Anda di halaman 1dari 25

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN

TERJADINYA KEKAMBUHAN PENYAKIT GASTRITIS

DISUSUN OLEH :
YUSRIL HANAPI
B2 002 18 013

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BARAMULI PINRANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat ilahi Robbul Izzati,
yang berkat rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan draft skripsi
ini. Tujuan penyusunan draft skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh sidang skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
program S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baramuli Pirang.

Penulisan draft skripsi ini peneliti mengambil judul “Hubungan Antara Stres Dan
Kebiasaan Makan Dengan Terjadinya Kekambuhan Penyakit Gastritis”

Mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulisan,


draft skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan belum sempurna, namun penulis
berharap semoga draft skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya serta
bagi semua pihak yang berkenan memanfaatkannya.

Pada proses penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, penulis
menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada Ibu Dr. Nurzakia S.Km
M.Km selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu serta
memberikan bimbingan dan pengarahan sampai terselesaikan draft skripsi ini.

Selain itu juga penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:


1. Bapak Prof. Dr. Ir
2. Ibu
3. .
4. .
5. .
6. .
7. .

i
Semoga amal ibadah, dan dorongan serta do’a yang diberikan kepada penulis
dengan tulus dan iklas mendapatkan Rahmat dan karunia dari Allah SWT, amien.
Wassalamua’laikum Wr.Wb

Pinrang , Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 4
A. Latar Belakang....................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 6
C. Tujuan ................................................................................................... 6
D. Manfaat ................................................................................................. 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8
A. Pengertian Gastritis ................................................................................ 8
B. Klasifikasi ............................................................................................. 8
C. Penyabab dan patofisiologi .................................................................... 9
D. Komlokasi ............................................................................................. 9
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Gastritis ......................................... 10
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ............................................ 13
A. Kerangka Konsep ................................................................................ 13
BAB 4 METODE PENELITIAN ....................................................................... 15
A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian................................................... 15
B. Populasi Penelitian............................................................................... 15
C. Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel......................... 15
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 17
E. Variabel, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran ........................... 17
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 21
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 24

iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan saluran pencernaan merupakan salah satu gangguan
yang sering dikeluhkan dan telah menjadi masalah kesehatan di
masyarakat. Di antara sekian banyak gangguan saluran pencernaan yang di
derita di masyarakat, keluhan yang paling banyak ditemukan di bagian
gastroenterologi adalah keluhan dispepsia, nyeri pada lambung, kembung
dan mual-mual, dimana keluhan tersebut merupakan salah satu gejala khas
dari penyakit gastritis mulai dari akut sampai dengan kronis.
Di negara berkembang diperkirakan sering didapatkan penyakit
tukaklambung dan frekwensi terjadinya tukak lambung makin meningkat.
Tukak lambung merupakan penyakit yang mengenai seluruh lapisan
masyarakat.
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di
masyarakat. Sekitar 10% orang yang datang ke unit gawat darurat pada
pemeriksaan fisik ditemukan adanya nyeri tekan di daerah epigastrium.
Menurut WHO angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%,
China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia,
insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun.
Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup
tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa
penduduk.Beberapa faktor risiko gastritis adalah menggunakan obat
aspirin atau NSAID, infeksi kuman Helicobacter pylori, minum minuman
beralkohol, memiliki kebiasaan merokok, sering mengalami stres,
kebiasaan minum kopi.Stres dan Kopi adalah faktor ekstrinsik yang dapat
menyebabkan Gastritis. (Selviana, 2015)
Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah berada di
wilayah negara berkembang, tukak lambung yang banyak terjadi pada
pasien yang berobat ke Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah
adalah gastritis.

