Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN POSYANDU

OLEH KELOMPOK

NAMA NIM

1. MARIA LOVITA M. DA WULY PO530320119174


2. MARIA N.MIN SAI IBA PO530320119175
3. MARIYATI PANDAK PO530320119176

TINGKAT 2 REGULER B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

PRODI DIII KEPERAWATAN

KUPANG

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Yang senantiasa
melimpahkan rahmatnya yanmgh sangat besar, sehingga pada akhirnya kami dapat menyeleaikan
makalah yang berjudul ’’KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN POSYANDU’’.

Ucapan rasa terima kasih kami, Kami Ucapkan kepada bapak/Ibu dosen yang selalu
memberikan dukungan pada setiap bimbingan , sehingga makalah kami ini dapat diselesaikan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas “KEBIJAKAN KESEHATAN
INDONESIA”,Terima kasih terhadap segenap pihak yang telah membantu dan memberikan
dorongan, saran , petunjuk bimbingan dan nasihat di dalam mengerjakan masalah ini.

ii
DAFTR ISI

COVER ..............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ......................................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG ......................................................................................1


1.2. SEJARAH POSYANDU ..................................................................................4
1.3. DASAR HUKUM .............................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KONSEP DASAR POSYANDU .....................................................................6

2.2. KEGIATAN POSYANDU ...............................................................................13

2.3. PENYELENGGARAAN POSYANDU ..........................................................16

BAB II PENUTUP

3.1. KESIMPULAN .................................................................................................26

3.2 SARAN ...............................................................................................................26

3.3. ACUAN TOR

1. Pendahuluan ........................................................................................27
2. Latar Belakang ....................................................................................27
3. Tujuan ..................................................................................................27
4. Kegiatan Pokok Dan Rincian ............................................................28
5. Cara Melaksanakan Kegiatan ...........................................................28

iii
6. Sasaran .................................................................................................29
7. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ...........................................................29
8. Evaluasi Kegiatan Dan Pelaporan ....................................................29
9. Pencatatan Laporan Dan Evaluasi Kegiatan ...................................29

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHUALUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan,
diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar
masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan karena kesehatan bukanlah tanggung
jawab pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat,
termasuk swasta. Sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau
investasi dalam pembangunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan
ekonomi merupakan tiga pilar yang sangat mempengaruhi kualitas hidup sumberdaya manusia.
Dalam laporan UNDP tahun 2011 menunjukkan bahwa pada tahun 2011 Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Indonesia yaitu sebesar 0,617 dan menduduki peringkat 124 dari 187 negara.
Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah kebijakan
pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
2010-2014 Bidang Kesehatan. Kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah mampu.

Pelayanan kesehatan dasar atau standar pelayanan kesehatan masyarakat merupakan


upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk lebih
efektifnya standar pelayanan kesehatan bagi masyarakat, Pemerintah dalam hal ini Menteri
Kesehatan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741 tahun 2008, tentang
Standar Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan. Dengan standar pelayanan kesehatan minimal
diharapkan pelayanan kesehatan yang paling mendasar dapat terpenuhi pada tingkat yang paling
minimal secara nasional, sehingga dapat mengurangi kesenjangan pelayanan kesehatan dan lebih
jauh dapat memelihara keutuhan Negara Kesatuan RI. Dalam hal pelayanan dasar kesehatan ini
fungsi pemerintah adalah memberikan dan mengurus kebutuhan dana masyarakat untuk
meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat. Pelayanan kesehatan dasar masyarakat yang paling
banyak berkontribusi kepada kesehatan masyarakat terutama pelayanan ibu dan anak, pelayanan

1
gizi, KB, penanggulangan diare dan sanitasi adalah Posyandu. Posyandu merupakan suatu
kegiatan strategis untuk pembinaan kelangsungan hidup anak dan pembinaan perkembangan
anak. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Surat Edaran MENDAGRI dan OTDA (2001) tentang
Pedoman Revitalisasi Posyandu, bahwa Posyandu mampu berperan sebagai wadah pelayanan
kesehatan dasar berbasis masyarakat. Penyelenggaraan Posyandu dikelola dengan prinsip dari,
oleh dan untruk masyarakat. Hal ini dapat diartikan bahwa posyandu secara terbuka dapat
dikelola oleh unsur masyarakat atau kelompok masyarakat yang berminat dan mempunyai misi
dalam upaya peningkatan sumber daya manusia.

Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU) kegiatannya diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan dari Puskesmas yang disebut Bidan Desa
(BIDES), di suatu wilayah kerja Puskesmas dimana program itu dapat dilaksanakan baik di balai
dusun, balai desa/kelurahan maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi masyarakat.
Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka pengembangan kualitas sumber
daya manusia agar dapat membangun dan menolong dirinya sendiri. Tujuan penyelenggaraan
posyandu adalah untuk menurunkan angka kematian bayi, membudayakan Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS), meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat
mengembangkan kesehatan dan KB, sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, serta
menghimpun potensi masyarakat untuk berperan aktif meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan ibu, bayi, balita dan keluarga. Sasaran pelayanan dasar kesehatan ini terutama
Ibuibu hamil, ibu-ibu menyusui, ibu-ibu nifas, ibu bayi, ibu balita dan Anak, yang meliputi
peningkatan kesehatan, keluarga berencana, imunisasi, peningkatan gizi, penaggulangan diare,
sanitasi dasar berupa pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah yang benar,
pengelolaan makanan dan minuman, dan penyediaan obat esensial.

