Publikasi Studi Variasi Wiring KWH Meter Elektronik Tiga Fasa
Publikasi Studi Variasi Wiring KWH Meter Elektronik Tiga Fasa
Disusun oleh :
Nama : Gilang Pramudyo Angga Irawan
NPM : 1330501015
ii
Studi Variasi Wiring KWh Meter Elektronik
Tiga Fasa
Gilang Pramudyo Angga Irawan1), Sapto Nisworo2), Deria Pravitasari3)
1,2,3
Jurusan Teknik Elektro FT UNTIDAR
Jl. Kapten S. Parman No. 39 Magelang 56116 INDONESIA
g.lunkz88@gmail.com1, saptonisworo@gmail.com2, deria.pravitasari@untidar.ac.id3
Intisari – Setiap konsumen listrik yang menggunakan jasa dari listrik terjadi transaksi jual beli tenaga listrik antara PT.
perusahaan yang memproduksi listrik diharuskan untuk PLN (Persero) dan pelanggan. Proses transaksi tenaga
membayar biaya transaksi. Besar biaya transaksi yang harus listrik antara penyedia dan pelanggan dihitung dari
dibayar dapat diketahui dengan menggunakan kWh meter. penggunaan daya listrik oleh pelanggan. APP diperlukan
Dalam pelaksanaan transaksi tenaga listrik diperlukan
untuk menghitung penggunaan daya listrik pada
pengukuran yang akurat terhadap daya listrik yang digunakan
konsumen. Kesalahan dalam pengukuran akan pelanggan. APP merupakan kumpulan dari alat pengukur
mengakibatkan daya listrik yang terukur menjadi berbeda pembatas dengan perlengkapannya yang terpasang dalam
dengan daya listrik yang dikonsumsi. Salah satu penyebab kotak yang telah ditentukan jenis dan ukurannya.
terjadinya kesalahan pengukuran daya listrik adalah adanya Pengukuran untuk menentukan besarnya penggunaan daya
kesalahan dalam pengkabelan (wiring) yang menghubungkan listrik, dalam pengukuran ini alat pengukur yang dipakai
antar kumparan-kumparan yang terdapat pada alat ukur daya meliputi alat ukur kWh, alat ukur kVARh, alat ukur arus
listrik. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh variasi dan alat ukur tegangan. Pembatasan untuk menentukan
wiring pada alat ukur konsumsi daya listrik dalam skala batas penggunaan daya listrik sesuai dengan kontrak daya
laboratorium. Setelah dilakukan penelitian di skala
listrik tersambung. Alat pembatas meliputi pemutus arus,
laboratorium dengan menggunakan metode analisis fasor
maka dapat dibuktikan bahwa pemasangan wiring yang salah pengaman lebur dan relai pembatas. Perlengkapan adalah
akan mengakibatkan perubahan faktor daya sehingga daya peralatan yang dipasang untuk meliputi transformator
listrik yang terukur menjadi berbeda dengan yang seharusnya. arus, transformator tegangan, dan kabel pengawatan
(SPLN 55: 1990).
Kata kunci – Wiring, kWh meter, Sudut Fasa, Analisis Fasor. Sistem tenaga listrik di Jawa Tengah menggunakan
sistem tiga fasa empat kawat dengan tegangan nominal
I. PENDAHULUAN 20kV antar fasa. Pada pelanggan dengan daya listrik di
atas 200kVA, PT. PLN (Persero) memberikan pelayanan
Dalam peradaban modern, sumber daya listrik tenaga listrik langsung dari sistem tegangan menegah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan dengan tegangan terpasang 20kV. Karena alat pengukur
manusia. Berkembangnya teknologi, peralatan dengan daya listrik yang tersedia mempunyai batasan tegangan
catu daya listrik serta meningkatnya jumlah pelanggan apabila dipasang pada sistem tegangan menengah, maka
daya listrik menuntut tersedianya daya listrik yang perlu digunakan transformator arus dan transformator
berkualitas dan kontinuitas penyaluran yang handal (Short tegangan sebagai perlengkapan pengukuran daya listrik.
