Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PREDIKSI EROSI METODE USLE DAN GUEST”

DOSEN MATA KULIAH:


Dr. Ir. Kartini, M.T.
NIP.195812151988102001

DIKERJAKAN OLEH :
REVANDRA
NIM D1011161073

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIIK
UNIVERSITAS TANGJUNGPURA
PONTIANAK
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat


Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena dengan berkah dan rahmah-Nya lah saya
dapat menyelesaikan Makalah “Prediksi Erosi Metode USLE dan GUEST” ini
dengan baik.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr.Ir. Kartini ,M.T. selaku dosen pengajar mata kuliah Pengembangan Sumber
Daya Air Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah memberikan masukan kepada saya dalam mengerjakan tugas makalah ini

Mohon maaf apabila dalam tugas ini masih terdapat kekurangan pada
dari segi isi maupun dari cara penyusunannya. Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi perbaikan di masa
yang akan datang.
Akhir kata semoga tugas yang sederhana ini dapat memberikan manfaat
yang besar bagi kita semua. Aamiin.

Pontianak, 8 Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

A. Pengertian Erosi ........................................................................................... 2

B. Pengertian Prediksi Erosi dan Macam-Macam Metode Perhitungan

Prediksi Erosia.............................................................................................. 2

1.Metode USLE (Universal Soil Loss Equation).......................................2

2. Metode GUEST ( Griffith University Erosion System Template ).......10

BAB III KESIMPULAN......................................................................................16

A. Kesimpulan.................................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah sebagai sumber daya alam telah mengalami berbagai tekanan seiring
dengan peningkatan jumlah manusia. Tekanan tersebut telah menyebabkan
penurunan mutu tanah yang berujung pada pengurangan kemampuan tanah untuk
berproduksi. Penurunan mutu tanah tersebut disebabkan oleh proses pencucian hara
dan proses erosi tanah terutama pada lahan-lahan yang tidak memiliki penutupan
vegetasi. Di Indonesia erosi yang sering dijumpai adalah erosi yang disebabkan oleh
air.
Erosi merupakan peristiwa hilangnya lapisan tanah atau bagian-bagian tanah.
Erosi menimbulkan kerusakan pada tanah tempat terjadi erosi dan pada tujuan akhir
tanah terangkut tersebut diendapkan. Secara deskriptif, Arsyad (2000) menyatakan
erosi merupakan akibat interaksi dari faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan
aktifitas manusia terhadap sumber daya alam.
Proses erosi terjadi melalui tiga tahap, yaitu pelepasan partikel tanah,
pengangkutan oleh media seperti air adan angin, dan selanjutnya pengendapan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya erosi adalah curah hujan, tanah,
lereng (topografi), vegetasi, dan aktifitas manusia.
B. Rumusan Masalah
Tujuan dari makalah konservasi tanah dan air dengan materi prediksi erosi
berdasarkan erosivitas, erodibilitas, panjang dan kemiringan lereng, pengolahan
tanah dan jenis tanaman adalah untuk mengetahui laju erosi pada lahan yang
diukur berdasarkan perhitungan USLE dan GUEST

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Erosi
Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (detached) dan
kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, dan gravitasi
(Hardjowigeno, 1995). Secara deskriptif, Arsyad (2000) menyatakan erosi
merupakan akibat interaksi dari faktor iklim, tanah, topografi, vegetasi, dan aktifitas
manusia terhadap sumber daya alam.
Menurut Supirin (2002), erosi tanah merupakan rangakain proses atau
peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah bagian atas oleh pergerakan air
maupun angin.

B. Pengertian Prediksi Erosi dan Macam-Macam Metode Perhitungan Prediksi


Erosi
Prediksi erosi adalah suatu pendugaan terjadinya terkikisnya tanah (erosi)
pada lahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan, iklim dan manusia. Metode-
metode yang sering digunakan untuk mengukur tingkat laju erosi dapat
menggunakan metode USLE dan metode GUEST.

1) Metode USLE (Universal Soil Loss Equation)


USLE adalah model erosi yang dirancang untuk memprediksi rata-rata erosi
tanah dalam jangka waktu panjang dari suatu areal usaha tani dengan sistem
pertanaman dan pengelolaan tertentu (Wischmeier dan Smith, 1978). Bentuk
erosi yang dapat diprediksi adalah erosi lembar atau alur, tetapi tidak dapat
memprediksi pengendapan dan tidak memperhitungkan hasil sedimen dari erosi
parit, tebing sungai dan dasar sungai (Wischmeier dan Smith, 1978 dalam Arsyad,
2000).Wischmeier dan Smith (1978) juga menyatakan bahwa metode yang umum
digunakan untuk menghitung laju erosi adalah metode Universal Soil Loss
Equation (USLE). Adapun persamaan ini adalah:
A=R.K.L.S.C.P

Keterangan:
A : Banyaknya tanah tererosi dalam t ha-1 tahun-1;

2
R : Faktor curah hujan, yaitu jumlah satuan indeks erosi hujan, yang
merupakan perkalian antara energi hujan total (E) dengan intensitas
hujan maksimum 30 menit (I30),
K : Faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per unit indeks erosi untuk
suatu tanah yang diperoleh dari petak homogen percobaan standar,
dengan panjang 72,6 kaki (22 m) terletak pada lereng 9 % tanpa
tanaman;
L : Faktor panjang lereng 9 %, yaitu nisbah erosi dari tanah dengan panjang
lereng tertentu dan erosi dari tanah dengan panjang lereng 72,6 kaki (22
m) di bawah keadaan yang identik;
S : Faktor kecuraman lereng, yaitu nisbah antara besarnya erosi dari suatu
tanah dengan kecuraman lereng tertentu, terhadap besarnya erosi dari
tanah dengan lereng 9 % di bawah keadaan yang identik;
C : Faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman, yaitu nisbah
antara besarnya erosi dari suatu areal dengan vegetasi penutup dan
pengelolaan tanaman tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah yang
identik tanpa tanaman;
P : Faktor tindakan konservasi tanah, yaitu nisbah antara besarnya erosi dari
tanah yang diberi perlakuan tindakan konservasi tanah seperti
pengelolaan menurut kontur, penanaman dalam strip atau teras terhadap
besarnya erosi dari tanah yang diolah searah lereng dalam kedaan yang
identik.
Dengan menggunakan kriteria erosi dapat diketahui tingkat bahaya erosi
yang terjadi di suatu daerah, dengan kriteria erosi. Data-data yang perlu dalam
pendugaan besarnya erosi menggunakan metode USLE ini adalah :
1. Data curah hujan
Data curah hujan dari stasiun pengamatan hujan terdekat dengan
lokasi penelitian, sekurang-kurangnya 10 tahun terakhir. Data curah hujan
ini digunakan untuk mengetahui faktor erosivitas hujan ( R) melalui
persamaan Bols (1978) :
Dimana :
Rain = rerata curah hujan bulanan (cm)
Days = jumlah hari hujan per bulan
Max =curah hujan maksimum selama 24 jam pada bulan yang
bersangkutan.

3
Perhitungan faktor erosivitas hujan (R) yang lain dapat dihitung
dengan menggunakan rumus di bawah ini.
R = (0.41 x H)1.09
dimana H = curah hujan (mm/th).

2. Erosivitas Hujan (R)


Erosivitas merupakan kemampuan hujan untuk menimbulkan atau
menyebabkan erosi. Indeks erosivitas hujan yang digunakan adalah
EI30. Erosivitas hujan sebagian terjadi karena pengaruh jatuhan butir-
butir hujan langsung di atas permukaan tanah. Kemampuan air hujan
sebagai penyebab terjadinya erosi adalah bersumber dari laju dan
distribusi tetesan air hujan, dimana keduanya mempengaruhi besar
energi kinetik air hujan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
erosivitas hujan sangat berkaitan dengan energi kinetis atau momentum,
yaitu parameter yang berasosiasi dengan laju curah hujan atau volume
hujan (Asdak, 1995). Persamaan yang umum digunakan untuk
menghitung erosivitas adalah persamaan yang dikemukakan oleh Bols
(1978) dalam Hardjowigeno (1995). Persamaan tersebut adalah :
El30 = 6,119 R 1,21 x D -0,47 x M 0,53

keterangan :
EI30 : Erosivitas curah hujan bulanan rata-rata
R12 : Jumlah E130 selama 12 bulan
R : Curah hujan bulanan (cm)
D : Jumlah hari hujan
M : Hujan maksimum pada bulan tersebut (cm)
Cara menentukan besarnya indeks erosivitas hujan yang lain dapat
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Lenvain (DHV, 1989)
sebagai berikut :
R = 2,221 P 1,36