Posyandu merupakan tempat pelayanan kesehatan dasar masyarakat yang paling banyak
berkontribusi kepada kesehatan masyarakat terutama pelayanan ibu dan anak, pelatanan gizi,
KB, penaggulangan diare dan lain sebagainya. Hubungan penjelasan di atas bila dikaitkan
dengan pendidikan nonformal adalah kegiatan pendidikan terorganisir dan sistematis yang
berlangsung di luar kerangka sistem pendidikan normal untuk menyediakan pelayanan tertentu
kepada kelompokkelompok tertentu, baik golongan dewasa maupun remaja. Dengan demikian
jelaslah bahwa posyandu merupakan kegiatan pendidikan luar sekolah, suatu pendidikan yang

2
terjadi di masyarakat, untuk dan oleh masyarakat guna mencapai tujuan tertentu yang sudah
direncanakan (Kamil, 2009:13) Dewasa ini pelayanan Posyandu masih terbatas pada pelayanan
gizi dan kesehatan, itupun pada umumnya masih sebatas pada kegiatan penimbangan dan
pemberian vitamin A, sementara aspek psikologisnya dalam hal ini pendidikan masih terabaikan,
bahkan ada yang belum tersentuh sama sekali, sehingga keberhasilan posyandu sebagai salah
satu wadah yang diprioritaskan dalam upaya inventasi pembangunan sumber daya manusia
belum optimal. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada rendahnya kualitas SDM generasi
muda sebagai penerus cita-cita bangsa. Pelayanan pendidikan pada posyandu dikenal dengan
posyandu (PAUD terintegrasi).

Posyandu merupakan wadah/tempat masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan


terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan bentuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Tujuan utama Posyandu adalah menunjang
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) , Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian
Balita di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Sasaran utama pelayanan
kesehatan di Posyandu adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu
menyusui serta Pasangan Usia subur (PUS). Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA), upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan
mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak. Kegiatan ini dapat dilaksanakan secara merata
apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan
secara efektif dan efisian, serta dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan layanan
tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui dan PUS.

Posyandu pada prinsipnya adalah lembaga dari, oleh dan untuk masyarakat, dimana
pengelolanya dipilih dari masyarakat dan penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan oleh kader dan
dibantu oleh petugas kesehatan. Peran kader terhadap Posyandu sangat besar yaitu mulai dari
tahap persiapan pendirian Posyandu, penghubung dengan lembaga yang menunjang
penyelenggara Posyandu, sebagai perencana kegiatan, sebagai pembina dan sebagai penyuluh
untuk motivasi masyarakat yang berperan serta dalam kegiatan Posyandu di wilayahnya.
Indikator keaktifan kader Posyandu adalah kehadiran, keaktifan, rencana bulanan setiap kali
Posyandu, dan rencana yang dikerjakan secara konsisten.

3
1.2. SEJARAH POSYANDU

Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian dari


kesejahteraan umum seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Departemen
Kesehatan pada tahun 1975 menetapkan kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
(PKMD). Adapun yang dimaksud dengan PKMD ialah strategi pembangunan kesehatan yang
menerapkan prinsip gotong royong dan swadaya masyarakat, dengan tujuan agar masyarakat
dapat menolong dirinya sendiri melalui pengenalan dan penyelesaian masalah kesehatan yang
dilakukan bersama petugas kesehatan secara lintas program dan lintas sector terkait.
Diperkenalkannya PKMD pada tahun 1975 mendahului kesepakatan internasional tentang
konsep yang sama, yang dikenal dengan nama Primary Health Care (PHC), seperti yang
tercantum dalam Deklarasi Alma Atta pada tahun 1978. Pada tahap awal, kegiatan PKMD yang
pertama kali diperkenalkan di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, diselenggarakan dalam
pelbagai bentuk. Kegiatan PKMD untuk perbaikan gizi, dilaksanakan melalui Karang Balita,
sedangkan untuk penanggulangan diare, dilaksanakan melalui Pos Penanggulangan Diare, untuk
pengobatan masyarakat di perdesaan melalui Pos Kesehatan, serta untuk imunisasi dan keluarga
berencana, melalui Pos Imunisasi dan Pos KB Desa. Perkembangan berbagai upaya kesehatan
dengan prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat yang seperti ini, disamping menguntungkan
masyarakat, karena memberikan kemudahan bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan
kesehatan, ternyata juga menimbulkan berbagai masalah, antara lain pelayanan kesehatan
menjadi terkotak-kotak, menyulitkan koordinasi, serta memerlukan lebih banyak sumber daya.
Untuk mengatasinya, pada tahun 1984 dikeluarkanlah Instruksi Bersama antara Menteri
Kesehatan, Kepala BKKBN dan Menteri Dalam Negeri, yang mengintegrasikan berbagai
kegiatan yang ada di masyarakat ke dalam satu wadah yang disebut dengan nama Pos Pelayanan
Terpadu (POSYANDU). Kegiatan yang dilakukan, diarahkan untuk lebih mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi, yang sesuai dengan konsep GOBI – 3F (Growth
Monitoring, Oral Rehydration, Breast Feeding, Imunization, Female Education, Family
Planning, dan Food Suplementation), untuk Indonesia diterjemahkan ke dalam 5 kegiatan
Posyandu, yaitu KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan diare. Perencanaan Posyandu
yang merupakan bentuk baru ini, dilakukan secara missal untuk pertama kali oleh Kepala Negara
Republik Indonesia pada tahun 1986 di Yogyakarta, bertepatan dengan peringatan hari
Kesehatan nasional. Sejak saat itu Posyandu tumbuh dengan pesat. Pada tahun 1990, terjadi

4
perkembangan yang sangat luar biasa, yakni dengan keluarnya Instruksi Mneteri Dalam Negeri
(Inmendagri) Nomor 9 Tahun 1990 tentang Peningkatan Pembinaan Mutu Posyandu. Melalui
instruksi ini, seluruh kepala daerah ditugaskan untuk meningkatkan pengelolaan mutu Posyandu.
Pengelolaan Posyandu dilakukan oleh satu Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu
yang merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat dengan Pemerintah Daerah
(Pemda).

1.3. DASAR HUKUM


a. Undang-undang Dasar tahun 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No 23
Tahun 1992 tentang Kesehatan.
b. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
c. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
e. Surat Edaran Mendagri Nomor 411.3/1116/SJ tahun 2001 tentang
Revitalisasi Posyandu.
f. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
g. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457 tahun 2003 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
h. Undang-undang Nomor 32 tahun 2003 tentang Pemerintah Daerah.
i. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pusat dan Pemerintah Daerah.
j. Peraturan Pemerintah Nomor  8 tahun 2003 tentang Organisasi
Perangkat Daerah.
k. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 tahun 2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
l. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 131 tahun 2004 tentang
Sistem Kesehatan Nasional.
m. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
n. PP No.7 tahun 2005 tentang RPJMN.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KONSEP DASAR POSYANDU

A. Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes RI, 2011).

UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas
Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. Pemberdayaan masyarakat adalah segala
upaya fasilitasi yang bersifat non instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki,
merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat
(Kemenkes RI, 2011).

Selain itu Posyandu merupakan wadah pemberdayaan masyarakat yang mengintegrasikan


berbagai layanan social dasar yang meliputi paling sedikit 5 program yaitu Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Imnuisasi, Gizi dan Penanggulangan Diare. Pelayanan
ini merupakan keterpaduan dinamis yang meliputi aspek sasaran, lokasi kegiatan, petugas
penyelenggaraan dan dana. Konsep Posyandu juga menekankan kemandirian dari masyarakat
dalam pengelolaan Posyandu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.

B. Tujuan dan Sasaran Posyandu

Kemenkes RI (2011) menetapkan tujuan Posyandu sebagai berikut:

a. Tujuan Umum:

6
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu(AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Anak Balita (AKABA) dan
mmbudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) di
Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
b. Tujuan Khusus:
 Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan
AKABA.
 Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
C. Sasaran Posyandu
Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat, terutamanya yaitu :
 Bayi
 Anak Balita
 Ibu Hamil, Ibu Nifas dan ibu menyusui
 Pasangan usia subur

Selain itu ditetapkan pula fungsi dan manfaat Posyandu (Kemnekes RI, 2011) yaitu :

D. Fungsi Posyandu
 Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam ahli informasi dan keterampilan
dari petugas kepada masyarakat dan antara sesama masyaralat dalam
mempercepat penurunan AKI, AKLB, dan AKABA.
 Sebagai wadah untuk pendekatan pelayanan kesehatan dasar, terutama terkait
dengan penurunan AKI, AKA dan AKABA.
E. Manfaat Posyandu
1. Bagi Masyarakat
 Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kes
ehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
 Memperoleh bantuan secara profesional dalam pemecahan masalah keseha
tan terutama terkait kesehatan ibu dan anak.

7
 Efisiensi  dalam  mendapatkan  pelayanan  terpadu  kesehatan  dan  sektor  
lain terkait.
2. Bagi Kader, Pengurus Posyandu, dan Tokoh Masyarakat
 Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait de
ngan penurunan AKI dan AKB.
 Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat
menyelesaikan masalah kesehaan terkait dengan penurunan AKI dana
AKB.
3. Bagi Puskesmas
 Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai peggerak pembanganan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat,dan pusat
pelayanan kesehatan strata pertama.
 Dapat lebih spesik membantu masyarakat dalam pemecahkan masalah
kesehatan sesuai kondisi setempat.
 Meningkatkan efisiansi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian
pelayanan secara terpadu.
4. Bagi Sektor Lain
 Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
sektor terkait, utamanya yang terkait upaya penurunn AKI dan AKB
sesuai kondisi setempat.
 Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu
sesuai dengan masing-masing sektor.
F. Lokasi Posyandu
Loaksi Posyandu umunya adalah yang mudah dijangkau oleh masyarakat, ayang dimulai
dari lingkunagan Posyandu yang berlokasi di setiap desa/kelurahan/nagari. Bila
diperlukan dan memiliki kemampuan, dimungkinkan untuk didirikan di RT?RW, dusun,
atau sebutan lainnya yang sesuai.
G. Kedudukan Posyandu
Pengorganisasian Posyandu merupakan kedudukan Posyandu terhadap berbagai
sektor (Kemenkes RI, 2011), yaitu:
 Kedudukan Posyandu terhadap Pemerintahan Desa/Kelurahan

8
Pemerintahan desa/kelurahan adalah instansi pemerintah yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan di desa/kelurahan adalah sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara kelembagaan dibina oleh
pemerintahan desa/kelurahan.
 Kedudukan Posyandu Terhadap Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
Pokja Posyandu adalah kelompok kerja yang dibentuk di desa/kelurahan,yanganggota
nya terdiri dari aparat pemerintahan desa/kelurahan dan tokoh masyarakat yang
bertanggung jawab membina Posyandu. Kedudukan Posyandu terhadap Pokja adalah
sebagai  satuan organisasi  yang  mendapat  binaan  aspek  administratif, keuangan,  d
an program dari Pokja.
 Kedudukan Posyandu Terhadap Berbagai UKBM
UKBM  adalah  bentuk  umum  wadah  pemberdayaan  masyarakat  di  bidang
kesehatan, yang salah satu diantaranya adalah Posyandu. Kedudukan Posyandu terhad
ap,UKBM dan sebagai lembaga kemasyarakatan /LSM desa/kelurahan yang bergerak 
di bidang kesehatan adalah sebagai mitra.
 Kedudukan Posyandu Terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan
Konsil Kesehatan Kecamatan adalah wadah pemberdayaan masyarakat di bidang
keshatan yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat di kecamatan yang berfungsi
menaungi  dan  mengkoordinir  setiap  Upaya  Kesehatan  Bersumberdaya  Masyaraka
t(UKBM). Kedudukan Posyandu Terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan adalah seba
gai
satuan  organisasi  yang  mendapat  arahan  dan  dukungan  sumberdaya  dari  Konsil
Kesehatan Kecamatan.
 Kedudukan Posyandu Terhadap Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di kecamatan. Kedudukan
Posyandu  terhadap  Puskesmas  adalah  sebagai  wadah  pemberdayaan  masyarakat  
di bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.
H. Pengorganisasian Posyandu
a. Struktur Organisasi

