Anda di halaman 1dari 5

ANALISA TRADISI KEPERCAYAAN MASYARAKAT

PESISIR MENGENAI KESEHATAN IBU DI KALIMANTAN


TIMUR
DOSEN PEMBIMBING: Ns. Siska Evi, MNS
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Kelompok 7
Hasnul Hadi (18020487)
Hemmia Florenta br Tarigan (18020488)
Juhri Sahputra (18020490)
Lilis Oktavia (18020491)
Silva Viranty (18020489)

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat tersusunnya makalah “ANALISA
TRADISI KEPERCAYAAN MASYARAKAT PESISIR MENGENAI
KESEHATAN IBU DI KALIMANTAN TIMUR” dengan baik. Selesainya
penyusunan ini berkat bantuan, bimbingan, pengarahan, petunjuk, dorongan, dan
bantuan moril maupun material dari berbagai pihak. Dan saya mengucapkan
terima ksih kepada Ibu Ns. Siska Evi, MSN selaku dosen pengajar yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan saran dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari isi maupun susunannya, untuk itu kami selaku tim penulis akan
membuka diri terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khusunya
dibidang keperawatan. Akhir kata tim penulis mengucapkan terimaksih.

Medan, April 2021

Kelompok 7
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………….. i
Daftar Isi………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 1

1.3 Tujuan.………................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Trend dan Issue Keperawatan Keluarga……….…………… 3
2.2 Pengaruh Perkembangan IPTEK dan Ekonomi terhadap
Keperawatan keluarga……………………………………..... 4
2.3 Pengaruh Era Globalisasi terhadap Keperawatan Keluarga… 4
2.4 Pengaruh Kebijakan dan Politik terhadap Keperawatan
Keluarga ……………………..……………....................... 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak faktor yang telah dinyatakan sebagai tantangan dalam pembangunan
kesehatan, seperti lingkungan dan fasilitas yang masih kurang menunjang,
antara lain kurang memadainya penyediaan air bersih, lingkungan yang
kurang baik, tingginya prevelensi penyakit menular dan penyakit infeksi
lainnya, dan masih tingginya angka kelahiran dan kematian bayi. Namun yang
perlu diperhatikan sebagai tantangan pembangunan kesehatan adalah respon
masyarakat dalam menerima perubahan.
Salah satu kendala dalam penerimaan program-program kesehatan adalah
budaya pada masyarakat yang awalnya hanya mengenal sistem medis
tradisional. Masyarakat dalam kesatuan suku-suku dengan identitas
kebudayaannya masing-masing memiliki dan mengembangkan sistem
medisnya sendiri sebagai bagian dari kebudayaan turun temurun.
Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda-beda antar daerah
yang satu dengan yang lain karena tergantung dari kebudayaan yang
berkembang dalam masyarakat tersebut. Cara hidup dan gaya hidup manusia
juga dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai penyakit, selain itu hasil dari
berbagai kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit.
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui dan mengkaji kebiasaan atau adat istiadat
masyarakat Kalimantan Timur.
1.3 Rumusan Masalah
Apa kebiasaan atau kepercayaan yang ada pada masyarakat Kalimantan
Timur?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kebiasaan atau Adat Istiadat Masyarakat Kalimantan Timur
a. Pantangan Makan bagi Ibu Hamil
Melahirkan bayi melalui proses yang normal dan lancar merupakan
dambaan bagi ibu dan keluarganya. Oleh karena itu, sebelum bayi lahir,
terdapat sejumlah aturan yang harus dijalankan ibu untuk menjaga
kandungannya. Pada tradisi masyarakat desa Tnjung Limau, terdapat
tradisi yang dapat digolongkan positif dari segi kesehatan, yaitu larangan
makan durian. Buah durian sebenarnya pantangan asalkan dikonsumsi
dalam jumlah sedikit, tetapi memang sebaiknya dihindari karena
kandungan gula, kolestrol dan sedikit alkohol dapat menimbulkan gas
dalam lambung. Ini memicu kontraksi terutama pada kehamilan trimester
satu.
Namun, ada juga pantangan memakan cumi-cumi yang dianggap
merugikan kesehatan. Padahal cumi-cumi yang merupakan hasil laut yang
mudah didapatkan di daerah desa Tanjung Limau mengandung tinggi
protein asam amino sesensial dan mineral yang baik untuk kehamilan.
b. Mempercayai Dukun Beranak Saat Persalinan
Data Riskesdas menunjukkan 45,9% persalinan di daerah pedesaan
ditolong oleh dukun beranak. Hal ini sama dengan yang terlihat di desa
Tanjung Limau. Ibu hamil yang masih muda memang telah merencanakan
persalinan dengan pertolongan bidan, namun ibu yang berusia lebih tua
lebih memilih bantuan dukun beranak. Secara teoritis dukun beranak
masih sangat berperan dalam etno-obstetri masyarakat karena ia masih
tinggal/ berbaur dengan masyarakat setempat, mudah dihubungi, dalam
melakukan pekerjaannya tampil tidak formal dan memiliki hubungan
dekat dengan masyarakat desa dan ibu hamil karena berpembawaan diri
tanpa jarak sosial.
Menimbang peran dukun beranak yang masih cukup besar, maka pihat
penyedia layanan kesehatan perlu bersifat terbuka dan kooperatif dengan
mereka. Hal ini diperlukan agar dukun beranak mau bekerjasama
menerima perubahan dari perilaku penolong persalinan yang tidak aman
ke cara-cara pertolongan persalinan sesuai kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai