalir pada pembebanan konstan dan pembebanan
antara kumparan arus dan kumparan tegangan pada setiap yang bervariasi. Salah satu cara untuk menentukan
fasanya harus dipasang pada urutan yang tepat. Letak kesalahan penunjukan kWh meter, maka kWh meter
kesalahan wiring pada umumnya terjadi pada kWh meter dioperasikan pada pembebanan yang tertentu dan
tiga fasa, yaitu berupa kesalahan urutan penghubungan mengukur besarnya daya yang mengalir serta mengamati
ketiga fasa antara terminal arus dan tegangan. kWh meter yang sedang diuji. Jumlah daya yang dipakai
Gambar 5 merupakan gambar diagram pengawatan dapat dihitung jika daya dijaga konstan dalam selang
pada kWh meter tiga fasa saat wiring benar, sedangkan waktu tertentu. Jika daya yang mengalir konstan, maka
gambar 6 menunjukkan diagram pengawatan saat wiring untuk suatu kWh meter dapat kita tuliskan hubungan
salah. Pada gambar tersebut terdapat 11 terminal. Pada antara daya pada waktu tertentu (energi) dan jumlah
setiap fasa terdapat tiga terminal yang terdiri dari dua putaran (pada kWh meter analog) atau jumlah pulse (pada
terminal arus, arus masukan dan arus keluaran, serta satu meter elektronik) seperti terlihat pada persamaan (1)
terminal tegangan. Selain itu juga terdapat terminal netral sebagai berikut:
masukan dan terminal netral keluaran. Gambar 5
menunjukkan gambar saat pemasangan wiring benar. Pada 𝑁
𝐸 =𝑃𝑡= ................................................ (1)
gambar tersebut letak pemasangan terminal arus dan 𝑐
tegangan untuk setiap fasa sudah tepat.
keterangan: dilakukan, alat ukur ini juga digunakan untuk
E = energi (kWh); menampilkan arus, tegangan dan faktor daya pada
N = ω t = jumlah putaran piringan atau pulse LED rangkaian pengujian. Pemasangan alat ukur ini dengan
(putaran atau pulse); cara memasang sensor clamp arus pada rangkaian arus
ω = jumlah putaran per jam (putaran/jam atau dan memasang sensor clamp tegangan pada rangkaian
pulse/jam); tegangan yang masuk ke kWh meter;
C = konstanta kWh meter (putaran/ kWh atau
Pulse/kWh);
P = daya (kW);
t = waktu (detik).

Kesalahan kWh meter dapat diketahui dengan


menggunakan persamaan (2). Persamaan (2) menunjukkan
bahwa untuk menghitung kesalahan kWh meter perlu
diketahui pengukuran daya yang terukur pada kWh meter
dan pengukuran daya yang sebenarnya digunakan oleh
pelanggan. Kesalahan kWh meter dalam persen dapat
dinyatakan sebagai berikut:
𝑃𝑝 −𝑃𝑠
Gambar 8 Power quality analyzer
%𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝑥 100% ........................ (2)
𝑃𝑠
5. Stopwatch, digunakan untuk menghitung waktu sesuai
Perhitungan daya yang terukur pada kWh meter jumlah pulse (kedip) LED indikator kWh meter.
dapat diketahui dengan persamaan (3).
𝑁 𝑥 3600 𝑥 1000
𝑃𝑝 = ……….………..…............. (3)
𝐶𝑥𝑡

Perhitungan daya sebenarnya yang digunakan oleh


pelanggan dapat diketahui dengan persamaan (4).

𝑃𝑠 = 𝑉 𝐼 cos φ.……….................................. (4)

keterangan:
𝑃𝑝 = jumlah daya yang diukur oleh kWh meter (W);
Gambar 9 Stopwatch
𝑃𝑠 = jumlah daya yang sebenarnya (W).
IV. HASIL DAN ANALISIS
Peralatan yang digunakan dalam pengujian adalah
sebagai berikut: Pengujian kWh meter elektronik tiga fasa pada skala
1. Sumber tegangan tiga fasa, digunakan sebagai sumber laboratorium dilakukan untuk mendapatkan data hasil
arus dan tegangan; pengujian kWh meter elektronik tiga fasa pada wiring
2. Beban linier dan non linier seimbang; yang bervariasi. Langkah melakukan penelitian pengujian
3. kWh meter elektronik tiga fasa merk EDMI tipe kWh meter elektronik tiga fasa adalah sebagai berikut:
GENIUS kelas 1; 1. melakukan pengujian kWh meter elektronik tiga fasa
pada saat wiring benar;
2. melakukan pengujian kWh meter elektronik tiga fasa
dengan variasi kesalahan wiring;
3. menghitung kesalahan kWh meter elektronik tiga
fasa pada saat dilakukan variasi kesalahan wiring;
4. melakukan analisis kesalahan pengukuran daya
listrik pada kWh meter dengan menggunakan
persamaan dan analisis diagram fasor.
Pengujian pada skala laboratorium dilakukan pada
beban yang seimbang dengan jenis beban linier dan non
linier. Beban yang digunakan diatur pada faktor daya 1
beban linier, faktor daya 0,8 beban induktif (0,8 lag) dan
faktor daya 0,8 kapasitif (0,8 lead). Pengujian dilakukan
Gambar 7 kWh meter elektronik tiga fasa pada kondisi wiring kWh meter elektronik benar dan
4. Power Quality Analyzer merk KYORITSU tipe KEW kondisi wiring salah. Rangkaian pengujian wiring salah
6310, digunakan untuk mengetahui pemakaian daya dilakukan dengan melakukan variasi kesalahan pada
yang sebenarnya sesuai pengaturan beban yang wiring arus dan tegangan yang masuk ke kWh meter.
Variasi kesalahan pada wiring yang dilakukan adalah analisis fasor menggunakan persamaan (4) didapatkan
sebagai berikut : hasil sebagai berikut.
1. VR – IS, VS – IT, VT – IR
2. VR – IT, VS – IR, VT – IS Gambar 10 menunjukkan perhitungan daya yang
Pengujian ini bertujuan untuk menganalisis hasil diukur oleh kWh meter sebagai berikut:
pengukuran daya listrik pada skala laboratorium pada saat
pemasangan wiring perlengkapan pengukuran daya benar Pr = Vr Ir cos φr = 57,4 x 5,03 x 1 = 288,72 W
dan salah pada skala laboratorium dengan beban Ps = Vs Is cos φs = 56,7 x 5,02 x 1 = 284,63 W
seimbang, mengetahui selisih pengukuran daya listrik Pt = Vt It cos φt = 56,3 x 4,91 x 1 = 276,43 W
pada saat pemasangan wiring perlengkapan pengukuran Ptotal = Pr + Ps + Pt = 849,79 W
daya benar dan salah, mengetahui pengaruh jenis beban
terhadap daya terukur saat wiring benar dan salah. Hasil
pengukuran didapatkan dari hasil pengukuran power
quality analyzer dibandingkan terhadap hasil pengukuran
kWh meter elektronik tiga fasa.