9
Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat
pada saat pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat
fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi,
permasalahan dan kemampuan sumberdaya. Struktur organisasi minimal
terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara serta kader Posyandu yang
merangkap sebagai anggota. Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di
suatu wilayah (desa/kelurahan atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola
oleh suatu Unit/Kelompok Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih
dari kalangan masyarakat setempat. Unit Pengelola Posyandu tersebut
dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari para anggotanya. Bentuk
organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung jawab masing-
masing unsur Pengelola Posyandu, disepakati dalam Unit/Kelompok Pengelola
Posyandu bersama masyarakat setempat.
b. Pengolahan Posyandu
Pengelola Posyandu adalah unsur masyarakat, lembaga kemasyarakatan,
organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga mitra
pemerintah, dan dunia usaha yang dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki
waktu dan kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar masyarakat di
Posyandu.
Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat
musyawarah pembentukan Posyandu. Kriteria pengelola Posyandu antara lain
sebagai berikut:
 Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat
setempat.
 Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu
memotivasi masyarakat.
 Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
c. Kader Posyandu
Kader Posyandu yang selanjutnya disebut kader adalah anggota masyarakat
yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan
Posyandu secara sukarela.

10
I. Pembentukan Posyandu
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB, imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Pendirian Posyandu ditetapkan
dengan keputusan Kepala Desa/Lurah. Pembentukan Posyandu bersifat fleksibel,
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, permasalahan dan kemampuan sumber daya.
Langkah-langkah pembentukan Posyandu dapat dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Pendekatan Internal
Tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan para petugas/aparat,
sehingga bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina
Posyandu. Dalam upaya untuk meningkatkan layanan secara profesional,
Pimpinan Puskesmas harus memberikan motivasi dan keterampilan para
petugas Puskesmas sehingga mampu bekerja bersama untuk kepentingan
masyarakat. Untuk ini, perlu dilakukan berbagai orientasi dan pelatihan
dengan melibatkan seluruh petugas Puskesmas.
b. Pendekatan Eksternal
Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya
tokoh masyarakat, sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu.
Untuk ini perlu dilakukan berbagai pendekatan dengan tokoh masyarakat yang
bertempat tinggal di daerah setempat. Jika di daerah tersebut telah terbentuk
Forum Peduli Kesehatan Kecamatan, pendekatan eksternal ini juga dilakukan
bersama dan atau mengikutsertakan Forum Peduli Kesehatan Kecamatan.
Dukungan yang diharapkan dapat berupa moril, finansial dan material, seperti
kesepakatan dan persetujuan masyarakat, bantuan dana, tempat
penyelenggaraan serta peralatan Posyandu.
c. Survei Mawas Diri (SMD)
Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of
belonging) melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensi
yang dimiliki. SMD dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan bimbingan

11
petugas Puskesmas, aparat pemerintahan desa/kelurahan, dan Forum Peduli
Kesehatan Kecamatan (jika sudah terbentuk). Untuk itu sebelumnya perlu
dilakukan pemilihan dan pelatihan anggota masyarakat yang dinilai mampu
melakukan SMD seperti guru, anggota Pramuka, kelompok dasawisma, PKK,
anggota, karang taruna, murid sekolah atau kalangan berpendidikan lainnya
yang ada di desa/kelurahan. Pelatihan yang diselenggarakan mencakup
penetapan responden, metode wawancara sederhana, penyusunan dan
pengisian daftar pertanyaan serta pengolahan hasil pengumpulan data.
Pengumpulan data dengan cara wawancara dilakukan terhadap sekurang-
kurangnya 30 (tiga puluh) kepala keluarga yang terpilih secara acak dan
bertempat tinggal di lokasi yang akan dibentuk Posyandu. Hasil dari SMD
adalah data tentang masalah kesehatan serta potensi masyarakat yang ada di
desa/kelurahan.
d. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat yang
mendukung pembentukan Posyandu atau Forum Peduli Kesehatan Kecamatan
(jika telah terbentuk). Peserta MMD adalah anggota masyarakat setempat.
Materi pembahasan adalah hasil SMD serta data kesehatan lainnya yang
mendukung. Hasil yang diharapkan dari MMD adalah ditetapkannya daftar
urutan masalah dan upaya kesehatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan
dengan konsep Posyandu yakni KIA, KB, imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare. Jika masyarakat menetapkan masalah dan upaya
kesehatan lain di luar konsep Posyandu, masalah dan upaya kesehatan tersebut
tetap dimasukkan dalam daftar urutan.
e. Pembentukan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu
Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan
sebagai berikut:
o Pemilihan Kader Dan Pengurus Posyandu
o Orentasi pengurud dan pelatihan kader posyandu.
o Pembenmtukan dan Peresmian Posyandu
o Penyelenggaraan Dan Pemantauan kegioatan Posyandu.

