Anda di halaman 1dari 48

MODUL PRAKTIKUM

FISIKA DASAR

I Nengah Simpen

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang
diberikan sehingga Modul Praktikum Fisika Dasar ini dapat terselesaikan.

Pada Kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
Abdulloh Fuad, M.Si, Ketua Laboratorium Sentral FMIPA Universitas Negeri
Malang, dan Ibu Dr. Siti Zulaikah, M.Si, Dosen Fisika di FMIPA Universitas Negeri
Malang, atas komen dan masukan-masukan yang diberikan dalam penulisan Modul
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan ini.

Modul ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa mempunyai pegangan dalam
melakukan kegiatan Praktikum Fisika Dasar di Jurusan Teknik Sipil Universitas
Udayana.

Modul ini telah diujicobakan sebanyak dua angkatan dengan jumlah mahasiswa pada
masing-masing angkatan sekitar 200 orang. Setelah dilakukan penyempurnaan-
penyempurnaan maka pada kesempatan ini Modul Praktikum Fisika Dasar ini dapat
penulis terbitkan.

Semoga Modul Praktikum Fisika Dasar ini dapat bermanfaat.


Terima kasih.
Salam
I Nengah Simpen

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ii
BAGIAN I: PENGENALAN ALAT……………………………………….…. 1
BAGIAN II: MODUL FISIKA DASAR…………………………………….. 9
Modul 1 Gerak Lurus Beraturan………………………………… 9
Modul 2 Hukum Kedua Newton Tentang Gerak……………….. 16
Modul 3 Osilasi Beban Yang Digantung Pada Pegas………… . 22
Modul 4 Hukum Hook………………………………………….. 30
Modul 5 Gelombang Berdiri Pada Tali…………………………. 37
Modul 6 Tangki Riak……………………………………………. 41

3
BAGIAN I:

PENGENALAN ALAT
Pada kegiatan Praktikum Fisika Dasar, mahasiswa harus mengenal alat-alat
praktikum yang akan dipakai. Berikut ini diberikan beberapa sketsa alat praktikum.

Tiker timer

Kertas Pita
4
Rel Presisi

Kabel Penghubung

5
Kereta Dinamika Bermotor

Kereta Dinamika

6
Pegas Helik

Pembangkit Getaran

7
Beban Bercelah dan Penggantung Beban

Penggaris/Mistar 50 cm

8
Stop Watch

Tangki Riak

9
Statif, Pegas Helik, Beban dan Penggantung Beban

10
(a) Tiker Timer beserta bagian-bagiannya
(b) Kertas Pita beserta titik-titik ketukan (9 titik)

11
BAGIAN II:

MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Modul 1: GERAK LURUS BERATURAN


1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menentukan kecepatan kereta dinamika pada gerak lurus beraturan.
b. Menjelaskan karakteristik gerak lurus berdasarkan besar besaran kinematisnya.

2. Alat Percobaan
Alat-alat yang diperlukan dalam percobaan Gerak Lurus Beraturan adalah sebagai
berikut:

- Bidang landasan
- Kereta dinamika
- Kereta dinamika bermotor
- Tiker timer
- Pita kertas
- Power suplay
- Kertas karbon

Gambar 1.1
Set Alat Percobaan Gerak Lurus Beraturan
12
3. Pengantar dan Persiapan Percobaan
Menurut Hukum Pertama Newton bahwa:

Sebuah benda yang diam akan tetap diam, dan benda yang bergerak akan
terus bergerak dengan laju dan arah yang tetap jika tidak ada gaya luar yan
bekerja padanya.

Secara umum berdasarkan pengalaman menunjukkan bahwa benda yang bergerak


tidak terus bergerak, tetapi menjadi berhenti setelah beberapa saat. Hal ini disebabkan
oleh adanya gaya gesekan.

Gaya gesekan timbul dan bekerja pada bidang kontak (persentuhan) dari dua benda
yang bergerak berlawanan arah. Agar supaya sebuah benda dapat bergerak,
dibutuhkan gaya yang sedikit lebih besar dengan gaya gesekan.