Variasi wiring pengukuran kWh meter adalah
melakukan variasi pada wiring arus dan tegangan yang
masuk ke kWh meter. Perhitungan kesalahan kWh meter
elektronik tiga fasa dilakukan sesuai dengan persamaan
(2). Perhitungan daya yang terukur pada kWh meter dapat
diketahui dengan menggunakan persamaan (3), sedangkan
daya sebenarnya yang digunakan dapat diketahui
menggunakan persamaan (4). Perhitungan daya
sebenarnya pada sistem tiga fasa dapat dilakukan dengan Gambar 10 Diagram fasor pengukuran kWh meter elektronik wiring
menjumlahkan daya sebenarnya pada masing-masing benar VR – IR, VS – IS, VT – IT faktor daya 1
fasa,. Data yang digunakan adalah data pada hasil
pengujian kWh meter, data perhitungan daya sebenarnya Gambar 11 menunjukkan saat pemasangan
didapatkan dari pengukuran power quality analyzer, data wiring arus dan tegangan salah dengan hubungan VR – IS,
perhitungan daya yang diukur kWh meter didapatkan VS – IT, VT – IR maka sudut antara arus dan tegangan akan
berdasarkan perhitungan waktu dan jumlah pulse pada bergeser sebesar 240°. Sehingga didapatkan perhitungan
kWh meter, serta dilengkapi dengan analisis diagram fasor daya total yang diukur oleh kWh meter sebagai berikut:
sesuai dengan variasi wiring yang dilakukan. Pada
pengujian didapatkan hasil seperti terlihat pada tabel 1 Pr = Vr Ir cos (240° + φr) = 57,2 x 5,03 x -0,5
sebagai berikut: = -143,86 W
Ps = Vs Is cos (240° + φs) = 56,7 x 5,02 x -0,5
Tabel 1 Tabel kesalahan kWh meter pada beban seimbang berdasarkan = -142,32 W
persamaan (2)
Pt = Vt It cos (240° + φt) = 56,3 x 4,91 x -0,5
N (jml kesalahan = -138,22 W
Variasi wiring t (detik) cos φ Pp (W) Ps (W)
pulse) (%) Ptotal = Pr + Ps + Pt = -424,39 W
wiring benar
5 21,51 1 837 845,6 -1,02
VR – IR, VS – IS, VT – IT
wiring salah
5 42,86 1 420 845,6 -50,33
VR – IS, VS – IT, VT – IR
wiring salah
5 43,06 1 418 845,6 -50,57
VR – IT, VS – IR, VT – IS
wiring benar
5 26,99 0,8 lag 667 675,21 -1,22
VR – IR, VS – IS, VT – IT
wiring salah
5 23,14 0,8 lag 778 675,21 15,22
VR – IS, VS – IT, VT – IR
wiring salah
5 163,64 0,8 lag 110 675,21 -83,71
VR – IT, VS – IR, VT – IS
wiring benar
5 26,87 0,8 lead 670 678,27 -1,22
VR – IR, VS – IS, VT – IT
wiring salah
5 165,14 0,8 lead 109 678,27 -83,93
VR – IS, VS – IT, VT – IR Gambar 11 Diagram fasor pengukuran kWh meter elektronik wiring
wiring salah salah VR – IS, VS – IT, VT – IR faktor daya 1
5 23,17 0,8 lead 777 678,27 14,56
VR – IT, VS – IR, VT – IS
Gambar 12 menunjukkan saat pemasangan wiring
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 1, dilakukan arus dan tegangan salah dengan hubungan VR – IS, VS – IT,
juga analisis diagram fasor pada setiap pengujian. Hasil VT – IR maka sudut antara arus dan tegangan akan bergeser
sebesar 120°. Sehingga didapatkan perhitungan daya total
yang diukur oleh kWh meter sebagai berikut:

Pr = Vr Ir cos (120° + φr) = 57,3 x 5,03 x -0,5


= -144,11 W
Ps = Vs Is cos (120° + φs) = 56,5 x 5,02 x -0,5
= -141,82 W
Pt = Vt It cos (120° + φt) = 56,3 x 4,91 x -0,5
= -138,22 W
Ptotal = Pr + Ps + Pt = -424,14 W

Gambar 13 Diagram fasor pengukuran kWh meter elektronik wiring


benar VR – IR, VS – IS, VT – IT faktor daya 0,8 lag

Gambar 14 menunjukkan saat pemasangan wiring


arus dan tegangan salah dengan hubungan VR – IS, VS – IT,
VT – IR maka sudut antara arus dan tegangan akan bergeser
sebesar 240°. Sehingga didapatkan perhitungan daya total
yang diukur oleh kWh meter sebagai berikut:

Pr = Vr Ir cos (240° + φr) = 57,2 x 5,03 x -0,9


Gambar 12 Diagram fasor pengukuran kWh meter elektronik wiring = -264,59 W
salah VR – IT, VS – IR, VT – IS faktor daya 1 Ps = Vs Is cos (240° + φs) = 56,7 x 5,02 x -0,9
= -261,75 W
Berdasarkan analisis diagram fasor pengukuran kWh Pt = Vt It cos (240° + φt) = 56,3 x 5,03 x -0,9
meter elektronik wiring benar faktor daya 1 pada gambar = -260,42 W
10 maka dapat dilihat bahwa kesalahan pengukuran kWh Ptotal = Pr + Ps + Pt = -786,77 W
meter terhadap pengukuran daya yang sebenarnya masih
sesuai dengan kelasnya. Gambar 11 dan 12 dapat
digunakan untuk menunjukkan bahwa hasil pengukuran
daya pada kWh meter adalah nilai negatif, sehingga
kesalahan pada tabel 1 pada saat wiring salah adalah
kesalahan pada kWh meter karena daya terukur negatif.
Hasil pengukuran tersebut dapat diartikan bahwa daya
yang terukur adalah daya impor, sehingga seolah-olah
kWh meter mengukur daya kebalikan dari arah aliran daya
sebenarnya dari penyedia ke pelanggan.

Gambar 13 menunjukkan perhitungan daya yang


diukur oleh kWh meter sebagai berikut:

Pr = Vr Ir cos φr = 57,3 x 5,03 x 0,8 = 230,58 W Gambar 14 Diagram fasor pengukuran kWh meter elektronik wiring
Ps = Vs Is cos φs = 56,7 x 5,02 x 0,8 = 227,71 W salah VR – IS, VS – IT, VT – IR faktor daya 0,8 lag
Pt = Vt It cos φt = 56,1 x 5,03 x 0,8 = 225,75 W
Ptotal = Pr + Ps + Pt = 684,03 W
Gambar 15 menunkukkan saat pemasangan wiring
arus dan tegangan salah dengan hubungan VR – IS, VS – IT,
VT – IR maka sudut antara arus dan tegangan akan bergeser
sebesar 120°. Sehingga nilai sudut akan bergeser
sejauh:didapatkan perhitungan daya total yang diukur oleh
kWh meter sebagai berikut:

Pr = Vr Ir cos (120° + φr) = 57,3 x 5,03 x 0,1


= 34,48 W
Ps = Vs Is cos (120° + φs) = 56,5 x 5,02 x 0,1
= 33,93 W
Pt = Vt It cos (120° + φt) = 56,3 x 5,02 x 0,1
= 33,81 W
Gambar 16 Diagram fasor pengukuran kWh meter elektronik wiring
Ptotal = Pr + Ps + Pt = 102,21 W
benar VR – IR, VS – IS, VT – IT faktor daya 0,8 lead

Gambar 17 menunjukkan saat pemasangan wiring


arus dan tegangan salah dengan hubungan VR – IS, VS – IT,
VT – IR maka sudut antara arus dan tegangan akan bergeser
sebesar 240°. Sehingga didapatkan perhitungan daya total
yang diukur oleh kWh meter sebagai berikut:

Pr = Vr Ir cos (240° + φr) = 57,1 x 5,02 x 0,1


= 34,29 W
Ps = Vs Is cos (240° + φs) = 56,8 x 5,02 x 0,1
= 34,11 W
Pt = Vt It cos (240° + φt) = 56,3 x 5,03 x 0,1
= 33,87 W
Ptotal = Pr + Ps + Pt = 102,27 W
Gambar 15 Diagram fasor pengukuran kWh meter elektronik wiring
salah VR – IT, VS – IR, VT – IS faktor daya 0,8 lag

