DIKERJAKAN OLEH :
REVANDRA
NIM D1011161073
Mohon maaf apabila dalam tugas ini masih terdapat kekurangan pada
dari segi isi maupun dari cara penyusunannya. Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi perbaikan di masa
yang akan datang.
Akhir kata semoga tugas yang sederhana ini dapat memberikan manfaat
yang besar bagi kita semua. Aamiin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
Prediksi Erosia.............................................................................................. 2
A. Kesimpulan.................................................................................................. 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah sebagai sumber daya alam telah mengalami berbagai tekanan seiring
dengan peningkatan jumlah manusia. Tekanan tersebut telah menyebabkan
penurunan mutu tanah yang berujung pada pengurangan kemampuan tanah untuk
berproduksi. Penurunan mutu tanah tersebut disebabkan oleh proses pencucian hara
dan proses erosi tanah terutama pada lahan-lahan yang tidak memiliki penutupan
vegetasi. Di Indonesia erosi yang sering dijumpai adalah erosi yang disebabkan oleh
air.
Erosi merupakan peristiwa hilangnya lapisan tanah atau bagian-bagian tanah.
Erosi menimbulkan kerusakan pada tanah tempat terjadi erosi dan pada tujuan akhir
tanah terangkut tersebut diendapkan. Secara deskriptif, Arsyad (2000) menyatakan
erosi merupakan akibat interaksi dari faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan
aktifitas manusia terhadap sumber daya alam.
Proses erosi terjadi melalui tiga tahap, yaitu pelepasan partikel tanah,
pengangkutan oleh media seperti air adan angin, dan selanjutnya pengendapan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya erosi adalah curah hujan, tanah,
lereng (topografi), vegetasi, dan aktifitas manusia.
B. Rumusan Masalah
Tujuan dari makalah konservasi tanah dan air dengan materi prediksi erosi
berdasarkan erosivitas, erodibilitas, panjang dan kemiringan lereng, pengolahan
tanah dan jenis tanaman adalah untuk mengetahui laju erosi pada lahan yang
diukur berdasarkan perhitungan USLE dan GUEST
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Erosi
Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (detached) dan
kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, dan gravitasi
(Hardjowigeno, 1995). Secara deskriptif, Arsyad (2000) menyatakan erosi
merupakan akibat interaksi dari faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan aktifitas
manusia terhadap sumber daya alam.
Menurut Supirin (2002), erosi tanah merupakan rangakain proses atau
peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah bagian atas oleh pergerakan air
maupun angin.
Keterangan:
A : Banyaknya tanah tererosi dalam t ha-1 tahun-1;
2
R : Faktor curah hujan, yaitu jumlah satuan indeks erosi hujan, yang
merupakan perkalian antara energi hujan total (E) dengan intensitas
hujan maksimum 30 menit (I30),
K : Faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per unit indeks erosi untuk
suatu tanah yang diperoleh dari petak homogen percobaan standar,
dengan panjang 72,6 kaki (22 m) terletak pada lereng 9 % tanpa
tanaman;
L : Faktor panjang lereng 9 %, yaitu nisbah erosi dari tanah dengan panjang
lereng tertentu dan erosi dari tanah dengan panjang lereng 72,6 kaki (22
m) di bawah keadaan yang identik;
S : Faktor kecuraman lereng, yaitu nisbah antara besarnya erosi dari suatu
tanah dengan kecuraman lereng tertentu, terhadap besarnya erosi dari
tanah dengan lereng 9 % di bawah keadaan yang identik;
C : Faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman, yaitu nisbah
antara besarnya erosi dari suatu areal dengan vegetasi penutup dan
pengelolaan tanaman tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah yang
identik tanpa tanaman;
P : Faktor tindakan konservasi tanah, yaitu nisbah antara besarnya erosi dari
tanah yang diberi perlakuan tindakan konservasi tanah seperti
pengelolaan menurut kontur, penanaman dalam strip atau teras terhadap
besarnya erosi dari tanah yang diolah searah lereng dalam kedaan yang
identik.
Dengan menggunakan kriteria erosi dapat diketahui tingkat bahaya erosi
yang terjadi di suatu daerah, dengan kriteria erosi. Data-data yang perlu dalam
pendugaan besarnya erosi menggunakan metode USLE ini adalah :
1. Data curah hujan
Data curah hujan dari stasiun pengamatan hujan terdekat dengan
lokasi penelitian, sekurang-kurangnya 10 tahun terakhir. Data curah hujan
ini digunakan untuk mengetahui faktor erosivitas hujan ( R) melalui
persamaan Bols (1978) :
Dimana :
Rain = rerata curah hujan bulanan (cm)
Days = jumlah hari hujan per bulan
Max =curah hujan maksimum selama 24 jam pada bulan yang
bersangkutan.
3
Perhitungan faktor erosivitas hujan (R) yang lain dapat dihitung
dengan menggunakan rumus di bawah ini.
R = (0.41 x H)1.09
dimana H = curah hujan (mm/th).
keterangan :
EI30 : Erosivitas curah hujan bulanan rata-rata
R12 : Jumlah E130 selama 12 bulan
R : Curah hujan bulanan (cm)
D : Jumlah hari hujan
M : Hujan maksimum pada bulan tersebut (cm)
Cara menentukan besarnya indeks erosivitas hujan yang lain dapat
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Lenvain (DHV, 1989)
sebagai berikut :
R = 2,221 P 1,36
keterangan :
R : Indeks erosivitas
P : Curah Hujan Bulanan (cm)
Cara menentukan besarnya indeks erosivitas hujan yang terakhir ini
lebih sederhana karena hanya memanfaatkan data curah hujan bulanan.
4
3. Erodibilitas Tanah (K)
Erodibilitas tanah merupakan jumlah tanah yang hilang rata-rata
setiap tahun per satuan indeks daya erosi curah hujan pada sebidang
tanah tanpa tanaman (gundul), tanpa usaha pencegahan erosi, lereng 9%
(5°), dan panjang lereng 22 meter (Hardjowigeno, 1995). Faktor
erodibilitas tanah menunjukan kekuatan partikel tanah terhadap
pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah oleh adanya energi
kinetik air hujan. Besarnya erodibilitas tanah ditentukan oleh
karakteristik tanah seperti tekstur tanah, stabilitas agregat tanah,
kapasitas infiltrasi, dan kandungan bahan organik serta bahan kimia
tanah. Metode penetapan nilai faktor K secara cepat dapat dilihat pada
Tabel 2 dengan terlebih dahulu mengetahui informasi jenis tanah. Nilai
faktor K juga dapat diperoleh dengan menggunakan nomograf
erodibilitas tanah seperti yang ditunjukan pada Gambar 1. Nomograf ini
disusun oleh lima parameter yaitu % fraksi debu dan pasir sangat halus,
% fraksi pasir, % bahan organik, struktur tanah, dan permeabilitas tanah
(Purwowidodo,1999).
Untuk kadar bahan organik > 6% (agak tinggi - sangat tinggi), angka 6%
tersebut digunakan sebagai angka maksimum. Penilaian struktur dan permeabilitas
tanah masing-masing menggunakan Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Penilaian Struktur Tanah
7
Sumber : Abdukrahman, dkk. (1981) di dalam Hardjoamidjojo, S. dan Sukartaatmadja S.
(1992)
9
secara luas di seluruh dunia (Nearing et al., 1994; Lal, 1994; Schmitz dan
Tameling,2000; ICRAF, 2001), karena model tersebut mudah dikelola,
relatif sederhana dan jumlah masukan atau parameter yang dibutuhkan
relatif sedikit dibandingkan dengan model-model lainnya yang bersifat
lebih kompleks (ICRAF, 2001; Schmitz dan Tameling, 2000). USLE juga
berguna untuk menentukan kelayakan tindakan 38 Vadari et al. konservasi
tanah dalam perencanaan lahan dan untuk memprediksi non-point sediment
losses dalam hubungannya dengan program pengendalian polusi (Lal,
1994). Pada tingkat lapangan (field scale), USLE sangat berguna untuk
merumuskan rekomendasi atau perencanaan yang berkaitan dengan bidang
agronomi (agronomic proposal), karena dapat digunakan sebagai dasar
untuk pemilihan land use dan tindakan konservasi tanah yang ditujukan
untuk menurunkan on-site effect dari erosi (ICRAF, 2001).
Salah satu faktor yang harus disadari oleh para pengguna model ini
berhubungan dengan skala penggunaan, Tarigan dan Sinukaban (2001)
menyatakan bahwa USLE berfungsi baik untuk skala plot, sedangkan untuk
skala DAS, hasil prediksi saja dapat berlebihan. Salah satu penyebabnya
adalah pengaruh filter sedimen yang tidak terakomodasi. Namun USLE
bermanfaat dalam hubungannya dengan on-site effect dari erosi. Tidak
demikian halnya dalam hubungannya dengan off-site effect dari erosi,
diantaranya meliputi pengaruh erosi terhadap lingkungan di luar lahan yang
tererosi, misalnya kualitas air sungai, kerusakan dam yang disebabkan oleh
hasil sedimen.
.................................................................. (2)
dimana :
qsi = q ci, yaitu fluk (flux) sedimen pada arah aliran (x), q adalah fluk
sedimen (debit spesifik),
ci = konsentrasi sedimen,
h = tebal aliran permukaan,
ei = pelepasan (detachment) oleh butir-butir hujan, ri = pengangkutan
(entrainment) sedimen, dan
di = pengendapan (deposition) sedimen.