T. A., 2004). Penggunaan transformator arus dan transformator
Seiring dengan perkembangan masa, daya listrik tegangan terdapat kerugian yang disebabkan pemilihan
memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan peralatan tansformator instrumen yang tidak sesuai
hidup manusia. Semakin bertambahnya permintaan daya dengan arus dan tegangan yang masuk dan kesalahan
listrik, PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan negara yang wiring yang berakibat pada kesalahan hasil pengukuran
bergerak di bidang kelistrikan tentunya berusaha untuk (Wahyudi, 2009).
memberikan pelayanan secara maksimal dalam proses Dalam pelaksanaan transaksi tenaga listrik
penyaluran daya listrik kepada pelanggan. Penyaluran diperlukan pengukuran yang akurat terhadap daya listrik
daya listrik dari PT. PLN (Persero) selaku penyedia yang digunakan oleh pelanggan. Kesalahan dalam
layanan kepada pelanggan disebut dengan sistem pengukuran dapat mengakibatkan kerugian pada pihak
distribusi tenaga listrik. Sistem tenaga listrik terdiri atas penyedia tenaga listrik atau pihak pelanggan tenaga listrik.
lima bagian utama, yakni pusat pembangkit, saluran Kesalahan pengukuran daya listrik dapat terjadi karena
transmisi, saluran distribusi, sambungan ke pelanggan dan kesalahan pada alat ukur dan kesalahan pada instalasi
beban tenaga listrik (Pansini, A. J., 2005). peralatan pengukuran daya listrik. Salah satu penyebab
Sistem distribusi tenaga listrik di Jawa Tengah kesalahan pengukuran daya listrik adalah kesalahan dalam
merupakan sistem yang meliputi jaringan tegangan pemasangan pengkabelan (wiring) antar perlengkapan
menengah (JTM) 20kV 3-fasa 4 kawat dan jaringan pengukuran daya listrik. Hal ini mengakibatkan terjadi
tegangan rendah (JTR) 220V 1-fasa dan 380V 3-fasa ketidak sesuaian antara daya listrik yang digunakan oleh
hingga alat pengukur dan pembatas (APP) di instalasi pelanggan dengan daya yang diukur oleh alat ukur,
pelanggan. Pada proses penyaluran atau penggunaan daya
sehingga transaksi tenaga listrik merugikan salah satu hubungkan ke kumparan arus secara seri, seperti
pihak. ditunjukkan pada Gambar 1 berikut.
Dalam penelitian ini akan membahas mengenai
pengaruh kesalahan wiring alat pengukur daya listrik
terhadap penggunaan daya listrik yang sebenarnya pada
alat pengukur daya listrik milik PT. PLN (Persero) yang
dipasang pada pelanggan tenaga listrik pada skala
laboratorium. Tujuan yang akan dicapai pada penelitian
ini adalah untuk menganalisis hasil pengukuran daya
listrik pada skala laboratorium pada saat pemasangan
wiring perlengkapan pengukuran daya benar dan salah
pada skala laboratorium dengan beban seimbang,
mengetahui selisih pengukuran daya listrik pada saat
pemasangan wiring perlengkapan pengukuran daya benar
dan salah, mengetahui pengaruh jenis beban terhadap daya
terukur saat wiring benar dan salah.
