DISUSUN OLEH :
YUSRIL HANAPI
B2 002 18 013
Penulisan draft skripsi ini peneliti mengambil judul “Hubungan Antara Stres Dan
Kebiasaan Makan Dengan Terjadinya Kekambuhan Penyakit Gastritis”
Pada proses penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, penulis
menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada Ibu Dr. Nurzakia S.Km
M.Km selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu serta
memberikan bimbingan dan pengarahan sampai terselesaikan draft skripsi ini.
i
Semoga amal ibadah, dan dorongan serta do’a yang diberikan kepada penulis
dengan tulus dan iklas mendapatkan Rahmat dan karunia dari Allah SWT, amien.
Wassalamua’laikum Wr.Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 4
A. Latar Belakang....................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 6
C. Tujuan ................................................................................................... 6
D. Manfaat ................................................................................................. 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8
A. Pengertian Gastritis ................................................................................ 8
B. Klasifikasi ............................................................................................. 8
C. Penyabab dan patofisiologi .................................................................... 9
D. Komlokasi ............................................................................................. 9
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Gastritis ......................................... 10
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ............................................ 13
A. Kerangka Konsep ................................................................................ 13
BAB 4 METODE PENELITIAN ....................................................................... 15
A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian................................................... 15
B. Populasi Penelitian............................................................................... 15
C. Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel......................... 15
D. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 17
E. Variabel, Definisi Operasional dan Cara Pengukuran ........................... 17
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 21
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 24
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan saluran pencernaan merupakan salah satu gangguan
yang sering dikeluhkan dan telah menjadi masalah kesehatan di
masyarakat. Di antara sekian banyak gangguan saluran pencernaan yang di
derita di masyarakat, keluhan yang paling banyak ditemukan di bagian
gastroenterologi adalah keluhan dispepsia, nyeri pada lambung, kembung
dan mual-mual, dimana keluhan tersebut merupakan salah satu gejala khas
dari penyakit gastritis mulai dari akut sampai dengan kronis.
Di negara berkembang diperkirakan sering didapatkan penyakit
tukaklambung dan frekwensi terjadinya tukak lambung makin meningkat.
Tukak lambung merupakan penyakit yang mengenai seluruh lapisan
masyarakat.
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di
masyarakat. Sekitar 10% orang yang datang ke unit gawat darurat pada
pemeriksaan fisik ditemukan adanya nyeri tekan di daerah epigastrium.
Menurut WHO angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%,
China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia,
insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun.
Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup
tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa
penduduk.Beberapa faktor risiko gastritis adalah menggunakan obat
aspirin atau NSAID, infeksi kuman Helicobacter pylori, minum minuman
beralkohol, memiliki kebiasaan merokok, sering mengalami stres,
kebiasaan minum kopi.Stres dan Kopi adalah faktor ekstrinsik yang dapat
menyebabkan Gastritis. (Selviana, 2015)
Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah berada di
wilayah negara berkembang, tukak lambung yang banyak terjadi pada
pasien yang berobat ke Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah
adalah gastritis.
4
Penyakit gastritis merupakan penyakit saluran pencernaan bagian
atasyang sifatnya menetap sehingga kemungkinan mengalami
kekambuhan cukup besar, faktor-faktor yang berhubungan dengan
terjadinya kekambuhan penyakit gastritis tersebut salah satu faktornya
adalah karena stres, infeksi virus,obat-obat penghilang nyeri seperti
aspirin, alkohol, merokok, kebiasaan makan dan minum yang bisa
merangsang asam lambung.
Kondisi seseorang yang sedang mengalami stress sangat
berpengaruh terhadap terjadinya kekambuhan gastritis karena stres dapat
merangsang produksi asam lambung sehingga menyebabkan keradangan.
Kebiasaan makan yang tidak teratur dan kebiasan mengkonsumsi makanan
yang pedas, asam dan panas juga bisa menyebabkan kekambuhan pada
penyakit gastritis karena makanan tersebut bisa merusak mukosa lambung
dan meningkatkan asam lambung, sehingga timbul rasa nyeri, kembung,
atau rasa penuh pada perut bagian atas.
Gastritis disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya faktor
stress psikologis. Pada saat keadaan stres tanpa disadari dapat memicu
produksi asam lambung secara berlebihan yang bisa mengakibatkan
munculnya rasa nyeri pada lambung maka akan terjadi gastritis. dengan
kejadian gastritis diperoleh p=0,022 dan secara statistik signifikan (p =
0,000 < 0,05), dimana semakin tinggi tingkat stres maka semakin rentan
terkena gastritis. Pasien hendaknya menekan terjadinya stres karena dapat
menyebabkan terjadinya gastritis, salah satu upaya mengurangi stres
adalah dengan mengurangi jam kerja ataupun menambah waktu istirahat.
(Kusnadi, 2020)
Gastritis adalah proses inflamasi yang disebabkan oleh faktor
iritasi dan infeksi pada mukosa dan s ubmukosa lambung. Gastritis dapat
mengalami kekambuhan yang dipengaruhi oleh pola makan dan stres.
prevalensi kambuh (55,6%), sampel dengan pola makan kurang baik
(20%) dan sampel dengan tingkat stres berat (26,7%) dengan kekambuhan
gastritis (p=0,000) dan juga ada hubungan antara tingkat stres dengan
5
kekambuhan gastritis (p=0,000). Simpulan penelitian ini adalah terdapat
hubungan bermakna antara pola makan dan tingkat stres dengan
kekambuhan gastritis pada masyarakat. (Tussakinah, 2017)
B. Rumusan Masalah
1. Apakah stres dan kebiasaan makan penderita berhubungan dengan
kejadian kekambuhan penyakit gastritis pada penderita gastritis di Balai
Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Menganalisa hubungan stres dan kebiasaan makan dengan terjadinya
kekambuhan penyakit gastritis pada panderita gastritis di Balai
Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah.
2. Tujuan khusus
Menganalisa hubungan antara karakteristik penderita gastritis (umur,
jenis kelamin, sosial ekonomi) dengan kekambuhan penyakit gastritis.
Menganalisa hubungan antara pengetahuan penderita dengan terjadinya
kekambuhan gastritis.
Menganalisa hubungan antara stres dengan terjadinya kekambuhan
penyakit gastritis.
Menganalisa hubungan antara kebiasaan makan dengan terjadinya
kekambuhan penyakit gastritis.
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Memperoleh tambahan pengetahuan dan wawasan tentang gastritis
sehingga dapat dilakukan pencegahan dan meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan perorangan.
2. Bagi Penderita Gastritis
Menambah informasi dan pengetahuan tentang factor – factor yang
berhubungan dengan kejadian kekambuhan penyakit gastritis dan
bahayanya supaya kekambuhan dapat dilakukan pencegahan.
3. Bagi Balai Pengobatan
6
Sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada penderita gastritis
4. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan dalam bidang
epidemiologi khususnya hubungan antara stress dan kebiasaan makan
terhadap terjadinya kekambuhan gastritis
7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah penyakit radang pada mukosa lambung sebagai respons
terhadap beberapa faktor intrinsik dan ekstrinsik. Pengobatan gastritis
tergantung pada penyebab spesifiknya. Saat ini, tidak hanya beberapa obat
yang digunakan, tetapi juga senyawa fitoterapi termasuk tanin dan flavonoid
(senyawa fenolik) telah dikaitkan dengan sifat penyembuhan yang dikaitkan
dengan penghambatan mekanisme inflamasi yang dimediasi sitokin,
penekanan sintase oksida nitrat yang dapat diinduksi dan aktivitas antioksidan.
Selain itu, bakteri asam laktat probiotik dan makanan probiotik dapat
meningkatkan efek menguntungkan pada mukosa lambung (Tonino, 2011).
B. Klasifikasi
Di dalam (Miskovitz & Betancourt, 2015), ahli patologi menggambarkan
empat bentuk utama gastritis:
• gastritis superfisial, tanda awal kondisi
• gastritis yang berhubungan dengan infeksi H. pylori
• gastritis akut, yang paling serius, biasanya ditemukan pada pasien yang sakit
parah atau mereka yang menggunakan NSAID; erosi disebabkan oleh efek
pengobatan atau tekanan pada lapisan perut
8
C. Penyabab dan patofisiologi
Di dalam (Muttaqin & Sari, 2011), Banyak factor yang menyebabkan gastritis
akut, seperti beberapa jenis obat, alcohol, bakteri, virus, stress akut, radiasi,
alergi atau intoksikasi dari bahan makanan dan minuman, garam empedu,
iskemia, dan trauma langsug.
1. Obat-obatan, seperti obat Anti-inflamasi Nonsteroid/OAINS (Indometasi,
Ibuprofen, dan Asam salisilat)
2. Minuman beralkohol, seperti wisky, vodka dan gin
3. Infeksi bakteri, seperti H. pylori
4. Infeksi virus oleh sitomegalovirus
5. Infeksi jamur, seperti candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis
6. Stress fisik yang disebebkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal napas, gagal ginjal,kerusakan susunan saraf pusat, dan rfluks usus-
lambung
7. Makanan dan minuman bersifat iritan
8. Garam empedu
9. Iskemia
10. Trauma langsung lambung
Secara patofisiologi, ada beberapa factor yang menyebabkan keruskan
mukosa lambung, meliputi: (1)kerusaan mukosa barrier, yang
menyebabkan difusi balik ion H+ meningkat; (2) perfusi mukosa labung
yang terganggu; (3) jumlah asam lambung yang tinggi.
D. Komlokasi
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yan merupakan kedaruratan medis;
terkadang perdarahan terjadi cukup banyak sehingga dapat menyebabkan
kematian
2. Ulkus, jika prosesnya hebat
3. Gangguan caian da elektrolis pada kondisi muntah hebat (Muttaqin & Sari,
2011).
9
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Gastritis
1. Umur
Walaupun tukak dapat diderita sejak usia anak-anak tapi puncak kekerapan
tukak lambung pada dekade ke-5 (40-50 tahun). Prevalensi keganasan
yang besar pada penyakit gastritis diatas 45 tahun, hal ini mungkin
dikarenakan karena pertambahan usia akan menimbulkan beberapa
perubahan baik secara fisik maupun mental yang lebih lanjut
mengakibatkan kemunduran biologis terhadap penurunan fungsi organ
tubuh yang berperan sebagai dalam mempertahankan dan menciptakan
kesehatan yang prima adalah fungsi organ yang berkaitan dengan makanan
dan pencernaan (Keifer & Effenberger, 2011)
2. Jenis Kelamin
Hampir semua kepustakaan menyebutkan bahwa tukak pada laki-laki lebih
banyak dari pada perempuan, data pada subbagian gastroentelogi bagian
ilmu penyakit dalam FKUI/RSCM 1986 menunjukkan pada laki-laki 3 kali
lebih banyak dari pada wanita tetapi laporan akhir-akhir ini menunjukkan
adanya kecenderungan bahwa insidensi tukak makin banyak pada wanita
sehingga perbandingan tersebut menjadi kecil, hal ini mungkin disebabkan
karena wanita lebih sering mengalami tekanan atau kecemasan dalam
hidupnya (Keifer & Effenberger, 2011).
3. Status Sosial Ekonomi
Dinegara Inggris penderita tukak lambung biasanya lebih sering diderita
pada kelompok sosial ekonomi rendah dan adanya kenaikan kekerapan
penyakit tukak ada daerah urbanisasi di antara para penduduk yang
berpenghasilan rendah. Hal ini mungkin karena banyaknya masalah
ekonomi keluarga yang mereka alami dan kesulitan dalam memecahkan
masalah tersebut sehingga menimbulkan stress (Bardan & Shaker, 2018).
4. Pengetahuan
perilaku seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu pengetahuan,
kepercayaan, sikap dan nilai. Pengetahuan yang berhubungan dengan
penyakit gastritis adalah prilaku merokok, minum alkohol, obat-obatan
10
penghilang rasa nyeri, konsumsi makanan dan minuman yang bisa
menyebabkan timbulnya penyakit gastritis (Bardan & Shaker, 2018).
5. Kebiasaan Makan Dan Minum
Kebiasaan makan adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam
memilih hidangan dan mengkonsumsinya sebagai tanggapan terhadap
pengaruh psikologi, fisiologi, budaya dan sosial. Istilah kebiasaan makan
juga menunjukkan tindakan manusia (what people do and practice)
terhadap makan dan makanan yang dipengaruhi oleh pengetahuan (what
people think), dan perasaan (what people feel) serta persepsi (what people
perceive) tentang suatu hal itu (Delegge, 2008)
6. Merokok
Merokok bisa merusak lapisan mukosa lambung karena asap rokok
dipercaya menghalangi produksi zat prostaglandin tubuh, zay ini
merupakan pelindung lambung dari serangan asam lambung dan pepsin
sehingga merut peka terhadap radang lambung seperti ulkus dan jika
berlanjut bisa menyebabkan karsinoma (Keifer & Effenberger, 2011)
7. Alkohol
Alkohol dapat mengakibatkan peradangan dan perlakuan pada lambung,
mengkonsumsi alkohol yang sekali-kali tidak akan menimbulkan
kerusakan lambung tapi dapat meningkatkan sekresi asam lambung
8. Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid (OAINS) (Tonino, 2012)
Obat-obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS), banyak dipakai dalam
praktek maupun kehidupan sehari-hari, untuk pengobatan artritis.
Gangguan pada lambung merupakan efek samping yang cukup sering
dijumpai pada penderita yang menggunakan OAINS dalam jangka
Panjang (Hermono, 2004).
9. Penyakit Infeksi
Dewasa ini telah di yakini oleh para ahli bahwa kuman helicobakter pylori
dapat menyebabkan terjadinya gastritis kronis dengan angka prevalensi
sebesar 70-80% (Lumaksono et al., 2008).
10. Stres
11
Stres merupakan kelelahan badan yang diakibatkan oleh kecemasan,
tekanan-tekanan yang dialami dalam menjalani kehidupan (Scala, 2013).
12
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Karakteristik Individu
a. Jenis Kelamin STRES
b. Sosial Ekonomi
c. Umur
d. Pendidikan
Pengetahuan KAMBUH
GASTRITIS
Prilaku :
a. Merokok
b. Alkohol
c. Minum-minuman iritatif
lambung
d. Minum Obat Anti-Inflamasi
Non-Steroid (OAINS)
e. Kebiasaan makan:
- Keteraturan makan
- Konsumsi makanan pedas Penyakit
- Konsumsi makanan asam Infeksi
- Konsumsi makanan panas
13
Terjadinya penyakit gastritis berhubungan dengan beberapa faktor-
yang satu sama lain saling berhubungan. Dan diperkirakan hampir semua
gastritis.
gastritis yang dipengaruhi oleh jenis kelamin dan status sosial ekonomi.
Hipotesis
penyakit gastritis.
gastritits.
14
BAB 4 METODE PENELITIAN
B. Populasi Penelitian
Juni 2021.
1. Sampel
15
2. Besar sampel
n= Z2 x p x q
d2
(0,1)2
= 96,04
Karena jumlah populasinya kecil atau kurang dari 10.000, maka dapat menggunakan rumus yang lebih sederhana yaitu :
nf= n
1+ n/N
= 96,04
1+ 96,04/1419
= 89,75 ~ 90 orang
keterangan:
q : 1-p
16
3. Cara Pengambilan Sampel
- Variabel umur
17
- Variabel pengetahuan
- Variabel stres
18
Sosial Ekonomi Keadaan status sosial Wawancara dengan Ordinal
ekonomi berdasarkan kuesioner,
UMR daerah Pinrang dikategorikan:
yaitu sebesar Rp 1. Tinggi
650.000 (> Rp 650.000)
2. Sedang
( Rp 650.000)
3. Rendah
(< Rp 650.000)
19
Kebiasaan Kebiasaan responden Wawancara dengan Nominal
makan dalam mengkonsumsi kuesioner,
makanan berdasarkan Dikategorikan:
keteraturan makan dan 1. Kurang baik
konsumsi makanan (4-6)
pedas, asam, panas, 2. Baik (7-8)
dingin.
20
Wawancara dengan Nominal
kuesioner,
Kebiasaan responden Dikategorikan:
mengkonsumsi 1. Ya (jika
makanan/minuman responden
dalam keadaan panas menjawab sering
mengkonsumsi
makanan/minum
an dalam
keadaan panas)
- Konsumsi 2. Tidak (jika
makanan/ responden
minuman menjawab jarang
panas mengkonsumsi
makanan/minum
an dalam
keadaan panas)
1. Data Primer
21
penelitian kepada responden dengan panduan kusioner yang
2. Data Sekunder
Data Sekunder dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan
dari data rekam medis Unit Kesehatan KSR, yaitu status kekambuhan
penderita gastritis.
dalam bentuk tabel, karena tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan
antara variabel penyebab dan variabel akibat maka uji statistik yang
digunakan adalah uji chi square (X2) dengan tingkat kemaknaan =0,05.
22
23
DAFTAR PUSTAKA
23