LANDASAN TEORITIS
4
Usman, 2010:3
5
Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 68
pembelajaran secara tepat. Disamping itu, supervisi membantu guru agar memiliki
kemampuan dalam mengembangkan kecakapan pribadi.
Supervisi juga bertujuan membentuk moral kelompok yang kuat dan
mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan
bersahabat serta saling menghargai satu sama lainnya. Makna lain yang
terkandung dalam definisi tersebut adalah bahwa supervisi dimaksudkan untuk
membantu guru dalam memberi pengertian kepada masyarakat mengenai program
yang sudah ada dan direncanakan oleh sekolah agar masyarakat dapat mengerti
dan membantu usaha sekolah. Intinya, supervisi akademik menurut Bordmab
adalah bantuan kepada guru dalam meningkatkan pemahaman dan kecakapan
kompetensi profesional tenaga pendidik, agar berhasil mencapai tujuan
pendidikan6.
Menurut Mulyasa (2003:11) supervisi akademik merupakan suatu proses yang
dirancang secara khusus untuk membantu guru meningkatkan pengetahuannya
dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua,
peserta didik dan sekolah serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat
belajar yang efektif.
Berdasarkan beberapa rumusan pengertian supervisi akademik dari para pakar
tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian supervisi akademik adalah
kegiatan berupa bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh supervisor, yaitu
pengawas sekolah dan kepala sekolah kepada guru dalam meningkatkan
kinerjanya dan kemampuan pengelolaan pembelajaran sehingga akan mendorong
peningkatan prestasi belajar peserta didik yang pada akhirnya dapat meningkatkan
mutu pendidikan.
a. Fungsi dan Peranan Supervisi
Akademik Penyelenggaraan sekolah melibatkan lima fungsi utama, yaitu:
fungsi administrasi umum;
fungsi mengajar;
fungsi supervisi;
fungsi manajemen; dan
fungsi pelayanan khusus.
6
Arikunto:2006:14
7
kutipan Muslim (2010: 47)
sebagai kegiatan meningkatkan mutu pembelajaran;
sebagai pemicu atau penggerak terjadinya perubahan pada unsur-unsur
yag tekait dengan pembelajaran; dan
sebagai kegiatan memimpin dan membimbing.
Berkenaan dengan fungsi supervisi akademik, menurut Burton dan Bruckner
(1995:3) fungsi utama supervisi modern adalah menilai dan memperbaiki
faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik. Lebih
lanjut dijelaskan bahwa ada 8 fungsi supervisi, yaitu:
mengkoordinasi semua usaha sekolah;
memperlengkapi kepemimpinan sekolah;
memperluas pengalaman guru-guru;
menstimulasi usaha-usaha yang kreatif;
memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus;
menganalisis situasi belajar-mengajar;
memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf;
memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan
tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar
guru-guru (Burton,et al, 1995:4).
b. Prinsip-Prinsip Supervisi
Kegiatan supervisi menaruh perhatian utama pada bantuan yang dapat
meningkatkan kemampuan profesional guru. Profesional guru ini tercermin
pada kemampuan guru memberikan bantuan belajar kepada peserta didiknya,
sehingga terjadi perubahan perilaku akademik pada peserta didiknya.
Adapun Prinsip-prinsip akademik adalah:
(1) Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
(2) Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi
yang matang dan tujuan pembelajaran.
(3) Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
(4) Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
(5) Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin
akan terjadi.
(6) Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran.
(7) Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru
dalam mengembangkan pembelajaran.
(8) Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh
dalam mengembangkan pembelajaran.
(9) Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi akademik.
(10) Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
(11) Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.
(12) Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan oleh Kepala sekolah).
(13) Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.
(14) Komprehensif
c. Pendekatan Supervisi
Akademik Pendekatan (orientasi supervisi) akademik adalah tingkah laku
supervisor dalam membagi tanggungjawab antara dirinya dengan guru yang
sedang disupervisi, dalam menganalisis dan mengambil keputusan terhadap
masalah pengajaran yang dihadapi oleh guru. Pendekatan yang digunakan
dalam menerapkan supervisi modern didasarkan pada prinsipprinsip
psikologis (Sahertian, 2008:44).
Beberapa pendekatan perilaku supervisor tersebut dijelaskan Sahertian (2008:
46), sebagai berikut:
a. Pendekatan langsung (direktif )
Cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor
memberikan arahan langsung, dengan demikian pengaruh supervisor lebih
dominan. Pendekatan direktif ini berdasarkan pemahaman terhadap
psikologi behaviorisme, yaitu bahwa segala perbuatan berasal dari refleks
atau respon terhadap rangsangan stimulus.
b. Pendekatan tidak langsung (non-direktif)
Cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung.
Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan,
tetapi mendengarkan terlebih dahulu secara aktif apa yang dikemukakan
oleh guru. Supervisor sebanyak mungkin memberikan kesempatan kepada
para guru untuk mengemukakan permasalah yang mereka alami.
Pendekatan non-direktif ini berdasarkan pemahaman psikologis
humanistic yang sangat menghargai orang yang akan dibantu.
c. Pendekatan kolaboratif
Cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non-
direktif menjadi cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik
supervisor maupun guru bersama-sama, sepakat untuk menetapkan
struktur, proses dan kriteria, dalam melaksanakan proses percakapan
terhadap maslaah yang dihdapi guru.
B. Model Supervisi Akademik
Yang dimaksud dengan model supevisi disini adalah pola, contoh, acuan dari
supervisi yang dapat diterapkan di sekolah. Menurut Sahertian (2008 : 34) bahwa ada
empat model supervisi yang berkembang, yaitu :
a. Model supervisi konvensional (tradisional) Model ini merupakan refleksi dari
kondisi masyarakat pada suatu saat. Pada saat kekuasaan yang otoriter dan feodal,
akan berpengaruh pada sikap dan perilaku seorang pemimpin yang otokrat dan
korektif. Pemimpin cenderung untuk mencari-cari kesalahan. Perilaku supervisi
selalu mengadakan inspeksi untuk mencari kesalahan dan menemukan kesalahan.
Menurut Oliva, P.F (1984:7) dalam Sahertian (2008: 35) mengatakan bahwa
perilaku seperti itu disebut snoopervision (mematai-matai). Sering juga disebut
supervisi yang korektif.
b. Model supervisi bersifat ilmiah
Dalam supervisi yang bersifat ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Dilaksanakan secara berencana dan kontinyu
• Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik-teknik tertentu
• Menggunakan instrumen sebagai pengumpul data
• Adanya data yang objektif sesuai dengan keadaan yang riil
c. Model supervisi artistik
Mengajar adalah suatu pengetahuan (knowledge), mengajar itu suatu keterampilan
(skill), tetapi mengajar juga suatu kiat (art). Sejalan dengan tugas mengajar,
bahwa supervisi juga sebagai kegiatan mendidik dapat dikatakan bahwa supervisi
adalah suatu pengetahuan, suatu keterampilan dan juga suatu kiat.