12
2.2. Kegiatan Posyandu (Utama Dan Tambahan)
Kegiatan posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan / pilihan.
Secara rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut:
 Kegiatan utama :
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a) Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
 Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang
dilakukan oleh kader kesehatan. Jika ada petugas
Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan
pemberian imunisasi Tetanus Toksoid. Bila tersedia ruang
pemeriksaan, ditambah dengan pemeriksaan tinggi
fundus/usia kehamilan. Apabila ditemkan kelainan, segera
dirujuk ke Puskesmas.
 Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
diselenggarakan Kelompok Ibu Hamil pada setiap hari
buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan
kesepakatan.
Kegiatan kelompok Ibu Hamil antara lain sebagai berikut:
- Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil,
persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB dan
gizi
- Perawatan payudara dan pemberian ASI
-  Peragaan pola makanan ibu hamil
-  Peragaan perawatan bayi baru lahir
-  Senam ibu hamil
b) Ibu Nifas dan Ibu Menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup:

13
 Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas,
perawatan kebersihan jalan lahir (vagina).
 Pemberian vitamin A dan tablet besi.
 Perawatan payudara.
 Senam ibu nifas.
 Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan,
dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan
payudara, pemeriksaan tinggi fundus dan pemeriksaan
lochia. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
c) Bayi dan Anak Balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak.
Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran
pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan
dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan orang tua di
bawah bimbingan kader.
Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan
umur balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan
Posyandu untuk balita mencakup:
 Penimbangan berat badan
 Penentuan status pertumbuhan
 Penyuluhan
 Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan
pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh
kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.

2) Keluarga Berencana (KB)


Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader adalah
pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan

14
Puskesmas dilakukan suntukan KB, dan konseling KB. Apabila tersedia
ruangan dan peralatan yang  menunjang dilakukan pemasangan IUD.
3) Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas
Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program,
baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu hamil.
4) Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi,
balita, ibu hamil dan WUS. Jenis Pelayanan yang diberikan meliputi
penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan,
penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian
sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan
pemberian tablet besi serta kapsul Yodium untuk yang bertempat tinggal
di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2 kali penimbangan tidak ada
kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas.
5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di
Posyandu dilakukan antara lain penyuluhan, pemberian larutan gula garam
yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang
disediakan.
 Kegiatan Pengembangan/ Pilihan
1) Bina Keluarga Balita (BKB);
2) Tanaman Obat Keluarga (TOGA);
3) Bina Keluarga Lansia (BKL);
4) Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
5) Berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.

2.3. Penyelengaraan Posyandu


a. Waktu Penyelenggaraan Posyandu

15
Waktu Penyelenggaraan Posyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan
waktu yang dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari
buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan.
b. Tempat Penyelenggaraan Posyandu
 Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi
yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
 Tempat penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga,
halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, salah satu
kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang
dibangun secara swadaya oleh masyarakat.
c. Penyelenggaraan Kegiatan
Kegiatan rutin posyandu diselenggarakan/digerakan oleh kader posyandu
dengan bimbingan teknis dari puskesmas dan sektor terkait. Pada saat
penyelenggaraan posyandu minimal jumlah kader adalah 5 (Lima) orang.
Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah yang dilaksanakan oleh posyandu,
yakni mengacuh pada sistem lima langkah. Kegiatan yang dilaksanakan pada
setiap langkah serta para penanggung jawab pelaksananya secara sederhana
dapat diuraikan sebagai berikut ;

LANGKAH KEGIATAN PELAKSANAAN

PERTAMA Pendaftaran Kader


KEDUA Penimbangan Kader
KETIGA Penggisisn Kms Kader
KEEMPAT Penyuluhan Kader
KELIMA Pelayanan Kesehatan Kader / Kader Bersama
Petugas Kesehatan

 Pembentukan Posyandu
Posyandu dibentuk dari Pos-Pos yang telah ada seperti :
I. Pos/ meja 1 pendaftaran
II. Pos /meja 2 penimbangan balita

16
III. Pos/meja 3 pengisian KMS
IV. Poa/meja 4 penyuluhan kesehatan
V. Pos /meja 5 pelayanan kesehatan
 SISTEM PELAYANAN KEGIATAN 5 MEJA POSYANDU
Langkah ke Posyandu : Pelaksanaan kegiatan posyandu di suatu desa dikenal demgan
nama “ sistem 5 meja” dimana kegiatan dimasing-masing meja mepunyai kekhususn
sendri-sendiri. Sistem 5 meja tersebut tidk berarti bahwa posyandu harus memiliki 5
meja untuk pelaksanaannya, tetapi kegiatan posyandu harus mencakup 5 pokok
kegiatannya :
1. Meja 1 pendaftaran balita, ibu Hamil, ibu meyusui
2. Meja 2 penimbangan balita
3. Pencatatan hasil penimbangan
4. Meja 4 penyuluhan da pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dam ibu
menyusui
5. Meja 5 pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit
 KEGIATAN DI MEJA 1
a. Pendaftaran balita
 Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita
 Bila anak sudah mimiliki KMS, berarti anak bullan lalu sudah
ditimbang,minta KMSnya, lalu namanya dicatat pada selembar kertas ,
lalu kerttas itu diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta
menuju ke temapt penimbangan.
 Bila anak belum punya kms, berari baru bulan ini menikuti
penimbangan atau KM lamanya hilang. Ambil KMs baru, kolomnya
disis secara lengkap, lalu nama anak dicatat pada secarcik kertas,
kemudian ibu balita dimnta membawa anakanya ke tempat
penimbangan.
b. Pendaftaran ibu hamil.
 Ibu Hamil didaftar dalam formulir catatan ibu hamil

