Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBA

STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA

Disusun Oleh:

Nama : Jeno

Nim/Kelas : H1041191066/B

Hari/Tanggal : Rabu/16 September 2020

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam melakukan diagnosa mikrobiologi, sterilisasi sangat diutamakan baik alat maupun
medianya. Suatu alat dikatakan steril apabila alat atau bahan bebas dari mikroba, baik dalam
bentuk vegetative maupun spora. Untuk itu sebagai pemula dalam mikrobiologi sangat perlu
mengenal teknik sterilisasi, pembuatan media, serta teknik penanaman (Dwidjoseputro,1994).

Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara-cara
khusus untuk mempelajarinya. Dan untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti
mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, tentu diperlukan pula tentang bagaimana
caranya menumbuhkan suatu mikroba ke dalam suatu media, karena kita tahu bahwa beragamnya
persyaratan tumbuh mikroba, maka harus dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan oleh
mikroba dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi yang optimum bagi
pertumbuhannya. Mikroba amat beragam, baik dalam persyaratan nutrient maupun fisiknya. Jadi,
media yang digunakan harus mengandung komponen-kmponen yang dibutuhkan oleh mikroba
tersebut (Hadietomo,1990).

Untuk mengenal lebuh jauh tentang penyiapan medium, dari proses sterilisasi sampai menjadi
media tumbuhnya mikroba, maka diadakan praktikum acara sterilisasi dan pembuatan media ini,
dimana dalam praktikum ini praktikan diajarkan bagaimana melakuan sterilisasi dan membuat
media itu sendiri.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh praktikan dalam praktikum kali ini yaitu;
1. Mengetahui cara dan macam-macam sterilisasi
2. Mengetahui cara pembuatan media beserta fungsi dari masing-masing komposisi
bahan penbuayt media tersebut.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada acara praktium kali ini yaitu;
1. Bagaimana prinsip kerja sterilisasi dengan autoklaf?
2. Bagaimana syarat media yang baik untuk pertumbuhan mikroba?
1.4 Manfaat
Dengan diadakannya praktikum ini, manfaatnya adalah praktuikan dapat melakukan sterilisasi
dengan baik dan sesuai dengan prosedur sterilisasi di laboratorium, serta pada akhirnya praktukan
dapat membuat sendiri media untuk menumbuhkan mikroba yang diinginkan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sterilisasi

Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan. Sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang dipakai maupun media.
Misalnya dalam penanaman material dalam media (Bhima,2010). Sterilisasi adalah cara untuk
mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau setiap proses yang dilakukan baik secara fisika,
kimia dan mekanik untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme.
Sterilisasi yang sering dilakukan pada praktikum biologi terbagi menjadi sterilisasi kering dan
sterilisasi basah (Hadioetomo,1993).

Sterilisasi merupakan salah satu metode menggunakan uap air pada suhu 121℃ selama
beberapa waktu tertentu. Tujuan pemanasan adalah memusnahkan bakteri pathogen dan spora
bakteri Elostridium bolilinum yang berbahaya. Metode sterilisasi yang paling umum dilakukan
adalah menggunakan kaleng atau kemasan tetra pack (Yuyun dan Gunaisa,2011). Sediaan steril
memiliki beberapa sifat bentuk takaran yang unik , seperti bebas dari mikroorganisme, pirogen
dan bebas dari partikulat serta memilki standar yang sangat tinggi dalam hal kemurnian dan
kualitas (Syah,2014)

Sterilisasi dalam pengertian medis merupakan suatu proses dengan metode tertentu
dapat memberikan hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat ditunjukkan lagi
adanya mikroorganisme hidup. Metode sterilisasi cukup banyak, namun alternative yang dipilih
sangat bergantung pada keadaan serta kebutuhan setempat. Apapun pilihan metodenya,
hendaknya tetap menjaga kualitas hasil sterilisasi (Darmadi,2008).

2.2 Metode Sterilisasi


Sterilisasi dapat dilakukan baik dengan cara fisik maupun kimia. Metode fisik didasarkan
pada tindakan pemanasan ( proses autoclaving, sterilisasi ternal kering atau sterilisasi ternal
basah), iradiasi atau pada pemisahan secara mekanis melalui filtrasi. Cara kimia mencakup
sterilisasi gas dengan etilen oksida atau gas lainnya dan mencampurkan agen pensteril (misalnya
glutalardehid) pada larutan desinfektan (Pruss et al,2002).