keterangan :
R : Indeks erosivitas
P : Curah Hujan Bulanan (cm)
Cara menentukan besarnya indeks erosivitas hujan yang terakhir ini
lebih sederhana karena hanya memanfaatkan data curah hujan bulanan.
4
3. Erodibilitas Tanah (K)
Erodibilitas tanah merupakan jumlah tanah yang hilang rata-rata
setiap tahun per satuan indeks daya erosi curah hujan pada sebidang
tanah tanpa tanaman (gundul), tanpa usaha pencegahan erosi, lereng 9%
(5°), dan panjang lereng 22 meter (Hardjowigeno, 1995). Faktor
erodibilitas tanah menunjukan kekuatan partikel tanah terhadap
pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah oleh adanya energi
kinetik air hujan. Besarnya erodibilitas tanah ditentukan oleh
karakteristik tanah seperti tekstur tanah, stabilitas agregat tanah,
kapasitas infiltrasi, dan kandungan bahan organik serta bahan kimia
tanah. Metode penetapan nilai faktor K secara cepat dapat dilihat pada
Tabel 2 dengan terlebih dahulu mengetahui informasi jenis tanah. Nilai
faktor K juga dapat diperoleh dengan menggunakan nomograf
erodibilitas tanah seperti yang ditunjukan pada Gambar 1. Nomograf ini
disusun oleh lima parameter yaitu % fraksi debu dan pasir sangat halus,
% fraksi pasir, % bahan organik, struktur tanah, dan permeabilitas tanah
(Purwowidodo,1999).

Gambar 1. Nomograf Erodibilitas Tanah (United States Environmental


Protection Agency, 1980 di dalam Asdak, 1995)
Besarnya nilai K ditentukan oleh tekstur, struktur, permeabilitas, dan
bahan organik tanah (Wischmeier et al., 1971). Penentuan besarnya nilai
K dapat dilakukan dengan menggunakan nomograph atau rumus
Wischmeier et al. (1971) sebagai berikut:
5
100 K = 1,292[2,1M1,14(10-4)(12-a)+3,25(b-2)+2,5(c-3)]
Keterangan :
M : parameter ukuran butir diperoleh dari (% debu + % pasir sangat halus)
(100 - % liat)
a : % bahan organik (% C x 1,724)
b : kode struktur tanah
c : kode kelas permeabilitas penampang tanah

Untuk kadar bahan organik > 6% (agak tinggi - sangat tinggi), angka 6%
tersebut digunakan sebagai angka maksimum. Penilaian struktur dan permeabilitas
tanah masing-masing menggunakan Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Penilaian Struktur Tanah

Tabel 2. Penilaian kelas Permeabilitas Tanah

4. Faktor Panjang Lereng (L) dan Kemiringan Lereng (S)


Faktor lereng (LS) merupakan rasio antara tanah yang hilang dari
suatu petak dengan panjang dan curam lereng tertentu dengan petak
baku (tanah gundul,curamlereng 9%, panjang 22 meter, dan tanpa usaha
pencegahan erosi) yang mempunyai nilai LS = 1. Menurut Weismeier
dan Smith (1978) dalam Hardjoamijojo dan Sukartaatmadja (1992),
faktor lereng dapat ditentukan dengan persamaan :
LS = ││m (0,065 + 0,045 S + 0,0065 S2)
keterangan :
6
LS = Faktor panjang dan kemiringan lereng
L = Panjang lereng (meter)
S = Kemiringan lahan (%)
m = Nilai eksponensial yang tergantung dari kemiringan
S < 1% maka nilai m = 0.2
S = 1 – 3 % maka nilai m = 0.3
S = 3 – 5 % maka nilai m = 0.4
S > 5% maka nilai m = 0.5
Selain menggunakan rumus di atas, nilai LS dapat juga ditentukan menurut
kemiringan lerengnya seperti ditunjukan pada Tabel 3 berikut
Tabel 3. Penilaian kelas Kelerengan (LS)

. Sumber : Petuntuk Pelaksanaan Penyusunan RTL-RLKT Jakarta (1986)