Gerak lurus beraturan dapat diperoleh dengan beberapa cara. Yang pertama adalah
dengan cara bidang miring, yaitu mengimbangi gaya gesekan dengan cara
memiringkan landasan tempat benda bergerak. Yang kedua adalah dengan
menggunakan kereta dinamika bermotor, yaitu kereta dinamika dilengkapi dengan
motor yang mana motornya dapat memberikan gaya dan melawan gaya gesekan yang
ada. Metode lain ialah dengan menggunakan “air track”.

Pada percobaan ini akan ditelaah gerak lurus beraturan dengan cara yang pertama
(cara bidang miring) dan yang kedua (kereta bermotor) seperti tersebut di atas.

Adapun langkah-langkah kerja dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Rangkai alat seperti terlihat pada Gambar 1.2.

Untuk mengimbangi gesekan yang terjadi pada sistem dapat dilakukan dengan cara
bidang miring atau dengan cara kereta dinamika bermotor.

13
Catatan: Untuk mengetahui bahwa gesekan telah diimbangi oleh bidang miring,
berikan sedikit dorongan pada kereta dinamika dan seharusnya kereta dinamika
bergerak beraturan sepanjang bidang miring. Pita ketik seharusnya dalam posisi
terpasang pada kereta dinamika.

b. Tahan kereta dinamika di dekat pewaktu ketik.


c. Pada saat catu daya masih dalam keadaan mati (OFF), hubungkan pewaktu ketik ke
catu daya, dan catu daya ke soket jala-jala listrik.
d. Potong pita ketik kira-kira 1 m dan pasang pada pewaktu ketik. Jepit salah satu
ujung pita ke penjepit yang ada pada kereta dinamika. Yakinkan bahwa pita ketik
lewat di bawah kertas karbon pada kereta dinamika.

14
(a)

(b)

Gambar 1.2
Rangkaian Alat Untuk Percobaan Gerak Lurus Beraturan
(a) Foto Rangkaian Alat; (b) Sketsa Rangkaian Alat

15
4. Langkah-langkah Percobaan

4.1 Dengan Cara Bidang Miring


Langkah-langkah yang dikerjakan sebagai berikut:

a. Setelah bidang landasan dibuat miring, hidupkan catu daya dan berikan sedikit
dorongan pada kereta dnamika sedemikian rupa sehingga kereta bergerak di
sepanjang landasan.

b. Ketika kereta dinamika mendekati ujung landasan, tahan kereta dinamika


menggunakan tangan. Perhatikan kereka dinamika jangan sampai jatuh atau keluar
landasan.

c. Ambil pita ketik kereta dinamika, periksa titik-titik ketikan yang diperoleh pada
pita ketik. Jika terdapat titik-titik yang bertindihan, abaikan dan potong titik-titik
tersebut.

d. Gunakan 5 titik sebagai satuan waktu. Ukur jarak 5 titik berurutan dimulai dari
awal gerak kereta dinamika. Isilah tabel berikut:

16
Tabel Hasil Pengamatan dengan Cara Bidang Miring

No. Titik ke Jarak (cm)

1 0–5

2 5 – 10

3 11 – 15

4 15 – 20

5 20-25

4.2 Dengan Cara Kereta Dinamika Bermotor


Langkah-langkah yang dikerjakan sebagai berikut:

a. Landasan dibuat mendatar, memakai kereta dinamika bermotor. Kereta dinamika


memiliki dua pengatur kecepatan yaitu yaitu v1 dan v2.

b. Atur kecepatan pada posisi v1. Hidupkan catu daya.

c. Ketika kereta dinamika mendekati ujung landasan, tahan kereta dinamika


menggunakan tangan. Perhatikan kereka dinamika jangan sampai jatuh atau keluar
landasan.

17
d. Ambil pita ketik kereta dinamika, periksa titik-titik ketikan yang diperoleh pada
pita ketik. Jika terdapat titik-titik yang bertindihan, abaikan dan potong titik-titik
tersebut.

e. Gunakan 5 titik sebagai satuan waktu. Ukur jarak 5 titik berurutan dimulai dari
awal gerak kereta dinamika. Isilah tabel berikut:

d. Lakukan juga untuk v2.

e. Catat hasil pengamatan pada tabel berikut:

Tabel Hasil Pengamatan dengan Cara Kereta Dinamika Bermotor

No. Titik ke Jarak pd Posisi v1 (cm) Jarak pd Posisi v2 (cm)

1 0-5

2 5-10

3 10-15

4 15-20

5 20-25.