Berdasarkan analisis diagram fasor pengukuran kWh


meter elektronik wiring benar faktor daya 0,8 lag pada
gambar 13 maka dapat dilihat bahwa kesalahan
pengukuran kWh meter terhadap pengukuran daya yang
sebenarnya masih sesuai dengan kelasnya. Gambar 14
dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa hasil
pengukuran daya pada kWh meter adalah nilai negatif,
sehingga kesalahan pada tabel 1 pada saat wiring salah
adalah kesalahan pada kWh meter karena daya terukur
negatif. Hasil pengukuran tersebut dapat diartikan bahwa
daya yang terukur adalah daya impor, sehingga seolah-
Gambar 17 Diagram fasor pengukuran kWh meter elektronik wiring
olah kWh mengukur daya kebalikan dari arah aliran daya salah VR – IS, VS – IT, VT – IR faktor daya 0,8 lead
sebenarnya dari penyedia ke pelanggan. Gambar 15
menunjukkan bahwa hasil pengukuran daya pada kWh Gambar 18 menunjukkan saat pemasangan wiring
meter sangat kecil karena pemasangan wiring yang salah. arus dan tegangan salah dengan hubungan VR – IS, VS – IT,
VT – IR maka sudut antara arus dan tegangan akan bergeser
Gambar 16 menunjukkan perhitungan daya yang sebesar 120°. Sehingga didapatkan perhitungan daya total
diukur oleh kWh meter sebagai berikut: yang diukur oleh kWh meter sebagai berikut:
Pr = Vr Ir cos φr = 57,4 x 5,03 x 0,8 = 230,98 W Pr = Vr Ir cos (120° + φr) = 57,3 x 5,03 x -0,9
Ps = Vs Is cos φs = 56,7 x 5,02 x 0,8 = 227,71 W = -264,52 W
Pt = Vt It cos φt = 56,2 x 5,03 x 0,8 = 226,15 W Ps = Vs Is cos (120° + φs) = 56,6 x 5,02 x -0,9
Ptotal = Pr + Ps + Pt = 684,83 W = -261,29 W
Pt = Vt It cos (120° + φt) = 56,3 x 5,03 x -0,9 mengakibatkan kerugian bagi pihak penyedia tenaga
= -260,42 W listrik.
Ptotal = Pr + Ps + Pt = -786,24 W Pengujian kWh meter elektronik yang dilakukan
mempunyai kesulitan karena metode membandingkan
daya terukur pada kWh meter menggunakan jumlah pulse
indikator dan waktu untuk mencapai jumlah pulse tertentu
karena tidak mengetahui arah aliran daya yang terukur
sebelum melakukan analisis diagram fasor. Hal ini sangat
berbeda dengan pengujian kWh meter analog yang terlihat
dengan jelas ketika aliran daya berlawanan maka putaran
piringan juga akan berputar ke arah yang berlawanan dari
seharusnya. Pengujian kWh meter elektronik akan lebih
mudah dilakukan menggunakan software pembacaan kWh
meter elektronik sehingga dapat diketahui diagram fasor
pengukuran kWh dan langsung dibandingkan dengan
diagram fasor pada power quality analizer.