17
 Ibu hamil yang tidak membwah balita diminta langsung menuju ke
emja 4 untuk mendapat pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan oleh
petugas kesehatan di meja 5
 Ibu yang belum menjadi peseta Kb dicatat namanya pada selembar
kertas, dan ibu menyerahakan kertas itu langsung kepetugas kesehatan
di meja 5.
 KEGIATAN DI MEJA 2
1. Melakuakan penimbangan anakdan balita, lalu hasil penimbangan berat anak
dicatat pada selmbar kertas yang dielipkan di KMS,lalu selipkan kembali
kertasnya didalam KMS.
2. Setala seslesai melakukan penimbangan , ibu dan anaknya dipesilakan menuju
ke meja 3, meja pencatatan.
 KEGIATAN DI MEJA 3
1. Petugas membuka KMs balita yang bersangkutan
2. Pindah hasil penimbangan anak dari secarcik kertas ke dalam KMS nya
3. Pada penimbangan pertama ,isilah semua kolom yang tersedia pada KMS
4. Bila ada kartu kelahiran, minta dan cacat bulan lahir anak dari kartu tersebut.
5. Bila tidak adak kartu kelahiran tetapi ib8nya mengingat, cacatlah bulan
kelahiran anak sesuai ingatan ibunya
6. Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang, maka
perkirakan bulan lahir anak dan mencatatnya
 KEGIATAN DI MEJA 4
1. Penyuluhan dilakukan untuk, semua orang tua balita, lalu mintalah kms
anaknya, dam meperhatikan umur dan hasil penimbangan bulan ini, kemudian
ibu balita diberikan penyuluhan.
2. Penyuluhan untuk semua ibu hamil, dan meganjurkan juga ibu hamil untuk
memeriksa minimal 5 kali selama kehamilan pada petugas kesehatan atau
bidan.
3. Melakukan penyuluhan kepada semua ibu menyusui tetang pentingnya asi,
kapsul iodium/garam iodium dan vitamin A.
 KEGIATAN DI MEJA 5

18
Kegiatan di meja 5 adalah melakukan kegiatan pelayanan kesehatan dan
pelayan KB, imunisasi serta pemberian oralit, dan kegiatan ini dilakukan olek
petugas kesehatan dari puskesmas.
a. Sasaran Dalam Kegiatan Posyandu
 Bayi/ balita
 Ibu Hamil/ Ibu Menyusui
 WUS dan PUS
Peserta posyandu mendapat melayanan meliputi :
1. Kesehatan Ibu dan Anak
 Pemberian pil tambah darah untuk ibu hamil
 Pemberian vitamin A dosis tiggi (bbulan Vit.A pada bln februari
dan Agustus).
 Melakukan PMT /pemebrian makanan yang bergizi pada balita
 Melakukan Imunisasi
 Melakukan penimbangan balita rutin perbuklan sebagi pemantau
kesehatan balita melalui pertambahan berat badan,setiap bulannya.
 Keberhasilan program terlihat melalui garfik pada kartu KMs
setiap bulan.
2. Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom
3. Pemberian Oralit dan pengibatannya
4. Melakukan penyuluhan kersehatan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahannya yang dilaksanakan oleh Kader melalui meja 4dengan
materi dasar dari KMSbalita dan ibu Hamil.
5. Keberhasilan Posyandu akan tergambar melalui cakupan SKDN
Yaitu S : semua balita diwilaya kerjsa Posyandu, K ; semuas balita
yang memiliki KMS, D : balita yang ditimbang, N : balita yang naik
berat badannya.

d. Tugas Dan Penanggung Jawab Kegiatan Penyelenggara

19
Terselenggaranya perlayanan posyandu melibatkan banyak pihak. Adapun
tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam menyelengarakan
Posyandu adalah sebagai berikut (Kemenkes RI, 2011):
1) Kader
 Sebelum Hari Buka Posyandu, anatar lain :
 Menyebarakan hari buka posyandu melalui pertemuan
warga setempat
 Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu
 Mempersipkan saran posyandu
 Melakukan tugas pembagian antar kader
 Nerkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas
lainya
 Mempersiapkan bahan pemberihan tambahan makanan
(PMT) penyuluhan.
 Pada Hari Buka Posyandu, antara lain:
 Melaksanakan pendaftaran pengujung posyandu
 Melaksanakan penimbangan bayi balita dan ibu hamil yang
berkunjung ke posyandu
 Mencatat  hasil  penimbangan  di  buku  KIA  atau  Kartu  
Menuju  Sehat  (KMS)  dan mengisi buku register
Posyandu
 Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) pada ibu hamil dan
WUS.
 Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehata
n dan gizi sesuai dengan
hasil penimbangan serta memberikan PMT.
 Membantu  petugas  kesehatan  memberikan  pelayanan  ke
sehatan  dan  KB  sesuai kewenangannya.

20
 Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas 
kesehatan melengkapi
pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.
 Diluar Hari Buka Posyandu, Antara Lain :
 Mengadakan  pemutakhiran  data  sasaran  Posyandu:  ibu  
hamil,  ibu  nifas  dan ibu
menyusui serta bayi dan anak balita.
 Membuat  diagram  batang  (balok)  SKDN  tentang  jumla
h  Semua  balita  yang
bertempat  tinggal  di  wilayah  kerja Posyandu,  jumlah  ba
lita  yang mempunyai  Kartu.Menuju  Sehat  (KMS)  atau  
Buku  KIA,  jumlah  balita  yang  Datang  pada  hari  buka
Posyandu dan jumlah balita yang timbangan berat badannya 
Naik.
 Melakukan  tindak  lanjut  terhadap  sasaran  yang  tidak  d
atang  dan  sasaran  yang memerlukan penyuluhan lanjutan.
 Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjun
g ke Posyandu saat hari buka .
 Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, da
n menghadiri pertemuan
rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan
2) Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesahatan puskesmas yang diwajibkan posyandu satu kali
dalam sebulan, dengan perkataan lain kehadirat tenaga kesehatan puskesmas
tidak pada setiap hai buka posyandu, peran petugas puskesmas pada hari buka
posyandu adal;ah antara lain :
 Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langk
ah 5 (lima).Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan 
kesehatan dan KB oleh
petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perka

