Baja karbon rendah merupakan material yang banyak digunakan pada konstruksi bangunan dan instalasi pabrik. Konsumsi baja karbon rendah mengalami kenaikan hingga 70% setiap tahunnya, tercatat pada tahun 2018 mencapai 1.100.000 juta ton (BPS, 2019). Namun baja karbon rendah secara alami mudah mengalami korosi ketika terpapar udara (Alcántara et al. 2017). Fe pada baja karbon rendah akan teroksidasi menjadi Fe2O3 selama proses korosi, mengakibatkan cepat keropos dan rapuh (Finšgar and Jackson 2014). Beberapa metode dipelajari untuk menghambat laju korosi. Metode- metode tersebut yaitu perlindungan katodik-anodik (Chaudhari and Vashi 2016), coatings (Kaskah et al. 2017), dan penggunaan inhibitor korosi (Fouda, Abdel Nazeer, and El Behairy 2017). Penggunaan inhibitor dalam media asam adalah salah satu teknik yang efektif (energi ikat tinggi) untuk mencegah korosi pada permukaan logam (Haddadi et al., 2019). Inhibisi dalam pengendalian korosi pada logam melalui proses adsorpsi secara kimia membentuk lapisan pelindung sehingga zat korosif tidak dapat bereaksi secara langsung pada permukaan logam (Gadow and Motawea 2017). Inhibitor korosi berdasaran materialnya dapat berasal dari bahan anorganik atau organik (Akbarzadeh et al. 2019). Senyawa anorganik seperti kromat, dikromat, nitrit, dan nitrat secara luas digunakan sebagai inhibitor korosi pada paduan logam. Namun karena karakteristik bahannya yang tidak ramah lingkungan dan bersifat toksik sehingga membuat bahan ini dibatasi penggunaannya (Pradipta, Kong, and Tan 2019). Sebaliknya senyawa organik bersifat ramah lingkungan dan tidak mengandung logam berat atau senyawa beracun yang menimbulkan bahaya bagi lingkungan (Kaskah et al. 2017). Sejumlah besar bahan inhibitor organik telah dipelajari untuk menyelidiki potensinya sebagai penghambat laju korosi seperti ekstrak Persian liquorice yang mengandung asam kafeat, asam chicoric, dan senyawa golongan flavonoid (Alibakhshi et al. 2019); Tamarindus indiaca yang mengandung senyawa 2
apigenin, taksifolin, naringenin, dan eriodiktiol (Akbarzadeh et al. 2020); daun
Pterocarpus santalinoides yang mengandung kumarin, polifenol, dan saponin (Ahanotu et al. 2020); Borassus flabellifer yang mengandung lignin dan selulosa (Saravanan et al. 2020) telah diteliti untuk menghambat laju korosi pada logam dalam berbagai media asam. Menurut penelitian yang telah dilakukan tersebut, bahan yang digunakan mengandung cincin aromatik dan/ atau senyawa heterosiklik dengan berbagai gugus fungsi yang memiliki banyak heteroatom sebagai pusat aktif atom yang teradsorpsi pada permukaan logam. Penggunaan larutan asam dalam proses adsorpsi inhibitor lignin pada atom Fe berfungsi sebagai media yang memprotonasi inhibitor dan mengoksidasi atom logam, sehingga membentuk ikatan kovalen koordinasi (adsopsi kimia) dan/ atau elektrostatis (adsorpsi fisika) (B. E. Amitha Rani dan Bharathi Bai J. Basu, 2016). Kajian sifat inhibitor korosi organik tidak hanya dilakukan secara eksperimen namun juga menggunakan kajian teoretis kimia kuantum. Beberapa kajian komputasi telah dilakukan terhadap sifat inhibitor korosi senyawa bahan alam. Akurasi hasil kajian komputasi cukup baik jika dibandingkan dengan hasil kajian secara eksperimen. Penelitian komputasi mekanika kuantum dan pemodelan molekul organik dapat memberikan informasi mengenai karakteristik senyawa organik dan mekanisme adsorpsi sebagai inhibitor korosi. Penelitian komputasi terdahulu mengenai inhibitor senyawa organik ekstrak daun Juglans regia menganalisis 3,5,7-Trihidroksi-2-(3,4,5-trihidroksifenil)-4-kromenon, asam (2E)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propenoat, dan asam 4-hidroksi-3- metoksibenzoat telah dilakukan menggunakan perhitungan teori fungsional kerapatan (DFT) dengan metode B3LYP/6-311**G(d,p) (Haddadi et al., 2019). Hasil perhitungan HOMO-LUMO, celah energi (∆ E), dan fraksi transfer elektron (∆ N ) menjelaskan serangan nukleofilik dan elektrofilik pada ketiga senyawa tersebut berpusat di cincin fenil dan atom O, sehingga lebih reaktif daripada senyawa yang lain (Haddadi et al., 2019). Ketiga senyawa ini berinteraksi dengan logam besi (Fe) di permukaan pada tiga jenis interaksi yaitu Fe-π, Fe-O1, dan Fe- O4. Energi ikat paling tinggi dari hasil semua interaksi adalah senyawa asam (2E)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propenoat, dan momen dipolnya pun lebih tinggi terkait dengan interaksi elektrostatik yang lebih tinggi. 3
Ekstrak lignin dari berbagai bagian tumbuhan dilaporkan dapat berperan
sebagai inhibitor korosi dan telah menurunkan laju korosi (2,51-15,26%) pada logam, Menurut Prof. Emeritus Dr. Carlton W. Dence, lignin berpotensi sebagai inhibitor korosi disebabkan adanya gugus OH dan cincin aromatik yang ada pada strukturnya (Altwaiq, dkk., 2011). Namun hingga saat ini belum ada penelitian kimia komputasi (studi mekanika kuantum dan pemodelan molekul) yang menyatakan tentang fungsi monolignol lignin (p-coumaryl-, coniferyl-, dan sinapyl alkohol) sebagai inhibor korosi pada baja karbon rendah. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini dilakukan karena monolignol lignin berpotensi sebagai inhibitor korosi disebabkan adanya gugus OH dan cincin aromatik yang banyak ditemukan pada berbagai bagian tumbuhan (kelopak buah, biji, batang, dan akar). Proses isolasi senyawa lignin yang diperoleh dari berbagai tumbuhan tersebut dapat dengan mudah diperoleh tanpa mempertimbangkan dari segi waktu, tempat, dan biaya. Selain itu keperluan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui informasi karakteristik senyawa monolignol lignin dan mekanisme adsorbsi lignin dalam fungsinya sebagai inhibitor korosi baja karbon rendah menggunakan kajian empiris komputasi mekanika kuantum dan pemodelan molekul inhibitor dengan metode 6-31G(d,p) yang lebih efisien.
1.2 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut, 1. Memprediksi struktur molekul monolignol lignin terprotonasi melalui perhitungan DFT/B3YP basis set 6-31G(d,p). 2. Memprediksi dan mempelajari reaktivitas spesies lignin sebagai inhibitor korosi dan sifat adsorptivitas atom Fe pada permukaan baja karbon rendah. 3. Menyelidiki interaksi senyawa lignin netral dan terprotonasi sebagai inhibitor korosi baja karbon rendah dalam media asam sulfat menggunakan simulasi Molecular Dynamic dan perhitungan Monte Carlo
1.3 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini mampu memberikan manfaat sebagai berikut, 4
1. Memberikan informasi struktur molekul monolignol lignin terprotonasi
melalui perhitungan DFT/B3LYP basis set 6-31G(d,p). 2. Memberikan informasi interaksi senyawa lignin netral dan terprotonasi sebagai inhibitor korosi baja karbon rendah dalam media asam sulfat menggunakan simulasi Molecular Dynamic dan perhitungan Monte Carlo. 3. Memberikan informasi mengenai sifat dan karakter adsorptivitas atom Fe pada permukaan baja karbon rendah dan reaktivitas spesies lignin sebagai inhibitor.
1.4 KEGUNAAN PENELITIAN
Kegunaan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut, 1. Bagi Perkembangan Ilmu Kimia Penelitian ini berguna untuk mengembangkan ilmu kimia terutama bidang komputasi. Data teoretis yang diperoleh dapat digunakan sebagai referensi intrumen pengukuran dalam melakukan kajian eksperimen. 2. Bagi Universitas Penelitian ini berguna untuk mengembangkan bidang penelitian kimia komputasi di jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang (UM). Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan penelitian-penelitian baru sehingga dapat mendukung penelitian eksperimen yang sudah dilakukan atau akan dilakukan oleh peneliti selanjutnya. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini berguna dalam mengaplikasikan ilmu kimia yang telah dipelajari selama masa perkuliahan. Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperdalam pengetahuan peneliti dalam bidang kimia komputasi, khususnya mempelajari karakteristik senyawa monolignol lignin sebagai inhibitor korosi dan mekanisme adsorpsi pada permukaan baja karbon rendah.
1.5 RUANG LINGKUP DAN BATASAN PENELITIAN
1. Kajian struktur dilakukan menggunakan metode dalam kimia komputasi yaitu teori kerapatan fungsi/ Density Functional Theory (DFT) dengan himpunan basis terpilih yaitu 6-31G(d,p). 5
2. Objek penelitian ini adalah senyawa monolignol lignin (p-coumaryl-,
coniferyl-, dan sinapyl alkohol) dalam keadaan netral dan terprotonasi pada media asam menggunakan perhitungan mekanikal kuantum B3LYP (Becke, Three Parameter, Lee-Yang-Par), Monte Carlo, dan pemodelan Molecular Dynamic. 3. Analisis pemodelan molekul dilakukan dalam media asam sulfat menggunakan modul forcite dengan medan gaya COMPASS force field.
1.6 DEFINISI OPERASIONAL
Berikut ini beberapa definisi operasional yang akan muncul pada pembahasan berikutnya. Pemahaman mengenai definisi istilah ini penting agar pembaca apat memahami pembahasan penelitian ini dengan jelas, 1. Metode Density Functional Theory (DFT) adalah salah satu metode mekanika kuantum yang terdapat pada program Gaussian dan digunakan untuk optimasi struktur reaktan, produk, dan keadaan transisi. 2. Basis Set atau himpunan basis adalah suatu fungsi yang terdapat pada program Gaussian dan digunakan untuk optimasi suatu perhitungan energi suatu molekul. 3. Perhitungan Optimasi Geometri adalah perhitungan yang dilakukan untuk mendapatkan struktur molekul dengan energi minimum (keadaan stabil). 4. Perubahan Entalpi (ΔH) adalah perubahan kalor yang terlibat dalam suatu reaksi kimia yang dilakukan pada kondisi tertentu. 5. Afinitas Elektron (AE) adalah nilai negatif dari perubahan energi yang terjadi ketika satu elektron diterima oleh atom suatu unsur. 6. Afinitas Protonasi (AP) adalah kemampuan suatu senyawa untuk menangkap proton atau H+. 7. Potensial Ionisasi (I) merupakan energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari atom pada keadaan dasarnya. 8. Energi Orbital yang terdiri dari EHOMO (Highest Occupied Molecular Orbital) adalah energi tertinggi orbital molekul yang mempunyai elektron dan ELUMO (Lowest Unoccupied Molecular Orbital) adalah energi terendah orbital molekul untuk mengeksitasi elektron. 6
9. Energi celah (ΔE) merupakan fungsi reaktivitas molekul inhibitor yang
teradsorpsi pada permukaan logam. 10. Elektronegativitas (x) adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron. 11. Fraksi Transfer Elektron (ΔN) merupakan jumlah elektron yang berpindah dari suatu atom ke atom yang lain. 12. Energi Ikat (Eikat) merupakan perubahan entalpi yang diperlukan untuk memutus ikatan tertentu dalam satu mol. 13. Monte Carlo merupakan metode algoritma komputasi untuk mensimulasikan berbagai perilaku suatu molekul dalam sistem kimia dan fisika. 14. Molecular Dynamic merupakan suatu metode untuk menyelidiki struktur molekul berdasarkan hukum newton dan mekanika klasik. 15. COMPASS (Condensed-phase Optimized Molecular Potentials for Atomistic Simulation Studies) Force Field merupakan medan gaya yang mendukung simulasi molekul terkondensasi. 19