5. Faktor Tanaman (C)


Faktor pengelolaan tanaman merupakan rasio tanah yang tererosi pada
suatu jenis pengelolaan tanaman terhadap tanah yang tererosi dengan pada
kondisi permukaan lahan yang sama tetapi tanpa pengelolaan tanaman atau
diberakan tanpa tanaman. Pada tanah yang gundul (diberakan tanpa
tanaman/petak baku) nilai C = 1.0. Untuk mendapatkan nilai C tahunan
perlu diperhatikan perubahan-perubahan penggunaan tanah dalam setiap
tahun. Terdapat sembilan parameter sebagai faktor penentu besarnya nilai
C, yaitu konsolidasi tanah, sisa-sisa tanaman, tajuk vegetasi, sistem
perakaran, efek sisa perakaran dari kegiatan pengelolaan lahan, faktor
kontur, kekasaran permukaan tanah, gulma, dan rumputrumputan (Asdak,
1985).
Tabel 4. Perkiraan Nilai Faktor C Berbagai Jenis Penggugaan Lahan

7
Sumber : Abdukrahman, dkk. (1981) di dalam Hardjoamidjojo, S. dan Sukartaatmadja S.
(1992)

6. Faktor Usaha-usaha Pencegahan Erosi atau Konservasi (P)


Faktor praktik konservasi tanah adalah rasio tanah yang hilang bila
usaha konservasi tanah dilakukan (teras, tanaman, dan sebagainya) dengan
tanpa adanya usaha konservasi tanah. Tanpa konservasi tanah nilai P = 1
(petak baku). Bila diteraskan, nilai P dianggap sama dengan nilai P untuk
strip cropping, sedangkan nilai LS didapat dengan menganggap panjang
lereng sebagai jarak horizontal dari masingmasing teras. Konservasi tanah
tidak hanya tindakan konservasi secara mekanis dan fisik, tetapi termasuk
juga usaha-usaha yang bertujuan untuk mengurangi erosi tanah. Penilaian
faktor P di lapangan lebih mudah apabila digabungkan dengan faktor C,
karena dalam kenyataannya kedua faktor tersebut berkaitan erat..
Pemilihan atau penentuan nilai faktor CP perlu dilakukan dengan hati-hati
karena adanya variasi keadaan lahan dan variasi teknik konservasi yang
dijumpai di lapangan.
8
Tabel 5. Perkiraan Nilai Faktor Berbagai Jenis Penggunaan Lahan

Sumber : Abdukrahman, dkk. (1981) di dalam Hardjoamidjojo, S. dan Sukartaatmadja S.


(1992)
Kelemahan dan keunggulan
Beberapa ilmuwan menyatakan beberapa kelemahan dari USLE,
diantaranya adalah model tersebut dinilai tidak efektif jika diaplikasikan di
luar kisaran kondisi dimana model tersebut dikembangkan. Adaptasi model
tersebut pada lingkungan yang baru memerlukan investasi sumber daya dan
waktu untuk mengembangkan database yang dibutuhkan untuk
menjalankannya (Nearing et al., 1994). Over estimasi yang bisa terjadi
dengan penggunaan USLE dapat mencapai 2.000%, penyebabnya adalah
adanya subjektivitas penggunaan data atau karena penggunaan peta skala
kecil (Van der Poel dan Subagyono, 1998).
Meskipun disadari adanya beberapa kelemahan/keterbatasan dari
modelmodel empiris, khususnya USLE, sampai saat ini telah dan masih
diaplikasikan

9
secara luas di seluruh dunia (Nearing et al., 1994; Lal, 1994; Schmitz dan
Tameling,2000; ICRAF, 2001), karena model tersebut mudah dikelola,
relatif sederhana dan jumlah masukan atau parameter yang dibutuhkan
relatif sedikit dibandingkan dengan model-model lainnya yang bersifat
lebih kompleks (ICRAF, 2001; Schmitz dan Tameling, 2000). USLE juga
berguna untuk menentukan kelayakan tindakan 38 Vadari et al. konservasi
tanah dalam perencanaan lahan dan untuk memprediksi non-point sediment
losses dalam hubungannya dengan program pengendalian polusi (Lal,
1994). Pada tingkat lapangan (field scale), USLE sangat berguna untuk
merumuskan rekomendasi atau perencanaan yang berkaitan dengan bidang
agronomi (agronomic proposal), karena dapat digunakan sebagai dasar
untuk pemilihan land use dan tindakan konservasi tanah yang ditujukan
untuk menurunkan on-site effect dari erosi (ICRAF, 2001).
Salah satu faktor yang harus disadari oleh para pengguna model ini
berhubungan dengan skala penggunaan, Tarigan dan Sinukaban (2001)
menyatakan bahwa USLE berfungsi baik untuk skala plot, sedangkan untuk
skala DAS, hasil prediksi saja dapat berlebihan. Salah satu penyebabnya
adalah pengaruh filter sedimen yang tidak terakomodasi. Namun USLE
bermanfaat dalam hubungannya dengan on-site effect dari erosi. Tidak
demikian halnya dalam hubungannya dengan off-site effect dari erosi,
diantaranya meliputi pengaruh erosi terhadap lingkungan di luar lahan yang
tererosi, misalnya kualitas air sungai, kerusakan dam yang disebabkan oleh
hasil sedimen.