Gambar 18 Diagram fasor pengukuran kWh meter elektronik wiring


V. KESIMPULAN
salah VR – IT, VS – IR, VT – IS faktor daya 0,8 lead
Pemasangan wiring antara arus dan tegangan pada
Berdasarkan analisis diagram fasor pengukuran kWh kWh meter yang salah menyebabkan perbedaan faktor
meter elektronik wiring benar faktor daya 0,8 lead pada daya antara faktor daya yang sebenarnya dan faktor daya
gambar 16 maka dapat dilihat bahwa kesalahan yang diukur kWh meter, sehingga hasil pengukuran daya
pengukuran kWh meter terhadap pengukuran daya yang listrik menjadi berbeda dibandingkan saat pemasangan
sebenarnya masih sesuai dengan kelasnya. Gambar 17 wiring antara arus dan tegangan benar. Persentase
menunjukkan bahwa hasil pengukuran daya pada kWh kesalahan pengukuran daya listrik yang diakibatkan
meter sangat kecil karena pemasangan wiring yang salah. pemasangan wiring yang salah pada kWh meter dapat
Gambar 18 dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa berubah-ubah nilainya bergantung pada besarnya arus dan
hasil pengukuran daya pada kWh meter adalah nilai tegangan, hubungan arus dan tegangan setiap fasa, serta
negatif, sehingga kesalahan pada tabel 1 pada saat wiring sudut antara arus dan tegangan. KWh meter akan
salah adalah kesalahan pada kWh meter karena daya mengukur daya kebalikan dari arah aliran daya ketika
terukur negatif. Hasil pengukuran tersebut dapat diartikan sudut antara arus dan tegangan bernilai antara 90° sampai
bahwa daya yang terukur adalah daya impor, sehingga 180° (kuadran II) dan antara 180° sampai 270° (kuadran
seolah-olah kWh mengukur daya kebalikan dari arah III). Kesalahan wiring tidak boleh terjadi pada pengukuran
aliran daya sebenarnya dari penyedia ke pelanggan. daya listrik.
Kesalahan kWh meter elektronik pada saat wiring
benar dan jenis beban seimbang linier dan beban DAFTAR PUSTAKA
seimbang non linier berkisar antara 1-1,2 %. Kesalahan
kWh meter elektronik pada saat wiring salah dan jenis Chapman, S.J. 1985. Eectric Machinery Fundamental,
beban seimbang linier dan beban seimbang non linier McGraw-Hill Book Company: USA
berkisar antara -83,93 % sampai dengan 15% dengan arah Hadi, Abdul. 1994. Sistem Distribusi Daya Listrik, Edisi
pengukuran yang berlawanan dengan arah aliran daya Ketiga, Penerbit Erlangga: Jakarta.
pemakaian pelanggan. Kadir, Abdul. 2000. Distribusi Dan Utilisasi Tenaga
Pengujian kWh meter dengan melakukan variasi Listrik, Penerbit Universitas Indonesia (UI-
wiring yang salah akan mengakibatkan nilai faktor daya Press): Jakarta.
berubah. Saat faktor daya berubah maka beberapa besaran Marsudi, Djiteng. 2006. Operasi Sistem Tenaga Listrik
listrik seperti daya aktif, daya reaktif, dan energi listrik Edisi Kedua. Graha __ Ilmu: Yogyakarta.
juga akan berubah dan berbeda jika dibandingkan dengan Pansini, A.J. 2005, Guide to Electric Power Generation,
pemasangan wiring benar. Pada pengujian variasi wiring The Fairmont Press; Lilburn.
kWh meter elektronik bahkan terjadi kesalahan Sapiie, Soedjana. 1978, Pengukuran dan Alat-alat Ukur
pengukuran daya listrik ketika kWh meter membaca daya Listrik, PT. Pradnja Paramita: Jakarta.
impor yang berkebalikan arah terhadap aliran daya yang Short, T.A. 2004, Electric Power Distribution handbook,
digunakan oleh pelanggan. Berdasarkan analisa diagram CRC Press: London.
fasor, perubahan faktor daya karena beban ketika wiring Thiel, M dan R. Hurth. 1993, Energy Consumption
kWh meter benar tidak akan menyebabkan pengukuran Measurement and Peak Load Monitoring,
kWh meter berkebalikan arah terhadap aliran daya dari Leybold Didactic GmbH: Germany.
penyedia ke pelanggan. Apabila kesalahan wiring terjadi
pada periode waktu tertentu maka akan mengakibatkan
energi listrik yang terukur tidak akurat, hal ini akan

Anda mungkin juga menyukai