Sterilisasi dengan panas kering digunakan dengan menggunakan oven. Sterilisasi panas
kering sering kali digunakan untuk mensterilkan perangkat kaca. Dalam keadaan kering, struktur
protein bersifat lebih stabil dan tidak mudah rusak sehingga untuk mematikan organisme
diperlukan suhu panas kering yang jauh lebih tinggi dan lebih lama bila dibandingkan dengan suhu
pada pemanasan lembap (Gunawan,A.W,2008).

Metode sterilisasi steam yaitu dengan penguapan dalam tekanan meresap ke dalam
benda yang permeable dan menyebabkan koagulasi protein selular, yang dapat mematikan
mikroba dan spora. Dan metode sterilisasi kimiawi caranya yaitu dengan menghentikan
metabolism protein seluler sehingga mematikan mikroba dan spora (Baradero,et al ,2009).

Sterilisasi dengan tekanan, metode sterilisasi yang biasa dilakukan untuk semua kirgi dan
instrument genggam adalah menggunakan autoklaf uap atau kimia. Instrumen yang telah
dibungkus kasa diautoklafkan selama 20 menit pada suhu 121℃ dan tekanan 15 psi. Ini akan
membunuh semua bakteri, spora, dan virus (Walton dan Torabinejad,2008).

2.3 Pembuatan Media

Medium adalah suatu bahan terdiri atas campuran nutrisi atau zat hara (nutrient) yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau di dalamnya. Selain itu, medium
dapat dipergunakan pula untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis, dan
penghitungan jumlah mikroorganisme. Hal ini erat kaitannya dengan postulat Koch; untuk
menetapkan suatu jenis mikroba sebagai penyebab penyakit harus terlebih dahulu mendapatkan
mikroba dalam keadaan murni (pure culture) untuk diselidiki sifat-sifatnya. Untuk tujuan tersebut
sangat diperlukan suatu medium(perbenihan) sebagai tempat tumbuh dan isolasi mikroorganisme
(Waluyo,2008). Suatu media dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan baik bila memenuhi
persyaratan antara lain kelembaban yang cukup, derajat keasaman yang sesuai , kadar oksigen
baik, media steril dan harus mengandung semua nutrisi yang mudah dipergunakan
mikroorganisme (Juariah dan Sari, 2018).

Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme


harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya
mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organic seperti gula. Sedangkan
mikroorganisme lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium
ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk,1993).
Makhluk hidup menggunakan sumber-summber nutrient dapat dalam bentuk padat,
tetapi ada juga yang hanya dapat menggunakan sumber nutrient dalam bentuk (larutan ). Bila
jasad hidup menggunakan sumber nutrient dalam bentuk padat digolongkan tipe holozoic,
sedangkan yang menggunakan nutrient dalam bentuk cairan tergolong dalam tipe holofilik.
Namun ada makhluk hidup holofilik dapat juga menggunakan sumber nutrient dalam bentuk
padat, tetapi bahan tersebut dicerna dahulu diluar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler
(Waluyo,2007).

Menurut Pelczar (1993), klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi 7


golongan. Yang pertama adalah medium umum, yang merupakan media yang ditambahkan bahan-
bahan yang bertujuan menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umu. Contoh Nutrien Agar (NA),
untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, dan Potato Dextrose Agar (PDA) untuk menstimulasi
pertumbuhan fungi. Jenis lainnya adalah medium khusus, medium diperkaya, media selektif,
media diferensial, media penguji, dan media perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik
yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.

BAB III

METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum kali ini dilaksanakan pada tanggal 16 September 2020 di Laboratorium


Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura.

3.2 Alat dan Bahan


Untuk peralatan yang digunakan selama praktikum adalah; autoklaf dan plastic wayang
untuk sterilisasi, serta aluminium foil, Erlenmeyer, gelas beaker, hotplate,tangkai pengaduk,
timbangan, dan spatula untuk pembuatan media.