18
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Modul 2: HUKUM KEDUA NEWTON TENTANG GERAK

1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami Hukum
Kedua Newton tentang gerak.

2. Alat-Alat Percobaan
Alat yang diperlukan pada percobaan Hukum Newton Tentang Gerak adalah sebagai
berikut:
- Bidang landasan
- Kereta dinamika
- Tiker timer
- Pita kertas
- Power suplay
- Kertas karbon
- Katrol
- Benang

Gambar 2.1
Alat Pada Percobaan Hukum Newton Tentang Gerak

19
3. Pengantar dan Persiapan Percobaan
Hukum Kedua Newton tentang gerak menyatakan bahwa percepatan sebuah benda
(sistem) berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada benda (sistem) itu dan
berbanding terbalik dengan massa benda (sistem) itu. Jika ditulis dalam bentuk
persamaan, maka:

F = m a atau a = F/m (2.1)

Dimana:
F adalah gaya yang bekerja pada benda (sistem)
m adalah massa benda (sistem)
a adalah percepaan benda (sistem)

Persamaan (2.1) ini akan diuji dengan menggunakan benda (sistem) seperti dalam
gambar 2.1 yang terdiri atas kereta dinamika dengan massa di atasnya, dan satu atau
lebih beban massa m yang digantung pada salah satu ujung tali. Massa total sistem m
adalah massa kereta dinamika ditambah massa beban pada kereta ditambah massa
beban yang digantungkan pada tali.

Gaya F dihasilkan oleh beban yang digantung (m1) yang besarnya sama dengan F =
m1 x g dimana g adalah percepatan gravitasi bumi.

Satu massa m1 mewakili satu satuan gaya 1p, dua massa 2 m1 mewakili dua satuan
gaya 2p, tiga massa 3 m1 mewakili tiga satuan gaya 3p dan seterusnya. Jika
dikehendaki agar gaya dinyatakan dalam satuan baku, misalnya Newton, gaya tiap
beban dapat diukur dengan menggunakan dinamometer. Akan tetapi untuk keperluan
pengujian ini, gaya tidak perlu dinyatakan dalam satuan baku.

Dalam percobaan ini akan diperiksa hubungan antara percepatan a dengan gaya F
pada keadaan massa total sistem tetap, dan memeriksa hubungan antara percepatan a
dan massa sistem m pada keadaan gaya F yang bekerja dibuat tetap.
20
(a)

(b)
Gambar 2.2
Set Alat Untuk Percobaan Hukum Newton Tentang Gerak
(a) Foto Set Alat (b) Sketsa Set Alat

Untuk keperluan ini, langkah-langkah kerjanya sebagai berikut:


21
a. Rangkai alat percobaan seperti Gambar 2.2. Tiga beban bercelah 50 g dan satu
buah beban bercelah 20 g dipasang pada kereta dinamika dengan menggunakan
sebuah pasak penumpu yang dimasukkan ke lubang yang ada di atas kereta dinamika.

b. Adakan kompensasi terhadap gaya gesekan yang ada di antara kereta dinamika dan
rel dengan jalan memiringkan rel secukupnya sedemikian sehingga jika rel kereta
diberi dorongan kecil dan sebentar saja, kereta kira-kira bergerak lurus beraturan.
Untuk membuat landasan miring dapat dipakai penumpu.

c. Setelah gesekan dikompensasi, gantung beban 10 g pada ujung tali nilon. Potong
tali secukupnya sedemikian rupa sehingga cukup memberi gantungan pada beban
dengan kereta dinamika berada di dekat pewaktu ketik dan beban berada sedekat-
dekatnya dengan katrol.