2). Metode GUEST ( Griffith University Erosion System Template )


Model erosi Rose (GUEST) merupakan model berdasarkan pendekatan
proses erosi yang mempengaruhinya, yaitu daya pelepasan partikel tanah oleh
butir-butir hujan dan aliran permukaan sebagai agen utama penyebab erosi
tanah. Dalam model ini, erosi terjadi karena adanya tiga proses yang berperan,
yaitu pelepasan (detachment) oleh butir-butir hujan, pengangkutan
(transportation) sedimen, dan pengendapan (deposition) sedimen (Rose
et.al., 1983).
Persamaan model tersebut setelah disederhanakan adalah sebagai
berikut:
SL = 2700 λ S (Cr ) (Q)
Keterangan :
10
SL : total tanah yang hilang (kg.m-3);
λ : efisiensi pengangkutan;
S : kemiringan lahan (%);
C :persentase penutupan lahan;
Q : volume aliran permukaan (m3).

Gambar 1. Hubungan antara fluks sedimen, pengikisan, pengangkutan, danpengendapan


sedimen, dalam proses erosi tanah (Rose danFreebairn, 1985)

Persamaan (1) diturunkan berdasarkan konsep konservasi masa sedimen


dalam beberapa bagian elemen dari aliran permukaan yang dikombinasikan
dengan teori konsentrasi sedimen dan hidrologi. Secara matematis persamaan
tersebut ditulis dalam bentuk,

.................................................................. (2)

dimana :
qsi = q ci, yaitu fluk (flux) sedimen pada arah aliran (x), q adalah fluk
sedimen (debit spesifik),
ci = konsentrasi sedimen,
h = tebal aliran permukaan,
ei = pelepasan (detachment) oleh butir-butir hujan, ri = pengangkutan
(entrainment) sedimen, dan
di = pengendapan (deposition) sedimen.

11
Sejalan dengan perkembangan ilmu komputer, model GUEST
disempurnakan menjadi event-based proses model untuk erosi lembar (sheet
erosion). Namun demikian model tersebut dapat juga diaplikasikan untuk erosi
alur (rill erosion). Model ini dapat pula dianggap sebagai semi-static model,
karena erosi dapat diprediksi per kejadian hujan (event by event) (Schmitz dan
Tameling, 2000)
GUEST mulanya didokumentasikan oleh Misra dan Rose pada tahun
1990dan telah mengalami beberapa pengembangan selama Proyek ACIAR
(Australian Centre for International Agricultural Research) (Rose et al.,
1997a). Untuk daerah tropis (Philippina, Malaysia, Thailand dan Australia),
GUEST telah divalidasi pada skala plot (72-1.000m2) dan menunjukkan hasil
yang baik (Rose et al., 1997a;Schmitz dan Tameling, 2000; ICRAF, 2000).
GUEST merupakan model persamaan fisik (physical equation) yang
perhitungannya didasarkan pada konsentrasi sedimen yang tersuspensi di
dalam aliran permukaan, dikembangkan oleh Rose dan Hairsine (1988). Besar
konsentrasi sedimen pada keadaan bera menggunakan persamaan sebagai
berikut:

Keterangan:
Ct = konsentrasi sedimen dalam aliran permukaan;
F = fraksi tenaga aliran yang digunakan untuk mengerosikan tanah;
 = berat jenis sedimen;
 = berat jenis air;
 = rata-rata kecepatan pengendapan sedimen;
S = kemiringan lahan; dan
V = kecepatan aliran permukaan.
Kecepatan aliran permukaan pada persamaan 3 menggunakan
rumus Manning’s yang disajikan dalam persamaan 4, yaitu:

Keterangan:
n = koefisien kekasaran Manning’s;
R = jari-jari hidraulik; dan

12
S = kemiringan lahan.
Jika debit aliran permukaan mengikuti persamaan 5, kemudian
disubsitusikan kedalam persamaan 3, maka persamaan kecepatan aliran
permukaan dapat dijabarkan menjadi persamaan 6.
Q = V.A
Keterangan:
Q = debit aliran permukaan per unit luas; dan
A = luas penampang permukaan.