4
Penyakit gastritis merupakan penyakit saluran pencernaan bagian
atasyang sifatnya menetap sehingga kemungkinan mengalami
kekambuhan cukup besar, faktor-faktor yang berhubungan dengan
terjadinya kekambuhan penyakit gastritis tersebut salah satu faktornya
adalah karena stres, infeksi virus,obat-obat penghilang nyeri seperti
aspirin, alkohol, merokok, kebiasaan makan dan minum yang bisa
merangsang asam lambung.
Kondisi seseorang yang sedang mengalami stress sangat
berpengaruh terhadap terjadinya kekambuhan gastritis karena stres dapat
merangsang produksi asam lambung sehingga menyebabkan keradangan.
Kebiasaan makan yang tidak teratur dan kebiasan mengkonsumsi makanan
yang pedas, asam dan panas juga bisa menyebabkan kekambuhan pada
penyakit gastritis karena makanan tersebut bisa merusak mukosa lambung
dan meningkatkan asam lambung, sehingga timbul rasa nyeri, kembung,
atau rasa penuh pada perut bagian atas.
Gastritis disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya faktor
stress psikologis. Pada saat keadaan stres tanpa disadari dapat memicu
produksi asam lambung secara berlebihan yang bisa mengakibatkan
munculnya rasa nyeri pada lambung maka akan terjadi gastritis. dengan
kejadian gastritis diperoleh p=0,022 dan secara statistik signifikan (p =
0,000 < 0,05), dimana semakin tinggi tingkat stres maka semakin rentan
terkena gastritis. Pasien hendaknya menekan terjadinya stres karena dapat
menyebabkan terjadinya gastritis, salah satu upaya mengurangi stres
adalah dengan mengurangi jam kerja ataupun menambah waktu istirahat.
(Kusnadi, 2020)
Gastritis adalah proses inflamasi yang disebabkan oleh faktor
iritasi dan infeksi pada mukosa dan s ubmukosa lambung. Gastritis dapat
mengalami kekambuhan yang dipengaruhi oleh pola makan dan stres.
prevalensi kambuh (55,6%), sampel dengan pola makan kurang baik
(20%) dan sampel dengan tingkat stres berat (26,7%) dengan kekambuhan
gastritis (p=0,000) dan juga ada hubungan antara tingkat stres dengan

5
kekambuhan gastritis (p=0,000). Simpulan penelitian ini adalah terdapat
hubungan bermakna antara pola makan dan tingkat stres dengan
kekambuhan gastritis pada masyarakat. (Tussakinah, 2017)
B. Rumusan Masalah
1. Apakah stres dan kebiasaan makan penderita berhubungan dengan
kejadian kekambuhan penyakit gastritis pada penderita gastritis di Balai
Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah ?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Menganalisa hubungan stres dan kebiasaan makan dengan terjadinya
kekambuhan penyakit gastritis pada panderita gastritis di Balai
Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah.
2. Tujuan khusus
Menganalisa hubungan antara karakteristik penderita gastritis (umur,
jenis kelamin, sosial ekonomi) dengan kekambuhan penyakit gastritis.
Menganalisa hubungan antara pengetahuan penderita dengan terjadinya
kekambuhan gastritis.
Menganalisa hubungan antara stres dengan terjadinya kekambuhan
penyakit gastritis.
Menganalisa hubungan antara kebiasaan makan dengan terjadinya
kekambuhan penyakit gastritis.
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Memperoleh tambahan pengetahuan dan wawasan tentang gastritis
sehingga dapat dilakukan pencegahan dan meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan perorangan.
2. Bagi Penderita Gastritis
Menambah informasi dan pengetahuan tentang factor – factor yang
berhubungan dengan kejadian kekambuhan penyakit gastritis dan
bahayanya supaya kekambuhan dapat dilakukan pencegahan.
3. Bagi Balai Pengobatan

6
Sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada penderita gastritis
4. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan dalam bidang
epidemiologi khususnya hubungan antara stress dan kebiasaan makan
terhadap terjadinya kekambuhan gastritis

7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah penyakit radang pada mukosa lambung sebagai respons
terhadap beberapa faktor intrinsik dan ekstrinsik. Pengobatan gastritis
tergantung pada penyebab spesifiknya. Saat ini, tidak hanya beberapa obat
yang digunakan, tetapi juga senyawa fitoterapi termasuk tanin dan flavonoid
(senyawa fenolik) telah dikaitkan dengan sifat penyembuhan yang dikaitkan
dengan penghambatan mekanisme inflamasi yang dimediasi sitokin,
penekanan sintase oksida nitrat yang dapat diinduksi dan aktivitas antioksidan.
Selain itu, bakteri asam laktat probiotik dan makanan probiotik dapat
meningkatkan efek menguntungkan pada mukosa lambung (Tonino, 2011).

Inflamasi lambung berdasarkan klasifikasi klinis / endoskopi bukanlah


kelompok diagnostik yang secara patomorfologis homogen. Dari sudut
pandang histopatologi, kemungkinan besar gastritis kronis ditandai dengan
indeks morfologi dari perubahan inflamasi kronis di berbagai bagian mukosa
lambung. Gastritis superfisial kronis dikaitkan dengan limfosit dan sel plasma
menyusup ke bagian foveolar mukosa lambung. Gastritis kronis berhubungan
dengan infiltrat sel inflamasi yang terutama terdiri dari limfosit dan sel plasma
pada mukosa lambung total (Tonino, 2011).