Catatan: Pada awalnya kereta dinamika perlu ditahan untuk mencegah beban jatuh
sebelum percobaan dimulai.

d. Potong pita ketik dengan panjang beberapa cm lebih panjang dari tinggi meja.
Pasang pita kertas pada pewaktu ketik dan jepitkan salah satu ujungnya pada kereta
dinamika.

e. Hubungkan pewaktu ketik ke catu daya. Pastikan pewaktu ketik dalam keadaan
OFF.

4. Lagkah-Langkah Percobaan
Bagian Pertama: Hubungan antara gaya F dan percepatan a, massa sistem m
dipertahankan tetap.

a. Tahan kereta dinamika pada ujung rel yang lebih tinggi, hidupkan catu daya dan
lepaskan kereta dinamika. Kereta dinamika akan bergerak turun karena adanya
tarikan beban.

22
b. Hentikan kereta dinamika tepat sebelum mencapai ujung rel.

c. Matikan catu daya.

d. Lepaskan pita ketik dari kereta dinamika. Periksa hasil ketikan pada pita ketik.
Pastikan bahwa hasilnya cukup jelas.

e. Gunakan 5 titik sebagai satuan waktu. Ukur jarak 5 titik berurutan dimulai dari
awal gerak kereta dinamika.

f. Ulangi kegiatan a – e sebanyak lima kali dengan penambahan beban gantung 10 g.

g. Catat hasilnya dalam tabel berikut:

No Titik ke Bb 10 g Bb 20 g Bb 30 g Bb 40 g Bb 50 g
Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm)

1 0-5

2 5-10

3 10-15

4 15-20

5 20-25

Bagian Kedua: Hubungan antara percepatan a dengan massa sistem m, gaya F


dipertahankan tetap

23
h. Lepaskan semua beban yang ada. Gantungkan beban 50 g pada ujung tali. Saat ini
massa sistem (M) menjadi: massa kereta dinamika ditambah massa beban 50 g.
i. Lakukan langkah a – e seperti tersebut di atas.
j. Ulangi lagi dengan membuat M menjadi 2M, 3M, 4M, 5M.
k. Catat hasil dalam tabel berikut:

No. Titik ke Massa Massa Massa Massa Massa


Sistem M Sistem 2M Sistem 3M Sistem 4M Sistem 5M

Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm) Jarak (cm)

1 0-5

2 5-10

3 10-15

4 15-20

5 20-25

24
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Modul 3: OSILASI BEBAN YANG DIGANTUNG PADA PEGAS

1. Tujuan Percobaan
Setelah percobaan selesai, mahasiswa diharapkan dapat memahami gerak osilasi
beban yang digantungkan pada pegas..

2. Alat percobaan
Alat yang diperlukan dalam percobaan Osilasi Beban Yang Digantungkan Pada Pegas
adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1
Alat yang diperlukan dalam Percobaan Osilasi Beban Yang Digantungkan Pada Pegas

25
- Set statif
- Pegas
- Stop watch
- Meteran
- Beban

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan


Rangkailah alat-alat seperti Gambar 3.2 berikut

26
(a)

(b)
Gambar 3.2
Rangkaian Alat Dalam Percobaan Osilasi Beban Yang Digantungkan Pada Pegas
(a) Foto Set Alat (b) Sketsa Set Alat

27
Sebuah benda bermassa M digantungkan pada sebuah pegas yang salah satu ujungnya
terpasang secara tetap seperti gambar 3.2, massa akan menarik pegas ke bawah
dengan gaya berat Mg yang menyebabkan pegas teregang sedemikian rupa sehingga
beban berada pada posisi O. Jika beban ditarik ke bawah oleh gaya tambahan F,
pegas akan mulur sejauh y sehingga berada pada titik A. Menurut Hukum Hooke,
gaya F yang diperlukan untuk menghasilkan simpangan ini adalah ky, dimana k
adalah tetapan pegas. Jika beban dilepaskan, gaya pemulih ky menghasilkan sebuah
percepatan sebagaimana diberikan oleh Hukum Newton kedua tentang gerak, yaitu:

ky = M.a (3.1)

Persamaan (3.1) dapat diubah menjadi:

A = ky/M (3.2)

Persamaan di atas adalah persamaan dasar untuk gerak harmonik sederhana dengan
percepatan a sebanding dengan simpangan y dan periodanya diberikan oleh:

T = 2 √M/k (3.3)

Atau

T4 = 42/k M (3.4)

Pada percobaan ini akan dicari hubungan antara perioda T dengan massa beban M
benda yang berosilasi dengan besaran lain dibuat tetap. Karena perioda ini dari suatu
gerakan ke gerakan yang lain relatif tetap namun waktunya sangat singkat, maka
diukur waktunya dalam sejumlah kali osilasi. Dalam percobaan ini dihitung waktunya
diukur untuk 20 kali osilasi. Pengukuran waktu dilakukan setelah gerakannya mulai
stabil.

28
Untuk persiapan percobaan lakukanlah:
a. Rangkai set alat percobaan seperti Gambar 3.2.
b. Gantung pegas helik k = 10 N/m.
c. Gantung beban dengan massa 50 g.

4. Langkah Percobaan

Bagian Pertama: Mengukur nilai k pegas dengan cepat

a. Gantungkan pegas pada statif.

b. Berikan beban 50 g.

c. Ukur penambahan panjang pegas akibat penambahan beban 50 g.

d. Ubah beban menjadi 100 g.

e. Ukur penambahan panjang pegas akibat penambahan beban 100 g.

f. Ubah beban menjadi 150 g.

g. Ukur penambahan panjang pegas akibat penambahan beban 150 g.

h. Ubah beban menjadi 200 g.

i. Ukur penambahan panjang pegas akibat penambahan beban 200 g.

j. Hitung rata-rata nilai k pegas dengan persamaan k= F/x, nilai g untuk di Bukit
diambil 9,72 m/dt2

Bagian Kedua: Hubungan Antara T dan M dengan k dibuat tetap

a. Berikan simpangan pada beban dengan cara menarik beban ke bawah sejauh kira-
kira 2 cm, kemudian dilepaskan sehingga terjadi osilasi.
29
b. Ukur waktu yang diperlukan untuk 20 kali osilasi.

c. Untuk menambah ketelitian dalam pengukuran, ulangi lagi kegiatan a dan b


sebanyak sepuluh kali.

d. Ulangi lagi kegiatan di atas dengan mengubah-ubah beban menjadi 100g, 150 g,
200 g, 250 g.

e. Catat hasilnya dalam tabel di bawah.

f. Ulangi kegiatan ini untuk pegas yang berbeda (dua pegas lagi).

g. Catat hasilnya pada tabel berikut.

30
Nilai k = N/m

No. B 50 B 100 B 150 B 200 B 250

20 T (dt) 20 T (dt) 20 T (dt) 20 T (dt) 20 T (dt)

10

Bagian Ketiga: Hubungan antara T dan k, M dibuat tetap

a. Gantungkan pegas helik dengan k = 10 N/m dan diberikan beban 100 g.

b. Berikan simpangan pada beban dengan cara menarik beban ke bawah sejauh kira-
kira 2 cm, kemudian dilepaskan sehingga terjadi osilasi.

31
c. Ukur waktu yang diperlukan untuk 20 kali osilasi.

d. Untuk menambah ketelitian dalam pengukuran, ulangi lagi kegiatan a dan b


sebanyak sepuluh kali.

e. Ulangi lagi kegiatan di atas dengan mengganti pegas helik dengan k yang lain
namun beban tetap 100 g.

f. Catat hasilnya dalam tabel berikut.

Beban: 100 g

No. k 10 k… k…

20 T (dt) 20 T (dt) 20 T (dt)

10
32
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Modul 4: HUKUM HOOK


1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat menentukan konstanta
pegas.

2. Alat Percobaan
Alat yang diperlukan dalam percobaan Hukum Hook adalah sebagai berikut:
- Set statif
- Pegas
- Stop watch
- Meteran
- Beban

33
Gambar 4.1
Peralatan Yang Diperlukan dalam Percobaan Hukum Hook

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan

Bila sebuah benda diregangkan oleh gaya, panjang benda bertambah. Bila benda
masih berada dalam keadaan elastis (batas elastisnya belum terlampaui), pertambahan
panjang x sebanding dengan besar gaya F yang meregangkan benda tersebut. Azas ini
berlaku juga untuk pegas heliks selama batas elastisitas pegas tidak terlampaui. Azas
ini dapat dirumuskan dengan:

F = - k. x (4.1)

Dimana k adalah tetapan pegas.