Bila persamaan 6 disubsitusikan dalam persamaan 3, maka persamaan


konsentrasi sedimen dapat dijabarkan mengikuti persamaan 7, yaitu:

Selanjutnya persamaan 7 disederhanakan menjadi persamaan 8, yaitu :

Rose et al. (1997a) dan Yu et al. (1997) mengungkapkan perlu dilakukan


upaya untuk memperoleh aliran permukaan yang stabil dengan mencari debit
aliran permukaan effektif (Qeff) dengan perubahan persamaan menjadi
persamaan 9.

Dengan nilai Qeff seperti persamaan 10 di bawah ini.

Untuk mendapatkan kondisi aktual di lapangan, maka faktor erodibilitas


tanah dan faktor penutupan lahan atau vegetasi harus ditambahkan.
Erodibilitas tanah didefinisikan sebagai ketahanan tanah terhadap gerakan
aliran air permukaan. Istilah ini disebut juga sebagai kohesi tanah atau
ketahanan agregat tanah. Kohesi tanah mempunyai hubungan yang negatif
dengan jarak antar partikel, tetapi mempunyai hubungan yang positif dengan
luas permukaan spesifik partikel tanah.
13
Hubungan erodibilitas tanah dengan konsentrasi sedimen pada aliran
permukaan disajikan dalam persamaan 11.

Keterangan:
 = parameter erodibilitas; dan
C = konsentrasi sedimen dalam aliran permukaan.
Faktor penutupan lahan sangat signifikan mengurangi kerusakan tanah
yang diakibatkan pukulan butiran air hujan, dan dapat menurunkan laju aliran
permukaan. Penutupan lahan mempunyai hubungan eksponensial dengan
permukaan kontak dan erosi yang dihasilkan serta mempunyai nilai yang
bervariasi tergantung pada tipe penggunaan lahannya (Rose et al. 1997b).
Selain itu permukaan kontak mempunyai hubungan eksponensial dengan
konstanta permukaan kontak yaitu Ks . Nilai ini diperoleh dari hubungan tanah
yang tererosi dengan tanaman penutup dan tanpa tanaman (bera) dengan
permukaan kontak seperti tersaji dalam persamaan 12.

Keterangan:
c = erosi tanah pada tanaman tertentu;
cb = erosi tanah pada kondisi bera;
Cs = fraksi dari permukaan kontak penutupan; dan
ks = konstanta permukaan kontak.
Akhirnya, dengan menambahkan persamaan 11, 12, dan total aliran
permukaan (Q) pada persamaan 9, maka jumlah keseluruhan masa tanah
yang hilang pada setiap kejadian erosi (M) disajikan pada persamaan 13.

Prosedur perhitungan erosi dengan metode Rose pada prinsipnya adalah


mengakomodasikan besaran aliran permukaan dan konsentrasi sedimen dalam
aliran permukaan pada setiap kejadian hujan

14
Tabel 6. Perbedaan Metode USLE dan Metode GUEST

15
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Prediksi terjadinya suatu erosi dapat dihitung menggunakan metode USLE
berdasarkan dari erosivitas hujan, erodibitas, erodibilitas, panjang dan
kemiringan lereng, pengolahan tanah dan jenis tanaman serta dengan perhitungan
metode GUEST.
Semua model yang telah diuraikan seperti USLE dan GUEST bila digunakan
untuk prediksi erosi harus disadari mempunyai kelebihan-kelebihan dan
kekurangan-kekurangan. Pemilihan model prediksi erosi harus dilakukan secara
hati-hati dan sesuai atau harus mendekati kenyataan yang terjadi di lapangan.
Untuk skala plot (petak erosi) dapat digunakan model USLE, sedangkan
ukuran petak kemungkinan dapat sampai 1.000 m2 dengan lereng yang mutlak
seragam. Model GUEST dapat diaplikasikan pada bentang lahan atau lanskap
sampai DAS yang berukuran 150-200 ha

16

Anda mungkin juga menyukai