B. Klasifikasi
Di dalam (Miskovitz & Betancourt, 2015), ahli patologi menggambarkan
empat bentuk utama gastritis:
• gastritis superfisial, tanda awal kondisi
• gastritis yang berhubungan dengan infeksi H. pylori
• gastritis akut, yang paling serius, biasanya ditemukan pada pasien yang sakit
parah atau mereka yang menggunakan NSAID; erosi disebabkan oleh efek
pengobatan atau tekanan pada lapisan perut

8
C. Penyabab dan patofisiologi
Di dalam (Muttaqin & Sari, 2011), Banyak factor yang menyebabkan gastritis
akut, seperti beberapa jenis obat, alcohol, bakteri, virus, stress akut, radiasi,
alergi atau intoksikasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu,
iskemia, dan trauma langsug.
1. Obat-obatan, seperti obat Anti-inflamasi Nonsteroid/OAINS (Indometasi,
Ibuprofen, dan Asam salisilat)
2. Minuman beralkohol, seperti wisky, vodka dan gin
3. Infeksi bakteri, seperti H. pylori
4. Infeksi virus oleh sitomegalovirus
5. Infeksi jamur, seperti candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis
6. Stress fisik yang disebebkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal napas, gagal ginjal,kerusakan susunan saraf pusat, dan rfluks usus-
lambung
7. Makanan dan minuman bersifat iritan
8. Garam empedu
9. Iskemia
10. Trauma langsung lambung
Secara patofisiologi, ada beberapa factor yang menyebabkan keruskan
mukosa lambung, meliputi: (1)kerusaan mukosa barrier, yang
menyebabkan difusi balik ion H+ meningkat; (2) perfusi mukosa labung
yang terganggu; (3) jumlah asam lambung yang tinggi.

D. Komlokasi
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yan merupakan kedaruratan medis;
terkadang perdarahan terjadi cukup banyak sehingga dapat menyebabkan
kematian
2. Ulkus, jika prosesnya hebat
3. Gangguan caian da elektrolis pada kondisi muntah hebat (Muttaqin & Sari,
2011).

9
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Gastritis
1. Umur
Walaupun tukak dapat diderita sejak usia anak-anak tapi puncak kekerapan
tukak lambung pada dekade ke-5 (40-50 tahun). Prevalensi keganasan
yang besar pada penyakit gastritis diatas 45 tahun, hal ini mungkin
dikarenakan karena pertambahan usia akan menimbulkan beberapa
perubahan baik secara fisik maupun mental yang lebih lanjut
mengakibatkan kemunduran biologis terhadap penurunan fungsi organ
tubuh yang berperan sebagai dalam mempertahankan dan menciptakan
kesehatan yang prima adalah fungsi organ yang berkaitan dengan makanan
dan pencernaan (Keifer & Effenberger, 2011)
2. Jenis Kelamin
Hampir semua kepustakaan menyebutkan bahwa tukak pada laki-laki lebih
banyak dari pada perempuan, data pada subbagian gastroentelogi bagian
ilmu penyakit dalam FKUI/RSCM 1986 menunjukkan pada laki-laki 3 kali
lebih banyak dari pada wanita tetapi laporan akhir-akhir ini menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa insidensi tukak makin banyak pada wanita
sehingga perbandingan tersebut menjadi kecil, hal ini mungkin disebabkan
karena wanita lebih sering mengalami tekanan atau kecemasan dalam
hidupnya (Keifer & Effenberger, 2011).
3. Status Sosial Ekonomi
Dinegara Inggris penderita tukak lambung biasanya lebih sering diderita
pada kelompok sosial ekonomi rendah dan adanya kenaikan kekerapan
penyakit tukak ada daerah urbanisasi di antara para penduduk yang
berpenghasilan rendah. Hal ini mungkin karena banyaknya masalah
ekonomi keluarga yang mereka alami dan kesulitan dalam memecahkan
masalah tersebut sehingga menimbulkan stress (Bardan & Shaker, 2018).
4. Pengetahuan
perilaku seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu pengetahuan,
kepercayaan, sikap dan nilai. Pengetahuan yang berhubungan dengan
penyakit gastritis adalah prilaku merokok, minum alkohol, obat-obatan

10
penghilang rasa nyeri, konsumsi makanan dan minuman yang bisa
menyebabkan timbulnya penyakit gastritis (Bardan & Shaker, 2018).
5. Kebiasaan Makan Dan Minum
Kebiasaan makan adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam
memilih hidangan dan mengkonsumsinya sebagai tanggapan terhadap
pengaruh psikologi, fisiologi, budaya dan sosial. Istilah kebiasaan makan
juga menunjukkan tindakan manusia (what people do and practice)
terhadap makan dan makanan yang dipengaruhi oleh pengetahuan (what
people think), dan perasaan (what people feel) serta persepsi (what people
perceive) tentang suatu hal itu (Delegge, 2008)
6. Merokok
Merokok bisa merusak lapisan mukosa lambung karena asap rokok
dipercaya menghalangi produksi zat prostaglandin tubuh, zay ini
merupakan pelindung lambung dari serangan asam lambung dan pepsin
sehingga merut peka terhadap radang lambung seperti ulkus dan jika
berlanjut bisa menyebabkan karsinoma (Keifer & Effenberger, 2011)
7. Alkohol
Alkohol dapat mengakibatkan peradangan dan perlakuan pada lambung,
mengkonsumsi alkohol yang sekali-kali tidak akan menimbulkan
kerusakan lambung tapi dapat meningkatkan sekresi asam lambung
8. Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (OAINS) (Tonino, 2012)
Obat-obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS), banyak dipakai dalam
praktek maupun kehidupan sehari-hari, untuk pengobatan artritis.
Gangguan pada lambung merupakan efek samping yang cukup sering
dijumpai pada penderita yang menggunakan OAINS dalam jangka
Panjang (Hermono, 2004).
9. Penyakit Infeksi
Dewasa ini telah di yakini oleh para ahli bahwa kuman helicobakter pylori
dapat menyebabkan terjadinya gastritis kronis dengan angka prevalensi
sebesar 70-80% (Lumaksono et al., 2008).
10. Stres

11
Stres merupakan kelelahan badan yang diakibatkan oleh kecemasan,
tekanan-tekanan yang dialami dalam menjalani kehidupan (Scala, 2013).

12
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Karakteristik Individu
a. Jenis Kelamin STRES
b. Sosial Ekonomi

c. Umur

d. Pendidikan

Pengetahuan KAMBUH
GASTRITIS

Prilaku :
a. Merokok
b. Alkohol
c. Minum-minuman iritatif
lambung
d. Minum Obat Anti-Inflamasi
Non-Steroid (OAINS)

e. Kebiasaan makan:
- Keteraturan makan
- Konsumsi makanan pedas Penyakit
- Konsumsi makanan asam Infeksi
- Konsumsi makanan panas

13
Terjadinya penyakit gastritis berhubungan dengan beberapa faktor-

faktor yang antara lain: faktor karakteristik penderita, pengetahuan,

merokok, minum alkohol, minum minuman iritatif lambung, minum Obat

Anti-Inflamasi Non- Steroid,kebiasaan makan, penyakit infeksi dan stress

yang satu sama lain saling berhubungan. Dan diperkirakan hampir semua

penderita gastritis mengalami kekambuhan.

Faktor prilaku kebiasaan makan penderita dapat menimbulkan

kekambuhan penyakit gastritis. Kebiasaan makan tersebut meliputi

keteraturan makan, konsumsi makanan pedas, konsumsi makanan asam,

konsumsi makanan panas dan konsumsi makanan dingin. Prilaku kebiasaan

makan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang tentang penyakit

gastritis.

Faktor stres juga dapat menyebabkan timbulnya kembali penyakit

gastritis yang dipengaruhi oleh jenis kelamin dan status sosial ekonomi.

Hipotesis

i. Adanya hubungan antara karakteristik responden (umur, jenis kelamin,

Status sosial ekonomi) dengan kekambuhan penyakit gastritis.

ii. Adanya hubungan antara stres dengan kekambuhan penyakit gastritis.

iii. Adanya hubungan antara kebiasaan makan dengan kekambuhan

penyakit gastritis.

iv. Adanya hubungan antara pengetahuan dengan kekambuhan penyakit

gastritits.

14
BAB 4 METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian

observasional karena dalam pengumpulan data atau informasi

tanpa melakukan intervensi atau perlakuan pada responden,

sedangkan berdasarkan tipe penelitian adalah penelitian analitik

karena bermaksud menganalisa hubungan antara variabel-

variabel penelitian, pengumpulan data yang digunakan yaitu

secara cross sectional di mana dalam penelitian ini seluruh

variabel diamati pada saat yang bersamaan dan pada waktu

berlangsungnya kegiatan penelitian

B. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita

gastritis STIKES Baramuli Pinrang mulai bulan Maret sampai

Juni 2021.

C. Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel

1. Sampel

Sampel penelitian ini adalah diambil dari sebagian

populasi yaitu penderita gastritis yang datang ke Balai

Pengobatan dan Rumah bersalin Mawaddah.

15
2. Besar sampel

Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus

cochran sampling technique yaitu:

n= Z2 x p x q

d2

= (1,96)2 x 0,5 x 0,5

(0,1)2

= 96,04

Karena jumlah populasinya kecil atau kurang dari 10.000, maka dapat menggunakan rumus yang lebih sederhana yaitu :

nf= n

1+ n/N

= 96,04

1+ 96,04/1419

= 89,75 ~ 90 orang

keterangan:

n : besar sampel yang diinginkan ( populasi lebih 10.000)

Z: deviasi normal standart; = 0,05= 1,96

p : proporsi dalam populasi sasaran (0,5)

q : 1-p

d : Tingkat kecermatan (0,1)

nf : besar sampel yang di inginkan ( populasi kurang dari 10.000)

N: taksiran besar populasi (1419)

16
3. Cara Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik simple random sampling, yang mana

pengambilan sampel secara random bisa diartikan bahwa sampel

bisa diambil secara acak dan setiap unit dari populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai

sampel (Notoatmodjo. S, 1993).

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang akan dilakukan penelitian adalah

STIKES Baramuli Pinrang karena banyaknya mahasiswa yang

tidak mempedulikan pola makan yang teratur, waktu penelitian

ini dilaksanakan mulai penyusunan proposal dari bulan

Maret 2021 sampai dengan Juni 2021.

E. Variabel, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran

1. Variabel yang diteliti

a. Variabel terikat (dependent variable) adalah

status kekambuhanpenyakit gastritis.

b. Variabel bebas (independent variable) adalah:

- Variabel jenis kelamin

- Variabel sosial ekonomi

- Variabel umur

17
- Variabel pengetahuan

- Variabel kebiasaan makan

- Variabel stres

2. Definisi Operasional dan Cara Pengukuran


Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Skala

Status Munculnya kembali Wawancara dengan Nominal


kekambuhan gejala-gejala gastritis kuesioner,
penyakit pada penderita dikategorikan:
gastritis gastritis di STIKES 1. Ya (gejala
Baramuli Pinrang gastritis muncul
setelah gejala
gastritis hilang)
2. Tidak (gejala
gastritis tidak
muncul lagi
setelah gejala
gastritis hilang)

Jenis Kelamin Jenis yang digunakan Wawancara dengan Nominal


untuk membedakan kuesioner,
laki-laki atau dikategorikan:
perempuan 1. Laki-laki
2. Perempuan

Umur Usia responden saat Wawncara dengan Ordinal


wawancara terhitung kuesioner,
dari kelahiran Dikategorikan:
1. ≥ 40 tahun
2. < 40 tahun
Pengetahuan Pemahaman Wawancara dengan Ordinal
responden tentang kuesioner,
gejala penyakit dikategorikan:
gastritis, faktor yang 1. Kurang ( bila
mempengaruhi skor < 20)
gastritis dan 2. Cukup ( bila
kekambuhannya skor ≥ 20)

18
Sosial Ekonomi Keadaan status sosial Wawancara dengan Ordinal
ekonomi berdasarkan kuesioner,
UMR daerah Pinrang dikategorikan:
yaitu sebesar Rp 1. Tinggi
650.000 (> Rp 650.000)
2. Sedang
( Rp 650.000)
3. Rendah
(< Rp 650.000)

19
Kebiasaan Kebiasaan responden Wawancara dengan Nominal
makan dalam mengkonsumsi kuesioner,
makanan berdasarkan Dikategorikan:
keteraturan makan dan 1. Kurang baik
konsumsi makanan (4-6)
pedas, asam, panas, 2. Baik (7-8)
dingin.