21
taan lain jika
hari   buka   Posyandu   lebih   dari   satu   kali   dalam   sebulan,   pelayana
tersebut
diselenggarakan hanya oleh kader Posyandu sesuai dengan kewenanganya
 Menyelenggarakan  penyuluhan  dan  konseling  kesehatan,  KB  dan  gizi  
kepada pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.
 Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskes
mas serta
menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan 
kebutuhan Posyandu.
 Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi  dan 
anak balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.
3) Stakholder (Unsur Pembina dan Penggerak terkait)
a. Camat ,selaku penanggung jawab kelompok kerja Operasional
b. Lura / Kepala Desa, selaku Penanggung jawab Pokja Posyandu
pada Desa/kelurahan tersebut
c. Instansi/ Lembaga terkait
d. Kelompok Kerja / Pokja Posyandu
e. Tim Penggerak PKK
f. Tokoh Masyarakat
g. Organisasi kemasyarakatan/LSM
h. Swasta / Dunia Usaha
e. Pembiaya
1. Sumber biaya
Pembiyaan posyandu berasal dari bebagai sumber antara lain :
a. Masyarakat :
 Iuran pengguna/ pengunjung posyandu.
 Iuran masyrakat umum dalam bentuk dana sehat.
 Sumber/donatur dari perorangan atau kelompok
masyarakat.

22
 Sumber danja sosial lainnya/misalnya dana sosial
keagamaan.
2. Swasta/ Dunia Usaha
Swasta/Dunia Usaha Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan
dapat menunjang pembiayaan Posyandu. Misalnya dengan menjadikan
Posyandu sebagai anak angkat perusahaan. Bantuan yang diberikan
dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau tenaga, yakni sebagai
sukarelawan Posyandu.
3. Hasil Usaha
Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha yang hasilnya
disumbangkan untuk biaya pengelolaan Posyandu. Contoh kegiatan
usaha yang dilakukan antara alin :
 Kelompok Usaha Bersama (KUB)
 Hasil karya kader posyandu, misalnya kerajinan, Taman Obat
keluarga (TOBA)
4. Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal
pembentukan, yakni berupa dana stimulan atau bantuan lainnya dalam
bentuk sarana dan prasarana Posyandu yang bersumber dari dana APBN,
APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, APBDes dan sumber lain yang
sah dan tidak mengikat.
2. Pemanfaatan Dan Pengolahan Dana
a. Pemanfaatan Dana
Dana yang diperoleh Posyandu, digunakan untuk membiayai
kegiatan Posyandu, antara lain dalam bentuk:
 Biaya operasional Posyandu.
 Biaya penyediaan PMT.
 Pengganti biaya perjalanan kader.
 Modal usaha KUB.
 Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan.
b. Pengolahan Dana

23
Pengelolaan dana dilakukan oleh pengurus Posyandu. Dana harus
disimpan ditempat yang aman dan jika mungkin mendatangkan
hasil. Untuk keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang
dipegang oleh kader yang ditunjuk. Setiap pemasukan dan
pengeluaran harus dicatat dan dikelola secara bertanggungjawab.
d. Pencatatan Dan Pelaporan
i. Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan dilaksanakan. Pencatatan
dilakukan dengan menggunakan format baku sesuai dengan program kesehatan,
Sistim Informasi Posyandu (SIP) atau Sistim Informasi Manajemen (SIM) yakni:
 Buku register kelahiran dan kematian bayi, ibu hamil, ibu melahirkan, dan ibu
nifas.
 Buku register Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS).
 Buku register bayi dan balita yang mencatat jumlah seluruh bayi dan balita di
wilayah Posyandu.
 Buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan oleh Posyandu.
 Buku catatan kegiatan usaha apabila Posyandu menyelenggarakan kegiatan
usaha.
 Buku pengelolaan keuangan.
 Dan lain-lain sesuai kegiatan yang dilaksanakan dan kebutuhan Posyandu yang
bersangkutan.
ii. Pelaporan
Pelaporan Pada dasarnya kader Posyandu tidak wajib melaporkan kegiatannya
kepada Puskesmas ataupun kepada sektor terkait lainnya. Bila Puskesmas atau
sektor terkait membutuhkan data tertulis yang terkait dengan pelbagai kegiatan
Posyandu, Puskesmas atau sektor terkait tersebut harus mengambilnya langsung
ke Posyandu. Untuk itu setiap Puskesmas harus menunjuk petugas yang
bertanggungjawab untuk pengambilan data hasil kegiatan Posyandu.
e. Pembinaan Posyandu
Pembinaan dan pengawasan Posyandu dilakukan secara berjenjang dari Pusat,
provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan.

