Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Baja karbon rendah merupakan material yang banyak digunakan pada
konstruksi bangunan dan instalasi pabrik. Konsumsi baja karbon rendah mengalami
kenaikan hingga 70% setiap tahunnya, tercatat pada tahun 2018 mencapai 1.100.000
juta ton (BPS, 2019). Namun baja karbon rendah secara alami mudah mengalami
korosi ketika terpapar udara (Alcántara et al. 2017). Fe pada baja karbon rendah akan
teroksidasi menjadi Fe2O3 selama proses korosi, mengakibatkan cepat keropos dan
rapuh (Finšgar and Jackson 2014).
Beberapa metode dipelajari untuk menghambat laju korosi. Metode-
metode tersebut yaitu perlindungan katodik-anodik (Chaudhari and Vashi 2016),
coatings (Kaskah et al. 2017), dan penggunaan inhibitor korosi (Fouda, Abdel
Nazeer, and El Behairy 2017). Penggunaan inhibitor dalam media asam adalah
salah satu teknik yang efektif (energi ikat tinggi) untuk mencegah korosi pada
permukaan logam (Haddadi et al., 2019). Inhibisi dalam pengendalian korosi pada
logam melalui proses adsorpsi secara kimia membentuk lapisan pelindung
sehingga zat korosif tidak dapat bereaksi secara langsung pada permukaan logam
(Gadow and Motawea 2017).
Inhibitor korosi berdasaran materialnya dapat berasal dari bahan anorganik
atau organik (Akbarzadeh et al. 2019). Senyawa anorganik seperti kromat,
dikromat, nitrit, dan nitrat secara luas digunakan sebagai inhibitor korosi pada
paduan logam. Namun karena karakteristik bahannya yang tidak ramah
lingkungan dan bersifat toksik sehingga membuat bahan ini dibatasi
penggunaannya (Pradipta, Kong, and Tan 2019). Sebaliknya senyawa organik
bersifat ramah lingkungan dan tidak mengandung logam berat atau senyawa
beracun yang menimbulkan bahaya bagi lingkungan (Kaskah et al. 2017).
Sejumlah besar bahan inhibitor organik telah dipelajari untuk menyelidiki
potensinya sebagai penghambat laju korosi seperti ekstrak Persian liquorice yang
mengandung asam kafeat, asam chicoric, dan senyawa golongan flavonoid
(Alibakhshi et al. 2019); Tamarindus indiaca yang mengandung senyawa
2

apigenin, taksifolin, naringenin, dan eriodiktiol (Akbarzadeh et al. 2020); daun


Pterocarpus santalinoides yang mengandung kumarin, polifenol, dan saponin
(Ahanotu et al. 2020); Borassus flabellifer yang mengandung lignin dan selulosa
(Saravanan et al. 2020) telah diteliti untuk menghambat laju korosi pada logam
dalam berbagai media asam. Menurut penelitian yang telah dilakukan tersebut,
bahan yang digunakan mengandung cincin aromatik dan/ atau senyawa
heterosiklik dengan berbagai gugus fungsi yang memiliki banyak heteroatom
sebagai pusat aktif atom yang teradsorpsi pada permukaan logam. Penggunaan
larutan asam dalam proses adsorpsi inhibitor lignin pada atom Fe berfungsi
sebagai media yang memprotonasi inhibitor dan mengoksidasi atom logam,
sehingga membentuk ikatan kovalen koordinasi (adsopsi kimia) dan/ atau
elektrostatis (adsorpsi fisika) (B. E. Amitha Rani dan Bharathi Bai J. Basu, 2016).
Kajian sifat inhibitor korosi organik tidak hanya dilakukan secara
eksperimen namun juga menggunakan kajian teoretis kimia kuantum. Beberapa
kajian komputasi telah dilakukan terhadap sifat inhibitor korosi senyawa bahan
alam. Akurasi hasil kajian komputasi cukup baik jika dibandingkan dengan hasil
kajian secara eksperimen. Penelitian komputasi mekanika kuantum dan
pemodelan molekul organik dapat memberikan informasi mengenai karakteristik
senyawa organik dan mekanisme adsorpsi sebagai inhibitor korosi. Penelitian
komputasi terdahulu mengenai inhibitor senyawa organik ekstrak daun Juglans
regia menganalisis 3,5,7-Trihidroksi-2-(3,4,5-trihidroksifenil)-4-kromenon, asam
(2E)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propenoat, dan asam 4-hidroksi-3-
metoksibenzoat telah dilakukan menggunakan perhitungan teori fungsional
kerapatan (DFT) dengan metode B3LYP/6-311**G(d,p) (Haddadi et al., 2019).
Hasil perhitungan HOMO-LUMO, celah energi (∆ E), dan fraksi transfer elektron
(∆ N ) menjelaskan serangan nukleofilik dan elektrofilik pada ketiga senyawa
tersebut berpusat di cincin fenil dan atom O, sehingga lebih reaktif daripada
senyawa yang lain (Haddadi et al., 2019). Ketiga senyawa ini berinteraksi dengan
logam besi (Fe) di permukaan pada tiga jenis interaksi yaitu Fe-π, Fe-O1, dan Fe-
O4. Energi ikat paling tinggi dari hasil semua interaksi adalah senyawa asam
(2E)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propenoat, dan momen dipolnya pun lebih
tinggi terkait dengan interaksi elektrostatik yang lebih tinggi.
3

Ekstrak lignin dari berbagai bagian tumbuhan dilaporkan dapat berperan


sebagai inhibitor korosi dan telah menurunkan laju korosi (2,51-15,26%) pada
logam, Menurut Prof. Emeritus Dr. Carlton W. Dence, lignin berpotensi sebagai
inhibitor korosi disebabkan adanya gugus OH dan cincin aromatik yang ada pada
strukturnya (Altwaiq, dkk., 2011). Namun hingga saat ini belum ada penelitian
kimia komputasi (studi mekanika kuantum dan pemodelan molekul) yang
menyatakan tentang fungsi monolignol lignin (p-coumaryl-, coniferyl-, dan
sinapyl alkohol) sebagai inhibor korosi pada baja karbon rendah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini dilakukan karena
monolignol lignin berpotensi sebagai inhibitor korosi disebabkan adanya gugus
OH dan cincin aromatik yang banyak ditemukan pada berbagai bagian tumbuhan
(kelopak buah, biji, batang, dan akar). Proses isolasi senyawa lignin yang
diperoleh dari berbagai tumbuhan tersebut dapat dengan mudah diperoleh tanpa
mempertimbangkan dari segi waktu, tempat, dan biaya. Selain itu keperluan
dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui informasi karakteristik senyawa
monolignol lignin dan mekanisme adsorbsi lignin dalam fungsinya sebagai
inhibitor korosi baja karbon rendah menggunakan kajian empiris komputasi
mekanika kuantum dan pemodelan molekul inhibitor dengan metode 6-31G(d,p)
yang lebih efisien.

1.2 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut,
1. Memprediksi struktur molekul monolignol lignin terprotonasi melalui
perhitungan DFT/B3YP basis set 6-31G(d,p).
2. Memprediksi dan mempelajari reaktivitas spesies lignin sebagai inhibitor
korosi dan sifat adsorptivitas atom Fe pada permukaan baja karbon rendah.
3. Menyelidiki interaksi senyawa lignin netral dan terprotonasi sebagai inhibitor
korosi baja karbon rendah dalam media asam sulfat menggunakan simulasi
Molecular Dynamic dan perhitungan Monte Carlo

1.3 MANFAAT PENELITIAN


Penelitian ini mampu memberikan manfaat sebagai berikut,
4

1. Memberikan informasi struktur molekul monolignol lignin terprotonasi


melalui perhitungan DFT/B3LYP basis set 6-31G(d,p).
2. Memberikan informasi interaksi senyawa lignin netral dan terprotonasi
sebagai inhibitor korosi baja karbon rendah dalam media asam sulfat
menggunakan simulasi Molecular Dynamic dan perhitungan Monte Carlo.
3. Memberikan informasi mengenai sifat dan karakter adsorptivitas atom Fe
pada permukaan baja karbon rendah dan reaktivitas spesies lignin sebagai
inhibitor.

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN


Kegunaan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut,
1. Bagi Perkembangan Ilmu Kimia
Penelitian ini berguna untuk mengembangkan ilmu kimia terutama
bidang komputasi. Data teoretis yang diperoleh dapat digunakan sebagai
referensi intrumen pengukuran dalam melakukan kajian eksperimen.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini berguna untuk mengembangkan bidang penelitian kimia
komputasi di jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang (UM).
Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penelitian-penelitian
baru sehingga dapat mendukung penelitian eksperimen yang sudah dilakukan
atau akan dilakukan oleh peneliti selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini berguna dalam mengaplikasikan ilmu kimia yang telah
dipelajari selama masa perkuliahan. Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat
untuk memperdalam pengetahuan peneliti dalam bidang kimia komputasi,
khususnya mempelajari karakteristik senyawa monolignol lignin sebagai
inhibitor korosi dan mekanisme adsorpsi pada permukaan baja karbon rendah.

1.5 RUANG LINGKUP DAN BATASAN PENELITIAN


1. Kajian struktur dilakukan menggunakan metode dalam kimia komputasi yaitu
teori kerapatan fungsi/ Density Functional Theory (DFT) dengan himpunan
basis terpilih yaitu 6-31G(d,p).
5

2. Objek penelitian ini adalah senyawa monolignol lignin (p-coumaryl-,


coniferyl-, dan sinapyl alkohol) dalam keadaan netral dan terprotonasi pada
media asam menggunakan perhitungan mekanikal kuantum B3LYP (Becke,
Three Parameter, Lee-Yang-Par), Monte Carlo, dan pemodelan Molecular
Dynamic.
3. Analisis pemodelan molekul dilakukan dalam media asam sulfat
menggunakan modul forcite dengan medan gaya COMPASS force field.

1.6 DEFINISI OPERASIONAL


Berikut ini beberapa definisi operasional yang akan muncul pada
pembahasan berikutnya. Pemahaman mengenai definisi istilah ini penting agar
pembaca apat memahami pembahasan penelitian ini dengan jelas,
1. Metode Density Functional Theory (DFT) adalah salah satu metode
mekanika kuantum yang terdapat pada program Gaussian dan digunakan
untuk optimasi struktur reaktan, produk, dan keadaan transisi.
2. Basis Set atau himpunan basis adalah suatu fungsi yang terdapat pada
program Gaussian dan digunakan untuk optimasi suatu perhitungan energi
suatu molekul.
3. Perhitungan Optimasi Geometri adalah perhitungan yang dilakukan untuk
mendapatkan struktur molekul dengan energi minimum (keadaan stabil).
4. Perubahan Entalpi (ΔH) adalah perubahan kalor yang terlibat dalam suatu
reaksi kimia yang dilakukan pada kondisi tertentu.
5. Afinitas Elektron (AE) adalah nilai negatif dari perubahan energi yang
terjadi ketika satu elektron diterima oleh atom suatu unsur. 
6. Afinitas Protonasi (AP) adalah kemampuan suatu senyawa untuk menangkap
proton atau H+. 
7. Potensial Ionisasi (I) merupakan energi minimum yang diperlukan untuk
melepaskan satu elektron dari atom pada keadaan dasarnya.
8. Energi Orbital yang terdiri dari EHOMO (Highest Occupied Molecular Orbital)
adalah energi tertinggi orbital molekul yang mempunyai elektron dan ELUMO
(Lowest Unoccupied Molecular Orbital) adalah energi terendah orbital
molekul untuk mengeksitasi elektron.
6

9. Energi celah (ΔE) merupakan fungsi reaktivitas molekul inhibitor yang


teradsorpsi pada permukaan logam.
10. Elektronegativitas (x) adalah kemampuan suatu atom untuk menarik
elektron.
11. Fraksi Transfer Elektron (ΔN) merupakan jumlah elektron yang berpindah
dari suatu atom ke atom yang lain.
12. Energi Ikat (Eikat) merupakan perubahan entalpi yang diperlukan untuk
memutus ikatan tertentu dalam satu mol.
13. Monte Carlo merupakan metode algoritma komputasi untuk mensimulasikan
berbagai perilaku suatu molekul dalam sistem kimia dan fisika.
14. Molecular Dynamic merupakan suatu metode untuk menyelidiki struktur
molekul berdasarkan hukum newton dan mekanika klasik.
15. COMPASS (Condensed-phase Optimized Molecular Potentials for Atomistic
Simulation Studies) Force Field merupakan medan gaya yang mendukung
simulasi molekul terkondensasi.
19

Anda mungkin juga menyukai