- Keteraturan Kebiasaan makan Wawancara dengan Nominal


makan sehari-hari responden kuesioner,
berdasarkan jam dikategorikan:
waktu makan 1. Tidak teratur
2. Teratur

- Konsumsi Kebiasaan responden Wawancara dengan Nominal


makanan pedas kuesioner,
dalam mengkonsumsi
Dikategorikan:
1. Ya (jika
makanan yang rasanya responden
pedas menjawab suka
atau sering
mengkonsumsi
makanan pedas)
2.Tidak (jika
responden
menjawab tidak
suka
mengkonsumsi
makanan pedas)

Wawancara dengan Nominal


kuesioner,
Kebiasaan responden dikategorikan:
dalam mengkonsumsi 1. Ya (jika
makanan yang responden
rasanya asam menjawab suka
atau sering
mengkonsumsi
makanan asam)
2. Tidak (jika
responden
menjawab tidak
- Konsumsi suka
makanan mengkonsumsi
asam makanan asam)

20
Wawancara dengan Nominal
kuesioner,
Kebiasaan responden Dikategorikan:
mengkonsumsi 1. Ya (jika
makanan/minuman responden
dalam keadaan panas menjawab sering
mengkonsumsi
makanan/minum
an dalam
keadaan panas)
- Konsumsi 2. Tidak (jika
makanan/ responden
minuman menjawab jarang
panas mengkonsumsi
makanan/minum
an dalam
keadaan panas)

Stress Suatu kondisi yang Wawancara dengan Nominal


dialami responden kuesioner,
seperti perasaan Jacqueline M
gelisah, cemas, Atkinson Ph.D
khawatir, sedih dan Dikategorikan:
marah 1. Ya (bila skor ≤
34)
2. Tidak (bila skor
> 34)

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang

dikumpulkan berasarkan wawancara yang dilakukan dalam

21
penelitian kepada responden dengan panduan kusioner yang

telah disiapkan, yang meliputi variabel: umur, jenis kelamin,

status sosial ekonomi, pengetahuan, kebiasaan makan.

2. Data Sekunder
Data Sekunder dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan

dari data rekam medis Unit Kesehatan KSR, yaitu status kekambuhan

penderita gastritis.

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul akan diolah secara deskriptif dan disajikan

dalam bentuk tabel, karena tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan

antara variabel penyebab dan variabel akibat maka uji statistik yang

digunakan adalah uji chi square (X2) dengan tingkat kemaknaan =0,05.

22
23
DAFTAR PUSTAKA

Bardan, E., & Shaker, R. (2018). Gastrointestinal motility disorders : a point of


care clinical guide.
Delegge, M. H. (2008). Nutrtion in Gastrointectinal Disease.
Hermono, K. (2004). New Insight in The Management of NSAID’S Gastropathy.
Salemba Medika.
Keifer, G., & Effenberger, F. (2011). GASTROINTESTINAL PHYSIOLOGY. In
Angewandte Chemie International Edition (Vol. 6, Issue 11).
Kusnadi, E. (2020). Hubungan Stres Psikologis Dengan Kejadian Gastritis di
Wilayah Kerja Puskesmas Cisurupan. 7 Pages.
Lumaksono, Tulus, & Pangestu, A. (2008). Seorang Penderita Tukak lambung
Terkait Dengan Helicobakter Pylori. Salemba Medika.
Miskovitz, P., & Betancourt, M. (2015). Gastroinyestinal health.
Muttaqin, A., & Sari, K. (2011). GANGGUAN GASTROINTESTINAL. Salemba
Medika.
Scala, J. (2013). Cara Alami Mengatasi Stress Dan Menghindari Kelelahan.
Prestasi Pustaka Publiser.
Selviana, B. Y. (2015). EFFECT OF COFFEE AND STRESS WITH THE
INCIDENCE OF GASTRITIS. Volume 4 N.
Tonino, P. (2011). GASTRITIS AND GASTRIC CANCER – NEW INSIGHTS IN
GASTROPROTECTION, DIAGNOSIS AND TREATMENTS. InTech.
Tonino, P. (2012). Gastritis and Gastric Cancer - New Insights in
Gastroprotection, Diagnosis and Treatments. In Gastritis and Gastric Cancer
- New Insights in Gastroprotection, Diagnosis and Treatments.
https://doi.org/10.5772/876
Tussakinah, W. (2017). Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres terhadap
Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Tarok Kota
Payakumbuh Tahun 2017. 10 Pages.

23

Anda mungkin juga menyukai