Gambar 1 Prinsip suatu meter penunjuk energi listrik analog
II. ALAT UKUR KWH METER
B. KWh Meter Elektronik
KWh meter merupakan peralatan yang berfungsi
untuk menghitung penggunaan daya listrik. kWh meter Seiring perkembangan teknologi alat ukur,
digunakan PT. PLN untuk mengetahui jumlah penggunaan kWh meter dengan piringan alumunium
penggunaan daya listrik oleh konsumen. Energi listrik mulai digantikan dengan penggunaan kWh meter digital
yang dihitung oleh kWh meter adalah perhitungan daya sering disebut dengan kWh meter elektronik. KWh meter
aktif yang digunakan dikalikan dengan waktu dalam elektronik merupakan suatu alat ukur besaran listrik yang
satuan jam (hours) dan faktor daya. bekerja berdasarkan prinsip elektronik (pulsa). Indikator
pemakaian kWh meter elektronik adalah LED indikator
A. KWh Meter Analog yang berkedip. Konstanta pada kWh meter elektronik
adalah Pulse/kWh. Kelebihan penggunaan kWh meter
Sistem kWh meter adalah alat penghitung pemakaian elektronik adalah karena kelas ketelitian yang lebih tinggi
daya listrik tiap satuan waktu. Alat ini bekerja daripada kWh meter dengan piringan alumunium dan
menggunakan metode induksi medan magnet dimana kemudahan dalam melakukan analisa terhadap
medan magnet tersebut menggerakkan cakram yang pengukuran daya listrik. Prinsip kerja kWh meter
terbuat dari alumunium. Pada cakram alumunium itu elektronik seperti ditunjukkan gambar 2:
terdapat poros yang mana poros tersebut akan
menggerakkan counter digit sebagai tampilan jumlah kWh
yg digunakan. KWh meter memiliki dua kumparan yaitu
kumparan tegangan dengan koil yang diameternya tipis
dengan kumparan lebih banyak dari pada kumparan arus
dan kumparan arus dengan koil yang diameternya tebal
dengan kumparan lebih sedikit. kWh meter dilengkapi
dengan magnet permanen yang berfungsi menetralkan
piringan alumunium dari induksi medan magnet. Arus
listrik yang melalui kumparan arus mengalir sesuai
dengan perubahan arus terhadap waktu. Hal ini
menimbulkan adanya medan di permukaan kawat tembaga
pada koil kumparan arus. Kumparan tegangan membantu Gambar 2 Diagram skematik kWh meter elektronik
mengarahkan medan magnet agar menerpa permukaan
alumunium sehingga terjadi suatu gesekan antara piringan Pengukuran pemakaian energi listrik dengan
alumunium dengan medan magnet di sekelilingnya. menggunakan kWh meter elektronik adalah dengan cara
Dengan demikian maka piringan tersebut mulai berputar mendeteksi nilai sinyal arus dan tegangan pada line.
dan kecepatan putarnya dipengaruhi oleh besar kecilnya Gambar 3 adalah diagram blok dari proses pengukuran
arus listrik yang melalui kumparan arus. Pengawatan kWh energi listrik dalam sistem digital.
meter terdapat empat buah terminal yang terdiri dari dua
buah terminal masukan dari jala – jala listrik PLN dan dua
terminal lainnya merupakan terminal keluaran yang akan
menyuplai tenaga listrik ke pelanggan. Dua terminal
masukan dihubungkan ke kumparan tegangan secara
paralel dan antara terminal masukan dan keluaran di Gambar 3 Diagram blok dari sistem kWh meter elektronik
Arus dan tegangan bolak-balik dikonversikan oleh
tranducer r.m.s menjadi tegangan searah, tegangan searah
diubah menjadi bilangan biner oleh analog to digital
converter. Daya listrik rata-rata dihitung dengan proses
multiplikasi bilangan biner antara arus dan tegangan,
kemudian komsumsi daya listrik didapatkan dari proses
akumulasi daya listrik setiap selang waktu (T S). Proses
perhitungan konsumsi energi listrik ditunjukkan pada blok
diagram gambar 4.
keterangan:
𝑃𝑝 = jumlah daya yang diukur oleh kWh meter (W);
Gambar 9 Stopwatch
𝑃𝑠 = jumlah daya yang sebenarnya (W).