11
Sejalan dengan perkembangan ilmu komputer, model GUEST
disempurnakan menjadi event-based proses model untuk erosi lembar (sheet
erosion). Namun demikian model tersebut dapat juga diaplikasikan untuk erosi
alur (rill erosion). Model ini dapat pula dianggap sebagai semi-static model,
karena erosi dapat diprediksi per kejadian hujan (event by event) (Schmitz dan
Tameling, 2000)
GUEST mulanya didokumentasikan oleh Misra dan Rose pada tahun
1990dan telah mengalami beberapa pengembangan selama Proyek ACIAR
(Australian Centre for International Agricultural Research) (Rose et al.,
1997a). Untuk daerah tropis (Philippina, Malaysia, Thailand dan Australia),
GUEST telah divalidasi pada skala plot (72-1.000m2) dan menunjukkan hasil
yang baik (Rose et al., 1997a;Schmitz dan Tameling, 2000; ICRAF, 2000).
GUEST merupakan model persamaan fisik (physical equation) yang
perhitungannya didasarkan pada konsentrasi sedimen yang tersuspensi di
dalam aliran permukaan, dikembangkan oleh Rose dan Hairsine (1988). Besar
konsentrasi sedimen pada keadaan bera menggunakan persamaan sebagai
berikut:
Keterangan:
Ct = konsentrasi sedimen dalam aliran permukaan;
F = fraksi tenaga aliran yang digunakan untuk mengerosikan tanah;
= berat jenis sedimen;
= berat jenis air;
= rata-rata kecepatan pengendapan sedimen;
S = kemiringan lahan; dan
V = kecepatan aliran permukaan.
Kecepatan aliran permukaan pada persamaan 3 menggunakan
rumus Manning’s yang disajikan dalam persamaan 4, yaitu:
Keterangan:
n = koefisien kekasaran Manning’s;
R = jari-jari hidraulik; dan
12
S = kemiringan lahan.
Jika debit aliran permukaan mengikuti persamaan 5, kemudian
disubsitusikan kedalam persamaan 3, maka persamaan kecepatan aliran
permukaan dapat dijabarkan menjadi persamaan 6.
Q = V.A
Keterangan:
Q = debit aliran permukaan per unit luas; dan
A = luas penampang permukaan.
Keterangan:
= parameter erodibilitas; dan
C = konsentrasi sedimen dalam aliran permukaan.
Faktor penutupan lahan sangat signifikan mengurangi kerusakan tanah
yang diakibatkan pukulan butiran air hujan, dan dapat menurunkan laju aliran
permukaan. Penutupan lahan mempunyai hubungan eksponensial dengan
permukaan kontak dan erosi yang dihasilkan serta mempunyai nilai yang
bervariasi tergantung pada tipe penggunaan lahannya (Rose et al. 1997b).
Selain itu permukaan kontak mempunyai hubungan eksponensial dengan
konstanta permukaan kontak yaitu Ks . Nilai ini diperoleh dari hubungan tanah
yang tererosi dengan tanaman penutup dan tanpa tanaman (bera) dengan
permukaan kontak seperti tersaji dalam persamaan 12.
Keterangan:
c = erosi tanah pada tanaman tertentu;
cb = erosi tanah pada kondisi bera;
Cs = fraksi dari permukaan kontak penutupan; dan
ks = konstanta permukaan kontak.
Akhirnya, dengan menambahkan persamaan 11, 12, dan total aliran
permukaan (Q) pada persamaan 9, maka jumlah keseluruhan masa tanah
yang hilang pada setiap kejadian erosi (M) disajikan pada persamaan 13.
14
Tabel 6. Perbedaan Metode USLE dan Metode GUEST
15
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Prediksi terjadinya suatu erosi dapat dihitung menggunakan metode USLE
berdasarkan dari erosivitas hujan, erodibitas, erodibilitas, panjang dan
kemiringan lereng, pengolahan tanah dan jenis tanaman serta dengan perhitungan
metode GUEST.
Semua model yang telah diuraikan seperti USLE dan GUEST bila digunakan
untuk prediksi erosi harus disadari mempunyai kelebihan-kelebihan dan
kekurangan-kekurangan. Pemilihan model prediksi erosi harus dilakukan secara
hati-hati dan sesuai atau harus mendekati kenyataan yang terjadi di lapangan.
Untuk skala plot (petak erosi) dapat digunakan model USLE, sedangkan
ukuran petak kemungkinan dapat sampai 1.000 m2 dengan lereng yang mutlak
seragam. Model GUEST dapat diaplikasikan pada bentang lahan atau lanskap
sampai DAS yang berukuran 150-200 ha
16