Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN TATA

USAHA NEGARA

PUTUSAN NOMOR: 2/P/FP/2017/PTUN.DPS

I. PARA PIHAK DALAM PERKARA


1. Pemohon/ Penggugat
Pihak yang menjadi para penggugat dalam Putusan Pengadilan Tata
Usaha Nomor: 2/P/FP/2017/PTUN.DPS adalah masyarakat atau individu yang
merasa dirugikan dengan adanya suatu kebijakan pemerintah, yakni: MICHAEL
PATRICK DONNELLY, Kewarganegaraan Amerika Serikat, Pekerjaan Swasta,
bertempat tinggal di Jalan Pengembak No.12 Desa Sanur, Kecamatan Sanur,
Denpasar.
2. Termohon/ Tergugat
Pihak yang menjadi Termohon/ Tergugat dalam Putusan Pengadilan
Tata Usaha Nomor: 2/P/FP/2017/PTUN.DPS adalah instansi: KEPALA DINAS
KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN DAERAH
TINGKAT II BADUNG, tempat kedudukan di Puspem Kabupaten Badung,
Mangupraja Mandala, Jalan Raya Sempidi, Mengwi, Kabupaten Badung, Provinsi
Bali.
II. PERTIMBANGAN/ POSITA
Bahwa perkara ini berdasar bahwa pada tahun 1996, Termohon telah
menerbitkan Kutipan Akta Perkawinan di bawah register No. 299/1996 tertanggal
30 September 1996; Bahwa Pemohon telah menikah dengan seorang perempuan
bernama: Ni Made Jati, di Kota Los Angeles, County Los Angeles. California,
Amerika Serikat pada tanggal 14 September 1985 serta dilaksanakan upacara
menurut Agama Hindu dan Adat Bali tahun 1994, dan perkawinan tersebut telah
dicatatkan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Denpasar
dengan Reg. No.16/ KDKC/ 2005 tertanggal 6 April 2005; Bahwa setelah
Pemohon dan Ni Made Jati pindah ke Indonesia tahun 1988, maka pada tanggal

1
2

25 Mei 1994 Pemohon masuk Agama Hindu dengan melaksanakan Upacara


Sudiwudani dilaksanakan di Jalan Pengembak Gang III No. 29 Sanur, Denpasar,
dengan dipimpin Ida Pedande Istri Telaga dari Geriya Telaga Banjar Jambe, Desa
Kerobokan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung sebagaimana dalam Piagam No.
30/ VIII/ SW-GAM/ PHDIK/ 1994 tertanggal 10 Agustus 1994. Setelah upacara
Sudiwudani selesai, langsung pada saat itu dilaksanakan upacara perkawinan
menurut Agama Hindu dan Adat Bali antara Pemohon dan Ni Made Jati; Bahwa
dari Perkawinan Pemohon dengan Ni Made Jati, telah dikaruniai anak laki – laki
dua orang yakni:
1. Sean Wayan Donnelly, laki-laki, lahir pada tanggal 17 Maret 1993 di Kota
Long Beach, California, tercatat pada tanggal 29 Maret 1993 pada Kantor
Pencatatan di California dan telah pula didaftarkan pada Kantor Catatan
Sipil dan Kependudukan Kota Denpasar dengan Reg. No. 18/ KDKC/
2005 tertanggal 12 April 2005;
2. Brenden Surya Donnelly, laki-laki, lahir pada tanggal 17 September 1994
di Singapura, tercatat pada tanggal 26 Septemerber 1994 pada Kantor
Pencatatan Kelahiran dan Kematian di Republik Singapore dan telah pula
didaftarkan pada Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan Kota Denpasar
dengan Reg. No. 17/ KDKC/ 2005 tertanggal 6 April 2005.
Bahwa pada tahun 2005 Pemohon digugat cerai oleh istri Pemohon Ni Made Jati)
di Pengadilan Negeri Denpasar dengan Putusan No.119/ PdtG/ 2005/ PN.Dps
tanggal 22 Nopember 2005. Bahwa didasarkan Akta Perkawinan No. 299/ 1996 ,
istri Pemohon (Ni Made Jati) menggugat cerai dengan Surat Gugatan No
C256/FTW/IBW. /IV/05 dari pengacara Ida Bagus Wikantara S.H., yang tidak
mengakui keberadaan perkawinan sah yang dilangsungkan di Los Angeles,
California, A.S. tanggal 14 September 1985 dan didaftarkan Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Denpasar dengan Reg. No.16/ KDKC/
2005 tertanggal 6 April 2005; Bahwa tindakan istri Pemohon (Ni Made Jati)
membuat Akta Perkawinan No. 299/ 1996 menunjukan iktikad yang sangat tidak
baik terhadap suami (Pemohon) dan kedua anak-anaknya yang dilahirkan tahun
1993 dan 1994, alasan kalau Akta Perkawinan No. 299/ 1996 dikeluarkan tahun
3

1996, akibatnya akan membuat anak-anak Permohon dengan Ni Made Jati seolah
anak haram karena dilahirkan di luar perkawinan, dan membuat anak-anak dan
ayah kehilangan hubungan keluarga dan mengaburkan asal-usul anak–anak.
III. PETITUM
Beberapa pokok yang menjadi hal yang dimintakan pemohon/ penggugat
kepada hakim untuk dikabulkan (petitum) adalah sebagai berikut:
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon;
2. Memerintahkan kepada Termohon (Kantor Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Daerah Tingkat II Badung) untuk menerbitkan
Surat pencabutan dan pembatalan Kutipan Akta Perkawinan No 299/
1996 tertanggal 30 September 1996;
3. Menyatakan mencabut dan membatalkan Kutipan Akta Perkawinan No.
299/ 1996 tertanggal 30 September 1996;
4. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara; dan/ atau
5. Bilamana Majelis Hakim berpendapat lain, mohon agar dapat kiranya
menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono)
IV. PERTIMBANGAN PUTUSAN HAKIM
Adapun beberapa hal pokok yang menjadi pertimbangan Amar Putusan
Hakim dalam memutus perkara tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bahwa yang menjadi objek permohonan Pemohon adalah permohonan
mencabut dan membatalkan Akta Perkawinan Nomor 299/1996, tanggal
30 September 1996
2. Bahwa permohonan Pemohonan berdasarkan surat tertanggal 25 Juli
2017 kepada Termohon, yang diterima oleh Termohon pada tanggal 25
Juli 2017
3. Bahwa dasar permohonan berdasarkan ketentuan Pasal 53 Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
bahwa Pemohon dalam permohonannya kepada Pengadilan mendalilkan
pada pokoknya bahwa, tindakan Termohon yang tidak melakukan
pencabutan objek permohonan, berdasarkan surat Pemohon tertanggal
4

25 Juli 2017 (vide Bukti P-25), telah melanggar peraturan perundang-


undangan yang berlaku dan asas-asas umum pemerintahan yang baik
4. Bahwa setelah mencermati seluruh dalil permohonan tersebut, sebelum
mempertimbangkan mengenai pokok permohonan, terlebih dahulu akan
dipertimbangkan apakah permohonan yang diajukan Pemohon kepada
Pengadilan termasuk dalam kriteria permohonan berdasarkan ketentuan
Pasal 53 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi
Pemerintahan, atau apakah pokok permohonan Pemohon tersebut
5. Bahwa dalam mempertimbangkan alat bukti yang diajukan para pihak
sampai dengan putusan ini, Majelis Hakim berpedoman pada ketentuan
Pasal 100 Jo. Pasal 107 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara, dengan demikian terhadap alat bukti yang
diajukan para pihak menjadi bahan pertimbangan namun untuk
mengadili dan memutus sengketa a quo hanya digunakan alat bukti yang
relevan, sedangkan alat bukti selebihnya tetap dilampirkan dan menjadi
satu kesatuan dalam berkas perkara

Anda mungkin juga menyukai