24
A. PEMBINAAN DAN PEGAWASAN
ii. Bentuk Pembinaan dan Pengawasan Bentuk pembinaan dan
pengawasan dilakukan melalui :
 Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengawasan di
tingkat Provinsi terhadap pelaksanaan layanan kesehatan dasar
dan layanan sosial dasar lainnya di Posyandu.
 Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan di tingkat
kabupaten/kota terhadap pelaksanaan layanan kesehatan dasar
dan layanan sosial dasar lainnya di Posyandu.
 Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan di
tingkat kecamatan terhadap pelaksanaan layanan kesehatan dasar
dan layanan sosial dasar lainnya di Posyandu.
 Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan layanan kesehatan dasar dan layanan kesehatan
sosial dasar lainnya di Posyandu desa/kelurahan,
Bupati/Walikota dapat melimpahkan kepada Camat.
 Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.
 Kepala Desa melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan
layanan kesehatan dasar dan layanan sosial dasar lainnya di
Posyandu.
 Pembinaan dan pengawasan sebagaimana tersebut diatas
dilakukan melalui :
 Sosialisasi.
 Rapat koordinasi
 Konsultasi
 Workshop
 Lomba
 Penghargaan
 Orientasi dan Pelatihan.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
a. Posyandu sangat penting untuk kalangan masyarakat.
b. Puskesmas telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dasar di posyandu agar sesuaidengan integrasi layanan
sosial dasar dengan melakukanpembinaan, motivasi kepada kader dan rutin
memberikanpenyuluhan kepada kader serta masyarakat termasuk ibu
balitadalam promosi kesehatan pada anak untuk menurunkan angkakesakitan
pada balita sehinggan anak dapat tumbuh danberkembang secara sehat.

3.2 SARAN
a. Untuk Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pedesaan (BAPERMASDES)
sebagai penanggung jawab pelaksanaan program posyandu untuk selalu
melakukan monitoring evaluasi terhadap kinerja pelaksanaan integrasi
posyandu di wilayah masing-masing posyandu dengan melakukan kerjasama
dengan pihak terkait pelaksanaan posyandu agar dapat mencapai hasil yang
maksimal khususnya kesehatan pada anak balita.
b. Untuk kader di Posyandu sebaiknya terus mengikuti pelatihanpelatihan yang
diadakan di puskesmas sebulan satu/dua kali dalam mempersiapkan
pelaksaan posyandu berkaitan dengan kesehatan dasar dan gizi pada anak
balita

26
c. TOR/ Kerangka Acuhan Sistem Pelayana 5 Meja

KERANGKA ACUAN PROGRAM KEGIATAN PELAYANAN DI POSYANDU


TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahwa dalam rangka mendukung dan mencapai trgat Mileneum
Development Goals ( MDGs ) dimana hampir 70% Goals yang ditetapkan
dalam kegiatannya adalah ditujukan untuk meningkatkan dan perceptan
kesejatraan Ibu dan Anak serta pemberdayan perempuan, maka untuk itu
seluruh pilar kelembagaan masyrakat yang begerak di bidang kesehatan dan
pemberdayan perempuan serta pemberdayaan masyarakat diharapkan mendapat
perhatian lebih luas da serius untuk kita laksanakan. Untuk itu salah satu pilar
utama yang perlu dikembangkan adalah kegiatan posyandu.

II. LATAR BELAKANG


Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat ( UKBM ) yang dikelolah dan diselengarkan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
membrdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian Ibu dan Bayi, jumlah posyandu di
wilayah kerja puskesmas ceria sebanyak 25 posyandu.
Angka kesakitan pada tahun 2014 terdapat pnemonia sebanyak 35% diare
pada Bayi 5%, Ibu Hamil KEK 35%, Gizi Buruk 2%, sehingga kegiatan posyandu
di puskesmas ceria tetap harus di laksanakan.

27
III. TUJUAN

a. Tujuan Utama
Mengurangi angka kesakitan dan kematian pada Ibu da Anak
b. Tujuan Khusus
1. Mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian pada Ibu dan
Anak
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada Ibu dan Anak
3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera
4. Meningkatkan peran seta masyarakat
5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan – kegiatan lainnya yang menunjang peningkatan
kemampuan hidup sehat
6. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dalam usaha meningkatkan kecakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berdasarkan geografi.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN


1. Kesehatan Ibu dan Anak
2. KB
3. Imunisasi
4. Peningkatan Gizi
5. Penanggulanagan Diare

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. pengerahasan sasaran pada H-1 dilakukan oleh kader dengan membawa
nama sasaran dan diumumkan juga melalui pengerasa suara.
2. pelaksanaan posyandu dengan menggunakan seistenm 5 meja
3. H+1 pencarian sasaran yang tidak hadir pada saat pelaksanaan posyandu (
sweeping )

28
VI. SASARAN
WUS, PUS, Ibu Hamil, Bayi, Balita target masing – masing sasran di
puskesmas sesuai dengan target yang di tetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Posyandu di puskesmas ceria dilaksanakan satu kali sebulan yang
pelaksanaanya oleh tim posyandu sesuai SK Kepala UPT Puskesmas dan
jadwal yang telah disusun setiap tahunya.

VIII. EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORAN


a. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi akan dilakukan setiap satu bulan sekali oleh Tim
Posyandu
2. Evaluasi dilakukan pada saat minilolakakarya
b. Pelaporan
Pelaporan dilakukan satu bulan sekali di akhir bulan

IX. PENCATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


a. Pencatatan
Pencatan hasil posyandu di rekap oleh masing – masing Tim
b. Pelaporan
Ditandatangani oleh Kepala Puskesmas dan di laporkan ke Dinas
Kesehatan dan ditembuskan ke Kecamatan.
c. Evaluasi
Evaluasi dilakukan disetiap bulanan, tiga bulan sekali dan dibahas
pada saat Racorcam.

29
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Dalam Negri RI: Permendagri No 18 Tahun 2011 Tentang Pedoman


Penyediaan Tambahan Makanan Pada Anak Sekolah (PMT-AS), Jakarta, 2011,

Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Penggunaan Kartu


Menuju Sehat Jakarta 2010.

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Jakarta 1995

Survei Kesehatan Rumah tangga ( SKRT ), Jakarta 1995

Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta 2006

Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak Jakarta 2011

Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, Jakarta 2011

Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta 2011

Buku Kader Panduan Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi, Jakarta 2011

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2011 tentang Pedoman


Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu.

30
31

Anda mungkin juga menyukai