Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS FILM “DEAR WHITE PEOPLE”

Dear white people, dari namanya saja kita bisa tahu bahwa film ini ditujukan untuk para
orang-orang kulit putih. Tapi bukan hanya itu saja, film ini ditujukan untuk semua kalangan
dan ras. Jadi dalam film ini, menceritakan tentang hiruk pikuk perkuliahan di Amerika
Serikat tepatnya di Winchester University. Di Universitas ini, masih banyak sekali
perselisihan antar ras.

Bagian I
Dalam salah satu adegan pada film, diperlihatkan Lionel dan Sam seperti
memberitahukan tips untuk menjadi orang kulit hitam menurut salah satu buku yang ada
dalam film. dan ada satu kalimat yang dilontarkan Lionel tentang orang kulit hitam tidak
memberikan uang tip kepada pelayan.
Hal ini terkait dengan konsep “Stereotyping: Beliefs About Social Groups” di bab 6.
Branscombe menyebutkan bahwa Stereotip tentang kelompok adalah keyakinan dan harapan
yang kita miliki tentang seperti apa anggota kelompok tersebut. Stereotip dapat mencakup
lebih dari sekedar sifat. Dalam film, Lionel ingin membuktikan bahwa orang kulit hitam juga
memberikan uang tip walaupun makanan yang datang agak lama. Dan seharusnya pelayan
sudah bersyukur walaupun hanya diberi 25-40 sen.
Konsep ini sangat menarik bagi saya. Saya pun pernah mengalami hal seperti ini di
dalam kehidupan saya. Saya berasal dari Papua. Walaupun saya bukan orang Papua asli
melainkan campuran dari Jogja dan Manado, saya lahir besar di Papua. Saat saya lulus SMA,
saya memutuskan untuk berkuliah di Jogja. Dan saat saya berkenalan dengan orang-orang di
Jogja, mereka tidak percaya bahwa saya berasal dari Papua. Mereka mengira orang Papua
semuanya berkulit hitam. Disitu saya mesti menjelaskan secara detail kenapa saya berasal
dari Papua. Dan sering kali juga orang mengira saya sebagai orang Chinese karena berkulit
putih dan mempunyai mata agak sipit. Tapi mau bagaimana lagi, itulah stereotip yang sudah
ada sejak dulu di Indonesia.

Bagian II
Adapun dalam salah satu adegan, dimana Sam bersama dengan teman-teman grupnya
sedang makan di ruang makan. Tidak lama kemudian munculah Kurt, Troy beserta satu
teman mereka. Dan setelah Sam melihat mereka hendak masuk, Sam membunyikan sebuah
gong. Tidak lama kemudian teman-teman Sam melemparkan kertas ke arah mereka. Seakan-
akan mengusir mereka.
Kejadian ini terkait dengan konsep “Discrimination: Prejudice in Acton” di bab 6.
Branscombe menyatakan bahwa bentuk diskriminasi yang terang-terangan itu adalah
tindakan negatif terhadap objek prasangka ras, etnis, dan gender. Seperti dalam film,
diperlihatkan adanya tindakan negatif berupa melemparkan kertas atau pun sampah pada
Kurt, Troy dan satu lagi teman mereka serta Gabe. Dalam film, Sam seringkali berdebat
dengan Kurt yang ternyata rasis. Itulah penyebab Sam beserta teman-temannya melakukan
tindakan diskriminasi tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari, saya seringkali mendengarkan teman-teman saya yang
berasal dari timur Indonesia mendapat perlakuan diskriminasi. Seperti halnya dalam mencari
kos-kosan atau kontrakan di tempat mereka berkuliah. Seakan-akan pemilik rumah tidak
ingin menyewakan tempat mereka karena menganggap orang dari timur sering membuat
kegaduhan. Hal ini membuat saya sedih, dimana tidak adanya perlakuan baik yang didapat
teman-teman saya.

Bagian III
Pada salah satu adegan dalam penghujung film, terlihat Kurt beserta teman-temannya
mengadakan sebuah pesta Halloween di apartemen rumah klub mereka. Disitu Lionel pergi
bersama George dan teman wanita mereka. Sesampainya di pesta tersebut, betapa kagetnya
Lionel melihat para orang kulit putih seolah-olah menjadi orang kulit hitam dengan memakai
aksesoris dan riasan ala orang kulit hitam serta topeng dari beberapa orang kulit hitam yang
terkemuka. Sehabis melihat betapa konyolnya pesta itu, dia melapor kepada Sam di rumah
klub mereka, Armstrong-Parker. Lionel menjelaskan situasi yang ada disana kepada orang-
orang di rumah klub itu yang sedang rapat. Setelah itu, mereka semua beranjak untuk pergi
ke pesta itu. Disitu lah konflik terjadi. Lionel naik ke atas panggung, bernyanyi sebentar dan
mulai membuat kegaduhan sehingga terjadi perkelahian di pesta itu.
Ini terkait dengan konsep “Modern Theories of Aggression” di bab 10 buku
Branscombe. Menurut Model Agresi Umum (Anderson & Bushman, 2002), rangkaian
peristiwa yang pada akhirnya dapat mengarah pada agresi terang-terangan dapat diprakarsai
oleh dua jenis variabel masukan utama yaitu faktor situasional dan faktor orang. Variabel
yang termasuk dalam kategori pertama termasuk frustasi, semacam provokasi dari orang lain
(misalnya, penghinaan). Inilah yang menjadi faktor adanya agresi yang dilakukan Lionel,
Sam beserta teman-temannya di pesta yang diadakan Kurt. Mereka merasa ini adalah sebuah
bentuk penghinaan dan rasisme terhadap mereka.
Melihat adegan ini, saya merasa ini adalah tindakan yang tidak bijak dilakukan oleh
Lionel dan Sam beserta teman-temannya walaupun posisinya mereka membela diri. Karena
merugikan mereka sendiri juga di lain sisi. Seperti halnya Lionel yang dihajar habis-habisan
oleh Kurt. Seharusnya mereka bisa bertindak lebih bijak dengan melaporkan pesta itu
kepada dekan atau presiden dari kampusnya. Kejadian seperti ini pun sering kali terjadi di
Indonesia. Bisa dilihat dari adanya demo yang berujung anarkis di segala penjuru Indonesia.

Dari film “Dear White People” ini, kita bisa mengambil banyak sekali pelajaran.
Dimana Tuhan telah menciptakan kita dengan keberagaman ras, etnik dan budaya. Kita
hanya perlu memandang bahwa semua itu sederajat dan setara. Masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Walaupun dulunya orang kulit hitam adalah
“budak” bagi orang kulit putih di Amerika, bukan berarti sekarang mereka layak diperlakukan
seperti dulu. Dulu HAM belum dipandang sebagai sesuatu yang penting. Namun sekarang,
hal itu sangat penting mengingat kita semua adalah orang-orang yang merdeka dan
mempunyai hak yang sama. Maka dari itu, kita harus memperlakukan orang selayaknya kita
ingin diperlakukan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Medmass 9
    Medmass 9
    Dokumen1 halaman
    Medmass 9
    Bastiano Jubelium Satrya
    Belum ada peringkat
  • Sejarah PIO Kelas B (Kelompok 3)
    Sejarah PIO Kelas B (Kelompok 3)
    Dokumen11 halaman
    Sejarah PIO Kelas B (Kelompok 3)
    Bastiano Jubelium Satrya
    Belum ada peringkat
  • WSQ Jurnal
    WSQ Jurnal
    Dokumen8 halaman
    WSQ Jurnal
    Bastiano Jubelium Satrya
    Belum ada peringkat
  • Untitled
    Untitled
    Dokumen1 halaman
    Untitled
    Bastiano Jubelium Satrya
    Belum ada peringkat
  • Tugas KKN
    Tugas KKN
    Dokumen2 halaman
    Tugas KKN
    Bastiano Jubelium Satrya
    Belum ada peringkat
  • Pasar Primer
    Pasar Primer
    Dokumen3 halaman
    Pasar Primer
    Bastiano Jubelium Satrya
    Belum ada peringkat