DISUSUN OLEH :
Dispepsia adalah kumpulan beberapa gejala klinis yang terdiri dari rasa sakit perut pada
saluran cerna bagian atas, keluhan rasa panas di dada, perut kembung, cepat kenyang,
mual dan muntah. (Arsyad, Irmaini, & Hidayaturrami, 2018)
Dispepsia merupakan rasa tidak nyaman yang berasal dari daerah abdomen bagian atas.
Rasa tidak nyaman tersebut dapat berupa salah satu atau beberapa gejala berikut yaitu:
nyeri epigastrium, rasa terbakar di epigastrium, rasa penuh setelah makan, cepat kenyang,
rasa kembung pada saluran cerna atas, mual, muntah, dan sendawa. (Konsensus Nasional
Penatalaksanaan Dispepsia dan Infeksi Helicobacter Pylori, 2014) dikutip dari
(Meilandani, Dirdjo, & Taharuddin, 2015).
Dispepsia merupakan kumpulan gejala atau keluhan berupa nyeri atau rasa tidak nyaman
pada ulu hati, mual, kembung, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut merasa
penuh atau begah. (Andre, Machmud, & Murni, 2013)
B. ETIOLOGI
Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifat organik (struktual)
dan fungsional. Penyakityang bersifat organik antara lain karena terjadinya gangguan
disaluran cerna atau disekitar saluran cerna, seperti pankreas, kandung empedu dan lain-
lain. Sedangkan penyakit yang bersifat fungsionaldapatdipicukarena faktor psikologis
dan factor intoleran terhadap obat-obatan dan jenis makanan tertentu (Purnamasari,
2017).
Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit baik yang bersifat organik dan
fungsional. Penyakit yang bersifat organik antara lain karena terjadinya gangguan di
saluran cerna atau di sekitar saluran cerna, seperti pankreas, kandung empedu dan lain-
lain. Sedangkan penyakit yang bersifat fungsional dapat dipicu karena faktor psikologis
dan faktor intoleran terhadap obat-obatan dan jenis makanan tertentu.
Faktor-faktor yang menyebabkan dispepsia adalah:
Bakteri tersebut hidup di bawah lapisan selaput lendir sendiri adalah untuk
melindungi kerusakan dinding lambung akibat produksi asam lambung. Infeksi yang
diakibatkan bakteri helicobacter menyebakan peradangan pada dinding lambung.
2. Merokok
Rokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Oleh karena itu orang yang
merokok lebih sensitive terhadap dispepsia maupun ulser.
3. Stres
Stres bisa menyebabkan terjadi perubahan hormonal di dalam tubuh. Perubahan itu
akan merangsang sel-sel dalam lambung yang kemudian memproduksi asam secara
berlebihan. Asam yang berlebihan ini membuat lambung terasa nyeri, perih dan
kembung.
Konsumsi obat penghilang rasa nyeri seperti obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS)
misalnya aspirin, ibuproven yang terlalu sering dapat menyebabkan penyakit gastritis,
baik itu gastritis akut maupun kronis.
C. KLASIFIKASI/JENIS PENYAKIT
1. Dispepsia organik artinya penyebabnya sudah pasti. Dispepsia ini jarang ditemukan
pada pasien usia lebih dari 40 tahun. Penyebabnya antara lain sebagai berikut :
a. Dispepsia tukak (ulcus-like dyspepsia). Gejala yang ditemukan biasanya nyeri ulu
hati pada waktu makan atau perut kosong
b. Dispepsia tidak tukak. Gejalanya sama dengan dispepsia tukak, bisa pada pasien
gastritis, duodenitis tetapi pada pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda vital
c. Refluk gastroesofagus. Gejala berupa rasa panas di dada dan regurgitas terutama
setelah makan
d. Penyakit saluran empedu. Keluhan berupa nyeri mulut dari perut kanan atas atau
ulu hati yang menjalar ke bahu kanan dan punggung
e. Karsinoma
1) Kanker esofagus. Keluhan berupa disfagia, tidak bisa makan, perasaan penuh
diperut, penurunan penurunan berat badan, anoreksia, adenopati servikal, dan
cegukan setelah makan
2) Kanker lambung. Jenis yang paling umum terjadi adalah adenokarsinoma atau
tumor epitel. Keluhan berupa rasa tidak nyaman pada epigastrik, tidak bisa
makan, dan perasaan kembung setelah makan.
3) Kanker pankreas. Gejala yang palng umum antara lain penurunan berat badan,
ikterik dan nyeri daerah punggung atau epigastrik
4) Kanker hepar. Gejala berupa nyeri hebat pada abdomen dan mungkin
menyebar ke skapula kasus penurunan berat badan, epigastrik terasa penuh
dan anoreksia
a. Faktor asam lambung pasien. Pasien biasanya sensitif terhadap kenaikan produksi
asam ambung dan hal tersebut menimbulkan nyeri
b. Kelainan psikis, stres dan faktor lingkungan. Stress dan faktor lingkungan diduga
berperan pada kelainan fungsional saluran cerna, menimbulkan gangguan
sirkulasi, motilitas, klan vaskularisasi
D. PATOFISIOLOGI KASUS
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti
nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi
kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi
pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi
asam pada lambung, terjadi muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun
cairan
E. PATOFLOW (PATHWAY)
F. TANDA DAN GEJALA
Adanya gas diperut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat kenyang, mual,
tidak ada nafsu makan dan perut terasa panas. Rasa penuh, cepat keyang, kembung
setalah makan, mual muntah, sering bersendawa, tidak nafsu makan, nyeri uluh hati dan
dada atau regurgitas asam lambung ke mulut. Gejala dispepsia akut dan kronis
berdasarkan jangka waktu tiga bulan meliput: rasa sakit dan tidak enak di ulu hati, perih,
mual, berlangsung lama dan sering kambuh dan disertai dengan ansietas dan depresi
(Purnamasari, 2017).
Dispepsia Perubahan pada kesehatan ansietas dispepsia fungsional, dispepsia organic,
respon mukosa lambung, perangsangan saraf simpatis, kopi, alcohol, stress, nyeri, kontak
dengan mukosa gaster, vasodilatasi mukosa gaster, mual, peningkatan produksi Hcl
dilambung, muntah, kekurangan volume cairan, pengelupasan, nyeri epigastrik
berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung, defisit pengetahuan.
3. Cepat kenyang
4. Mual
5. Muntah
7. Sering bersendawa
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang lengkap dan pemeriksaan darah dalam
tinja, dan urin. Jika ditemukan leukosit dosis berarti tanda-tanda infeksi. Jika tampak
cair berlendir atau banyak mengandung lemak pada pemeriksaan tinja kemungkinan
menderita malabsorpsi. Seseorang yang diduga menderita dyspepsia ulkus sebaiknya
diperiksa derajat keasaman lambung. Jika diduga suatu keganasan, dapat diperiksa
tumormarker (dugaan karsinoma kolon), dan (dugaan karsinoma pankreas).
2. Barium enema untuk memeriksa saluran cerna pada orang yang mengalami kesulitan
menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik
atau memburuk bila penderita makan.
3. Endoskopi biasa digunakan untuk mendapatkan contoh jaringan dari lapisan lambung
melalui tindakan biopsi. Pemeriksaan nantinya di bahwa mikroskop untuk
mengetahui apakah lambung terinfeksi Helicobacter pylori. Endoskopi merupakan
pemeriksaan bakuemas, selain sebagai diagnostik sekaligus terapeutik.
4. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti foto polos abdomen, serologi H. pylori, urea
breath test, dan lain-lain dilakukan atas dasar indikasi (Ida, 2016).
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
I. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin muncul pada dispepsia antar lain : Penderita sindroma
dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya komplikasi yang tidak ringan.
Adapun komplikasi dari dispepsia antara lain:
1. Perdarahan
2. Kanker lambung
3. Muntah darah
4. Ulkus peptikum
J. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/istrahat
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
Gejala : Faktor stres akut atau kronik (keuangan, hubungan dan kerja), perasaan tak
berdaya
4. Eliminasi
5. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual, muntah, manasalah menelan, nyeri ulu hati, perubahan
berat badan.
Tanda : Muntah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit
buruk, berat jenis urine meningkat
6. Neurologi
Gejala : Nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat
biasanya tiba-tiba dapat disertai perforasi, rasa ketidaknyamanan/distres samar-samar
setelah makan banyak dan hilang dengan makan, nyeri epigastrium kiri smpai tengah
atau menyebar kepinggang terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida.
Tanda : Wajah meringis, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, dan
perhatian yang menyempit.
8. Keamanan
1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi dan inflamasi pada lapisan mukosa,
submukosa, dan lapisan otot lambung.