IV. HASIL DAN ANALISIS
Peralatan yang digunakan dalam pengujian adalah
sebagai berikut: Pengujian kWh meter elektronik tiga fasa pada skala
1. Sumber tegangan tiga fasa, digunakan sebagai sumber laboratorium dilakukan untuk mendapatkan data hasil
arus dan tegangan; pengujian kWh meter elektronik tiga fasa pada wiring
2. Beban linier dan non linier seimbang; yang bervariasi. Langkah melakukan penelitian pengujian
3. kWh meter elektronik tiga fasa merk EDMI tipe kWh meter elektronik tiga fasa adalah sebagai berikut:
GENIUS kelas 1; 1. melakukan pengujian kWh meter elektronik tiga fasa
pada saat wiring benar;
2. melakukan pengujian kWh meter elektronik tiga fasa
dengan variasi kesalahan wiring;
3. menghitung kesalahan kWh meter elektronik tiga
fasa pada saat dilakukan variasi kesalahan wiring;
4. melakukan analisis kesalahan pengukuran daya
listrik pada kWh meter dengan menggunakan
persamaan dan analisis diagram fasor.
Pengujian pada skala laboratorium dilakukan pada
beban yang seimbang dengan jenis beban linier dan non
linier. Beban yang digunakan diatur pada faktor daya 1
beban linier, faktor daya 0,8 beban induktif (0,8 lag) dan
faktor daya 0,8 kapasitif (0,8 lead). Pengujian dilakukan
Gambar 7 kWh meter elektronik tiga fasa pada kondisi wiring kWh meter elektronik benar dan
4. Power Quality Analyzer merk KYORITSU tipe KEW kondisi wiring salah. Rangkaian pengujian wiring salah
6310, digunakan untuk mengetahui pemakaian daya dilakukan dengan melakukan variasi kesalahan pada
yang sebenarnya sesuai pengaturan beban yang wiring arus dan tegangan yang masuk ke kWh meter.
Variasi kesalahan pada wiring yang dilakukan adalah analisis fasor menggunakan persamaan (4) didapatkan
sebagai berikut : hasil sebagai berikut.
1. VR – IS, VS – IT, VT – IR
2. VR – IT, VS – IR, VT – IS Gambar 10 menunjukkan perhitungan daya yang
Pengujian ini bertujuan untuk menganalisis hasil diukur oleh kWh meter sebagai berikut:
pengukuran daya listrik pada skala laboratorium pada saat
pemasangan wiring perlengkapan pengukuran daya benar Pr = Vr Ir cos φr = 57,4 x 5,03 x 1 = 288,72 W
dan salah pada skala laboratorium dengan beban Ps = Vs Is cos φs = 56,7 x 5,02 x 1 = 284,63 W
seimbang, mengetahui selisih pengukuran daya listrik Pt = Vt It cos φt = 56,3 x 4,91 x 1 = 276,43 W
pada saat pemasangan wiring perlengkapan pengukuran Ptotal = Pr + Ps + Pt = 849,79 W
daya benar dan salah, mengetahui pengaruh jenis beban
terhadap daya terukur saat wiring benar dan salah. Hasil
pengukuran didapatkan dari hasil pengukuran power
quality analyzer dibandingkan terhadap hasil pengukuran
kWh meter elektronik tiga fasa.
Variasi wiring pengukuran kWh meter adalah
melakukan variasi pada wiring arus dan tegangan yang
masuk ke kWh meter. Perhitungan kesalahan kWh meter
elektronik tiga fasa dilakukan sesuai dengan persamaan
(2). Perhitungan daya yang terukur pada kWh meter dapat
diketahui dengan menggunakan persamaan (3), sedangkan
daya sebenarnya yang digunakan dapat diketahui
menggunakan persamaan (4). Perhitungan daya
sebenarnya pada sistem tiga fasa dapat dilakukan dengan Gambar 10 Diagram fasor pengukuran kWh meter elektronik wiring
menjumlahkan daya sebenarnya pada masing-masing benar VR – IR, VS – IS, VT – IT faktor daya 1
fasa,. Data yang digunakan adalah data pada hasil
pengujian kWh meter, data perhitungan daya sebenarnya Gambar 11 menunjukkan saat pemasangan
didapatkan dari pengukuran power quality analyzer, data wiring arus dan tegangan salah dengan hubungan VR – IS,
perhitungan daya yang diukur kWh meter didapatkan VS – IT, VT – IR maka sudut antara arus dan tegangan akan
berdasarkan perhitungan waktu dan jumlah pulse pada bergeser sebesar 240°. Sehingga didapatkan perhitungan
kWh meter, serta dilengkapi dengan analisis diagram fasor daya total yang diukur oleh kWh meter sebagai berikut:
sesuai dengan variasi wiring yang dilakukan. Pada
pengujian didapatkan hasil seperti terlihat pada tabel 1 Pr = Vr Ir cos (240° + φr) = 57,2 x 5,03 x -0,5
sebagai berikut: = -143,86 W
Ps = Vs Is cos (240° + φs) = 56,7 x 5,02 x -0,5
Tabel 1 Tabel kesalahan kWh meter pada beban seimbang berdasarkan = -142,32 W
persamaan (2)
Pt = Vt It cos (240° + φt) = 56,3 x 4,91 x -0,5
N (jml kesalahan = -138,22 W
Variasi wiring t (detik) cos φ Pp (W) Ps (W)
pulse) (%) Ptotal = Pr + Ps + Pt = -424,39 W
wiring benar
5 21,51 1 837 845,6 -1,02
VR – IR, VS – IS, VT – IT
wiring salah
5 42,86 1 420 845,6 -50,33
VR – IS, VS – IT, VT – IR
wiring salah
5 43,06 1 418 845,6 -50,57
VR – IT, VS – IR, VT – IS
wiring benar
5 26,99 0,8 lag 667 675,21 -1,22
VR – IR, VS – IS, VT – IT
wiring salah
5 23,14 0,8 lag 778 675,21 15,22
VR – IS, VS – IT, VT – IR
wiring salah
5 163,64 0,8 lag 110 675,21 -83,71
VR – IT, VS – IR, VT – IS
wiring benar
5 26,87 0,8 lead 670 678,27 -1,22
VR – IR, VS – IS, VT – IT
wiring salah
5 165,14 0,8 lead 109 678,27 -83,93
VR – IS, VS – IT, VT – IR Gambar 11 Diagram fasor pengukuran kWh meter elektronik wiring
wiring salah salah VR – IS, VS – IT, VT – IR faktor daya 1
5 23,17 0,8 lead 777 678,27 14,56
VR – IT, VS – IR, VT – IS
Gambar 12 menunjukkan saat pemasangan wiring
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 1, dilakukan arus dan tegangan salah dengan hubungan VR – IS, VS – IT,
juga analisis diagram fasor pada setiap pengujian. Hasil VT – IR maka sudut antara arus dan tegangan akan bergeser
sebesar 120°. Sehingga didapatkan perhitungan daya total
yang diukur oleh kWh meter sebagai berikut:
Pr = Vr Ir cos φr = 57,3 x 5,03 x 0,8 = 230,58 W Gambar 14 Diagram fasor pengukuran kWh meter elektronik wiring
Ps = Vs Is cos φs = 56,7 x 5,02 x 0,8 = 227,71 W salah VR – IS, VS – IT, VT – IR faktor daya 0,8 lag
Pt = Vt It cos φt = 56,1 x 5,03 x 0,8 = 225,75 W
Ptotal = Pr + Ps + Pt = 684,03 W
Gambar 15 menunkukkan saat pemasangan wiring
arus dan tegangan salah dengan hubungan VR – IS, VS – IT,
VT – IR maka sudut antara arus dan tegangan akan bergeser
sebesar 120°. Sehingga nilai sudut akan bergeser
sejauh:didapatkan perhitungan daya total yang diukur oleh
kWh meter sebagai berikut: