Anda di halaman 1dari 7

1.

Apakah karena ingat kekasih yang berada di dzisalam, kau cucurkan air mata
bercampur darah?
2. Ataukah karena angin yang bertiup dari arah kadzimah ataukah karena teringat
cahaya kilat dalam gelap malam lembah idzom?
3. Kalau tidak mengapa kedua matamu tetap mengalir yang mestinya kau mampu
menahannya dan kenapa hatimu tetap gundah padahal kau mampu
menentramkannya
4. Adakah orang yang sedang kasmaran menyangka bisa merahasiakan rasa cinta,
sedang air matanya masih bercucuran dan hati yang masih terbakar api cinta
5. Kalau tiada rasa cinta, tentulah kau tak akan mencucurkan air mata saat
teringat puing puing rumah kekasih dan tidak akan terjaga sepanjang malam
saat teringat pepohonan dan gunung gunung ditempat kekasih
6. Kenapa kau masih ingkar akan cintamu, padahal kejujuran air mata, sakit
sakitan adalah menjadi saksi atas cintamu
7. Rasa susah menetapkan dua garis yang terletak dikedua pipimu yang kuning
pucat karena sakit dan mata merahmu yang selalu menangis mencucurkan air
mata (itu adalah bukti cintamu)
8. Iya... orang yang aku rindukan tiap malam, bayangannya nampak didepan
mataku yang membuatku tak bisa tidur, memang sakitnya cinta itu menghalangi
kenikmatan
9. Maafku untukmu wahai para pencaci gelora cintaku, seandainya kau bersikap
adil takkan kau cela aku
10. Kini kau tau keadaanku, pendustapun tau rahasiaku, padahal tidak juga kunjung
sembuh penyakitku
11. Begitu tulus nasihatmu tapi tak ku dengar semuanya, karena untuk para
pencaci, sang pecinta tuli telinganya
12. Aku kira ubankupun turut mencelaku, padahal ubanku pastilah tulus
memperingatkanku.
13. Sunggung hawa nafsuku tetap bebal tak tersadarkan, sebab tak mau tau
peringatan uban dan kerentaan
14. Tidak pula bersiap dengan amal baik untuk menjamu, sang uban yang bertamu
dikepalaku tanpa malu malu
15. Jika ku tau ku tak menghormati uban yang bertamu, kan ku sembunyikan
dengan semir rahasia ketuaanku itu
16. Siapakah yang mengembalikan nafsuku dari kesesatan, sebagaimana kuda liar
dikendalikan dengan tali kekang
17. Jangan kau tundukkan nafsumu dengan maksiat, sebab makanan justru perkuat
nafsu si rakus pelahap
18. Nafsu bagai bayi, bila kau biarkan akan tetap menyusu, bilai kau sapih ia akan
tinggalkan menyusu itu
19. Maka kendalikan nafsumu, jangan biarkan ia berkuasa, jika kuasa ia akan
membunuhmu dan membuatmu cela
20. Gembalakan ia, ia bagai ternak dalam amal budi, janganlah kau giring keladang
yang ia sukai
21. Kerap ia goda manusia dengan kelezatan yang mematikan tanpa ia tahu racun
justru ada dalam lezatnya makanan
22. Takutkah akan tipu daya dalam lapar dan kenyang, sering kali rasa lapar lebih
buruk daripada kekeyangan
23. Cucurkan air matamu karena melihat segala yang haram, perihalah selalu rasa
penyesalan yang mendalam
24. Lawanlah hawa nafsu dan setan, durhakailah, bila mereka tulus menasehatimu,
curigailah
25. Jangan kau taati mereka sebagai musuh atau kawan, karena kau tahu
bagaimana tipu daya mush dan kawan
26. Kumohon ampunan Allah karena bicara tanpa berbuat, kusamakan itu dengan
keturunan bagi orang mandul
27. Kuperintahkan engkau suatu kebaikan yang tak ku lakukan, tidak lurus diriku
maka tak guna kusuruh kau lurus
28. Aku tak berbekal untuk matiku dengan ibadah sunah, tiada aku sholat dan
puasa kecuali hanya yang wajib saja
29. Kutinggalkan sunah Nabi yang sepanjang malam, beribadah hingga kedua
kakinya bengkak dan keram
30. Nabi yang karena lapar mengikat pusarnya dengan batu, dan dengan batu
mengganjal perutnya yang halus itu
31. Kendati gunung emas menjulang menawarkan dirinya, ia tolak permintaan itu
dengan perasaan bangga
32. Butuh harta namun menolak, maka tambah kezuhudannya, kendati butuh pada
harta tidaklah merusak kesuciannya
33. Bagaimana mungkin Nabi butuh pada dunia, padahal tanpa dirinya dunia takkan
pernah ada
34. Muhammad lah pemimpin dunia akhirat, pemimpin jin dan manusia, bangsa
arab dan non arab
35. Nabilah penganjur kebaikan dan pencegah mungkar, tak satupun setegas ia
dalam berkata ya atau tidak
36. Dialah kekasih, dari tiap ketakutan dan bahaya yang datang menyergap
37. Dia mengajak kepada agama Allah yang lurus, mengikutinya berarti berpegang
pada tali yang tak putus
38. Dia mengungguli para Nabi dalam budi dan rupa, tak sanggup mereka
menyamai ilmu dan kemuliaannya
39. Para Nabi semua meminta dari dirinya, seciduk lautan kemuliaannya dan setitik
hujan ilmunya
40. Para rasul sama berdiri dipuncak mereka, mengharap setitik ilmu atau seonggok
hikmahnya
41. Dialah rosul yang sempurna batin dan lahirnya, terpilih sebagai kekasih Allah
pencipta manusia
42. Dalam kebaikannya, tak seorangpun menyaingi, inti keindahannya takkan bisa
terbagi bagi
43. Jauhkan baginnya yang dikatakan nasrani pada Nabinya, tetapkan bagi
Muhammad pujian apapun kau suka
44. Nisbatkan kepadanya segala kemuliaan sekehendakmu, dan pada martabatnya
segala keagungan yang kau mau
45. Karena keutamaannya sungguh tak terbatas, hingga tak satupun mampu
mengungkapkan dengan kata
46. Jika mukjizatnya menyamai keagungan dirinya, niscanya hiduplah tulang
belulang dengan disebut namanya
47. Tak pernah ia uji kita dengan yang tak diterima akal, dari sangat cintanya hingga
tiada kita ragu dan bimbang
48. Makhluk makhluk (manusia) sulit untuk memahami hakekat Nabi, dari dekat
atau jauh, tak satupun yang mengerti
49. Bagaikan matahari yang tampak kecil dari kejauhan, padahal mata tak mampu
melihatnya bila berdekatan
50. Bagaimana seseorang dapat ketahui hakekat sang Nabi, padahal ia sudah puas
bertemu dengannya dalam mimpi
51. Puncak pengetahuan tentangnya ialah bahwa ia manusia, dan ia adalah sebaik
baik ciptaan Allah
52. Segala mukjizat para rosul mulia sebelumnya, hanyalah pancaran dari cahanya
kepada mereka
53. Dia matahari keutamaan dan para Nabi bintangnya, bintang hanya pantulkan
sinar mentari menerangi gulita
54. Alangkah mulia paras Nabi yang dihiasi pekerti, yang memiliki keindahan dan
bercirikan wajah berseri
55. Kemegahannya bak bunga, kemulianny bak purnama, kedermawaannya bak
lautan, kegairahannya bak sang waktu
56. Ia bagaikan dan memang tiada taranya dalam keagungan, ketika berada
disekitar pembantunya dan ditengah pasukan
57. Bagai mutiara yang tersimpan dalam kerangnya, dan kedua sumber, yaitu
ucapan dan senyumannya
58. Tiada keharuman melebihi tanah yang mengubur jasadnya, beruntung orang
yang menghirup dan mencium tanahnnya
59. Kelahiran sang Nabi menunjukan kesucian dirinya, alangkah eloknya permulaan
dan penghabisannya
60. Lahir saat bangsa Persia berfirasat dan merasa, peringatan akan datanganya
bencana dan angkara murka
61. Didalam gulita singgasana kaisar Persia hancur terbelah, sebagiamana kesatuan
para sahabat kaisar yang terpecah
62. Karena kesedihan yang sangat, api sesembahan padam, sungai Eufrat pun tak
mengalir dari duka yang dalam
63. Penduduk negeri Sawah bersedih saat kering danaunya, pengambil air kembali
dengan kecewa ketika dahaga
64. Seakan sejuknya air terdapat dalam jilatan api, seakan panasnya api terdapat
dalam air, karena sedih tak terperi
65. Para jin berteriak sedang cahaya terang memancar, kebenaranpun tampak dan
makna kitab suci maupun terujar
66. Mereka buta dan tuli hingga kabar gembira tak didengarkan, datangnya
peringatanpun tak mereka hiraukan
67. Setelah para dukun memberitahu meraka, agama mereka yang sesat takkan
bertahan lama
68. Setelah mereka saksikan kilatan api yang jatuh dilangit, seiring dengan
runtuhnya semua berhala dimuka bumi
69. Hingga lenyap dari pintu langit-Nya, satu demi satu syetan lari tunggang
lannggang tak berdaya
70. Mereka berlarian laksana laskar raja Abrahah, atau bak pasukan yang dihujani
kerikil oleh tangan Rasul
71. Batu yang Nabi lempar sesudah bertasbih digenggamnya, bagaikan
terlemparnya Nabi Yunus dari ikan paus
72. Pohon pohon mendatangi seruannya dengan ketundukan, berjalan dengan
batangnya dengan lurus dan sopan
73. Seakan batangnya torehkan sebuah tulisan, tulisan yang indah ditengah tengah
jalan
74. Seperti juga awan gemawan yang mengikuti Nabi, berjalan mellindunginya dari
sengatan panas siang hari
75. Aku bersumpah demi Allah pencipta rembulan, sungguh hati Nabi bagi bulan
dalam keterbelahan
76. Gua tsur penuh kebaikan dan kemuliaan. Sebab Nabi, dan Abu Bakar
didalamnya, kaum kafir tak lihat mereka.
77. Nabi dan abu bakar shiddiq aman didalamnya tak cedera , kaum kafir
mengatakan tak seorang pun didalam gua
78. Mereka mengira merpati takkan berputar diatasnya, dan laba-laba takkan buat
sangkar jika nabi didalamnya.
79. Perlindungan Allah tak memerlukan berlapis baju besi, juga tidak memerlukan
benteng yang kokoh dan tinggi.
80. Tiada satupun menyakiti diriku, lalu kumohon bantuan Nabi, niscaya ku dapat
pertolongannya tanpa sedikitpun disakiti
81. Tidaklah kucari kekayaan dunia akherat dari kemurahannya, melainkan ku
peroleh sebaik baik pemberiaannya
82. Janganlah kau pungkiri wahyu yang diraihnya lewat mimpi karena hatinya tetap
terjaga meski dua matanya tidur terlena
83. Demikian itu tatkala masa kenabiannya, karena hatinya tidaklah diingkari masa
mengalami mimpinya
84. Maha suci Allah, wahyu tidaklah bisa dicari, dan tidaklah seorang Nabi dalam
berita gaibnya dicurigai
85. Kerap sentuhannya sembuhkan penyakit, dan lepaskan orang yang berhajat dari
temali kegilaan
86. Doanya menyuburkan tahun kekeringan dan kelaparan, bagai titik putih di
masa-masa hitam kelam
87. Dengan awan yang curahkan hujan berlimpah, atau kau kira itu air yang
mengalir dari laut atau lemabah
88. Biarkan kusebut beberapa mukjizat yang muncul pada Nabi seperti Nampaknya
api jamuan, malam hari dialas gunung tinggi.
89. Mutiara bertambah indah biala ia tersusun rapi, jika tak tersusun nilainya tak
berkurang sama sekali.
90. Segala pujian itu itu puncaknya adalah memuji, sifat, dan pekerti mulia yang ada
pada Nabi.
91. Ayat- ayat Alqur’an mulia yang ada padanya, tapi Allah adalah kekal tak kenal
waktu.
92. Ayat-ayat ALqur’an keberadaanya tidaksama dengan zaman, karena Alqur’an itu
qodim sedangkan zaman itu baru. Alqur’an menceritakan kembalinya manusia
kealam baka, juga menceritakan kaum ‘Ad dan Kaum Irom.
93. Ayat- ayat yang selalau bersama kita dan mengungguli, mukjizat para Nabi yang
muncul tapi tak lestari.
94. Penuh kepastian dan tak sisakan bagi para musuh segala, keraguan ayat yang
tak sedikit pun menyimpang dari kebenaran.
95. Tak satu ayat pun ditentang kecuali musuh terberatnya akan kembali
kepadanya dengan salam dan beriman.
96. Keindahan satranya membuat takluk penentangnya, bak pencemburu membela
kehormatan dari tangan pendosa.
97. Baginya makna-maknanya yang saling menunjang bak ombak lautan, yang nilai
keindahannya melebihi mutiara berkilauan.
98. Keajaibannya banyak dan tak terhingga, dan keajaiban itu tak satu pun
membuat bosan kita.
99. Teduhkan mata pembacanya, lalu kukatakan padanya, beruntunglah engkau,
berpenganglah selalu pada talinya.
100. Jika kau baca ia karena takut panas neraka Lazha karena kesejukannya.
101. Bagai telaga kaustsar wajah pendosa jadi putih karenanya, padahal dengan
wajah hitam arang mereka datangi ia.
102. Ia lurus bagai shirath, adil bagai timbangan kitab-kitab lain takkan selangeng ia
dalam keadilan
103. Jangan heran pada pendengkinya yang selalu ingkar, pura-pura bodoh padahal
ia cukup paham dan pintar
104. Bagai orang sakit mata yang pungkiri sinar matahari, bagai orang sakit yang
lezatnya air ia pungkiri.
105. Wahai manusia terbaik yang dituju pekarangannya, berjalan atau menunggangi
unta yang cepat larinya.
106. Wahai Nabi yang jadi pertanda bagi pencari kebenaran, yang jadi karunia
terbesar bagi pencari nikmat Tuhan.
107. Malam itu kau berjalan dari masjidil Haram ke Al-Aqsha, bagai purnama yang
bergerak dimalam gulita.
108. Kau terus saja meninggi hingga sampai tempat terdekat, yang tak seorang pun
mencapai atau mengharap.
109. Para nabi mendahulukan berdiri didepan, tak ubahnya penghormatan pelayan
kepada sang Tuan.
110. Kau terobos tujuh lapis langit bersama mereka, dalam barisan malaikat kaulah
pemimpin mereka.
111. Hingga tak satu pun puncak pun tersisa bagi pengejarmu, tak sederajat pun bagi
pencari kemuliaan tersisa olehmu.
112. Karena keluhuranmu, derajat mereka rendah semua, ketika kau diseru bagi
pemimpin tunggal yang mulia.
113. Agar kau peroleh hubungan khusus yang terselubungkan, juga rahasia yang
senantiasa tersimpan.
114. Kau beroleh kebanggaan yang tak terbagi, kau lewat setiap derajat tanpa
seorangpun menyaingi.
115. Sungguh agung derajat yang kau dapat, sungguh jarang nikmat yang kepadamu
telah diberikan.
116. Kabar gembira wahai umat Islam bagi kita tiang kokoh, yang dengan inaya Allah,
tak akan roboh.
117. Ketika Allah juluki ia rasul termulia karena sangat taat, ia rasul termulia maka
jadilah kita sebaik-baik umat.
118. Berita kenabian membuat musuh takut dan gundah, bak lolongan serigala yang
takutkan kambing lengah.
119. Tak henti ia lawan para musuh di medan perang pertempuran, hingga mereka
bagai daging terserak di atas meja jamuan.
120. Mereka ingi lari dan mati saja bak kawan yang terkapar, mati mengelepar
dikoyak elang dan burung Nasar.
121. Siang malam berlalu tanpa mereka kenal waktu, hingga tiba bulan terlarang
ketika nabi hentikan perang.
122. Islam dating bagai tamu yang singgah dipekarangan, yang sangat
inginmembunuh musuh-musuh Islam.
123. Ia bawa lautan pasukan diatas kuda yang meluncur, membawa para gagah
berani bagai ombak yang berdebur.
124. Mereka pejuang yang mengharap syahid dan surge Allah, menyerang untuk
membasmi dan memusnahkan kekafiran.
125. Sehinnga berkat mereka Islam yang semua tak dikenal menjadi tersohor dalam
jalinan kekrabatan yang kental.
126. Karena keperkasaan mereka hati musuh takut dan gelisah. Apakah bedanya
anak domba dan si pemberani gagah.
127. Mereka kokoh bagai gunung (kalau tidak percaya) maka tanyakan pada musuh-
musuh mereka tentang keberadaan mereka saat dimedan perang.
128. Dan tanyakan pada saat perang Hunaian, perang Badar dan perang Uhud yaitu
saat orang-orang kafir panen kematian yang lebih ganas dari pada wabah
Tha’un.
129. Mereka kembali dengan pedang berlumur darah orang-orang kafir yang masih
muda, hitam rambutnya mati dalam peperangan.
130. Dan ibarat penulis yang menulis dengan tombak khot mereka , yang tak
tertinggal satu titik pun dari huruf yabg bertitik (suatu ibarat bagi orang-orang
kafir yang semuanya kena luka)
131. Mereka adalah orang yang menajamkan senjata sebagai tanda untuk
membedakan mereka dengan orang-orang kafir. Kembang mawar pun berbeda
dengan kayu salam sebab ada tandanya.
132. Semerbak kemenangan yang tertiup angin, kau kira wanginya mawar dari
taman.
133. Ketabahan dan kekokohan itu bagaikan pepohonan yang hidup diatas tanah
yang tinggi.
134. Sehinnga musuh menjadi ketakutan dan kebingungan, mereka tak bisa
membedakan cempe dan pahlawan sejati.
135. Siapa saja yang bersama Rasulullah beroleh kemenangan, singa di rimba bila
menemuinya akan diam gemetaran.
136. Takkan kau lihat sahabat nabi yang tak menang, tak aka nada musuh nabi yang
tak jadi pecundang.
137. Ia tempatkan umatnya dalam benteng agama, bagai singa yang tinggal dihutan
bersama anaknya.
138. Seringkali Al Qur’an menjatuhkan para pendebat, sering kali dalil-dalil Al Qur’an
kalahkan musuh Muhammad.
139. Cukup sebagai mukjizat, Nabi berilmu padahal buta huruf, dizaman jahiliyah,
Nabi terdidik tanpa pengasuh.
140. Kupuji nabi dengan pujian agar dosaku diampunkan, karena umurku habis
untuk bersyair dan pengabdian.
141. Keduanya mengalungiku dosa yang menakutkan, seakan hewan sembelihan
yang siap dikorbankan.
142. Kuturuti godaan masa muda untuk bersyair dan mengabdi, tiada satu pun
kudapat kecuali dosa dan sesal diri.
143. Alangkah ruginya jiwaku dalam perniagaanya, tak pernah membeli dan
menawar agama dengan dunia.
144. Barang siapa menjual akhirat untuk dunia sesaat, jelas ia tertipu dalam setiap
jual beli yang diakad.
145. Jika kuperbuat dosa, janjiku pada nabi tidakkah gugur, juga tali hubunganku
dengannya tidaklah terputus.
146. Namaku juga Muhammad (Bushiri) jaminanku buat Nabi, dialah sebaik-baiknya
manusia yang tepati janji.
147. Jika kelak diakhirat ia tak sudi menolongku, maka alangkah rugi dan celakanya
diriku.
148. Tapi mustahil ia tolak para peminta syafaatnya, atau peminta perlindungannya
pulang dengan sia-sia.
149. Semenjak kuwajibkan diriku untuk memberinya pujian, kudapatkan Nabi sebaik-
baik pemberi pertolongan.
150. Pemberianya tak luputkan seorang pu pemintanya, karena hujan mengguyur
bunga dibukit secara merata.
151. Dengan pujian ini tidaklah kuinginkan gemerlap dunia, seperti yang Zuhair
minta ketika ia puji Raja Haram
152. Juga keluarga para sahabat, para sahabat dan pengikut Nabi , merekalah ahli
Taqwa nan lembut hati, dermawan nan suci
153. Selama angin timur mendoyongkan dahan pohon Ban, selama sang gembala
senangkan onta dengan nyanyian.
154. Wahai manusia termulia, tiada seorang pun di hari kiamat, tempat aku
berlindung kecuali dirimu.
155. Kebesaranmu takkn berkurang karena aku minta, Allah saja bersifat penyiksa
kepada para pendosa.
156. Dunia dan akhirat adalah sebagai kebaikan mu, ilmu lauhil Mahfud dan catatan
amal sebagai ilmumu.
157. Wahai jiwa, janganlah berputus asa karena dosamu besar, sebab dalam
ampunannya, dosa besar jadi kecil.
158. Semoga rahmat Allah yang dibagi kepada hambanya, terbagi pada tiap hamba
sebesar dosa dan durhakanya.
159. Ya Allah, jadikanlah harapanku pada-Mu tiada berganti, jadikanlah keyakinanku
pada MU tak terputus-putusnya.
160. Kasihanilah hambamu ini didunia akherat, kesabarannya akan hancur bila dating
bencana berat.
161. Perkenankan awan shalawat-MU yang tak terbatas, untuk curahkan kepadanya
bagai hujan yang deras.

Anda mungkin juga menyukai