Sedangkan bahannya adalah akuades serta media Nutrient Agar dan Potato Dextrose Agar.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Sterilisasi

Pertama dimasukkan media dan peralatan yang akan disterilkan ke dalam plastic wayang.
Lalu diisi autoklaf dengan air secukupnya, dimasukkan media dan alat yang akan disterilkan dan
ditutup autoklaf tersebut. Selanjutnya disambungkan sakelar pada autoklaf dengan listrik dan
ditekan tombol ON lalu tekan tombol START UP dan setelah suhu sesuai ditutup salah katup uap
dan ditunggu waktu dan suhu sesuai yang diinginkan. Saat monitor waktu menunjukan kata END
diklik tombol OFF untuk mematikan autoklaf. Selanjutnya dibuka salah satu katup uap dan dibuka
autoklaf untuk mengeluarkan media dan peralatan yang sudah disterilkan dan tutup kembali
autoklaf setelah digunakan.

3.3.2 Pembuatan Media

Pertama ditimbang media NA dan PDA sesuai dengan takaran yang telah dihitung
menggunakan neraca dan aluminium foil dimana media diambil menggunakan spatula. Lalu
dimasukkan media ke gelas beaker dan ditambahkan akuades sesuai takaran. Selanjutnya
dinyalakan hotplate dengan menyambungkannya dengan listrik dan diatur suhu dan kecepatan
yang diinginkan. Selanjutnya media diletakkan diatas hotplate dan diaduk agar homogeny dan
tidak gosong. Saat media sudah mendidih dan warnanya agak bening, media diangkat dan
dipindahkan dalam Erlenmeyer dan siap disterilisasi.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

4.2.1 Sterilisasi
Tekanan uap merupakan tindakan sterilisasi yang sangat efektif karena dapat
membebaskan atau merubah panas uap sehingga membentuk air. Kondisi ini berpotensi
membunuh organisme, sedangkan volume uap yang berkontraksi dapat memperkuat penetrasi.
Prinsip inilah yang digunakan pada kerja autoklaf, dimana peningkatan suhu dan tekanan uap
selama kurang lebih 15 menit dapat membunuh hampir semua mikroorganisme

Lalu mengapa pada harus disterilisasi selama 15 menit, ini dikarenakan ada beberapa
alasan. Pertama sesuai dengan ulasan Djais dan Theodorea (2019), fenomena yang digunakan
pada sterilisasi uap oleh autoklaf, yaitu ketika air dipanaskan pada lingkungan yang tertutup,
naiknya titik didh berhubungan dengan suhu uap yang dihasilkan. Misalnya adalah pada 104 kPa
(15 psi) suhu uap yang dihasilkan adalah 121℃. Dan waktu tunggu untuk sampai pada tekanan 15
psi dan rentang suhu 121℃ itu 15 menit dan juga yang kedua, pemanasan dengan suhu dan selang
waktu seperti itu maka dipastikan semua mikroorganisme sudah mati.
Pada media pertumbuhan mikroba di laboratorium mikrobiologi, sterilisasi media sangat
penting adanya. Diharapkan dengan adanya sterilisasi pada media, maka media steril dari mikroba
lain yang tidak diharapkan dan berpotensi ada selama proses pembuatan media tersebut. Dengan
adanya sterilisasi juga membuat persentase pertumbuhan mikroba seperti contohnya jamur yang
kita harapkan menjadi lebih tinggi. Hal ini senada dengan pernyataan Dewi, et al(2017) dimana
menunjukan adanya pengaruh mandiri pada sterilisasi.
4.2.2 Pembuatan Media
Pada organisme heterotroph, menurut penelitian Purwaning (2017), kebutuhan akan faktor
tumbuh sudah dapat terpenuhi oleh ekstrak daging. Dimana salah satunya adalah media NA dengan
bahan bakunya berupa ekstrak daging, pepton, serta agar. Pada media PDA sesuai dengan namanya,
media ini menggunakan ekstrak potato atau kentang dan juga dekstrosa serta tidak lupa agar.
Media NA merupakan media yang berbentuk serbuk berwarna putih kekuningan dan
apabila setelah digunakanakan berbentuk padat karena terdapat kandungan agar sebagai
pemadatnya. Komposisi yang terpenting dalam media ini adalah karbohidrat dan protein yang
terdapat pada ekstrak daging dan pepton sesuai dengan kebutuhan sebagian besar bakteri. Adapun
fungsi agar disini adalah sebagai pemadat pada kedua media. Ekstrak potato dan dekstrosa menjadi
bahan utama sumber karbohidrat untuk pertumbuhan mikroba jamur pada media PDA
menggantikan ekstrak daging jika pada media NA yang untuk menumbuhkan bakteri.
Perbedaan utama antara media NA dan PDA adalah terletak pada bahan utamanya. Pada
media NA, Ekstrak daging menjadi bahan utama, sedangkan pada PDA ekstrak kentang lah yang
menjadi bahan utamanya. Selain itu, media NA utamanya untuk menumbuhkan bakteri, sedangkan
media PDA untuk menumbuhkan jamur. Kedua media ini juga memiliki kesamaan, seperti
penggunaan agar sebagai pemadat media.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum acara sterilisasi dan pembuatan media dapat diatrik beberapa kesimpulab:

1. Prinsip kerja sterilisasi dengan autoklaf adalah membuat suatu keadaan dengan
tekanan uap tertutup dengan suhu sekitar 121℃ dengan tekanan 15 psi (2 atm) yang
berpotensi besar membunuh semua mikroorganisme.
2. Ketersediaan sumber energy berupa karbon menjadi syarat mutlak untuk membuat
media pembiakan mikroba, dimana berbeda jenis mikroba biasanya juga berbeda jenis
sumber karbonnya. Seperti contoh untuk bakteri yang umum digunakan adalah
ekstrak daging sehingga media NA menjadi alternative utama. Hal yang sama pada
media PDA untuk membiakan mikroba fungi.

5.2 Saran

Sedikit saran untuk asisten, jikalau memungkinkan proses pembuatan media dimulai dari
bahan-bahan dasar masing-masing media, baru setelah itu menggunakan media yang sudah siap
(bukan media yang baru dibuat sebelumnya) untuk kemudian melanjutkan proses ekstrasi masing-
masing media.

Daftar Pustaka

Baradero,M., Dayrit, M.W, dan Siswadi, Y. 2009. Prinsip dan Praktik Keperawatan Perioperatif.
Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Bhima.2010. Mikrobiologi Umum. UMM Press : Malang

Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Salemba Medika : Jakarta

Dewi,T.M, Nurbaity,A, Suryatmana,P, Sofyan,E.T. 2017. Efek Sterilisasi dan Komposisi Media
Produksi Inokulan Fungi Mikoriza Arbuskula Terhadap Kolonisasi Akar, Panjang Akar dan Bobot
Kering Akar Sorgum. Jurnal Agro Vol IV No 1
Djais,A.A dan Theodorea,C.F. 2019. The Effect of Presto Cooker as an Alternative Sterilizer Device
for Dental Equipment. Journal of Indonesian Dental Association.

Dwidjoseputro,D.1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta

Gunawan, A.W. 2008. Usaha Pembibitan Jamur. Penebar Swadaya : Jakarta

Hadioetomo,R.S,. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek: Teknik dan Prosedur Dasar
Laboratorium. Gramedia : Jakarta

Juariah,S dan Sari,W.P. 2018. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu Sebagai Media Alternatif
Pertumbuhan Bacillus sp. Jurnal Analisis Kesehatan Klinikal Sains Vol 6 No 1

Pelczar.1996.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia Press : Jakarta

Prus,A. Girouil,E.,Rushbrook,P.2002. Pengelolaan Aman Limbah Layanan Kesehatan. Buku


Kedokteran EGC: Jakarta

Purwaning, B.D, Hartati,T.W.2017. Analisis Pengembangan Bahan Ajar Mikrobiologi Berbasis


Inkuiry di IKIP Budi Utomo Malang. Jurnal BIOEDUKASI. Vol 10 No 2

Syah,I.S.K.2014. Penentuan Tingkatan Jaminan Sterilitas Pada Autoklaf Dengan Indikator Biologi
Spore Strip. Farmaka Vol 14 No 1

Volk dan Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke-5. Erlangga: Jakarta

Walton,R.E dan Torabinejad,M. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia Edisi Tiga. Buku
Kedokteran EGC: Jakarta

Waluyo.2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press : Malang

Waluyo. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UMM Press : Malang

Yuyun,A dan Gunaisa,D. 2011. Cerdas Mengemas Produk Makanan dan Minuman. Agromedia
Pustaka : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai