Anda di halaman 1dari 3

Jurnal 2 : Pengaruh Tingkat Ketergantungan Daerah, Temuan Audit BPK, Jumlah Satuan Kerja

Perangkat Daerah, Dan Ukuran Legislatif Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
Volume : Volume 5, No. 3, 2020
Tahun : 2020
Penulis : M Ridwan dan M Rizal Yahya

Latar Belakang :

Pada era akuntansi modern praktek akutansi sektor publik (ASP) yang dilaksanakan oleh lembaga
pemerintahan menerima atensi lebih daripada yang telah lalu dari berbagai kalangan. Masyarakat
menuntut adanya transparan dan pemerintah yang akuntabel terkait kegiatan lembaga
pemerintahan didalamnya. Sehingga dengan tingginya tuntutan masyarakat mengakibatkan
perlunya penerapan tata kelola perihal publik yang baik (good governance).

Salah satu bentuk untuk menciptakan good governance (GG) didalam dikelolanya keuangan
Pemerintah Daerah (pemda) dan pemerintahan induk yakni kewajiban untuk menyampaikan
pertanggungjawaban didalam format yang sesuai SAP (Standar Akutansi Pemerintahan). Laporan
Keuangan (LK) pemda minimal berisi Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Posisi Keuangan
(LAK), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)

Ratnasari (2016) menyatakan bahwasanya faktor lain yang memengaruhi tingkat penyajian LK
Pemda yakni hasil dari temuan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Adanya temuan audit
disebabkan karena indikasi ketidakpatuhan kepada UU dari pemeriksaan LK Pemda.

Alasan lain yang memengaruhi tingkat penyajian LK Pemda menurut Rahayu & Mardiana (2016)
yakni ukuran legislatif, didalam hal ini ditunjukkan oleh jumlah anggota Dewan Perwakilan
RakyatDaerah yang akan memberi pressure kepada pemerintahan untuk penyajian laporan
keungan. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi dari DPRD yakni fungsi pengawasan yang bertugas
mengendalikan lajunya pemerintah supaya sesuai seperti apa yang di sarankan masyarakat dan
memantau dilaksanakannya pelaporan dan penyajian informasi keuangan pemda agar bersifat
akuntabel dan transparan.

Tujuan Penelitian :

perangkat daerah dan ukuran legislative terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan
pemerintah daerah.

Metode Penelitian :

Studi ini bertujuan untuk menguji hipotesi. Penelitian ini kuantitatif dimana tingkat intervensi dalam
studi in ialah minimal.jenis investigasi pada studi ini menggunakan jenis studi kausal. Situasi studi ini
adalah tidak teratur. Unit analisis studi adalah kabupaten/kota di Aceh dan data yang digunakan
merupakan sekunder. Penelitian ini bersifat pooled data.
Hasil Penelitian :

Hasil pengujian statistic di ketahui bahwa tingkat ketergantungan daerah, temuan audit BPK, jumlah
SKPD, dan ukuran legislative secara simultan mempengaruhi tingkat pengungkapan LKPD. Hasil
pengujian membuktikan bahwa keempat variable bebas tersebut seluruhnya mempengaruhi tingkat
pengungkapan LKPD.

Kesimpulan :

- Tingkat ketergantungan daerah, temuan audit, jumlah SKPD, dan ukuran legislative secara
bersama – sama berpengaruh signifikan kepada tingkat penyajian LKPD pada Kabupaten/kota di
Provinsi Aceh.
- Tingkat ketergantungan berpengaruh kepada tingkat penyajian LKPD pada Kabupaten/kota di
provinsi Aceh.
- Jumlah temuan berpengaruh kepada tingkat penyajian LKPD pada Kabupaten/kota di Provinsi
Aceh.
- Jumlah SKPD mempengaruhi kepada tingkat penyajian LKPD pada Kabupaten/kota di Provinsi
Aceh.
- Ukuran Legislatif berpengaruh kepada tingkat penyajian LKPD pada Kabupaten/kota di Provinsi
Aceh.

Kelebihan :

Penelitian ini memakai penyajian wajib (Mandatory disclosure) dikarenakan peneliti akan
membandingkan antar penyajian yang ada di dalam LKPD dengan yang seharusnya disajikan menurut
Standar Akuntansi Pemerintah.

Kekurangan :

Penelitian ini memiliki kekurangan yaitu pada variabel yang diteliti, yakni hanya variabel tingkat
ketergantungan daerah, temuan audit, jumlah SKPD, ukuran legislative dan tingkat penyajian LKPD.

Jurnal 3 : Pengaruh Temuan Audit BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Opini Audit atas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Struktur Anggaran
Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah

Volume : Volume 01, No. 01, Juni, 2020

Tahun : 2020

Penulis : Dede Kurnia

Latar Belakang :

Kinerja mampu memberikan dampak yang positif jika dilakukan dan diawasi dengan baik oleh para
pemangku kepentingan di tataran pemerintahan dan pembagian tugas dan kegiatan untuk
mencapai suatu hal yang telah di tetapkan. BPK dalam hal ini berperan aktif sebagai instansi yang
mengawasi keuangan yang di kelola pemerintahan dan bersinergi untuk menciptakan output hasil
kinerja pemerintahan yang mampu memberikan pelayanan terbaik di semua sektor untuk
masyarakat yang menjadi fokus utama hasil kinerja yang di lakukan pemerintahan.

Dalam pengelolaan keuangan daerah, LKPD suatu pemda merupakan unsur yang tidak dapat
dipisahkan dan memerlukan pengawasan serta pemeriksaan (audit) yang baik agar tidak terjadi
kecurangan. Selain Laporan Keuangan yang menggambarkan akuntabilitas keuangan, dalam rangka
mewujudkan good governance pada Pemerintah Daerah, diperlukan pengembangan dan penerapan
sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (akuntabilitas kinerja).
Tujuan :

Untuk mengetahui pengaruh temuan audit BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Opini Audit
atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Struktur Anggaran
Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

Metode Penelitian :

Penelitian dilakukan di 8 Pemerintahan Kabupaten Kota se-Provinsi Banten, dengan obyek penelitian
yang dijadikan populasi dan sampel adalah laporan keuangan yang telah di audit oleh Badan
Pemeriksaan Keuangan dari Tahun 2013 – 2016. Analisis yang digunakan menggunakan analisis
deskriptif untuk melihat pengaruh temuan audit, opini audit, tindak lanjut atas hasil pemeriksaan dan
struktur anggaran terhadap kinerja pemerintah daerah.

Anda mungkin juga menyukai