34
Jika semua alat sudah disiapkan, lakukanlah langkah berikut:

a. Susunlah alat percobaan yang telah disiapkan seperti Gambar 4.2.

b. Pegas digantungkan dan diberi beban sebagai gayanya.

Catatan: Dalam percobaan ini digunakan W = m g, dimana W adalah berat beban


(N), m adalah massa (kg) dan g adalah percepatan gravitasi (g=9,72 m/dt2).

35
(a)

(b)
Gambar 4.2
Rangkaian Alat Dalam Percobaan Hukum Hook
(a) Foto Set Alat (b) Sketsa Set Alat
36
4. Langkah Percobaan

a. Gantungkan satu beban di bagian ujung bawah pegas. Nilai ini merupakan berat
beban awal (Fo) pegas, dan panjangnya merupakan panjang awal pegas (lo).

b. Ukur panjang awal pegas (lo). Agar tidak membingungkan, ukur panjang pegas
dari suatu titik tetap teratas (misalnya tepi bawah pasak pemikul) ke suatu titik tetap
terbawah (misalnya ujung bawah pegas).

c. Tambahkan beban terhadap beban awal. Penambahan beban ini merupakan F1.
Ukur panjang pegas (l1) seperti langkah b. Cari pertambahan panjangnya x 1.

d. Lakukan penambahan beban dan pengukuran panjang pegas sampai 10 kali.

e. Setelah melakukan langkah d (dilakukan penambahan beban dan pengukuran


panjang pegas sampai sepuluh kali), lakukanlah langkah sebaliknya, yaitu
mengurangi beban pegas satu persatu dan mengukur panjang pegasnya.

f. Lakukan untuk pegas yang lain.

g. Catat semua data yang didapat dalam tabel kerja.

37
Pegas ke:………

No. F0….10 x0….10

10

38
Pegas ke:………

No. F10….0 x10….0

10

39
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Modul 5: GELOMBANG BERDIRI PADA TALI


1. Tujuan Percobaan
Setelah selesai praktikum mahasiswa diharapkan dapat memahami gelombang berdiri
pada tali.

2. Alat Percobaan
Alat yang diperlukan dalam percobaan Gelombang Berdiri Pada Tali adalah sebagai
berikut:
- Osilator
- Benang
- Papan landasan
- Beban gantung
- Katrol

Gambar 5.1
Set Alat Dalam Percobaan Gelombang Berdiri pada Tali

40
3. Pengantar dan Persiapan Percobaan

Sepotong benang yang salah satu ujungnya diikatkan kuat-kuat dan salah satu
ujungnya ditarik, kemudian benang ini digetarkan dengan frekwensi sumber getar
yang tetap. Pada benang akan terbentuk gelombang berdiri hanya pada tegangan-
tegangan tertentu. Keadaan-keadaan ini dikatakan sebagai keadaan resonansi.
Hubungan antara frekwensi resonansi dengan tegangan dapat dituliskan sebagai
berikut:

f = n/2L √T/u

dimana f adalah frekwensi sumber getar

T adalah tegangan benang

L panjang gelombang yang terbentuk

n = 1, 2, 3, . . .

u = massa per satuan panjang benang.

Untuk melakukan percobaan ini, rangkailah alat-alat seperti gambar berikut.

4. Langkah Percobaan
Terlebih dahulu, rangkaikanlah alat-alat seperti gambar berikut:

41
Gambar 5.2
Rangkaian Set Alat Dalam Percobaan Gelombang Berdiri Pada Tali

Setelah alatnya diseting, lakukanlah langkah-langkah sebagai berikut:

a. Hidupkan frekwensi audio.

b. Ubah-ubah tegangan tali sehingga terbentuk gelombang berdiri yang stabil.


Pertama-tama buatlah gelombang berdiri dengan satu buah perut.

c. Saat terbentuk gelombang berdiri dengan satu buah perut, catat tegangan tali, ukur
juga panjang gelombang yang terbentuk.

d. Lakukan hal yang sama untuk gelombang berdiri dengan dua perut, tiga perut dan
seterusnya.

e. Lakukan juga untuk tali yang lain.

42
Tabel pengamatan
u= g/m

No. Banyaknya Perut Tegangan Tali (N) Panjang Gelombang (m)

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

43
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Modul 6: TANGKI RIAK


1. Tujuan Percobaan
Setelah selesai percobaan mahasiswa dapat menjelaskan gejala gelombang dalam air.

2. Alat Percobaan
Alat-alat yang diperlukan dalam Percobaan Tangki Riak adalah sebagai berikut (Lihat
juga Gambar 6.1).
- Set tangki riak
- Power suplay
- Air (1,5 l)

3. Pengantar dan Persiapan Percobaan

Gelombang merupakan usikan yang menjalar. Gelombang dapat menjalar pada


permukaan air. Beberapa sifat gelombang diantaranya dapat dibiaskan, dapat
berinterferensi, dapat mengalami difraksi dan dapat dipantulkan. Peristiwa-peristiwa
gelombang ini juga dapat dilihat pada permukaan air. Untuk dapat melihat gejala-
gejala gelombang tersebut lakukanlah hal-hal berikut.

a. Setlah alat tangki riak seperti gambar berikut.

b. Bersihkan dasar kaca tangki riak dari kotoran-kotoran yang ada.

c. Bersihkan juga layar tangki riak.

d. Isikan tangki riak dengan air secukupnya (kedalaman 0,5 – 1 cm).

44
4. Langkah Percobaan

4.1 Gelombang Lurus

a. Hidupkan catu daya

b. Potensiometer diatur sedemikian rupa sehingga terbentuk gelombang permukaan


air dengan jelas.

c. Gambar pola gelombang yang terbentuk.

d. Matikan catu daya.

4.2 Pembiasan Gelombang

a. Pasang kaca pembias di depan pembangkit gelombang (Gambar 6.2a)

b. Atur tinggi permukaan air pada pembias (± 1 mm di atas permukaan kaca pembias)
dengan cara menambah/mengurangi air pada tangki riak.

c. Hidupkan catu daya.

d. Atur kembali potensiometer sehingga terlihat gelombang dengan jelas.

e. Gambarkan pola gelombang yang ada, setelah pengamatan matikan catu daya.

4.3 Gelombang Lurus dengan Penghalang Bercelah Satu

a. Pasang kedua keping penghalang di depan sumber gelombang sehingga terdapat


sebuah celah di antara kedua penghalang. Lebar celah ± 5 mm (Gambar 6.2b).

b. Hidupkan catu daya.

c. Atur kembali potensiometer sehingga terlihat gelombang dengan jelas.

45
d. Gambarkan pola gelombang yang ada.

f. Matikan catu daya.

4.4 Gelomabng Lurus dengan Penghalang Bercelah Dua

a. Pasang ketiga keping penghalang dengan keping pendek terletak di tengah di depan
sumber gelombang sedemikian sehingga terdapat dua celah sempit. Lebar celah ± 5
mm. Usahakan agar tidak terlalu jauh dari sumber gelombang (Gambar 6.2c).

b. Hidupkan catu daya.

c. Atur kembali potensiometer sehingga terlihat gelombang dengan jelas.

d. Gambarkan pola gelombang yang ada.

e. Matikan catu daya.

4.5 Gelombang Lurus dengan Penghalang membentuk sudut

a. Pasang penghalang gelombang sehingga membentuk sudut 45o terhadap


gelombang datar (Gambar 6.2d).

b. Hidupkan catu daya.

c. Atur kembali potensiometer sehingga terlihat gelombang dengan jelas.

d. Gambarkan pola gelombang yang ada.

e. Matikan catu daya.

46
(a)

(b)
Gambar 6.1
Set Tangki Riak
(a) Foto Set Alat (b) Sketsa Alat
47
(a)

(b)

(d)
Gambar 6.2
Berbagai Variasi Penghalang Gelombang
48

Anda mungkin juga menyukai